The Lovers - 15

The Mark Hotel Penhouse Eksekutif Suite Room A, Manhattan, NYC.

Sinar matahari yang terasa hangat, memngganggu tidur Keleigh. Mengejapkan mata saat cahaya matahari tepat menerpa wajah, Keleigh mendes** kesal. Lantas membalik tubuh ke samping sambil meraba-raba sebelahnya.

Kosong. Hari kedua ia bangun di kamar hotel dalam keadaan sendirian.

Mengejapkan mata dengan malas, Keleigh menatap sekitar dan berakhir untuk melihat keadaanya sendiri. Yang lagi-lagi hanya menggunakan pakaian kelahiran tertutupi bed cover.

Melirik jam di nakas, erangan kesalnya memenuhi kamar terbaik yang ada di hotel nomer satu se-Manhattan itu.

"Sial!" Umpatnya, saat melihat waktu sarapan lagi-lagi hampir ia lewatkan.

Mencoba bangkit, Keleigh meringis pelan karena area paha atasnya masih terasa sakit dan pegal.

Tristan, tidak berbelas kasih.

Dengan sedikit kesulitan ia mencoba bangkit dari atas ranjang, berencana ingin mengguyur tubuh dan menyusul Tristan ke bawah untuk sarapan, seperti kemarin.

Meski Tristan mengatakan jika ia bisa sarapan di dalam kamar, tapi ia tetap ingin sarapan di restaurant hotel. Lebih tepatnya, ia ingin makan bersama Tristan yang tidak menunggunya.

***

The Mark Hotel Restaurant, Manhattan, NYC.

Hari ini senin.

Blake, Dominic, Logan, Dante dan Regina, tadi malam sudah checkout terlebih dahulu dari hotel. Kenneth, beserta para orangtua setelah sarapan langsung kembali ke kamar untuk bersiap checkout.

Sedangkan Keyla, masih berada di meja makan restaurant. Bersama Tristan yang tampak malas dan terkesan dingin saat ia meminta bergabung untuk makan pagi.

"Katakan ada apa?" akhirnya, Tristan bersuara terlebih dahulu saat Keyla tidak juga mengatakan apapun.

Tersenyum pahit, Keyla meletakkan cangkir teh sambil menatap Tristan. Membalas dengan perih tatapan dingin Tristan untuknya.

"Apa kabar?" tanya-nya berbasa basi. Ia bingung ingin memulai dari mana. Hanya pembukaan itu yang bisa ia pikirkan saat mendapatkan gestur dan tatapan asing Tristan.

"Seriously, Keyla?" sindir Tristan.

Mengingit bibir untuk menahan nyeri di dalam dada, Keyla kembali menatap tatapan dingin Tristan. "Aku bingung, Tris." Keyla terkekeh hambar. "Aku tidak tahu harus bagaimana mencoba bersikap biasa terhadap-mu yang terus seolah memusuhi-ku."

Sebelah sudut Tristan tertarik samar. Sebuah seringai samar yang tidak Keyla sukai.

"Kita tidak pernah punya hubungan, ingat?" sindir Tristan. "Anggap kita tidak pernah berhubungan dan tidak pernah bersama." tegas Tristan.

"Mulai sekarang. Anggap kita tidak pernah berhubungan dan tidak pernah bersama. Maaf Tristan, tapi aku tidak bisa dan tidak yakin untuk meneruskan semua ini. Aku ingin kita berakhir."

Aahh ... Keyla ingat kata-kata itu. Itu kata-kata yang ia ucapkan sendiri. Kata-kata yang juga menyakitinya sendiri, hingga membuatnya harus menangis seharian di apartment-nya.

Keyla tersenyum kecut. Seandainya Tristan juga tahu jika ia terluka.

Tapi, jika Tristan tahu, lalu apa? Tanyanya dalam hati.

"Maksut-ku, kau adik ipar-ku sekarang. Aku ingin kita mempunyai-"

Brakk!

Keyla terkesiap. Menelan dan mengatupkan kembali segala ucapan yang akan ia katakan.

Setelah memukul meja, dengan nafas memburu dan dada berdebar kencang menahan perih dan amarah, Tristan mematap Keyla tanpa menutup-nutupi lagi seringainya.

"Eat that sh**, Keyla. Adik ipar my as*." hina Tristan dengan suara tercekat.

"Tris ...," lirih Keyla saat menyadari jika Tristan sedang marah, sangat marah. Tapi membuat hatinya sangat perih, saat ia juga menyadari tatapan iris abu-abu Tristan yang menyimpan luka.

"Jangan bercanda dan se-enaknya padaku, Keyla. Aku juga manusia." geram Tristan dengan suara bergetar.

Arah pandang Keyla mulai buram. Kedua tangannya mulai saling merem** untuk menahan air mata yang siap meluncur. Bibirnya yang bergetar melirih, "maaf. Maaf-kan aku."

Kembali akan membuka mulut, Tristan membatalkan niatnya saat melihat sosok yang muncul sambil mencari-cari ke segala meja. Ia-pun dengan cepat merubah raut wajah lalu berbisik tajam. "Istri-ku datang. Simpan air mata sialan-mu."

Sakit. Sangat sakit sekali untuk Keyla. Tidak hanya perlakukan dingin dan ucapan kasar yang ia dapatkan. Tapi juga gelar yang Tristan ucapkan untuk perempuan lain membuatnya sakit.

Tidak. Ini bukan yang pertama. Sudah dari beberapa bulan lalu ia merasakan sakit seperti ini hingga akhirnya memutuskan untuk mengajukan diri agar di kirim ke Kenya sebagai dokter relawan.

Susah payah ia mendapatkan ijin dari orangtua-nya untuk kabur. Tapi bahkan setelah ia baru saja menginjakkan kaki kembali di Manhattan, setiap udara di Manhattan langsung kembali membuatnya terluka.

Terlebih, dimana ia harus bersikap tegar untuk menyaksikan dan menghadapi setiap moment pernikahan Tristan dan ... Adiknya.

"Hei! Kau meninggalkan-ku lagi, Tristan!"

Suara Keleigh sudah muncul. Suara setengah kesal setengah merengek itu membuat Tristan tersenyum geli. Dengan Keyla yang hanya bisa terus menatap depan sambil menyakinkan diri jika, inilah kebahagiannya.

Menyadari jika suaminya tidak sedang sendiri, Keleigh menunduk untuk melihat dengan jelas siapa yang sedang bersama Tristan. Yang bahkan tidak bisa ia lihat saat sudah menemukan eksistensi Tristan.

"Hm? Key?" Keleigh memastikan kebingungannya yang sudah pasti.

Merasa di sebut, Keyla akhirnya menoleh. "Sudah bangun sleeping beauty?" goda Keyla sambil memberikan sebelah pipinya.

Setelah mengecup pipi Keyla, Keleigh menarik kursi di sebelah kakaknya. Jarak yang cukup jauh dari Tristan.

Satu alis Tristan menukik. Bahkan Keleigh langsung mengajak Keyla berbicara seolah-olah ia tidak ada di sana.

"Ciuman-ku mana?" tiba-tiba Tristan bertanya.

Membuat Keleigh yang baru saja akan meneguk teh milik Keyla hampir tersedak. Membuatnya mendapatkan usapan pelan di punggung dan tatapan khawatir dari Keyla.

"Pelan-pelan, Ke."  Keyla memperingati.

Setelah mengusap mulutnya yang sempat hampir menyemburkan teh, Keleigh menatap Tristan dengan kedua alis bertaut. Raut wajah itu seolah melihat suaminya adalah orang lain.

Membuat Tristan terkekeh. "Apa?" tanyanya, ia menjedah sambil menoleh ke samping untuk menunjuk ke arah sebelah pipinya. "Ciuman-ku mana?" pintanya.

Keleigh memutar bola mata dengan malas. "Shut up, Tris! Jangan membuat-ku malu." hardik Keleigh sambil menahan malu.

Tapi, Tristan tetap pada posisi dan gesturnya. Bahkan jari telunjuknya-pun terus menunjuk-nunjuk ke sebelah pipi. "Mana?" tagihnya lagi.

Mendengus kesal menyerah, Keleigh bangkit berdiri dan mendekat ke Tristan, untuk memberikan apa yang suaminya minta.

Baru saja akan mendaratkan bibir ke pipi, Tristan menoleh. Membuat bibir mereka bertemu. Dengan cepat Keleigh menarik kepala. Lalu berdecak, di susul mencibir, "kekanakan sekali."

Keleigh berbalik untuk mengisi kembali kursi pilihannya yang berasa di sebelah Keyla. Tapi tarikan di pingganya, membuat Keleigh jatuh di atas pangkuan Tristan.

"Tris!" kesalnya sambil memukul pelan sebelah bahu Tristan.

"Kenapa ingin jauh-jauh dari-ku, hem?" tanya Tristan seolah peduli dengan jawaban Keleigh.

Keleigh menatap Tristan penuh peringatan. Bahkan kedua mata bulat itu sudah membola penuh ancaman. Tapi Tristan mana peduli.

Ketidak pedulian Tristan yang di tunjukkan dengan mengeratkan pelukan saat Keleigh menggeliat minta di lepaskan, membuat Keleigh mengeram. Lalu melotot sambil menggerakkan mata ke arah Keyla yang terus menunduk.

Kedua sudut bibir Tristan berkedut geli melihat ekspresi istrinya. "Apa?" bisik Tristan.

"Jangan begini. Semua orang melihat ke sini, Tris." bisik Keleigh dengan wajah bersemu. "Aku malu." lanjutnya dengan lirih.

Baru saja Tristan akan menjawab, suara kursi depan mereka yang tergesar membuat Tristan dan Keleigh menoleh.

"A-aku ke toilet sebentar ya, Ke." ijin Keyla sambil menunduk. Dan langsung melangkah menuju ke arah lift tanpa menunggu jawaban dari Keleigh.

Tristan menatap kepergian Keyla dengan datar, bahkan seluruh sisa-sisa senyumnya langsung lenyap. Sedangkan Keleigh menatap Keyla dengan bingung. "Kan di sini ada toilet. Kenapa harus ke atas?" gumannya.

Keleigh tersentak saat tangan Tristan bergerak ke arah yang tidak semestinya di tunjukkan di depan umum. "Jangan coba-coba, Tristan." ancam Keleigh sambil menggeliat kuat.

Meski memang restauran tidak teralalu ramai karena jam makan pagi sudah usai, telebih hari ini senin, tapi tetap tidak hanya mereka berdua yang ada di sana.

Tristan terkekeh saat Keleigh semakin menggeliat kuat, dan sudah tidak peduli saat banyak pasang mata menatap ke arah mereka dengan bermacam ekspresi.

"Lepas, sialan!" Kesabaran Keleigh mulai menipis.

"Padahal semalam kau tidak berkomentar saat aku membawamu ke dalam pangkuanku-" Goda Tristan. Ada jeda di ucapannya untuk menurunkan suara hingga berbisik, "tanpa berbusana." lanjutnya. Yang langsung membuatnya di hadiahi cubitan kuat di sebelah dada.

Meringis. Tristan akhirnya melepaskan Keleigh yang sekali lagi memberikan pukulan ke sebelah bahunya.

Tristan baru saja ingin protes, tapi raut wajah dan tatap Keleigh membuatnya membatalkan niat untuk protes. "Hei Kenapa? Kenapa menangis, Keleigh?" tanyannya seolah peduli.

Keleigh mendengus dengan wajah memerah marah hingga kedua matanya menggenang menahan air mata amarah. Dan Tristan tahu itu. Ia tidak akan tertipu lagi dengan menganggap jika setiap air mata Keleigh adalah sebuah kesedihan. Karena nyatanya, gadis itu juga bisa menangis karena amarah dan juga kesal.

Keleigh memilih tempat duduk yang sebelumnya telah ia pilih. Tristan yang melihat jika Keleigh sedang butuh di rayu mengubah posisi duduk.

Mendaratkan bokong ke sebelah Keleigh, ia menatap Keleigh yang melihat-lihat buku menu.

"Ingin yang mana?" tanya Tristan sambil memandangi wajah Keleigh.

"Hm ... Apa saja yang sudah pernah kau cicipi sini, Tris?"

Nyatanya tidak perlu melakukan suatu pengorbanan berarti untuk membujuk Keleigh. Ia akan luluh hanya karena Trista sudah menyadari kesalahannya sendiri.

"Banyak. Kemarin aku hampir mencicipi seluruh sarapan di sini. Breakfast di selalu yang terbaik." jawab Tristan enteng.

Menoleh sesaat untuk menatap Tristan dengah raut wajah tidak percaya, Keleigh kembali menatap buku menu.

"Bagaimana dengan avocado toast mereka?" tanya Keleigh tanpa melepas arah pandang dari buku menu.

Tristan langsung menggeleng kuat. Lantas menarik buku menu dari tangan Keleigh. Membuat Keleigh menatapnya dengan tidak terima.

"Tunggu saja di sini. Biar aku yang ambil dan pilihkan." ujar Tristan.

"Tidak. Aku ingin memilih sendiri." protes Keleigh tidak terima.

Mengusap pipi lalu surai istrinya, Tristan kembali meminta, "biar aku yang memilihkan, Keleigh. Kau tidak bisa makan pagi hanya dengan avocado toast." mencium sejenak ujung rambut pirang Keleigh, Tristan kembali menatap istrinya. "Mulai sekarang kau harus selalu menyimpan banyak tenaga. Kau tidak tahu apa yang akan terjadi di setiap detiknya." Tristan menjedah. "Saat bersamaku." sambungnya, di tutup dengan satu kedipan mata.

Wajah Keleigh terasa memanas. Ia bisa membayangkan jika kedua pipinya pasti sudah memerah.

Setelah Tristan beranjak untuk mengambilkan dan memilih sarapan seperti janjinya, Keleigh menunggu di meja makan sambil memainkan ponsel. Ia juga sedang menunggu Keyla yang entah kenapa belum juga kembali.

Yang di tunggu Keleigh sebenarnya tidak pernah kemana-pun. Ia berada di balik pilar karena saat hendak menaiki lift, seseorang menariknya untuk memperlihatkan bagaimana Tristan dan Keleigh saat bersama.

"He looks happy." lirihnya sambil mengusap ujung mata. "Dia bahagia bersama Keleigh, Ken." lanjut Keyla sambil menengadah untuk menghalangi air mata yang tidak bisa ia kontrol.

"Then move on. He dosen't deserve you." ujar Kenneth dingin, sambil menatap ke arah Tristan yang sudah kembali ke meja sambil membawa dua piring di tangan, bersama dua pelayan yang juga membawakan piring-piring dan gelas minuman.

Keyla tidak menjawab. Ia hanya tidak bisa langsung mengiyakan ucapan Kenneth yang lebih seperti berupa seperti perintah.

Terpopuler

Comments

Akutanpanama

Akutanpanama

apa yg terjadi seandainya keleigh tau hubungan keyla dan tristan di masa lalu?

2023-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 The Lovers - 01
2 The Lovers - 02
3 The Lovers - 03
4 The Lovers - 04
5 The Lovers - 05
6 The Lovers - 06
7 The Lovers - 07
8 The Lovers - 08
9 The Lovers - 09
10 The Lovers - 10
11 The Lovers - 11
12 The Lovers - 12
13 The Lovers - 13
14 The Lovers - 14
15 The Lovers - 15
16 The Lovers - 16
17 The Lovers - 17
18 The Lovers - 18
19 The Lovers - 19
20 The Lovers - 20
21 The Lovers - 21
22 The Lovers - 22
23 The Lovers - 23
24 The Lovers - 24
25 The Lovers - 25
26 The Lovers - 26
27 The Lovers - 27
28 The Lovers - 28
29 The Lovers - 29
30 The Lovers - 30
31 The Lovers - 31
32 The Lovers - 32
33 The Lovers - 33
34 The Lovers - 34
35 The Lovers - 35
36 The Lovers - 36
37 The Lovers - 37
38 The Lovers - 38
39 The Lovers - 39
40 The Lovers - 40
41 The Lovers - 41
42 The Lovers - 42
43 The Lovers - 43
44 The Lovers - 44
45 The Lovers - 45
46 The Lovers - 46
47 The Lovers - 47
48 The Lovers - 48
49 The Lovers - 49
50 The Lovers - 50
51 The Lovers - 51
52 The Lovers - 52
53 The Lovers - 53
54 The Lovers - 54
55 The Lovers - 55
56 The Lovers - 56
57 The Lovers - 57
58 The Lovers - 58
59 The Lovers - 59
60 The Lovers - 60
61 The Lovers - 61
62 The Lovers - 62
63 The Lovers - 63
64 The Lovers - 64
65 The Lovers - 65
66 The Lovers - 66
67 The Lovers - 67
68 The Lovers - 68
69 The Lovers - 69
70 The Lovers - 70
71 The Lovers - 71
72 The Lovers - 72
73 The Lovers - 73
74 The Lovers - 74
75 The Lovers - 75
76 The Lovers - 76
77 The Lovers - 77
78 The Lovers - 78
79 The Lovers - 79
80 The Lovers - 80
81 The Lovers - 81
82 The Lovers - 82
83 The Lovers - 83
84 The Lovers - 84
85 The Lovers - 85
86 The Lovers - 86
87 The Lovers - 87
88 The Lovers - 88
89 The Lovers - 89
90 The Lovers - 90
91 The Lovers - 91
92 Extra Part I
93 Extra Part II
94 Info
Episodes

Updated 94 Episodes

1
The Lovers - 01
2
The Lovers - 02
3
The Lovers - 03
4
The Lovers - 04
5
The Lovers - 05
6
The Lovers - 06
7
The Lovers - 07
8
The Lovers - 08
9
The Lovers - 09
10
The Lovers - 10
11
The Lovers - 11
12
The Lovers - 12
13
The Lovers - 13
14
The Lovers - 14
15
The Lovers - 15
16
The Lovers - 16
17
The Lovers - 17
18
The Lovers - 18
19
The Lovers - 19
20
The Lovers - 20
21
The Lovers - 21
22
The Lovers - 22
23
The Lovers - 23
24
The Lovers - 24
25
The Lovers - 25
26
The Lovers - 26
27
The Lovers - 27
28
The Lovers - 28
29
The Lovers - 29
30
The Lovers - 30
31
The Lovers - 31
32
The Lovers - 32
33
The Lovers - 33
34
The Lovers - 34
35
The Lovers - 35
36
The Lovers - 36
37
The Lovers - 37
38
The Lovers - 38
39
The Lovers - 39
40
The Lovers - 40
41
The Lovers - 41
42
The Lovers - 42
43
The Lovers - 43
44
The Lovers - 44
45
The Lovers - 45
46
The Lovers - 46
47
The Lovers - 47
48
The Lovers - 48
49
The Lovers - 49
50
The Lovers - 50
51
The Lovers - 51
52
The Lovers - 52
53
The Lovers - 53
54
The Lovers - 54
55
The Lovers - 55
56
The Lovers - 56
57
The Lovers - 57
58
The Lovers - 58
59
The Lovers - 59
60
The Lovers - 60
61
The Lovers - 61
62
The Lovers - 62
63
The Lovers - 63
64
The Lovers - 64
65
The Lovers - 65
66
The Lovers - 66
67
The Lovers - 67
68
The Lovers - 68
69
The Lovers - 69
70
The Lovers - 70
71
The Lovers - 71
72
The Lovers - 72
73
The Lovers - 73
74
The Lovers - 74
75
The Lovers - 75
76
The Lovers - 76
77
The Lovers - 77
78
The Lovers - 78
79
The Lovers - 79
80
The Lovers - 80
81
The Lovers - 81
82
The Lovers - 82
83
The Lovers - 83
84
The Lovers - 84
85
The Lovers - 85
86
The Lovers - 86
87
The Lovers - 87
88
The Lovers - 88
89
The Lovers - 89
90
The Lovers - 90
91
The Lovers - 91
92
Extra Part I
93
Extra Part II
94
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!