Sesampainya di kamar Mas Bagas memilih langsung ke loteng untuk menyegarkan tubuhnya yang kelelahan mengemudi. Sedangkan aku memilih untuk mandi.
Padahal Bagas sangat ingin menyelidiki kehidupan Pak Bisma dan Mbak Tati. Tetapi waktu sudah hampir malam, Bagas takut meninggalkan Laras sendirian. Bagas memilih ingin mengawasi Mbak Hartati dan Pak Bisma yang pasti sebentar lagi akan pulang karena jam sudah menunjukkan pukul17:25. Dia melangkah perlahan, namun langkahnya tertahan karena aku yang keluar dari kamar mandi.
...----------------...
"Mas mau kemana? "
Mas Bagas terlihat sangat serius dan membuatku memicingkan mata kearahnya.
Dia yang terciduk mengendap-endap akan keluar kamarpun tidak punya pilihan lain selain menceritakan semuanya.
"Tunggu Mas, aku pake baju dulu. "
"Kamu gak perlu ikut sayang, ini hanya sebentar. "
"Nanti aku ceritain. "
Mas Bagas juga bawa-bawa kondisi aku yang sedang hamil saat ini. Membuatku tak bisa mengelak dan akhirnya setuju untuk tinggal diam di kamar. Mas Bagas akhirnya pergi keluar. Aku hanya bisa menunggu dia kembali dengan segera.
Sudah 30 menit Mas Bagas tidak juga kembali membuatku sangat cemas dan merasa heran. Aku memilih untuk mengecek sendiri. Mas Bagas tidak dapat aku temukan di managing sedangkan waktu juga sudah malam. Suasana hotel sedikit demi sedikit mulai berubah perlahan.
Lampu-lampu hotel menyala otomatis secara perlahan, suara-suara musik di pelataran mengubah suasan malam. Aku memilih turun untuk memastikan. Aku duduk diantara beberapa orang yang sedang menunggu. Setelah beberapa saat orang-orang semakin ramai, suasana ini berhasil menyihir diriku dalam kemeriahan dan kemewahan. Disini aku tidak jugs melihat keberadaan Mas Bagas. Anak jahil yang tempo hari menggangguku,. melihat aku sendirian dia langsung duduk disampingku.
"Tante gak boleh kesini. " Ucapnya dengan suara di pelankan.
"Kenapa? " Tanyaku heran.
"Disini bukan tempatnya Tante. "
Aku masih menganggap anak ini sebagai gadis yang jahil meskipun raut wajahnya serius sekalipun, aku tidak ingin memperdulikannya.
"Kenapa bukan tempat Tante sih, ini hotel aku loh. " Jawabku dengan sedikit mengangkat bahu.
"Aku hanya ingin Tante sehat terus, jangan bernasib buruk karena disini terus. "
Suara musik yang tadinya tenang, langsung berubah lebih cepat, dan orang-orang menari dengan kaki yang bergerik aneh.
"Lari." Ucap anak itu dengan berteriak, membuatku sangat terkejut. Aku langsung bergerak untuk menjauh dari sini. Tetapi dengan cepat beberapa orang mengunci pergerakanku.
Orang-orang yang tadinya terlihat sangat memukau sekarang berubah 100%. Ada yang kepalanya berdarah, kakinya melayang, tidak punya mata, bahkan ada yang perutnya berlubang, aku bisa melihat jelas usus menjuntai turun. YaAllah, mereka semua hantu.
Aku hanya bisa terus berdoa dan memohon bantuan dari Allah. Juga memanggil Mas Bagas. Hantu-hantu ini terus mendekatiku dengan wajah menyeramkan. Tiba-tiba suara perempuan menghentikan semuanya.
"Bubar." Bentaknya yang membuat semua hamtu langsung menghilang begitu saja.
Aku melihat kedatangan gadis yang pernah berdansa dengan Mas Bagas itu datang, semua hantu sangat hormat kepadanya padahal dia terlihat jauh lebih muda. Perempuan itu mengaku mempunyai ilmu spiritual yang kuat.
...----------------...
Dia memperkenal namanya sebagai Jasmine, kami mengobrol dan memafaatkan waktu bekeliling di hotel. Malam ini tidak lagi sunyi karena kehadiran Jasmine sebagai teman. Dari pertemanan ini juga aku tahu bahwa perempuan cantik itu tidaklah buruk, aku tidak perlu insecure lagi. Tidak lupa aku juga meminta maaf karena telah menjudgenya dulu karena berdansa dengan Mas Bagas. Jasmine juga membantuku mencari Mas Bagas. Lama kami berkeliling tetapi Mas Bagas juga tidak bisa aku temukan. Aku hanya bisa kembali ke kamar dengan hampa. Sebelum. berpisah Jasmine memintaku mempercayai satu hal bahwa manusia serakah jauh menakutkan dari pada apapun karena manusia serakah akan menghalalkan banyak cara mendapatkan yang dia inginkan. Aku mendengarkan perkataan Jasmine seperti angin lalu.
Aku menunggu Mas Bagas semalaman sampai tertidur di kursi yang membuat belakang leherku terasa kaku.
"Sudah pagi rupanya. "
Aku buru-buru bangkit untuk mencari Mas Bagas namun belum juga ada tanda-tanda keberadaan Mas Bagas. Ulah Mas Bagas benar-benar membuatku gila. Setelah mandi dan merapikan diri aku langsung turun kebawah menyapa pak Bisma dan Mbak Tati dengan ramah, namun keduanya terlihat menyembunyikan sesuatu.
Aku orangnya suka penasaran dan memaksa jadi aku meminta Pak Bisma dan Mbak Tati untuk jujur.
Pak Bisma kemudian menceritakan tentang Mas Bagas yang tadi malam mengikuti mereka berdua sampai kerumah. Kemudian Mas Bagas pergi tetapi Mbak Tati merasa aneh jadi mereka berdua mengikuti Mas Bagas. Pak Bisma dengan yakin mengatakan Mas Bagas mereka lihat memasuki hotel. Jadi mereka merasa tenang, tetapi pagi ini aku malah mencari keberadaan suamiku tersebut yang entah kemana, aku juga menceritakan telah mencarinya dari tadi malam. Tetapi tidak kunjung ada hasil. sontak raut wajah Mbak Tati dan Pak Bisma menjadi tidak biasa. Tetapi aku memilih untuk mengabaikannya saja.
Kami bertiga mencari Mas Bagas ke semua ruangan, sayang sekali hotel sebesar ini tidak mempunyai CCTV, jadi benar-benar melelahkan. Baru mengelilingi 10 kamar Mbak Tati sudah memintaku istirahat, beliau takut terjadi apa-apa dengan kandunganku. Namun perkataan Mbak Tati membuatku ngeri.
"Dijaga kandungannya bu, karena bakal bayi di rahim seorang ibu adalah incaran empuk arwah. " Ucapnya tersenyum miring menambah kesan menakutkan saja.
Aku hanya bisa mengiyakan dan duduk selonjoran di ruang tengah.
...----------------...
suara pintu terbuka punggung kaki yang tidak asing bagiku muncul melalui pintu.
"Mas Bagas... " Aku bangkit dan bergegas memeluk Mas Bagas dengan hangat.
"Mas Bagas dari mana saja. "
Mas Bagas hanya tersenyum, tubuhnya begitu dingin dan membuatku sedikit tidak nyaman.
Mas Bagas membelai lembut kepalaku, dan mencium keningku. Dia lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Mas Bagas... " Teriakku memanggil nama suamiku tercinta.
"Bu.. Ibu kenapa? "
Suara seseorang mengagetkanku.
"Kamu siapa? " Tanyaku heran.
"Aku Rama Bu. "
"Kamu siapa? "
"Aku keponakan Mbak Tati. " Ucapnya menjelaskan.
Kehadiran orang asing tentu saja membuatku kaget.
Mbak Tati dan Pak Bisma yang mendengar teriakanku datang dengan panik.
Rama kemudian menjelaskan bahwa aku tertidur dan bermimpi buruk. Rasanya mimpi tadi sangat nyata.
"Kalian sudah menemukan Mas Bagas. " Tanyaku tak sabaran.
Mereka berdua hanya menjawab dengan gelengan kepala yang membuatku menangis histeris, mungkin karena sedang hamil jadi aku sangat sensitif.
"Ohiya Bu, ini Rama yang akan membantu mencari Mas Bagas malam ini. "
"Mengapa harus malam ini, aku butuh suamiku sekarang. " Ucapku penuh penekanan.
Dalam hati aku juga bergumam bagaimana bisa pemuda yang masih belasan tahun ini bisa menemukan Mas Bagas.
Aku meminta untuk. menghubungi polisi saja tetapi kata Pak. Bisma prosedurnya akan jauh lebih lama. Aku juga meminta Mas Bagas dicari sekarang tetapi Rama beralasan tidak bisa melakukannya jika cahaya masih mengikat bayangan. Aku tidak paham dan tidak ingin paham, yang sekarang aku pahami adalah aku merindukan Mas Bagas disisiku.
...----------------...
Malam akhirnya datang, Pak Bisma dan Mbak Tati sudah pulang, mereka tidak bisa tetap berada di hotel meskipun aku sudah mendesak untuk mengatakan alasannya mereka menolak untuk. menjawab.
Malam harinya Rama menyapa Jasmine dengan akrab. Mereka juga bercerita sebentar lalu kami berpisah karena Jasmine yang akan turun kebawah.
Rama melakukan ritual aneh, dia menyebar banyak bunga di dalam kamarku.
Tidak lama suara ketukan pintu yang sangat keras membuatku sangat kaget.
"Jangan dibuka, biarkan saja. " Ucapnya. Bagaimana bisa remaja belasan tahun melakukan ritual seperti seorang dukun berpengalaman.
"Gawat..... "
"Suami Ibu dalam bahaya. "
Rama berlari cepat ke lantai 5, aku tergopoh-gopoh mengejarnya menaiki tangga.
Aku sangat panik saat ini, bagaimana jika Mas Bagas meninggalkanku sendirian. Aku mengikuti arah langkah Rama sembari menangis dalam hati aku terus mengatakan "Mas Bagas baik-baik saja. " Hanya itu kepercayaan hati yang bisa ku pegang sebagai doa saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments