Mimpi Buruk Atau Pertanda

Kakek Ruwo menceritakan ketika dia sampai di hotel darah sudah mengalir di mana-mana. Dia melihat Jaelani sudah memangku seorang perempuan yang diketahui itu adalah istrinya sendiri yang ikut menjadi korban.

Pak Juan berdiam patung menatap keatas entah dia melihat apa. Tetapi tidak lama Pak Bisma keluar dan berlari ke arah Pak Juan membisikkan sesuatu.

Bukan Kurnia yang aku bawa pergi melainkan anak Jaelani yang putus asa dan akan bunuh diri.

Meski begitu aku tetap gagal menyelamatkannya karena Pak Bisma yang menghalangi langkahku.

Dia mengambil anak Jaelani dijadikan ancaman agar Jaelani mau mengakui semua insiden ini sebagai ulahnya.

Sampai hari ini Kakek Ruwo tidak mengetahui pasti siapa yang membantai pengunjung hotel.

Sebab dia sendiri secara diam-diam sudah mengembalikan Iblis bertanduk dua kedalam kendi jiwa.

Menurut Kakek Ruwo bisa jadi yang melakukan semua ini adalah Jasmine sendiri lalu dia bunuh diri.

Jasmine ditemukan meninggal keesokan harinya dengan gantung diri di kamarnya. Mbak Tati orang pertama yang menemukan keponakannya tersebut.

Aku bingung akan mempercayai siapa. Jadi aku memilih untuk pulang lagi ke hotel.

Rencana pertamaku adalah menyelidiki kembali gudang daging milik Kakek Ruwo.

Menjelang sore aku sampai di hotel. Mas Bagas tidak ada di kamar. Mbak Tati dan Pak Bisma sudah pulang.

Kucari kemanapun aku tidak dapat menemukan Mas Bagas.Akhirnya aku menemukan Mas Bagas di samping halaman hotel.

Sengaja aku melangkah perlahan untuk mengagetkannya tetapi aku malah mendengar sesuatu yang harusnya tidak pernah aku ketahui.

Mas Bagas bercerita di telepon dengan seseorang dia sedang membicarakan bagaimana cara mengalihkan kepemilikan properti.

Tentu saja satu-satunya properti yang kami miliki saat ini adalah hotel ini.

Aku membatin sejenak, Mas Bagas sudah tega membuat aku keguguran dia juga secara sengaja ingin menguasai hotel ini.

Mulai saat ini perasaanku seolah di injak dengan sangat kasar oleh suamiku sendiri.

Mas Bagas sepertinya menyadari keberadaanku, aku langsung bersembunyi dibalik pot bunga yang cukup besar.

Orang pertama yang masuk dalam list kejahatan di benakku adalah Mas Bagas. Diam-diam dia ingin menguasai hotel ini.

Aku hanya menahan diri sebelum semuanya terbukti aku akan berlagak tidak mengetahui apapun.

Ketika malam situasi di hotel tidaklah berubah masih dipenuhi oleh para Arwah yang masih terjebak di sini. Entah urusan apa yang belum mereka selesaikan.

Mas Bagas saat ini sibuk dengan laptop di hadapannya. Sedangkan aku memilih bermain ponsel.

Sudah sangat lama aku tidak menghabiskan waktu dengan scrool media sosial.

Tak lama dari itu setelah bosan aku memilih tidur sedangkan Mas Bagas terus fokus entah apa yang dia kerjakan.

Mas Bagas yang melihat aku sudah tertidur, tepatnya pura-pura tidur langsung menarik selimut menutupi tubuhku dan mengecup mesra keningku.

Mas Bagas sangat lembut dan sangat penyayang tetapi dia sendiri yang membunuh anaknya dengan menggunakan kedua tangannya.

Bahkan dia ingin menghancurkan hidup istrinya sendiri.

Semakin lama semakin dalam aku tertidur.

Aku terbangun dalam keadaan terikat. Kedua tangan dan kakiku di ikat rantai besi yang panas.

Rasanya sangat perih dan meyakitkan. Aku terus berteriak.

Tidak ada yang datang menolong hanya kesepian dan kegelapan di dalam hutan.

Entah mengapa aku kembali lagi ke dalam hutan yang berduri ini.

Apakah ini sebuah petunjuk atau apa. Aku tidak mengerti apa yang terjadi.

Tidak lama dari itu suara langkah kaki membuatku tertegun.

"Pak Bisma"

"Syukurlah."

Aku menghela nafas lega karena yang datang adalah Pak Bisma.

