The Lovers - 10

Donovan's Mansion, Brooklyn, NYC.

"Dad, Tristan tidak bermalam di sini ya?"

Pertanyaan yang di tanyakan putra kedua-nya membuat Robert menghentikan gerakan memotong waffel. Lantas menatap Theodore sambil memasang senyum ringan tanpa beban.

"Iya, Theo. Tristan tadi malam menghubungi dad jika malam tadi, dan untuk beberapa hari ke depan ia belum bisa ke sini." Dusta Robert sambil melirik Kamala.

Mencebik-kan bibir karena kecewa, Theodore kembali bertanya. "Kenapa? Dan Tristan akan kemana?"

Robert kembali menyunggingkan senyum. "Ada yang harus Tristan urus di luar kota, sayang. Urusan penting." Kembali, Robert berdusta dengan lancar, dengan raut wajah tanpa beban.

Theodore kembali ingin bertanya. "Dad ...."

"Sayang, tidak boleh menganggu dad yang sedang makan, ok?" Kamala langsung memotong ucapan Theodore yang belum selesai. Selain karena memang ia tidak ingin acara makan Robert terganggu, ia juga tidak ingin Theodore terus di bohongi, meski yang Robert lakukan dalam keadaan terpaksa.

Tidak mungkin-kan, Robert mengatakan jika Tristan tidak kembali karena tadi malam ia memaksa putra pertama-nya untuk menikah hingga membuat pertengkaran bahkan, Robert melukai Tristan di luar dan dari dalam.

Akhirnya Theodore mengangguk lalu berguman sebelum kembali memotong waffel. "Padahal aku ingin bercerita."

Meski hanya gumanan, tapi Robert dan Kamala bisa mendengar dengan jelas. Dan mereka hanya bisa melanjutkan sarapan dengan perasaan campur aduk.

***

UnitedHealth Hospital, Manhattan, NYC.

Selesai memarkirkan Mini JCW Convertible putih berbentuk imut miliknya di parkiran khusus rumah sakit, Keleigh melepas kaca mata hitam, dan menutup atap mobil. Lalu mematikan mesin mobil.

Setelah itu, menyelipkan kaca mata hitam ke atas kepala sambil melirik sejenak wajah belum mandi-nya.

"Hm ... Tidak terlalu tampak seperti habis hangover parah." gumannya pelan.

Tadi malam, ia memang habis keluar bersama Regina dan Logan tanpa Dante. Dan ia cukup mabuk parah, hingga membuatnya harus di tuntun Logan untuk masuk ke dalam mansion sambil menahan muntah.

Menggunakan quarre neck puff sleeve top berwarna putih bermotif floral, di padukan dengan roll off shorts berwarna navi, Keleigh memoles sedikit bibir sedang lipglos untuk menyamarkan wajahnya yang polos tanpa apapun.

Melangkah keluar dari mobil dengan menggunakan roger vivier ballet shoes, jari-jari Keleigh langsung men-dial salah satu nomer di panggilan cepat ponsel-nya. Lalu meraih sebuah tas makan kecil bertingkat, dan Hermes Rouris mini bag berwarna abu yang cocok untuk style casual pilihannya sebelum pergi ke rumah sakit pagi ini.

Cukup lama panggilan di jawab hingga langkah Keleigh sudah sampai di depan lift besement.

"Halo, Key." sapanya, sambil masuk dan menekan angka satu tempat di mana lantai IGD rumah sakit berada.

"Hei. Ada apa, Ke?" jawab sambungan di sebrang.

"Kau ada di IGD?" tanya Keleigh di barengi dengan suara dentingan lift.

"Iya, Ke. Aku baru saja memeriksa pasien." jawab Keyla di ikuti suara-suara khas ruang IGD.

"Ok." tutup Keleigh tanpa menjelaskan jika ia ada di rumah sakit. Dan sekarang susah berdiri di depan desk administrasi IGD.

"Halo Oscar ...," sapa ringan Keleigh, pada seorang perawat yang bertugas di administrasi IGD. Ia cukup kenal dengan perawat laki-laki itu.

"Oh, ya ampun ... Ms Hamilton." ucap Oscar dengan nada terkejut. Ia bahkan langsung berdiri dan melepas pulpen yang sedang ia gunakan.

Keleigh memutar bola mata dengan malas. "Ayolah ... Jangan begitu Oscar." protes Keleigh tidak terima. Sudah berapa kali ia katakan pada Oscar untuk tidak bersikap formal padanya. Karena Oscar adalah satu-satunya teman Keyla yang cukup akrab. Baik itu di rumah sakit atau-pun di luar rumah sakit.

Menggaruki kepala yang tidak gatal sama sekali, pria ber-iris hitam khas Asia itu tersenyum canggung. "Baiklah. Maafkan aku Keleigh." menjedah, Oscar meneliti penampilan Keleigh. Melirik tangan Keleigh yang sedang memegang tas makan dan tas mahal sederhananya. Lalu diam-diam ia membuang nafas lega. "Ingin bertemu, dr Keyla?" tanya-nya dengan menyimpan nada lega.

Keleigh tersenyum geli. "Kau pikir aku sedang bersama ayahku yang sedang kunjungan mendadak ya?" terka Keleigh.

Oscar meringis malu karena merasa tertangkap basah. "Well ... Kalau begitu, sekarang aku jadi ingin berucap syukur." jawab Oscar penuh jenaka.

Lantas Keleigh terkekeh kecil dan langsung membuka tas makan bertingkat yang ia bawa. Mengeluarkan satu tempat makan persegi kecil, ia meletakkan di atas meja desk tempat Oscar sedang menulis file.

Oscar kembali meringis malu dan hendak membuka mulut untuk menolak, tapi Keleigh langsung mendahului. "Ambil ya. Makan saja untuk cemilan di waktu luang jika kau sudah sarapan, itu hanya dua potong sandwich berisi tuna dan telur."

"Keleigh ...," lirih Oscar merasa tidak enak dan ingin menolak.

"Makan, makan, makan. Pokok-nya di makan. Itu buatan khusus dari tangan Mrs Hamilton." ada ancaman terbalut nada candaan yang di ucapkan Keleigh.

Membuat Oscar akhirnya mengangguk pasrah. "Terimakasih, Keleigh." ucap Oscar pelan. Lalu menundukkan kepala dengan sebelah tangan kanan di letakkan di depan dada kiri. "Dan sampaikan rasa terimakasih mendalam-ku untuk Mrs Hamilton."

Keleigh kembali terkekeh kecil. Selain karena Oscar adalah teman Keyla, Oscar juga sangat humoris, membuat Keleigh menyukainya.

"Baiklah. Terimakasih-mu akan ku sampaikan pada, mom." menjedah, Keleigh melirik ke arah pintu IGD. "Apa di dalam sedang sibuk?"

Oscar mengangguk singkat. "Sedikit. Tapi sekarang sudah mulai tenang."

Sebelum melangkah untuk menuju pintu belakang IGD yang mengarah ke dalam rumah sakit, Keleigh melirik jam dinding besar yang ada di sana. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh dan Keyla pasti sudah mulai kelaparan, pikirnya.

"Bye, Oscar ...," pamit Keyla sambil melambai.

Oscar hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan singkat. Lalu meringis saat melihat kotak makan yang tadi Keyla letakkan di atas mejanya. "Astaga, ini menakutkan ...," guman-nya merasa ngeri.

Keleigh membuka pintu dengan pelan, lalu menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan Keyla. Setelah dapat, ia langsung masuk, "dr. Keyla...," sapa Keleigh.

Keyla yang sedang berbincang dengan seorang perawat perempuan muda, langsung menoleh. "Keleigh ...," ucap-nya seperti terkejut. Lantas kembali menatap perawat tadi. "Baiklah, itu saja. Nanti setelah lukanya selesai di bersihkan foto saja. Biar nanti aku yang akan mengirimkan ke spesialis." lanjutnya menutup pembicaraan dengan perawat.

"Ok, dok." jawab perawat santai, lalu menoleh untuk menatap Keleigh. Meski dia tidak pernah mengenal wajah putri bungsu keluarga Hamilton dan adik dari dokter umum IGD mereka, tapi perawat itu cukup paham siapa Keleigh. "Selamat pagi, Ms Hamilton." sapanya sopan dan ramah.

Keleigh tersenyum ramah. "Selamat pagi, suster. Maaf mengganggu." ucap Keleigh tidak kalah ramah.

"Kalau begitu saya ke pasien sekarang, dok." pamit perawat pada Keyla. Lalu menatap Keleigh. "Ms Hamilton." sambungnya.

"Semangat bekerja suster." ujar Keleigh dengan riang dan ramah.

Setelah perawat pergi sambil mendorong trolly , Keyla langsung mencubit gemas sebelah pipi Keleigh. "Kau ini kenapa datang ke sini tanpa memberi tahu, hah?" tanya-nya dengan gemas.

Melepaskan pelan tangan Keyla yang mencubit pipinya, Keleigh mencebik. "Salah sendiri kenapa melewatkan sarapan. Kau ini, pekerjaan-mu itu berat. Kau harus menghadapi banyak orang yang sakit dan juga keluarga pasien. Belum lagi dokter-dokter lain dan juga suster-suster. Kalau kau melewatkan makan, dari mana sumber tenagamu, hah?"

Keleigh menjedah sambil meletakkan tas makan bertingkat yang sudah Donna siapkan untuk ia antar. "Lalu bagaimana kau akan mengobati dan memeriksa pasien yang sakit dengan tubuh tanpa tenaga karena tidak makan? Lalu bagaimana kalau kau kelelahan, apa kau ingin suster-suster dan teman dokter-mu jadi repot dan menambah pekerjaan mereka?" omel Keleigh panjang lebar. Tanpa menyadari, jika ucapanya terdengar oleh beberapa pasien dan beberapa perawat yang sedang berada bersama pasien.

Keyla terkekeh dengan hati menghangat. Rasa setres-nya sedikit terangkat mendengar omelan tulus penuh perhatian Keleigh. "Iya ... Iya ... Maafkan aku, ok. Jangan mengomel, kau jadi pusat perhatian, Keleigh." ujar Keyla sambil memberi lirik ke aras tirai-tirai terbuka yang di huni pasien-pasien dan perawat yang sedang merawat.

Keleigh meringis malu. "Aduh. Kenapa kau tidak bilang dari tadi, Key." Bisiknya.

Keyla kembali terkekeh sambil meraih tas makan yang di bawa Keleigh. "Harusnya kau minta saja seseorang untuk mengantarkan ini, Ke." usul Keyla. "Kau-kan jadi repot-kan." Keluh Keyla merasa merepotkan.

Berdecak sebal, Keleigh memukul pelan sebelah bahu Keyla. "Kau ini apa-apaan. Hanya mengantarkan ini tidak akan membuat waktu gadis pengangguran ini terbuang percuma, Key." Candaan Keleigh, nyata-nya tidak membuat Keyla merasa lebih baik. Jadi mengingatkannya pada kejadian semalam saat ia dan ayah-nya sedang berada di ruang kerja mansion.

Perasaan Keyla yang sudah mulai kembali terasa buruk, semakin buruk saat melihat ke arah pintu IGD, tempat pasien dari luar biasa masuk.

Kedua iris abu-abu itu menatapnya lekat dengan penampilan kacau, tapi tetap terlihat mempesona seperti biasa. Iris Keyla bergetar saat sosok itu melangkah masuk dengan tatapan yang tidak menelepas pandangan darinya.

Keyla melirik Keleigh yang berdiri memunggungi pintu IGD. Lalu kembali menatap iris abu-abu yang semakin mendekat. Ia menggeleng tegas, memberikan pesan untuk tidak mendekat, tapi terlambat ....

"Tristan?" guman Keleigh saat memutar tubuh. Menutup mulut sejenak karena terkejut, dengan cepat ia merapikan rambutnya yang masih rapih. "Tristan, kenapa kau ke sini?"tanya Keleigh dengan raut wajah bingung.

Tidak mendapat jawaban hingga langkah Tristan sudah berada dekat di depannya dan Keyla, Keleigh melirik Keyla yang tampak ... Memucat?

"Keyla, kau sakit?" perhatian Keleigh teralihkan. Ia mengabaikan sejenak eksistensi keberadaan puajaan hatinya saat melihat warna wajah Keyla.

"Kau sakit, Key?" ulang Keleigh dengan penuh ke-khawatiran. Ia bahkan langsung menyentuh dahi Keyla.

Menarik nafas panjang, Keyla memutus tatapan-nya dari Tristan. Lalu menggeleng singkat sambil menurunkan lembut telapak tangan Keleigh dari dahinya. "Aku tidak apa-apa, Keleigh. Tenang saja. Mungkin karena belum sarapan." jelas Keyla penuh dusta.

Penjelasan Keyla malah semakin membuat Keleigh khawatir. "Ijin. Ijin sekarang untuk makan ya. Mom membuatkan sandwich, sushi dan burrito. Kau tinggal pilih ingin terlebih dahulu makan yang mana. Ayo ijin sekarang ya, Key." pinta Keleigh setengah memohon. Bahkan ia sudah terlihat panik.

Keyla menelan ludah dengan kasar untuk menyiapkan diri. Tanpa menjawab permintaan Keleigh, ia kembali menatap Tristan sambil menyunggingkan senyum diplomatis. "Tristan, ada perlu apa?" tanyanya dengan dada berdegup nyeri. Karena ia bisa menebak dan bisa menilai, apa saja alasan yang membuat Tristan mendatanginya ke rumah sakit langsung.

"Kenapa tidak menjawab telpon-ku?" tanya Tristan langsung tanpa berbasa basi. Bahkan Keyla sempat melihat seringai samar Tristan.

Jantung Keyla semakin berdegup nyeri dan gugup. Ia melirik raut wajah Keleigh yang tampak bingung sambil menatapnya dan Tristan secara bergantian.

"Oh ... Maaf, aku tadi sedang memeriksa pasien. Jika ingin memeriksa, kau hanya cukup membawa kartu pengenal." jawab Keyla asal dengan lancar. Ia menekan kuat-kuat rasa gugupnya.

"Kenapa? Kau sakit, Tris?" Keleigh bertanya setelah mendengar ucapan Keyla. Ia menatap lekat wajah tampan pujaan hatinya, hingga hampir memekik saat melihat luka samar di pelipis sebelah kanan Tristan. "Kau terluka, Tristan." ujar Keleigh panik.

Tanpa sedikit-pun melepaskan pandangan dari Keyla, Tristan mengangguk. "Iya, aku terluka dan sakit."

Keyla menegang. Kedua tangannya mencengkam kuat snelli dengan arah pandang menatap Tristan penuh permohonan. Tidak! Tristan tidak boleh mengatakan sesuatu yang bisa merusak apapun yang ia miliki sekarang.

Melihat Keyla yang membatu dengan wajah semakin memucat, Keleigh menegur, "Key ...,"

Menoleh, Keyla mengangguk. "Iya. Aku tidak apa-apa dan akan ijin sekarang ya." Lalu menatap Tristan, "akan aku panggilan seorang perawat untuk mengobati pelipis-mu, Tris." ucap Keyla dengan tenang menyembunyikan rasa gugup.

Membuang nafas pasrah setelah melirik jam di dinding, Keleigh menoleh menatap wajah pucat Keyla. "Baiklah, sepertinya aku harus kembali sekarang karena harus mengantar mom ke tempat Regina untuk mengambil pesanan gaun mom, Key." lalu menatap Tristan sambil memang senyum semanis mungkin. "Tris, aku pulang dulu ya."

Memutus sejenak tatapannya dari Keyla, Tristan hanya mengangguk singkat sambil menatap Keleigh.

Meski hanya mendapatkan respon datar, tapi Keleigh tetap saja merasa bahagia. Bagaimana tidak? Di pagi hari yang cerah ini ia bertemu pujaan hatinya yang terluka di pelipis.

Semoga luka di pelipis itu tidak perlu membuat wajah tampan Tristan sedikit menyisahkan bekas luka. Meski Keleigh tetap tidak akan berpaling walaupun wajah Tristan rusak parah sekalipun. Ia, mencintai Tristan bukan hanya karena sekedar wajah dan posturnya yang menggoda, tapi juga segalanya tentang Tristan. Keleigh, memang segila itu menyukai Tristan.

***

Keyla mencoba terus menarik lengannya yang di seret untuk menuju tangga darurat di sebelah ruang IGD dekat lift.

"Tristan!" bentak Keyla saat Tristan menariknya masuk ke tangga darurat dan menutup pintu berat di sana hingga sedikit berdentum.

"Apa yang kau lakukan, Tris!"

"Shut up, Ke." hardik Tristan sambil memojokkan tubuh Keyla ke dinding. Lantas mengunci tubuh itu hingga tidak akan bisa kabur. "Ke ...," lirihnya frustasi.

"Tris ...," balas Keyla tidak kalah frustasi sambil memejamkan kedua mata. "Jangan begini." sambungnya dengan nada lelah.

"Kenapa? Sejak kapan kau tidak suka berdekatan dengan-ku, huh?" sindir Tristan sambil meraih dagu Keyla. Memberikan kecupan singkat, ia berbisik tepat di depan bibir Keyla yang membeku. "Apa yang sekarang kau takutkan?" kambali, Tristan menyindir hal yang pasti juga sudah sampai ke Keyla. Ia tidak buta dan bodoh untuk tidak bisa langsung menyadari perubahan Keyla padanya. Dua tahun mereka saling mengenal di high school, dan hampir sepuluh tahun mereka menjalin hubungan. Bagian mana Keyla yang tidak ia kenal?

"Tristan, please ...," kembali Keyla memohon dengan lirih sambil menatap Tristan dengan iris bergetar menahan basah.

"Jangan dengarkan mereka. Ayo kita pergi, Key. Aku akan melepas segalanya dan kita pergi dari sini. Kau dan aku." pinta Tristan tanpa keraguan. Tanpa basa basi, dan tanpa rasa takut sedikitpun.

Tapi tidak dengan Keyla. Tidak semudah itu untuknya. Ia ragu, takut dan ... Tidak bisa.

Keterdiaman Keyla dengan kedua mata berkaca-kaca membuat bibir Tristan tersenyum pahit. Dengan lembut, ibu jarinya membelai wajah Keyla, lalu menarik lembut dagu Keyla untuk mendekat padanya. Dengan sangat hati-hati, ia memangut lembut bibir penuh, yang selalu, dan satu-satunya ia inginkan untuk sekarang dan selamanya.

Melepaskan pangutan-nya sejenak, Tristan berbisik di depan bibir Keyla yang basah karenanya, "i love you, Ke. Always anda forever." lalu kembali memangut dengan lembut.

Tidak berapa lama senyumnya terbit, saat Keyla akhirnya membalas.

Terpopuler

Comments

Kaarimba

Kaarimba

keleigh emang karakternya dibikin bodoh ni, masak mau nikah nggak cek dan ricek dlu gitu apa Tristan pny pacar ato nggak, Tristan pny masa lalu ato nggak. kalian dari kluarga konglo loh

2023-07-22

0

Haru Haru

Haru Haru

ka rethe semangat!!! ayok lanjut terussss ❤❤❤

2023-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 The Lovers - 01
2 The Lovers - 02
3 The Lovers - 03
4 The Lovers - 04
5 The Lovers - 05
6 The Lovers - 06
7 The Lovers - 07
8 The Lovers - 08
9 The Lovers - 09
10 The Lovers - 10
11 The Lovers - 11
12 The Lovers - 12
13 The Lovers - 13
14 The Lovers - 14
15 The Lovers - 15
16 The Lovers - 16
17 The Lovers - 17
18 The Lovers - 18
19 The Lovers - 19
20 The Lovers - 20
21 The Lovers - 21
22 The Lovers - 22
23 The Lovers - 23
24 The Lovers - 24
25 The Lovers - 25
26 The Lovers - 26
27 The Lovers - 27
28 The Lovers - 28
29 The Lovers - 29
30 The Lovers - 30
31 The Lovers - 31
32 The Lovers - 32
33 The Lovers - 33
34 The Lovers - 34
35 The Lovers - 35
36 The Lovers - 36
37 The Lovers - 37
38 The Lovers - 38
39 The Lovers - 39
40 The Lovers - 40
41 The Lovers - 41
42 The Lovers - 42
43 The Lovers - 43
44 The Lovers - 44
45 The Lovers - 45
46 The Lovers - 46
47 The Lovers - 47
48 The Lovers - 48
49 The Lovers - 49
50 The Lovers - 50
51 The Lovers - 51
52 The Lovers - 52
53 The Lovers - 53
54 The Lovers - 54
55 The Lovers - 55
56 The Lovers - 56
57 The Lovers - 57
58 The Lovers - 58
59 The Lovers - 59
60 The Lovers - 60
61 The Lovers - 61
62 The Lovers - 62
63 The Lovers - 63
64 The Lovers - 64
65 The Lovers - 65
66 The Lovers - 66
67 The Lovers - 67
68 The Lovers - 68
69 The Lovers - 69
70 The Lovers - 70
71 The Lovers - 71
72 The Lovers - 72
73 The Lovers - 73
74 The Lovers - 74
75 The Lovers - 75
76 The Lovers - 76
77 The Lovers - 77
78 The Lovers - 78
79 The Lovers - 79
80 The Lovers - 80
81 The Lovers - 81
82 The Lovers - 82
83 The Lovers - 83
84 The Lovers - 84
85 The Lovers - 85
86 The Lovers - 86
87 The Lovers - 87
88 The Lovers - 88
89 The Lovers - 89
90 The Lovers - 90
91 The Lovers - 91
92 Extra Part I
93 Extra Part II
94 Info
Episodes

Updated 94 Episodes

1
The Lovers - 01
2
The Lovers - 02
3
The Lovers - 03
4
The Lovers - 04
5
The Lovers - 05
6
The Lovers - 06
7
The Lovers - 07
8
The Lovers - 08
9
The Lovers - 09
10
The Lovers - 10
11
The Lovers - 11
12
The Lovers - 12
13
The Lovers - 13
14
The Lovers - 14
15
The Lovers - 15
16
The Lovers - 16
17
The Lovers - 17
18
The Lovers - 18
19
The Lovers - 19
20
The Lovers - 20
21
The Lovers - 21
22
The Lovers - 22
23
The Lovers - 23
24
The Lovers - 24
25
The Lovers - 25
26
The Lovers - 26
27
The Lovers - 27
28
The Lovers - 28
29
The Lovers - 29
30
The Lovers - 30
31
The Lovers - 31
32
The Lovers - 32
33
The Lovers - 33
34
The Lovers - 34
35
The Lovers - 35
36
The Lovers - 36
37
The Lovers - 37
38
The Lovers - 38
39
The Lovers - 39
40
The Lovers - 40
41
The Lovers - 41
42
The Lovers - 42
43
The Lovers - 43
44
The Lovers - 44
45
The Lovers - 45
46
The Lovers - 46
47
The Lovers - 47
48
The Lovers - 48
49
The Lovers - 49
50
The Lovers - 50
51
The Lovers - 51
52
The Lovers - 52
53
The Lovers - 53
54
The Lovers - 54
55
The Lovers - 55
56
The Lovers - 56
57
The Lovers - 57
58
The Lovers - 58
59
The Lovers - 59
60
The Lovers - 60
61
The Lovers - 61
62
The Lovers - 62
63
The Lovers - 63
64
The Lovers - 64
65
The Lovers - 65
66
The Lovers - 66
67
The Lovers - 67
68
The Lovers - 68
69
The Lovers - 69
70
The Lovers - 70
71
The Lovers - 71
72
The Lovers - 72
73
The Lovers - 73
74
The Lovers - 74
75
The Lovers - 75
76
The Lovers - 76
77
The Lovers - 77
78
The Lovers - 78
79
The Lovers - 79
80
The Lovers - 80
81
The Lovers - 81
82
The Lovers - 82
83
The Lovers - 83
84
The Lovers - 84
85
The Lovers - 85
86
The Lovers - 86
87
The Lovers - 87
88
The Lovers - 88
89
The Lovers - 89
90
The Lovers - 90
91
The Lovers - 91
92
Extra Part I
93
Extra Part II
94
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!