Mas Bagas tidur terpisah denganku karena masih harus dijaga sedangkan tubuhku masih sangat lemah rasanya. Jadi Mas Bagas dijaga oleh Pak Bisma.
Malam yang panjang dan penuh duka berlalu begitu saja.
Pagi-pagi sekali Mbak Tati sudah sibuk di dapur Kakek Ruwo. Aku mengintip dibalik jendela Kakek Ruwo terlihat duduk di halaman dan memeluk foto anaknya.
Beliau terlihat sangat terpukul dan kesakitan. Dibalik tua rentanya ada luka yang menyayat pelan-pelan hatinya saat ini.
Aku berinisiatif membantu Mbak Tati jadi ke dapur meskipun hanya sekedar memotong sayuran.
Dari Mbak Tati aku mengetahui bahwa Kakek Ruwo merupakan tetua yang sangat di hormati di tempat ini. Dia mempunyai dua orang anak.
Tetapi istrinya meninggalkan dirinya dengan membawa anak keduanya. Sedangkan anak pertamanya yang bernama Parman ikut tinggal dengannya. Parman itulah yang meninggal tadi malam.
Aku penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi tadi malam. Tetapi Mbak Tati menjelaskan bahwa semua ini adalah ulah iblis yang merasuki salah satu temannya dan membunuh secara brutal lalu bunuh diri.
Aku yang mendengar semua cerita Mbak Tati menjadi tertegun karena kenapa bisa Mbak Tati dan Pak Bisma yang juga berada di tempat yang sama tidak terluka sedikit pun.
Bisa jadi yang melakukan semua pembunuhan ini adalah Mbak Tati dan Pak Bisma. Atau bisa jadi salah satunya.
Apa mungkin Mas Bagas? Tetapi sangat tidak mungkin karena Mas Bagas berada dalam lingkaran. Namun Mas Bagas juga sempat tidak terlihat olehku. Namun Mas Bagas tidak mempunyai motif apapun.
Terlebih Kakek Ruwo tidak ada satupun yang mungkin tega membunuh anaknya sendiri.
"Bu kenapa malah melamun sampai tangannya berdarah begitu. "
Mbak Tati begitu cemas dan buru-buru berlari kearahku.
Aku sangat terkejut ternyata dari tadi aku melamun hingga mengiris tanganku sendiri.
"Bodoh sekali. " Umpatku kepada diri sendiri.
Mbak Tati membantu membalut lukaku dengan terus mengomeliku. Aku yang sangat merindukan sosok ibu perasaanku dibuat hangat olehnya.
Bagaimana mungkin aku mencurigai perempuan selembut Mbak Tati.
Semua ini pasti ulah Jasmine itu yang benar-benar jahat. Bisa jadi penglihatan yang dia perlihatkan kepadaku hanya untuk mengecoh saja.
"Sayang kenapa tangannya di balut kain begitu? "
Mas Bagas melirik kearah jari tanganku yang dibalut kain oleh Mbak Tati tadi.
"Itu Mas, Ibu tadi tidak hati-hati dan malah ngiris tangannya sendiri. "
Aku hanya terkekeh kecil mendengar Mbak Tati menjelaskan kepada Mas Bagas.
Mas Bagas menatapku dengan penuh kasih dan memintaku untuk lebih hati-hati.
Bisa-bisanya aku mencurigai suamiku sendiri yang sangat mencintaiku selama ini.
Tak lama Pak Bisma dan Kakek Ruwo bergabung dengan kami dan sarapan bersama.
Semuanya bercerita sangat akrab dan penuh rasa kekeluargaan.
Meski begitu Kakek Ruwo kembali menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Pak Bisma angkat bicara jika awalnya ketika mereka keluar ada sosok wanita yang menakutkan dan mengejar mereka semua.
Lalu semuanya terpisah, ketika Pak Bisma bersembunyi dia merasakan ada seseorang yang memukul punggungnya hingga pingsan.
Mbak Tati juga menceritakan hal yang serupa. Mereka sama sekali tidak tahu tentang ketiga asisten pribadi Kakek Ruwo.
Kakek Ruwo kemudian berniat akan mengusir hantu yang sudah membunuh anaknya dengan kedua tangannya sendiri.
Setelah sarapan dan membersihkan diri kami kembali ke hotel. kakek Ruwo juga ikut bersama kami.
Saat sampai di hotel kakek Ruwo dengan ditemani oleh Pak Bisma memasang pagar mantra untuk menghalangi Jasmine keluar.
Untuk sementara waktu tugas kami adalah menyiapkan cara terbaik untuk mengusirnya.
Kakek Ruwo akan memanggil rekan-rekan dukun lainnya untuk ikut membantu.
Setelah perbincangan singkat aku dan Mas Bagas kemudian pamit ke kamar dan Kakek Ruwo juga pamit pulang.