Berkali-kali aku memohon dengan suara menyedihkanku namun Pak Bisma tidak juga membantu.

Pak Bisma malah terlihat memegang badik yang ketajamannya bisa aku lihat dari kegelapan.

Pak Bisma memainkan badik di pipiku. Dengan sengaja dia menggores tipis ke pipiku. Rasanya perih sekali.

Semakin lama Pak Bisma semakin menakutkan dia menikmati teriakan memilukan dan rasa sakitku. Dia tertawa dengan sangat puas.

Ketakutan membuat alam sadarku mulai bereaksi. Aku mulai menggigo dan meminta tolong. Mas Bagas yang belum tidur.

Membantu membangunkankan. Sedangkan disini Pak Bisma semakin nekat mengarahkan badiknya sekali lagi hingga menancap di pahaku.

"Arghhhhh.. "

Bersamaan dengan teriakanku aku berhasil keluar dari mimpi buruk tadi.

Mas Bagas sangat cemas melihatku berkeringat dan begitu ketakutan.

Dia mengambilkan segelas air dan ku minum sekali teguk.

Aku hanya bercerita bahwa mimpi buruk bertemu ular.

Padahal ini jauh lebih buruk dari pada bertemu siluman ular.

Mas Bagas memintaku tidur kembali dan kali ini dia akan menemaniku.

Setelah itu aku tidur dengan sangat nyaman dalam pelukan Mas Bagas.

...----------------...

Pagi-pagi sekali Mas Bagas sudah berpamitan denganku dia akan mengantar Kakek Ruwo ke kampung sebelah menjemput temanya.

Kesempatan yang sangat bagus jadi aku langsung mengiyakan izin dari Mas Bagas.

Jam 8 pagi mereka sudah berangkat jadi aku juga bergegas pergi ke gudang tua milik Kakek Ruwo.

Sepanjang jalan aku masih memikirkan mimpi tadi malam. Rasanya sangat nyata terhadap sosok Pak Bisma.

Butuh waktu lebih cepat uuntuk sampai di gudang Kakek Ruwo.

Aku mengintip lewat celah-celah. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

Gudang ini hanya menyimpan stok gandum dan makanan sapi.

Sepertinya aku salah paham dengan Kakek Ruwo.

Saat aku akan pergi, aku malah melihat ruangan kecil disamping gudang.

Rasa penasaran menarik aku pergi disana. Meskipun terkesan tidak sopan. Namun aku tidak mungkin membiarkan rasa penasaran membuatku stres.

Ruangan ini membawa aku ke ruang terbuka yang luas. Saat aku menikmati udara segar disini.

Tumbuhan berduri menarik perhatianku. Mataku memutar disini, aku bisa mengingat dengan jelas. Tempat yang sudah dua kali hadir dalam mimpiku adalah disini.

Tidak mungkin aku ingin kembali pulang jika tidak memperoleh informasi yang aku butuhkan.

Suara seorang wanita yang meringis terdengar tidak jauh dari tempatku berdiri saat ini.

Aku mengikuti tangis itu dan terhenti disebuah ruangan kecil ukuran 3×3 meter.

Meskipun terkunci tetapi aku menggunakan jepit rambut untuk memutar kunci dan akhirnya berhasil.

Saat membukanya betapa terkejutnya melihat ruangan yang lengkap dengan alat-alat tajam dan perempuan yang terbaring diatas meja.

Tubuhnya dipenuhi oleh darah bahkan wajahnya sudah tidak bisa dikenali dengan baik.

Tanpa fikir panjang aku membantu melepaskan ikatan gadis tersebut. Sayangnya suara aneh yang berat mencegahku.

Tubuh gadis ini bergetar hebat dia sangat ketakutan. Aku hanya bisa membaca ayat kursi sebagai pelindung dan sebenar-benarnya penjaga adalah Allah.

Aku berhasil keluar dari penjara itu dan membawa wanita ini ikut bersamaku.

Luka wanita ini sudah sangat parah jadi aku lama membawanya ke rumah sakit. Saat mendengar dia berbicara pelan aku sadar jika wanita ini adalah wanita yang pernah aku temui di toko daging.

Belum terjawab satu teka-teki malah bertambah lagi dengan masalah gadis ini. Aku berjanji padanya akan menjaga dia dengan baik.

Dari semenjak hari ini aku yakin mimpi yang hadir bukan sekedar hiasan ketika tertidur tetapi bisa juga sebagai sumber penglihatan untu sesuatu yang sebelum dan setelah terjadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!