Part 15 - Keras Kepala

Praang.

Davira melempar nampan berisi piring yang di atasnya terdapat makanan dan juga minuman untuknya, hal itu membuat pelayan yang mengantarkannya terperanjat kaget dan segera duduk bersimpuh di lantai.

Pelayan bermata sipit dan berkulit putih itu terlihat ketakutan.

"Gomen'nasai, tabemono ga kiniiranakatta nodesu ka?"

( Maaf, apakah Nona tidak menyukai makanannya? )

Rahang Davira hampir jatuh mendengarnya, dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sedang dibicarakan oleh pelayan itu.

Tiba-tiba saja mata Davira membulat ketika menyadari sesuatu.

"Speak English please," ucap Davira membuat pelayan itu tersadar bahwa yang dilayaninya saat ini bukanlah orang Jepang seperti dirinya.

"Maafkan saya, Nona. Saya akan menyajikan makanan yang baru, apakah Nona tidak menyukai makanan itu?" tanyanya dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh Davira.

"Tidak perlu, aku tidak akan memakan apapun. Katakan kepada tuan-mu, bahwa aku tidak akan makan sampai dia membebaskan ku," jawab Davira membuat pelayan itu menelan salivanya susah payah.

Pelayan itu segera membereskan pecahan piring dan cangkir serta makanan yang berserakan di lantai.

"Negara apa ini?" Davira merasa penasaran dan curiga bahwa saat ini dia sudah tidak lagi berada di Sevilla, ia juga yakin bahwa dia juga tidak sedang berada di Indonesia saat ini.

"Jepang, Nona," pelayan itu terlihat memasukkan pecahan-pecahan kaca ke dalam tempat sampah yang ada di kamar itu.

Davira menghembuskan nafasnya kasar, tidak ia sangka sebelumnya bahwa Nathan akan membawanya ke Negera yang berbeda. Dan kenapa Nathan harus membawanya ke Jepang? Dia benar-benar tidak memiliki akses dengan siapapun di negeri sakura itu.

Mungkin ada beberapa orang yang dia kenal, tapi hubungannya dengan beberapa orang itu hanya sebatas distributor dan konsumen.

"Kau bisa pergi, dan jangan kembali lagi dengan membawa makanan. Percuma, karena aku tidak akan memakannya."

Setelah mengatakan hal itu, Davira segera merebahkan tubuhnya kembali dan menarik selimutnya hingga kepala. Pelayan itu hanya diam dan segera keluar dari kamar Davira, dia menjadi serba salah saat ini.

Pelayan itu melangkahkan kakinya menuju ke kamar Nathan, ia mengetuk pintu kamar Tuan-nya dengan jantung yang berdebar-debar karena merasa takut. Tidak butuh waktu lama, pintu kamar itu kini terbuka memperlihatkan sosok Nathan yang terlihat begitu tampan walaupun hanya menggunakan kaos polos berwarna hitam.

"Ada apa? Davira sudah makan?"

"Belum, Tuan. Nona Davira melempar makanan yang saya berikan, dia juga mengatakan bahwa dia tidak akan mau memakan apapun sampai.......Tuan membebaskannya," suara pelayan itu terdengar lebih pelan di akhir kalimat.

"Bawakan lagi makanan untuknya dan letakkan di atas meja yang ada di kamarnya, setelah itu kau bisa langsung pergi."

"Baik Tuan."

Nathan kembali menutup pintu kamarnya lalu melangkahkan kakinya ke arah tempat tidurnya, ia duduk di tepi ranjang kemudian menyalakan televisi berukuran besar yang terpasang di tembok.

Dapat ia lihat Davira yang sedang bergumul dengan selimutnya, Nathan melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Davira belum memasukkan apapun ke dalam perutnya sejak dia sadarkan diri tadi pagi.

Hal itu membuat Nathan merasa khawatir dengan keadaan Davira, dia hanya tidak ingin kesehatan wanita itu menjadi memburuk.

Cukup lama Nathan memperhatikan Davira dari layar televisinya yang langsung tersambung ke CCTV yang ada di kamar wanita itu, kini terlihat seorang pelayan masuk ke dalam kamar Davira dan langsung meletakkan nampan berisi makanan ke atas meja.

Davira terlihat menyembulkan kepalanya keluar dari selimut.

"Bukankah sudah ku katakan bahwa aku tidak ingin makan?!"

Pelayan itu hanya diam dan tidak menanggapi teriakan Davira, pelayan itu pergi begitu saja membuat Davira merasa begitu kesal.

"Pelayan dan bosnya sama saja!" Davira melempar bantalnya ke sembarang arah.

"Arghhh Nathan sialan!" teriak Davira sembari memukul-mukul kasurnya.

Nathan tersenyum kecil melihat tingkah Davira yang begitu menggemaskan di matanya, Nathan begitu betah memandangi Davira yang sudah selama berjam-jam berdiam diri di atas tempat tidurnya setelah kakinya di obati oleh Laura.

Davira merubah posisinya menjadi duduk, ia menyandarkan punggungnya dan menghembuskan nafasnya kasar. Rambutnya sudah terlihat begitu acak-acakan, namun saat ini dia tidak peduli dengan penampilannya.

Mata Davira menatap jarum jam yang terus bergerak, ia meringis pelan merasakan perih di perutnya yang meronta-ronta meminta untuk segera diisi sedari tadi. Kepalanya pun bahkan sudah berputar menahan rasa lapar.

Davira melirik beberapa piring yang ditutup dengan rapi di atas meja, Davira menggigit bibir bawahnya kemudian turun dari atas tempat tidurnya secara perlahan-lahan. Ia melangkah dengan hati-hati dan tertatih-tatih menuju ke arah meja yang berada di tengah-tengah kamarnya.

Dia mulai membuka setiap tudung yang menutupi piring, terlihat beberapa makanan khas Jepang yang begitu menggugah selera dan membuat perutnya semakin terasa lapar.

Namun bukannya duduk dan memakan semua makanan itu, dia malam kembali menutupnya. Davira tidak akan sudi makan walaupun perutnya merasa kelaparan, dia tidak ingin Nathan merasa senang jika dia menghabiskan makanan yang disediakan oleh pelayannya.

Davira harus memberontak agar Nathan tahu bahwa dia tidak akan pernah menjadi wanita penurut. Davira kembali melangkahkan kakinya dan naik ke atas tempat tidur, ia meringkuk sembari memegangi perutnya yang terasa perih.

Davira menahan rasa lapar dengan amarah yang terus-menerus menyelimuti dirinya, amarah yang membuat energinya benar-benar terkuras. Davira mengepalkan tangannya kuat, otaknya terus mengingat kejadian yang tidak seharusnya terjadi di hari pernikahannya. Nathan benar-benar sudah menghancurkan impiannya, sekarang dia sudah kehilangan seorang pria yang begitu ia cintai.

"Sshsss......" Davira meringis pelan merasakan kepalanya semakin terasa berputar dan perutnya mulai bergejolak membuatnya merasa ingin memuntahkan sesuatu.

"Sial," umpatnya pelan, seumur hidup dia tidak pernah merasa kelaparan sampai tubuhnya gemetaran seperti sekarang ini.

Davira benar-benar merasa bahwa keadaannya saat ini begitu menyedihkan, menjadi tawanan dari musuh besarnya dan sepertinya sekarang dia akan mati kelaparan.

Kematian yang tidak pernah ia pikirkan selama ini, Davira kembali bangkit dengan kaki yang sudah terasa lemas. Dia sudah tidak bisa lagi menahan perutnya yang begitu sakit karena kelaparan. Davira terus mengumpat di dalam hati, dia terpaksa harus memakan makanan yang ada di atas meja.

Namun baru beberapa langkah, pandangannya mulai terasa buram. Davira memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri, tiba-tiba saja tubuhnya hilang keseimbangan dan terjatuh ke atas lantai yang dingin.

Davira menatap meja yang berada tidak jauh di depannya, Davira menggelengkan kepalanya pelan mencoba untuk mengusir rasa pusingnya. Davira perlahan-lahan memejamkan matanya dengan kesadaran yang belum sepenuhnya hilang. Dia masih bisa mendengar suara pintu yang terbuka dan derap langkah yang menuju ke arahnya.

"Kau benar-benar keras kepala, Davira." 

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

ga makan lapar makan gengsi

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2 Part 02 - Bertemu Damian
3 Part 03 - Awal Mula
4 Part 04 - Malam Kelam
5 Part 05 - Pemakaman
6 Part 06 - Eksekusi
7 Part 07 - Kedatangan Aidan
8 Part 08 - Perlindungan Nathan
9 Part 09 - Makan Malam
10 Part 10 - Melamar
11 Part 11 - Hari Pernikahan
12 Part 12 - Gaun Berdarah
13 Part 13 - Pria Gila!
14 Part 14 - Kecemburuan Laura
15 Part 15 - Keras Kepala
16 Part 16 - Tuan Pemaksa
17 Part 17 - Demam
18 Part 18 - Ke Sevilla
19 Part 19 - Menemui Julian
20 Part 20 - Kesedihan Davira
21 Part 21 - Memeluk Davira
22 Part 22 - Balasan dari Nathan
23 Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24 Part 24 - Rencana Davira
25 Part 25 - Melarikan Diri
26 Part 26 - Para Berandal
27 Part 27 - Melewati Batas!
28 Part 28 - Hinaan Amara
29 Part 29 - Pindah
30 Part 30 - Roma
31 Part 31 - Emma Scott
32 Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33 Part 33 - Rencana Julian
34 Part 34 - Penculikan
35 Part 35 - Tanda dari Nathan
36 Part 36 - Merasa Tertekan
37 Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38 Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39 Part 39 - Kedatangan Laura
40 Part 40 - Perintah Gayatri
41 Part 41 - Pertemuan Keluarga
42 Part 42 - Racun
43 Part 43 - Bantuan
44 Part 44 - Pengorbanan Emma
45 Part 45 - Hutang Nyawa
46 Part 46 - Kota Moskow
47 Part 47 - Perkelahian
48 Part 48 - Tugas Pertama
49 Part 49 - Para Perampok
50 Part 50 - Operasi Emma
51 Part 51 - Taruhan
52 52 - Pekerjaan Terakhir
53 Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54 Part 54 - Serangan
55 Part 55 - Pelakunya!
56 Part 56 - Perkelahian Saudara
57 Part 57 - Memukul Mundur
58 Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59 Part 59 - Merasa Panik
60 Part 60 - Pertanyaan Jakob
61 Part 61 - Kedatangan Emma
62 Part 62 - Kemarahan Aaron
63 Part 63 - Kepercayaan Nathan
64 Part 64 - Imbalan Erick
65 Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66 Part 66 - Rekaman CCTV
67 Part 67 - You Have My Love
68 Part 68 - Permintaan Emma
69 Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70 Part 70 - Ancaman Erick
71 Part 71 - Diberi Waktu
72 Part 72 - Keputusan Emma
73 Part 73 - Saran dari Atvita
74 Part 74 - Menyelidiki
75 Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76 Part 76 - Liciknya Emma
77 Part 77 - Terbongkar
78 Part 78 - Datangnya Erick
79 Part 79 - Alvar Martez
80 Part 80 - Permusuhan
81 Part 81 - Jebakan
82 Part 82 - Ketakutan Emma
83 Perundingan - Part 83
84 Membebaskan Atvita - Part 84
85 Balas Dendam - Part 85
86 Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2
Part 02 - Bertemu Damian
3
Part 03 - Awal Mula
4
Part 04 - Malam Kelam
5
Part 05 - Pemakaman
6
Part 06 - Eksekusi
7
Part 07 - Kedatangan Aidan
8
Part 08 - Perlindungan Nathan
9
Part 09 - Makan Malam
10
Part 10 - Melamar
11
Part 11 - Hari Pernikahan
12
Part 12 - Gaun Berdarah
13
Part 13 - Pria Gila!
14
Part 14 - Kecemburuan Laura
15
Part 15 - Keras Kepala
16
Part 16 - Tuan Pemaksa
17
Part 17 - Demam
18
Part 18 - Ke Sevilla
19
Part 19 - Menemui Julian
20
Part 20 - Kesedihan Davira
21
Part 21 - Memeluk Davira
22
Part 22 - Balasan dari Nathan
23
Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24
Part 24 - Rencana Davira
25
Part 25 - Melarikan Diri
26
Part 26 - Para Berandal
27
Part 27 - Melewati Batas!
28
Part 28 - Hinaan Amara
29
Part 29 - Pindah
30
Part 30 - Roma
31
Part 31 - Emma Scott
32
Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33
Part 33 - Rencana Julian
34
Part 34 - Penculikan
35
Part 35 - Tanda dari Nathan
36
Part 36 - Merasa Tertekan
37
Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38
Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39
Part 39 - Kedatangan Laura
40
Part 40 - Perintah Gayatri
41
Part 41 - Pertemuan Keluarga
42
Part 42 - Racun
43
Part 43 - Bantuan
44
Part 44 - Pengorbanan Emma
45
Part 45 - Hutang Nyawa
46
Part 46 - Kota Moskow
47
Part 47 - Perkelahian
48
Part 48 - Tugas Pertama
49
Part 49 - Para Perampok
50
Part 50 - Operasi Emma
51
Part 51 - Taruhan
52
52 - Pekerjaan Terakhir
53
Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54
Part 54 - Serangan
55
Part 55 - Pelakunya!
56
Part 56 - Perkelahian Saudara
57
Part 57 - Memukul Mundur
58
Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59
Part 59 - Merasa Panik
60
Part 60 - Pertanyaan Jakob
61
Part 61 - Kedatangan Emma
62
Part 62 - Kemarahan Aaron
63
Part 63 - Kepercayaan Nathan
64
Part 64 - Imbalan Erick
65
Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66
Part 66 - Rekaman CCTV
67
Part 67 - You Have My Love
68
Part 68 - Permintaan Emma
69
Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70
Part 70 - Ancaman Erick
71
Part 71 - Diberi Waktu
72
Part 72 - Keputusan Emma
73
Part 73 - Saran dari Atvita
74
Part 74 - Menyelidiki
75
Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76
Part 76 - Liciknya Emma
77
Part 77 - Terbongkar
78
Part 78 - Datangnya Erick
79
Part 79 - Alvar Martez
80
Part 80 - Permusuhan
81
Part 81 - Jebakan
82
Part 82 - Ketakutan Emma
83
Perundingan - Part 83
84
Membebaskan Atvita - Part 84
85
Balas Dendam - Part 85
86
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!