Kakek Ruwo meminta banyak hal yang aneh-aneh. Aku paham betul percaya hal-hal seperti ini sama saja dengan menyekutukan Allah yang Maha Esa. Tetapi aku tidak punya pilihan lain. Aku hanya ingin menyelamatkan Mas Bagas saat ini.
Kakek Ruwo kemudian meminta kami fokus dan mengatakan semua syarat-syaratnya.
"Ayam putih yang berpasangan. "
"Bawang putih tunggal"
"Bunga tiga jenis"
"Air dari tujuh sumber mata air"
"Rambut Mas Bagas 11 helai"
"Garam halus dari laut sebelum kering"
"Dan terakhir darah ayam satu gelas"
Semua syarat yang di minta oleh Kakek Ruwo harus segera di siapkan agar malam ini juga ritual bisa segera di laksanakan.
Akan tetapi dengan syarat yang sangat banyak rasanya tidak bisa di siapkan dalam waktu tersisa 5 jam lagi.
Dengan banyak pertimbangan aku meminta Pak Bisma mengumpulkan warga dan membuat kesepakatan harga dari setiap orang yang bisa menemukan satu dari syarat yang diajukan.
Satu syarat yang dibawa maka akan di beri 5 juta rupiah.
Banyak warga desa yang berkumpul dan tergiur setelah mendengar iming-iming hadiah.
Dengan cepat syarat-syarat diatas terkumpul dan begitu saja aku kehilangan puluhan juta malam ini dengan mengambil keuntungan hotel.
Meskipun Mbak Tati sudah melarang namun aku tidak punya pilihan lain, aku juga tidak punya uang untuk membayar pada apa yang sudah aku janjikan.
Tepat jam 10 malam, Kakek Ruwo bersiap dengan semua sesajen yang sudah disiapkan. Mas Bagas di ikat dengan tali di kedua tangan dan kakinya. Lalu di biarkan berbaring di dalam lingkaran garam.
Sedangkan aku juga diminta duduk bersila di lingkaran garam lainnya dengan diminta memakai pakaian serba putih.
Kakek Ruwo mengatakan kepadaku agar tidak bergerak keluar dari lingkaran apapun yang terjadi. Aku hanya bisa mengangguk sebagai tanda setuju.
Kemudian beliau berdiri dan mengoleskan darah ayam di luar lingkaran garam padaku dan Mas Bagas.
Beliau juga menyiapkan sesajen lainnya di hadapannya lengkap dengan aroma dupa yang sangat kuat.
Lilin yang menyala dan remang-remang kesunyian menambah ketakutan diantara kami.
Pak Bisma dan Mbak Tati duduk di belakang Kakek Ruwo begitu juga dengan asistennya.
Tanpa adanya cahaya lampu hanya ada bias lilin dan cahaya terpantul bulan yang berwarna merah diatas cawan berisi 7 mata air.
Kakek Ruwo melanjutkan ritualnya dengan memintaku duduk bersila dan mengikuti mantra yang dia ucapkan.
Semua mantra yang dia ucapkan berhubungan dengan pemanggilan Iblis lebih spesifik tentang arwah.
"Kepada Iblis yang mempunyai kekuatan luar biasa dan musuh bagi Nabi Adam "
"Aku memanggil mu hadir di tengah-tengah kami"
"Aku memanggilmu arwah yang melekat di dunia dan tersesat dalam ruang dan waktu"
"Aku memanggil mu arwah penasaran yang jahat. Aku memanggilmu"
"Datanglah Jasmine... "
"Datanglah kami memanggilmu"
Aku hanya bisa menyimak dan mengikuti semua kata yang keluar dari mulutnya secara ringan.
Tanpa henti aku tetap beristighfar dalam hati. Aku tetap saja takut kepada Tuhanku karena hal ini.
Jendela langsung terbuka dan angin bertiup kencang membuat semua lilin yang menyala padam seketika.
Udara dingin meniup tubuh siapa saja yang ada didalam ruangan. Suara langkah kaki pelan-pelan mendekat.
Sosok bergaun merah muncul di kegelapan. Tubuhnya penuh noda darah dan terisak-isak menyeramkan.
Mbak Tati dan Pak Bisma saling berpegangan untuk menguatkan sedangkan para asisten Kakek Ruwo nampak sudah sangat terbiasa melihat penampakan seperti itu.
Mas Bagas yang terikat tali bangkit dan mencoba melepaskan ikatan di tangannya.
"Nilam.. "
"Nilam"
Dia menatap kearah Jasmine dengan terus memanggil nama Nilam. Entah siapa sosok Nilam yang dimaksudkan oleh Mas Bagas.
Jasmine melangkah maju bersamaan dengan itu barang-barang dalam ruangan mulai berjatuhan dan menyerang ke penjuru. Mbak Tati, Pak Bisma, dan Para asisten Kakek Ruwo tak luput dari serangannya.
Mereka tidak punya pilihan lain selain berlari keluar menyelamatkan diri. Tersisa kami bertiga yang berada di dalam ruangan ini.
Jasmine sudah melayang ke udara, tawanya memekik menyudutkan telinga. Setiap inci gelombang suaranya berhasil merobohkan keberanian dalam diriku.
Tangan yang bertaring menempel di leher Kakek Ruwo dalam sekejap. Tawa kembali menggema. Dan tubuhnya terangkat hingga keatas dan terjatuh lagi bawah.
Teriakan demi teriakan mendesak masuk ke pendengaranku. Kepalaku langsung terasa sangat berat dan ketika kembali tersadar. Aku sudah berada didalam hutan yang lebat.
Gelap sekali disini hanya ada pohon-pohon yang tinggi. Aku bisa melihat jelas seorang perempuan berlari masuk kedalam hotel dengan di kejar sekelompok orang. Tetapi itu bukan Jasmine.
Dia terus berteriak minta tolong, namun tidak ada siapapun yang ada disana.
Salah satu yang mengejar perempuan itu adalah Kakek Ruwo.
Sekejap aku melihat perempuan itu di cekik sampai mati dan ditanam dalam tembok. Tetapi itu bukan Jasmine. Wajahnya berbeda.
Sosok hitam langsung menarik kakiku diatas rerumputan yang berduri tajam. Rasanya sakit sekali.
"Tolong... "
"Tolong.. "
Tepat ketika bayangan hitam bersiap menyeretku lebih jauh. Aku kembali ditarik oleh suara yang memanggilku kembali.
Ternyata hanya alam bawah sadar. Aku masih berada di dalam lingkaran garam. Dan Mas Bagas yang membangunkanku.
Dia memapahku untuk bangkit, tetapi aku juga ingat pesan Kakek Ruwo untuk tidak pernah keluar dari lingkaran garam.
Mas Bagas terus saja membujuk untuk keluar karena dia ingin mengajakku pulang segera ke kota.
Aku hanya bisa mematuhi Mas Bagas apalagi aku ingin segera kembali dan keluar dari desa ini.
Segera aku berjalan keluar dari lingkaran garam. Tepat setelah itu tangan hitam langsung menarik rambutku hingga tersungkur di tembok.
Mas Bagas tidak lagi terlihat di depanku. Sial aku terkecoh oleh Iblis.
Mas Bagas masih berada di dalam lingkaran garam, Kakek Ruwo berjuang dengan tali yang melingkar di lehernya. Suara teriakan Mbak Tati juga menggema di luar ruangan.
Belum hilang rasa sakit di kepalaku, kembali kakiku di tarik hingga terbentur di sisi meja rias.
Bersamaan dengan itu ditengah kegelapan jatuh buku diary dari dalam meja rias.
Aku dengan kelagapan mengambil buku itu kedalam bajuku.
Akhirnya setelah malam yang penuh ketakutan dan rintihan. Kakek Ruwo berhasil mengusir Jasmine dengan mantranya dan dibantu oleh Mas Bagas yang di intruksikan melemparkan garam dan bawang tunggal kearah Jasmine.
Kakek Ruwo ambruk ke tanah dan kami memapah beliau keluar. Betapa terkejutnya kami. Saat keluar dari ruangan sudah terkapar tiga mayat asisten Kakek Ruwo diatas lantai yang berhenti bernafas.
Pak Bisma dan Mbak Tati juga pingsan. Aku dan Mas Bagas hanya bisa terdiam dengan semua yang terjadi.
Kakek Ruwo bersimpuh di hadapan ketiga asistennya, ternyata salah satunya adalah anaknya sendiri. Yaitu orang yang biasa menjaga di toko daging.
Warga desa mulai berdatangan dan saling membantu. Polisi juga datang ke TKP tanpa banyak tanya langsung mengurus mayat dan berlalu begitu saja.
Tidak ada introgasi ataupun hal-hal sebagai formalitas. Semua orang berlalu begitu saja.
Sayup-sayup ku dengar dari para warga yang berbisik-bisik.
"Ini pasti karena ada orang asing yang menganggu arwah di hotel terkutuk itu. "
Lambat tapi pasti semua hal terjadi belakangan ini membuatku merasa sangat tidak nyaman.
Syukurnya Mas Bagas kembali pulih, tapi menakutkannya ada juga yang kehilangan nyawa.
Aku hanya bisa ikut dan tinggal sementara dirumah Kakek Ruwo begitu juga Mas Bagas, Mbak Tati dan Pak Bisma yang sudah siuman.
Sesampainya di rumah Kakek Ruwo kami di persilahkan untuk istirahat dahulu. Kakek Ruwo akan meditasi untuk menyembuhkan lukanya.
Entah mengapa aku kembali teringat tentang tulisan kemarin.
"Jangan percaya siapapun. "
Semua orang terasa sangat mencurigakan termasuk suamiku sendiri. Aku akan mulai mencari tahu kebenarannya sendiri dengan buku diary yang aku bawa bersamaku saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments