Marquee Club, Manhattan, NYC.
"Kyaaaaaaa!!!! Gina!!!! My honey!!!!!!"
"Aaaakkkkkk!!! My Keleigh!!! My baby!!!!!"
Logan langsung memutar bola matanya dengan malas saat teriakan heboh bercampur dentuman musik disc joke memenuhi ruang eksekutif club elit di tempat mereka berkumpul sekarang.
Sedangkan seorang pria di sebelahnya langsung mengumpat lanjut terkekeh geli melihat kelakuan gadis-gadis yang sudah menjadi sahabat mereka selama masa sekolah.
"Bahkan suara musik-pun kalah." Sindir Logan.
Pria di sebelahnya, Dante Sharman masih terkekeh, "Bukan hal baru kan, Lo. Kau seperti baru mengenal mereka saja."
Benar. Keleigh Hamilton, Logan Knox, Dante Sharman dan Regina Ramsdale memang sudah cukup lama saling mengenal. Di mulai dari perkenalan konyol, di lanjutkan sebagai teman, dan berakhir sebagai sahabat paling dekat.
"Oh sayangku Dante ...." Pelukan dari arah leher belakangnya membuat tawa Dante pecah.
Sambil mengusapi tangan yang melingkati leher, ia malah menyapa basa basi, "apa kabar, Ke?"
Sapaan penuh aroma basa basi busuk itu membuat Keleigh langsung melepaskan pelukannya, lantas melangkan ke arah depan tempat Dante dan Logan yang duduk bersebelahan, "kau tidak datang ke rumah ku!" ucapnya dengan nada sedikit tinggi sambil berkacak pinggang. Lantas menatap Regina yang terkekeh sambil menuangkan isi botol jose cuervo ke dalam sloki, "kau juga, honey!!"
"Oh come on baby ... Kami baru saja sampai di Manhattan. Sorry, ok?" Regina membela diri sambil menyodorkan sloki pada Keleigh.
Keleigh menerima sloki, lantas medengus sambil melangkah untuk mengambil tempat di sebelah Regina duduk.
"Iya sayangku, Ke. Jangan marah-marah ok?" Rayu Dante dengan wajah menyebalkan.
Keleigh memutar bola mata dengan jengah, "fine. Kali ini ku maafkan." Kedua sudut bibir Keleigh tertarik tinggi ke atas sambil mengangkat sloki ke atas meja. "Tapi malam ini, kita harus sampai gila."
Tanpa perlu menunggu. Logan, Dante dan Regina langsung ikut mengangkat sloki dan gelas mereka. Tabrakan gelas dan sloki yang berdenting membuat mereka sama-sama berteriak dengan senyum merekah,
"Cheers sampai gila!!!"
Lantas, isi gelas-pun dengan cepat berpindah ke tenggorokan mereka.
Dante yang pertama meletakkan gelas kosong ke atas meja. Pria keturunan Italia, Inggris, Texas itu menatap Keleigh, "bagaimana pesta Hamilton malam ini?"
Setelah isi sloki tandas yang di susul dengan risingannya karena terlalu cepat menyesap alkohol, Keleigh menjawab malas, "ramai."
"Dan?" tanya Dante kembali. Ada nada geli di dalam pertanyaannya.
"Membosakan tentu saja."
Jawaban cepat Keleigh membuat mereka semua serempak terkekeh.
"Well ... Aku setuju dengan itu." Logan membenarkan. Ia yang sempat datang hanya untuk meminta ijin membawa Keleigh sangat paham keadaan yang sedang berlangsung di kediaman Hamilton tadi.
"Kau masih juga tidak cocok di sana, baby?" pertanyaan Regina yang juga berupa peryataan itu membuat semuanya kembali terkekeh.
"Ini lah yang bisa ku sebut pesta!" seru Keleigh. Lantas menoleh pada Regina, "dan bagaimana kuliah, honey?" tanyanya dengan nada mengejek.
"Suck!" jawab Ragina lanjut dengan mengumpat.
Keleigh terkekeh geli sendirian. Karena memang hanya ia yang tidak melanjutkan untuk masuk ke universitas.
"Aku iba pada kalian." ucap Keleigh prihatin dengan nada dramatis. Tanpa ada ketulusan.
"Shut up, Ke!" balas Dante.
Keleigh kembali terkekeh sambil menatapi bergantian para sahabatnya. Sudah cukup lama mereka tidak bertemu karena alasan Regina, Dante dan Logan yang harus menempuh pendidikan di universitas berbeda.
"Aku merindukan kalian." Kali ini, ada nada lembut dengan ketulusan dalam ucapan Keleigh.
"Jangan begitu Keleigh. Kau membuat kami hampir menangis." ujar Logan sambil mengusapi kedua sudut matanya yang tidak basah. Membuatnya di hadiahi lemparan kacang dari piring di atas meja. Lantas terkekeh geli sambil menatap si pelaku, Keleigh, "jangan membuang-buang makanan, Hamilton."
Sindiran Logan membuat mereka kembali terkekeh, kecuali gadis keturunan keluarga billioner Hamilton. Keleigh hanya mendengus sambil menungkan kembali isi botol Jose cuervo ke dalam sloki-nya dan Regina.
"Aku dengar si jenius juga kembali ke Manhattan?"
Pertanyaan Regina membuat Keleigh dan Logan mengangguk.
"Ya. Kenneth pulang." Keleigh yang menjawab.
"Kau pulang bersamanya, Lo?" Regina kembali bertanya.
"Tidak, Gi. Kenneth baru pulang tadi pagi." Logan menjawab sambil mengambil gelas di atas meja. "Aku sudah dari kemarin di Manhattan." Lanjutnya.
Sambil ikut mengambil gelas dari atas meja, Dante bertanya, "Hmm ... Ku dengar kembaranmu akan mengambil MBA di Harvard?"
Pertanyaan Dante langsung membuat Regina meringis. Sedangkan Logan cepat-cepat menjawab walaupun jelas, pertanyaan itu bukan di ajukan untuknya. Tentu saja, ia bukanlah kembaran Kenneth. "Iya. Kenneth tahun ini akan menyeselsaikan S1-nya dan berencana akan melanjutkan MBA ke Harvard."
Lirikan tajam Logan dan juga pelototan Regina membuat Dante cepat-cepat mengalihkan topik pembahasan, "Oiya ... Kau tahu, Ke. Aku punya puppy baru."
Keleigh bukan tidak tahu jika Dante sedang mencoba mengalihkan topik. Jika bisa, Keleigh yakin jika Dante akan memutar waktu agar tidak bertanya tentang Kenneth padanya.
"Oiya. Kali ini anjing apa, Dan?"
Pertanyaan Keleigh membuat Regina meraih sloki di atas meja. Sedangkan Logan langsung menyesap dengan cepat isi gelasnya. Karena mereka tahu, jika Keleigh hanya berpura-pura tertarik dengan pengalihan Dante.
"Swedish Vallhund." Jawab Dante cepat. Lantas melirik ke arah gadis keturunan Amerika, Bulgaria, dan Indonesia yang duduk di sebelah Keleigh untuk meminta pertolongan.
Sedari dulu, saat mereka akhirnya bisa melihat dengan jelas hubungan Keleigh dan kembaran jeniusnya, mereka akan selalu mencoba untuk tidak bertanya atau membahas apapun yang menyangkut tentang Kenneth.
Awalnya mereka tidak tahu kenapa dan apa alasannya ketika Keleigh selalu menjawab 'tidak tahu' banyak hal tentang Kenneth. Tapi, setelah melewati akhir masa elementary school, seluruh masa junior high school hingga high school bersama, mereka akhirnya paham jika jarak yang membentang antara sahabat mereka dan kembarannya sangat jauh. Bahkan sering terlihat seperti orang asing saat sedang dalam satu ruangan yang sama.
"Bagaimana kau bisa mendapatkannya, Dan? Itu anjing yang sangat langka!" Seru Keleigh. Membuat Dante kembali melirik Regina yang berpura-pura sibuk memilih butiran kacang di dalam piring.
"Kakak-ku, Dominic mendapatkannya dari Cristopher O'neill." Akhirnya Dante menjawab dengan nada tidak bersemangat, "Suami princess Madelaine itu memberikan kepada Dominic sebagai hadiah, Ke." Sambungnya dengan pelan.
"Kenapa-"
"Ok Keleigh. Aku minta maaf. Kau tidak perlu berusaha tertarik. Ayo kita bahas yang lain. I hate that fucking dog." Potong Dante cepat. Ia benar-benar menyesal karena membuat suasana mereka jadi seperti sekarang.
Kekehan geli Keleigh langsung menggema bersamaan dengan suara dentumam musik disc joke yang terus mengiringi setiap aktifitas di dalam klub.
"Keleigh?" Tegur Logan. Ia sedang mencari tahu apa maksut Keleigh terkekeh dan bahkan sekarang sudah tertawa geli.
Di sela-sela tawanya, Keleigh menggeleng. Lantas menatap Logan, "i'm fine, buddy. Ayolah ... Kalian kenapa jadi sangat serius. Ada apa ini?"
Regina, Logan dan Dante saling melirik. Lantas langsung membuang nafas. Keleigh mereka sudah sedikit mabuk.
"Oiya, Logan. Tadi kau bilang jika Kenneth akan lulus tahun ini ya?"
Sebelum menjawab, Logan sempat mengeryit bingung, "iya, Ke."
Sambil kembali menuangkan botol tequila kesukaanya dan Regina ke dalam sloki, Keleigh mengangguk, "kembaranku itu sangat jenius ya. Lihatlah, usianya sama dengan kalian tapi sebentar lagi dia akan mendapatkan gelar MBA. Bahkan dia bisa bekerja menduduki jabatan rendah sambil berkuliah dengan hasil yang selalu bisa di agungkan. Wow!!"
Mereka hanya diam mendengarkan setiap ucapan Keleigh sambil mengawasi.
"Bahkan dulu saat kita baru akan merasakan tahun pertama masa high school, Kenneth sudah akan lulus." Terang Keleigh kembali mengoceh penuh nada semangat.
"Bayangkan. Usianya sama seperti kita 20 tahun tapi sudah akan menyelesaikan S1-nya. Dan satu atau dua tahun lagi akan bergelar MBA? Wow! Aku sangat bangga, sungguh." Keleigh masih berbicara dengan semangat. Mereka bisa merasakan ada ketulusan di setiap ucapan Keleigh.
Keleigh kembali terkekeh. "Dia sangat hebat, sama seperti Keyla." Kali ini, nada suara Keleigh memelan. "Keyla juga sangat pintar. Dan mereka berdua sangat dekat. Sangat akrab." Lanjutnya dengan nada suara semakin memelan hingga hampir tertelan dentuman musik. Jika saja Dante, Regina dan Logan tidak mendengarkan sambil menatap dalam Keleigh, mereka tidak akan bisa mengerti setiap ucapkan Keleigh.
Dan mereka, bukan hanya mengerti setiap kata-kata Keleigh, tapi juga mengerti isi hati sahabat mereka. Keleigh mereka yang sudah setengah mabuk, kembali bersedih, seperti biasa saat menghadapi pembahasan tentang Kenneth.
"Alright!!" Regina bersuara dengan suara setengah berteriak. Membuat semua mata tertuju padanya. Termasuk Keleigh yang menelan kembali apapun isi hati yang akan ia teruskan.
"Sudah hampir tengah malam," berdiri dari duduknya, Regina menyesap cepat isi sloki yang terus ia pegangi selama Keleigh mengoceh. "Ayo turun, guys." Lantas, menutup ucapannya dengan suara hentakan sloki yang membentur meja.
"Yeah!! Let'go!!!" Dante langsung ikut berdiri. Cepat-cepat harus memulihkan suasana.
Keleigh menyesap cepat sisa isi sloki-nya. Lantas menghentakkan kuat sloki ke atas meja. Langsung berdiri sambil berseru girang, "ok! Mari kita bergoyaaaannnggg!!!!" Dan memutar pinggul dengan gerakan aneh.
Dante dan Regina langsung terkekeh. Sedangkan Logan hanya menggelengkan kepala sambil mengeluarkan ponsel. Ia tidak bisa ikut. Karena selain nanti akan menjadi supir dan menjaga para sahabatnya, ia juga mempunyai tanggung jawab untuk mengantar Keleigh dalam keadaan waras. Dan yang paling penting, ia harus menjaga image mentri negara ini, ayahnya.
Melihat Keleigh merangkul sebelah tangan Dante, Regina langsung ikut bergabung. Bergelayut tidak tahu diri hingga membuat Dante hanya bisa berdecak sambil menahan gelayutan dua manusia di kedua lengannya.
"Party!! Party!! Party!!" Suara Keleigh mengikuti alunan musik.
"Yeah!! Party ... Party ... Party ..." Regina mengikuti.
"Please shut up, gurls!!"
Sambil mencari nama di dalam kontak ponselnya, Logan masih bisa mendengar suara sebal Dante hingga para sahabatnya sudah menuruni tangga.
"Halo." Orang yang sedang di hubunginya menjawab.
"Aku lupa mengatakan jika mobilmu ku bawa."
"Ck! Aku tahu, sialan." Sahut orang yang ada di sebrang sambungan.
Logan terkekeh. Sebelah tangannya yang lain memutar-mutar gelas, "aku sedang berada di Marquee bersama Ke, Ken."
Tut ... Tut ... Tut ...
Sambungan langsung di putuskan secara sepihak. Logan terus menempelkan poselnya yang sudah tidak terhubung. Sebelah tangannya yang memegang gelas terus berputar. Arah pandangnya menatap sedih kaca ruang eksekutif yang langsung mengarah ke dance floor.
"Aku hanya ingin mengatakan jika Keleigh selalu sedih karena kau terlalu tidak peduli dan terus mengabaikannya, Ken." Ungkap Logan pada sambungan ponsel yang sudah tidak terhubung.
***
"David Guetta in the house, Marquee!! And ... And ... And ... And ... Wolcome to the midnight party, baby!!!!!"
Suara disc joke yang menggema dan langsung di sambung sorak sorai menandakan jika pesta yang sebenarnya sudah akan di mulai.
"Hai Robin." Sapa Regina pada bartender yang sangat mereka kenal sambil mendekat ke meja bar yang mengelilingi dance floor di lantai dasar.
"Hai, Gina. Long time no see." Balas Robin sambil beraksi mencampur racikan minuman dengan shaker-nya. Lantas tersenyum ala pemikat pelanggan pada Keleigh dan Dante yang menyusul, "Dante ... Keleigh ... Long time no see."
"Long time no see, Robin." Keleigh yang menjawab. Sedangkan Dante hanya tersenyum sambil mengangguk singkat.
Regina, Keleigh dan Dante menikmati setiap atraksi yang di suguhkan Robin. Hingga kedua tangan mahir Robin membuka tutup shaker dan menuangkan minuman pesanan ke gelas pelanggan.
Dengan gerakan anggun, "silahkan, sir." Robin menggeser gelas ke arah pelanggan yang duduk di sebelah Regina.
"Thank you." Jawab pelanggan.
"My pleasure, sir." Balas Robin sopan.
Robin beralih menatap Regina, "pesan apa?" Tanyanya.
"Berikan kami sesuatu keras tapi juga sweeeeeetttttt."
Jawaban Regina membuat Keleigh terkekeh. Sedangkan Dante langsung memutar bola matanya dengan malas.
Robin tersenyum diplomatis, "yes miss." ada jedah di ucapannya, "dengan botol langsung?"
"Ofcoooourseeeee i'm feelin alive. Baby, I'ma have the best f*ckin' night of my life. Seperti biasa, Robin." jawab Gina dengan mengikuti suara Bebe Rexa yang sedang di mainkan disc joke.
Berhasil membuat Robin terkekeh geli sambil mengangguk paham. Sedangkan Dante dan Keleigh sudah bergoyang seolah tidak sabar hanya untuk sekedar menunggu Robin mengambil botol-botol pesanan.
"Let's go!!" seru Regina dengan tangan yang sudah membawa botol-botol pesanan mereka."
"Yeah! Thanks, honey," sambut Keleigh, lantas dengan tidak sabaran segera melangkah menuju dance floor.
"Ayo, Dan," tegur Regina saat Dante tiba-tiba diam dengan kedua mata memicing ke arah lantai dua, yang berada di bawah ruang eksekutif.
Regina mengikuti arah pandang Dante, "whats wrong, Dan?"
Dante tersadar, lantas menggeleng. "Nothing. Aku pikir tadi seperti melihat seseorang yang mirip Blake."
"Blake?" Ulang Regina sambil kembali menatap ke lantai dua.
"Nope. Sepertinya bukan. Terakhir Logan mengatakan jika Blake masih bersama Kenneth di London, bahkan saat Kenneth sudah kembali ke Manhattan."
Regina mengangguk tidak peduli. Langsung menarik lengan Dante dengan kuat, "F*ck that ****, Dan. Ayoooooooo ..."
Dante langsung mengikuti. Ia juga sebenarnya tidak peduli. Pikirnya, memang kenapa jika Blake Knox, putra pertama mentri perdagangan itu ada di sini? Biarlah nanti saja ia akan katakan pada Logan jika kakaknya mungkin juga ada di sana.
"KELEIGH!!!!!"
Jerit Regina saat pemandangan sahabatnya menyiramkan isi botol vodka ke wajah seorang wanita, menyambut pemandangan mereka yang baru tiba di dance floor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Patmawati
Semangat
2023-07-18
0
Patmawati
Lanjut ka
2023-07-18
0
Faizah Indah lestari
semangat..
2023-06-20
0