The Lovers - 20

Diam dan menjaga jarak. Adalah hal yang paling mudah untuk Tristan lakukan kepada siapapun. Sekali lagi, kepada siapapun.

Sedari ia kecil, ia memang tidak pernah terlalu dekat dan terlalu terbuka kepada siapapun. Bahkan kepada teman-temannya-pun tidak.

Kecuali, satu orang. Mendiang ibunya.

Setelah ibunya meninggalkannya saat ia baru se-usia Theodore, Tristan mulai membuat gelembung-gelembung batasannya kepada siapapun. Kepada dunia.

Ia tidak pernah membuka diri. Menelan segala perasaan dan keinginannya sendirian. Mulai belajar melakukan itu tepat setelah ibunya tiada. Karena tidak ada yang bisa ia harapkan dan bisa ia genggam sebagai kekuatan. Termasuk ayahnya sendiri.

Hingga seorang gadis cantik ber-iris hazel itu muncul. Dan menahlukkannya meski tidak dengan mudah. Tapi gadis dengan surai pekat itu, adalah satu-satunya orang yang paling bisa mengerti, menghargai, dan melihat hatinya.

Tristan, kembali merindukan wanita itu. Satu-satunya orang yang paling lama menggenggam tangannya dan memberi kekuatan untuknya.

Tapi akhirnya. Perempuan itu-pun menyerah dan memilih pergi, dengan tidak memilihnya.

Perempuan itu, lebih menginginkan keluarganya, dari pada ia yang sudah siap jika harus melepaskan segalanya demi mereka bersama.

Tapi apa yang bisa Tristan lakukan jika ia bukanlah pilihan?

Memaksa?

Mustahil. Karena jauh di dalam lubuk hatinya-pun, ada keraguan tentang ia yang akan bisa membahagiakan perempuan itu hingga akhir, setelah melepas segalanya.

Jauh. Dan sangat jauh di dalam hatinya, ada rasa tidak percaya diri menggunung yang selama ini diam-diam Tristan tumpuk tinggi-tinggi.

Lalu tumpukan menggunung itu mengeras, dan di bekukan dengan banyaknya perasaan menutup diri yang Tristan taburkan layaknya gunung es tak terhancurkan.

Tapi, ia salah jika berpikir gunung itu tidak akan mudah tersentuh lagi dengan segala hal yang telah ia alami dan rasakan.

Isakan pelan yang coba sekuat tenaga di tutupi itu masih bisa ia dengar. Kedua mata sembab yang coba di tutupi dengan make up dan bahkan kaca mata hitam itu sangat mudah ia baca.

Perempuan yang akhirnya menjadi pilihan terakhirnya, dan juga diam-diam ia jadikan jalan terakhir dari segala pengalihannya, berhasil selalu membuatnya menoleh saat ia telah menyebutkan janji pernikahannya.

Perempuan yang baru saja ia kenal itu. Diam-diam sudah berhasil membuatnya ingin tahu dan ingin mencarinya.

Satu kata, peduli.

Karena ia peduli pada wanita itu, istrinya.

***

El Prat Internasional Airport, Barcelona, Catalonia, Spain.

Kenneth terlihat muak. Ia yang berada di antara mereka muak, sangat muak.

Memasang kaca mata hitamnya, ia melirik dua pasangan yang duduk menjaga jarak.

Di sebrang depannya berjarak tiga kursi. Sang suami duduk tidak peduli. Diam-diam, ia mendukung apa yang sang suami lakukan.

Mendiamkan saudarinya.

Di sebarang belakang selang empat kursi. Sang istri duduk dalam ketenangan yang Kenneth anggap mengerikan. Diam-diam, ia bergindik melihat keterdiaman itu.

Keterdiaman yang pasti menahan sedih.

Tapi well ... Ini bukan urusannya. Salahkan ibunya yang memaksa mereka harus tetap pergi.

Seorang pramugari muncul sambil tersenyum sopan. Ia menatap bergantian para penumpang.

"Sir, ma'am. Kita sudah sampai di Barcelona." Ucapnya dengan sopan, tanpa berani mempertanyakan suasana suram yang berlangsung selama enam jam lebih perjalanan mereka.

"Terimakasih, Georgia."

Kenneth hampir terbahak mendengar sang suami menjawab dengan tenang setelah berjam-jam hanya diam. Bahkan sebelum mereka mengudara setelah perdebatan yang terjadi di antara suami istri itu.

Pergerakan dari arah depan, membuat Kenneth membatalkan niat untuk bangkit berdiri, saat Tristan mulai melangkah untuk menuju pintu keluar.

Menunggu drama yang terus berlangsung, keheningan setelah Tristan tertelan pintu jet pribadi mereka, membuat Kenneth melanjutkan niatnya untuk segera keluar dari burung besi udara.

Melangkah pelan, ia menantikan pergerakan di belakangnya. Tapi, bahkan saat itu mulai menuruni tangga untuk menapak di tanah, sang istri belum juga muncul.

"Jhon." Panggil Kenneth pada kepala bodyguard Bennedict.

"Iya, sir."

"Pastikan jika Mrs Donovan keluar. Dan perhatikan dia dengan baik. Jangan pernah memaksa saat dia menolak." Perintahnya.

Jhon langsung mengangguk paham. "Baik, sir."

Menapak di tanah, Kenneth membuang nafas panjang. Ia sangat suka ketenangan seperti ini.

Tristan sedang memainkan ponsel saat tiga mobil mereka mulai di keluarkan. Tanpa berbicara, pria itu hanya diam menunggu.

Di antara Blake, Dominic dan Tristan. Kenneth paling menyukai Tristan. Karena pria itu yang paling hening. Dan ia paling tidak suka dengan mulut bising Dominic.

Mobil pertama turun dan mendekat adalah bugatti centodieci putih milik Tristan. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Tristan jadi mengganti mobil sport yang ingin ia bawa.

Lalu si biru muda kesayangannya turun dan mendekat.

Yang terakhir, pagani zonda pink menjijikan itu muncul. Demi Tuhan, Kenneth lebih memilih untuk berjalan kaki ribuan mil, jika hanya di beri pilihan terakhir untuk menaiki si full pink itu.

"Sir ...."

Petugas bandara memberikan kunci mobilnya. Kenneth mengangguk dan mulai melenggang menuju mobil.

Ia melirik Tristan sepintas. Meski sudah di beri kunci, tapi sang suami itu tetap belum bergerak.

Kenneth berdecih dalam hati. Memang semudah itu untuk peduli dengan saudari kembar manjanya. Bahkan Tristan-pun dengan mudah di kendalikan, pikirnya.

Setelah Kenneth pergi melaju dengan kuda besinya tanpa menoleh atau hanya sekedar berbasa basi, Tristan membuang nafas panjang.

Lantas tersenyum geli saat melihat kuda besi berwarna full pink yang di letakkan di samping mobilnya.

Seseorang datang mendekat setengah berlari dengan raut wajah panik. "Sir, Mrs Donovan mengatakan jika ia ingin kembali ke Manhattan."

"Siapa yang tadi membujuknya?" tanya Tristan datar. Ia tampak sangat tenang. Sangat jauh berbeda dengan ekspresi si pembawa pesan.

"Jhon dan Georgia, sir." jawabnya dengan takut-takut.

Tristan mengangguk. Lalu mulai melangkah menuju mobil. Membuat si pembawa pesan bingung, "sir?" tegurnya semakin panik.

Bagaimana tidak panik. Sang suami bahkan tidak peduli saat sang istri mengatakan jika ia ingin kembali, bahkan sebelum bulan madu di mulai.

"Jangan panik. Katakan saja jika kalian tidak bisa kembali mengudara tanpa seijin Mr Hamilton." ujar Tristan sambil memasuki mobil.

Si pembawa pesan langsung mengangguk. Benar juga. Nyonya Donovan baru mereka, tidak akan bisa apa-apa di negri orang. Lalu, kenapa tidak dari tadi ia, Jhon dan Georgia terpikirkan itu?

Dengan cepat ia kembali ke dalam jet.

Keleigh melihat mobil selanjutnya yang mulai meninggalkan bandara. Itu mobil sport milik suaminya. Ia berdecih dalam hati.

"Ma'am, saya baru saja di hubungi Mr Hamilton. Beliau mengatakan, jika kita tidak bisa mengudara sebelum urusan sudah selesai."

"What the f*ck!!" pekik Keleigh.

***

Catalonia Luxury Castle, Barcelona, Spain.

Jhon dengan sempurna, mengantarkan pagani zonda full pink dan pemiliknya di tempat yang sudah di rencanakan. Meski setelah sekian lama, harus kembali lagi menginjak harga dirinya, dengan mengendarai kuda besi pink yang sangat bukan dirinya sekali.

Tempat ini akan menjadi tempat Keleigh dan Tristan tinggal selama bulan madu. Tempat yang sangat sulit untuk di sewa, dan Bennedict berhasil mendapatkannya sebagai hadiah dari kerja sama bisnis dengan presiden club sepak bola utama yang ada di Barcelona.

"Ma'am ...," tegur Jhon saat Keleigh tidak juga berniat turun saat ia sudah membukakan pintu.

Melirik ke belakang, bugatti centodieci putih milik Tristan sudah terlebih dahulu ada di sana.

"Ma'am ...," kembali, Jhon menegur Keleigh.

Meski sangat enggan, tapi sudi tidak sudi ia harus mengikuti semua ini. Karena Keleigh tidak bisa pulang dari negara itu sendirian. Ia hanya tidak berani, dan mana mungkin berani.

Berpikir-pun ia tidak berani.

Membuang nafas panjang, akhirnya ia turun dari mobil.

"Silahkan, ma'am." Jhon mempersilahkan Keleigh untuk melewati jalan yang ia tunjuk dengan sopan.

"Villa ini bagus." Keleigh berkomentar, saat bisa melihat dengan menyeluruh bangunan depan villa yang menyerupai sebuah castle.

"Sebenarnya bangunan ini adalah sebuah castle peninggalan kerjaan Aragon, ma'am. Dan pemerintah, menggunakan tempat ini menjadi tempat bermalam." jelas Jhon sambil terus menuntun langkah Keleigh. "Dan sebenarnya, bangunan ini juga sudah tidak terlalu asli lagi." lanjutnya.

Keleigh mendengus. "Aku tidak bertanya." ucapnya dengan acuh. Padahal, ia mendengarkan semua yang di katakan Jhon.

Keleigh tertarik. Kesan pertama yang ia dapatkan dari villa itu adalah classic dan berseni tinggi. Bahkan pintu yang baru Keleigh masuki saja, sudah menunjukkan seni ukir classic jaman dulu. Jauh dari kata modern, tapi sangat indah.

"Barang-barangku mana Jhon?" tanya Keleigh sambil menuju ke ruang tamu castle. Ia tidak sabar untuk melihat-lihat. Rasanya ia sedang berada di dalam museum.

"Sudah di bawa Mr Donovan, ma'am."

Sial! Sial! Sial!

Umpat Keleigh. Ia baru ingat jika hanya membawa sedikit barang dengan beberapa lembar mini dress. Setumpuk G string dan lingerie. Karena itu, barang bawaannya hanya sedikit.

Karena ia berpikir, setiap malam ia tidak akan memakai apapun. Jadi untuk apa membawa banyak pakaian?

Tapi, keadaan mereka sekarang tidak mendukung untuk saling melucuti pakaian setiap malam.

Dengan cepat ia menoleh. "Jhon, di mana kamar?!" tanya-nya dengan nada hampir memekik.

***

Dengan langkah pelan, Keleigh berjalan menuju koper-koper yang di letakkan di dalam kamar utama yang ada di sana.

Mengendap-ngendap, ia mendekati koper sambil melirik sesosok punggung yang sedang tertidur di atas ranjang.

Tristan, setelah sampai ternyata langsung tidur di dalam kamar.

Rasanya ia ingin menggerutu, saat dengan damainya wajah tampan itu tertidur seperti tanpa beban.

Dan ingin mengumpat, saat suara zipper koper membuat sosok tubuh itu sedikit bergerak.

Membuang nafas lega karena yakin tidur Tristan tidak terganggu, ia membongkar isi koper. Sangat memalukan jika Tristan melihat apa yang telah ia siapkan untuk rencana bulan madu sialan mereka.

Memilih kain-kain yang hanya berupa lembaran dengan ketebalan dan bahan yang tidak berarti sama sekali untuk menutupi tubuh, ia mengeluarkan semua yang ada di dalam koper mereka. Satu-satunya koper yang menjadi tempat untuk membawa pakaian dua orang.

Ia mencebik kesal. Bulan madu my as*! Umpatnya.

Setelah yakin semua jenis gaun malam memalukannya di keluarkan, Keleigh hampir saja memekik saat sepasang iris abu-abu itu ternyata mentapnya, mengawasinya!

Dari kapan?

Berdehem beberapa kali untuk menghilangkan rasa terkejut, Keleigh menggulung menjadi satu semua gaun memalukannya. Lalu menuju pintu lemari, dan melempar begitu saja gaun-gaun yang bahkan sudah di gulung-pun hanya setebal dua dress mininya.

Berpura-pura gila, ia menyeret koper dan mulai menata isi koper ke dalam lemari. Tanpa mencoba untuk melirik apa yang sedang kedua iris abu-abu itu perhatikan. Atau bahkan sudah kembali bersembunyi di balik kelopak mata? Dalam artian, Tristan kembali tidur?

"Biarkan pelayan. Aku tidak ingin pakaian-ku kusut."

Suara yang tidak jauh berbeda seperti gumanan penuh sindiran itu, langsung membuat Keleigh mempunyai niat untuk membakar seluruh pakaian suaminya.

Episodes
1 The Lovers - 01
2 The Lovers - 02
3 The Lovers - 03
4 The Lovers - 04
5 The Lovers - 05
6 The Lovers - 06
7 The Lovers - 07
8 The Lovers - 08
9 The Lovers - 09
10 The Lovers - 10
11 The Lovers - 11
12 The Lovers - 12
13 The Lovers - 13
14 The Lovers - 14
15 The Lovers - 15
16 The Lovers - 16
17 The Lovers - 17
18 The Lovers - 18
19 The Lovers - 19
20 The Lovers - 20
21 The Lovers - 21
22 The Lovers - 22
23 The Lovers - 23
24 The Lovers - 24
25 The Lovers - 25
26 The Lovers - 26
27 The Lovers - 27
28 The Lovers - 28
29 The Lovers - 29
30 The Lovers - 30
31 The Lovers - 31
32 The Lovers - 32
33 The Lovers - 33
34 The Lovers - 34
35 The Lovers - 35
36 The Lovers - 36
37 The Lovers - 37
38 The Lovers - 38
39 The Lovers - 39
40 The Lovers - 40
41 The Lovers - 41
42 The Lovers - 42
43 The Lovers - 43
44 The Lovers - 44
45 The Lovers - 45
46 The Lovers - 46
47 The Lovers - 47
48 The Lovers - 48
49 The Lovers - 49
50 The Lovers - 50
51 The Lovers - 51
52 The Lovers - 52
53 The Lovers - 53
54 The Lovers - 54
55 The Lovers - 55
56 The Lovers - 56
57 The Lovers - 57
58 The Lovers - 58
59 The Lovers - 59
60 The Lovers - 60
61 The Lovers - 61
62 The Lovers - 62
63 The Lovers - 63
64 The Lovers - 64
65 The Lovers - 65
66 The Lovers - 66
67 The Lovers - 67
68 The Lovers - 68
69 The Lovers - 69
70 The Lovers - 70
71 The Lovers - 71
72 The Lovers - 72
73 The Lovers - 73
74 The Lovers - 74
75 The Lovers - 75
76 The Lovers - 76
77 The Lovers - 77
78 The Lovers - 78
79 The Lovers - 79
80 The Lovers - 80
81 The Lovers - 81
82 The Lovers - 82
83 The Lovers - 83
84 The Lovers - 84
85 The Lovers - 85
86 The Lovers - 86
87 The Lovers - 87
88 The Lovers - 88
89 The Lovers - 89
90 The Lovers - 90
91 The Lovers - 91
92 Extra Part I
93 Extra Part II
94 Info
Episodes

Updated 94 Episodes

1
The Lovers - 01
2
The Lovers - 02
3
The Lovers - 03
4
The Lovers - 04
5
The Lovers - 05
6
The Lovers - 06
7
The Lovers - 07
8
The Lovers - 08
9
The Lovers - 09
10
The Lovers - 10
11
The Lovers - 11
12
The Lovers - 12
13
The Lovers - 13
14
The Lovers - 14
15
The Lovers - 15
16
The Lovers - 16
17
The Lovers - 17
18
The Lovers - 18
19
The Lovers - 19
20
The Lovers - 20
21
The Lovers - 21
22
The Lovers - 22
23
The Lovers - 23
24
The Lovers - 24
25
The Lovers - 25
26
The Lovers - 26
27
The Lovers - 27
28
The Lovers - 28
29
The Lovers - 29
30
The Lovers - 30
31
The Lovers - 31
32
The Lovers - 32
33
The Lovers - 33
34
The Lovers - 34
35
The Lovers - 35
36
The Lovers - 36
37
The Lovers - 37
38
The Lovers - 38
39
The Lovers - 39
40
The Lovers - 40
41
The Lovers - 41
42
The Lovers - 42
43
The Lovers - 43
44
The Lovers - 44
45
The Lovers - 45
46
The Lovers - 46
47
The Lovers - 47
48
The Lovers - 48
49
The Lovers - 49
50
The Lovers - 50
51
The Lovers - 51
52
The Lovers - 52
53
The Lovers - 53
54
The Lovers - 54
55
The Lovers - 55
56
The Lovers - 56
57
The Lovers - 57
58
The Lovers - 58
59
The Lovers - 59
60
The Lovers - 60
61
The Lovers - 61
62
The Lovers - 62
63
The Lovers - 63
64
The Lovers - 64
65
The Lovers - 65
66
The Lovers - 66
67
The Lovers - 67
68
The Lovers - 68
69
The Lovers - 69
70
The Lovers - 70
71
The Lovers - 71
72
The Lovers - 72
73
The Lovers - 73
74
The Lovers - 74
75
The Lovers - 75
76
The Lovers - 76
77
The Lovers - 77
78
The Lovers - 78
79
The Lovers - 79
80
The Lovers - 80
81
The Lovers - 81
82
The Lovers - 82
83
The Lovers - 83
84
The Lovers - 84
85
The Lovers - 85
86
The Lovers - 86
87
The Lovers - 87
88
The Lovers - 88
89
The Lovers - 89
90
The Lovers - 90
91
The Lovers - 91
92
Extra Part I
93
Extra Part II
94
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!