Sesampainya di kamar Mas Bagas langsung mandi dan memintaku untuk berkemas untuk pulang ke kota saja.
Tetapi aku menolak dan tidak setuju karena kami saat ini tidak mempunyai uang sepeserpun.
Aku juga menjelaskan tentang uang hotel yang aku gunakan untuk mencari bahan ritual pengusir jiwa.
Sudah susah payah tetapi malah gagal dan lebih sadisnya memakan korban.
Diskusi singkat mengubah fikiran Mas Bagas dan akhirnya mau menetap lebih lama lagi sampai kami berhasil mengumpulkan lebih banyak uang.
Mas Bagas setelah mandi memilih untuk tidur karena tikar jerami di rumah Kakek Ruwo membuat tidurnya tidak nyenyak.
Memanfaatkan saat Mas Bagas tidur aku mengeluarkan Buku yang aku dapatkan dari rumah Mbak Tati tadi malam.
Di halaman kedua tertulis nama Jasmine Asmarani Traloka.
"Ohh berarti ini milik Jasmine"
Aku kemudian membuka halaman berikutnya.
Jasmine menceritakan kehidupannya di Desa yang sangat menyedihkan karena kedua orang tuanya yang tiba-tiba meninggal dengan tidak wajar.
Dia terpaksa tinggal dirumah bibinya yaitu Mbak Tati yang merupakan saudara kandung ibunya.
Dirumah pamannya dia di perlakukan dengan sangat baik apalagi mereka berdua tidak mempunyai anak.
Awalnya semua berjalan dengan baik, dia bisa merasakan sekolah dengan pakaian yang layak dan makanan enak dari hotel setiap harinya.
Suatu hari Mbak Tati meminta Jasmine datang ke hotel untuk mengantarkan makanan untuk Pak Bisma.
Sesampainya di hotel ternyata Pak Bisma tidak ada jadi dia hanya bertemu dengan Pak Juan.
Pak Juan sebagai orang dewasa yang sukses menjadi figur yang sangat Jasmine idolakan.
Semenjak hari itu juga Jasmine menjadi sangat senang datang ke hotel dan bertemu dengan Pak Juan.
Meski begitu dia juga kerap kali cemburu karena Pak Juan sudah mempunyai Istri yaitu Mbak Sekar.
Ternyata ayahku mempunyai istri lain. Sebelum ibu.
Aku kemudian melanjutkan bacaanku.
Jasmine yang masih labil dan mudah terpacu oleh cinta semu menjadi buta mata dan sangat ingin memiliki Pak Juan.
Semuanya dia tulis dengan sangat jelas. Jasmine bahkan berkali-kali datang menggoda Pak Juan. Karena frustasi selalu di tolak.
Jasmine mendapatkan ide terakhir yaitu mendatangi Kakek Ruwo untuk belajar pelet kepadanya.
Kakek Ruwo karena kasihan kepada Jasmine yang hampir tiap hari datang kepadanya akhirnya menyarankan sesuatu.
Sekar yang menjadi istri Pak Juan saat itu sedang hamil 8 bulan di fitnah sebagai lasik.
Dengan dalih dia sering melihat perempuan hamil yang pakaiannya sama dengan Sekar berjalan pada malam hari.
Semenjak itu juga banyak bayi yang hilang secara misterius.
Pak Juan menyembunyikan istrinya tercinta tersebut dengan sangat keras.
Tiba satu hari Pak Juan menerima telepon untuk menangani sesuatu di kota yang berhubungan dengan hotel.
Pada malam hari setelah pulang dia tidak dapat menemukan Sekar dimanapun.
Namun yang sebenarnya yang terjadi Jasmine bersama Kakek Ruwo lah yang mengatur rencana membunuh Sekar.
Perempuan yang sebenarnya di perkosa dan di tanam dalam tembok adalah Sekar bukan Jasmine. Mereka mempunyai postur tubuh yang sama.
Pak Juan mendapatkan informasi dari Pak Bisma bahwa Sekar pergi ke kota.
Pak Juan menjadi sering menyendiri dan berkecil hati karena sudah ditinggalkan.
Kemudian dengan usaha Jasmine dan pelet ajaran Kakek Ruwo dia berhasil merebut hati Pak Juan.
Mbak Tati dan Pak Bisma sudah mengingatkannya dengan baik. Tetapi dia sudah dibutakan oleh cinta.
Jasmine juga menulis bahwa dia menjebak Pak Juan, mereka pun di nikahkan secara paksa oleh warga desa.
Jasmine sangat bahagia. Dia juga bisa tinggal di rumah Pak Juan yang besar dan megah juga menikmati fasilitas yang sangat mewah.
Rumah yang di maksudkan oleh Jasmine adalah rumah yang saat ini ditinggali oleh Mbak Tati dan Pak Bisma.
Saat ingin melanjutkan ke halaman selanjutnya, suara ketukan pintu mengagetkanku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments