Part 11 - Hari Pernikahan

Setelah keluar dari kamar, Davira masuk ke dalam gereja yang ada di gedung itu. Terlihat para tamu yang hanya terdiri dari keluarga Lee dan seluruh anak buah mereka kini langsung memperhatikannya, senyum di wajah mereka terlihat mengembang turut merasa bahagia seperti yang dirasakan oleh Davira.

Walaupun tidak ada orang luar yang datang, gereja itu terlihat penuh karena keluarga Lee memang sangatlah banyak.

"Jangan gugup," bisik James yang merupakan paman dari Damian, namun dialah yang akan menjadi wali Davira dan menemaninya berjalan di altar.

"Aku tidak gugup sama sekali," ucap Davira jujur, karena memang begitu adanya.

Ditatap oleh puluhan mata keluarga Lee benar-benar hal yang biasa untuknya, dia juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Davira sadar betul bahwa ia memiliki fisik yang bisa dikatakan hampir sempurna, jadi tidak ada satupun hal yang membuatnya menjadi tidak percaya diri apalagi gugup.

Untuk apa dia merasa gugup? Ini adalah hari pernikahannya, maka sudah seharusnya dia merasa bahagia, bukan malam merasa gugup.

Davira dan James berjalan dengan pelan, Davira tersenyum tipis melihat Damian yang sudah berdiri di sebelah pendeta. Pria itu terlihat begitu tampan dengan setelan jas berwarna hitam dan juga rambutnya yang terlihat rapi.

Damian mengulurkan satu tangannya ketika Davira sudah berdiri di hadapannya, dengan senang hati Davira meletakkan tangannya di atas tangan kekasihnya itu. Mereka berdua berdiri saling berhadapan dengan mata yang terus menatap satu sama lain.

"Apakah begini wajah gugup mu, Damian?"

Davira menggeleng pelan, "Ini wajah terharu, harusnya kau bisa membedakan."

Davira terkekeh pelan, jantungnya terasa berdebar-debar saking bahagianya.

Dor!

Tiba-tiba saja terdengar suara tembakan dari luar membuat semuanya terperanjat kaget, seluruh anak buah Damian mulai bersiaga dengan senjata mereka.

"Ada apa ini?" Damian mengeluarkan pistol yang ia simpan dari balik jas-nya.

Dor!

Dor!

Suara tembakan beruntun terdengar nyaring, baku tembak sepertinya sedang terjadi di luar sana. Baru saja salah satu anak buah keluarga Lee ingin membuka pintu untuk melihat apa yang sedang terjadi, pintu itu sudah dibuka dengan kasar oleh segerombolan orang berpakaian hitam lengkap dengan senjata di tangan mereka.

Ada yang terlihat membawa pistol, tongkat bisbol, bahkan kapak. Dan hal itu sudah membuat mereka semua tahu siapa yang menyerang mereka saat ini, ciri khas dari anak buah keluarga Xie, brutal dan suka menggunakan senjata seperti yang mereka bawa sekarang ini.

Dor.

Seluruh anak buah keluarga Lee langsung menembaki orang-orang itu, kericuhan mulai terjadi. Suara tembakan terus terdengar bersahutan, orang-orang berpakaian hitam itu menyerang dengan membabi buta.

Bruk.

Terlihat beberapa keluarga Lee juga mulai menembaki orang-orang yang terus berdatangan.

Damian tentu saja merasa marah karena hari pernikahannya menjadi kacau, belum lagi beberapa keluarganya yang terlihat langsung mati di tempat karena terkena tembakan beruntun. Damian langsung menembak orang-orang yang menyerang dengan begitu brutal, orang-orang itu memukul semua keluarga Lee dan para pengawal yang berada di sana dengan tongkat bisbol nya tanpa memandang usia ataupun jenis kelamin.

"Sial," umpat Damian segera berlari ke arah keributan.

Davira begitu panik melihatnya, suara teriakan dan tembakan terus terdengar di telinganya.

"Berlindung Davira!" teriak Amanda sembari menembaki para penyerang itu.

Dor.

"Tante!"

Davira terbelalak kaget melihat tubuh Amanda yang langsung tumbang ketika satu butir peluru bersarang tepat di kepalanya, kakinya langsung terasa lemas seketika. Dia seolah dilempar kembali pada kejadian di malam itu, kepalanya terasa berputar, Davira menutup telinganya sembari menatap tubuh calon mertuanya yang tergeletak dengan darah yang keluar dari kepalanya.

"Davira!"

"Lari!"

Suara teriakan Damian membuat Davira tersadar dan segera mengambil pistol dari tangan Amanda. Dengan mata yang terasa memanas, Davira berusaha untuk menembaki orang-orang yang semakin bertambah banyak.

"Aku tidak mungkin lari Damian!"

Dor.

Gereja itu kini sudah dipenuhi dengan mayat dan juga darah, suasana yang tadinya mengharukan kini berubah menjadi begitu mencekam. Davira menatap sekelilingnya, hampir seluruh keluarga Lee sudah tiada dan tergeletak begitu saja di lantai dengan bersimbah darah.

Davira meremas kuat gaun pengantinnya saat menyadari bahwa anak buah mereka semakin sedikit yang tersisa, yang lainnya telah tiada dihabisi oleh orang-orang yang terus berdatangan seolah tidak ada habisnya.

"Ayah!" teriakan Damian menggema saat sang ayah tumbang di depan matanya. Timah panas itu langsung mendarat tepat di dada kiri ayahnya.

Damian segera menghampiri, ia berjongkok dan memeriksa denyut nadi ayahnya yang sudah tidak ada lagi, Rayn ternyata langsung mati di tempat. Damian tentunya semakin naik pitam, baru saja kembali berdiri, seorang pria kini terlihat datang dari pintu masuk.

Senyuman khas tercetak jelas di wajah pria itu. Tanpa aba-aba, pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Nathan langsung menembak Damian tepat di kakinya.

Bruk.

Damian tersungkur ke lantai, "Arghhh!" teriaknya merasa kesakitan.

Davira tersentak kaget, tubuhnya seketika menegang ketika netranya bertemu dengan netra milik Nathan.

"Cantik sekali," gumam Nathan mengagumi kecantikan yang dimiliki oleh Davira.

"Brengsek," desis Davira ingin menembak Nathan, namun dua pria berbadan besar lebih dulu menahan tangannya.

"Lepaskan!" teriak Davira berusaha untuk melepaskan tangannya, namun kedua pria itu malah semakin memeganginya.

Nathan melangkahkan kakinya mendekat kepada Davira, tangannya bergerak menyentuh pipi lembut wanita itu. Davira menatapnya dengan penuh kebencian dan juga amarah, tatapan yang selalu didapatkan oleh Nathan.

"Berhenti menyentuhku."

Nathan hanya diam lalu mendekat kepada Damian yang masih tergeletak di lantai dengan kaki yang terus mengeluarkan darah.

"Jangan coba-coba menyakiti Davira!" nafas Damian terdengar memburu, pria itu menatap Nathan tajam.

"Aku memang tidak akan menyakitinya, bukan itu tujuanku ke sini," Nathan menginjak tangan kiri Damian membuat pria itu sontak berteriak kesakitan.

"Arghhh! Aku akan membunuhmu sialan!" umpat Damian berusaha untuk menarik kembali tangannya, namun Nathan menginjaknya dengan sangat kuat sehingga tangannya terasa akan patah.

Tiba-tiba saja terdengar suara gelak tawa yang begitu singkat, setelah itu keheningan menyelimuti mereka membuat Davira mengernyit dan tersadar bahwa saat ini mereka sudah dikelilingi oleh puluhan anak buah Nathan. Seluruh anak buah keluarga Lee sudah habis dibantai. 

Wajah Nathan berubah menjadi mengeras membuat Davira mulai merasa was-was melihatnya.

Nathan menatap Davira dengan menodongkan pistolnya ke kepala Damian.

"Jangan coba-coba melakukan hal itu Nathan," Davira menggelengkan kepalanya cepat.

Sedangkan Damian tengah berusaha untuk mengambil pistol yang tergelatak tidak jauh di dekatnya dengan menggunakan tangan kanannya.

"Aku tidak akan pernah memaafkan mu Nathan!" 

Dor.

Nafas Davira seketika tercekat, ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyadari apa yang baru saja terjadi. Satu tetes cairan bening sontak keluar dari pelupuk matanya, ia menatap Damian yang kini tengah terbaring di lantai dengan kepala yang berlubang.

Davira mengepalkan tangannya kuat kemudian menendang alat vital salah satu pria yang memeganginya.

"Arggh!" 

Dor.

Baru saja ingin menarik pelatuknya, Nathan sudah melakukannya terlebih dahulu. Lagi-lagi ia kalah cepat, Davira langsung tersungkur ke lantai. Ia meringis pelan merasakan sakit pada kakinya yang di tembak oleh Nathan.

Davira menatap Damian yang terbaring tidak jauh darinya, ia berusaha untuk meraih tangan kekasihnya itu, namun tiba-tiba saja Nathan menggenggam tangannya. Pria itu benar-benar tidak memberikan Davira kesempatan menyentuh Damian untuk terakhir kalinya.

"Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Apakah semuanya masih belum cukup?" Davira menatap wajah Nathan dengan perasaan yang benar-benar hancur, suara wanita itu bahkan terdengar begitu lemah.

"Aku tidak bisa membiarkan milikku menikah dengan pria lain, Davira," jawab Nathan membuat Davira terkekeh kecil, dia merasa begitu lelah dengan kegilaan Nathan yang membuatnya kehilangan segalanya.

"Harusnya aku tidak pernah pergi ke acara lelang itu," gumam Davira dengan penyesalan yang menggerogoti hatinya, dia benar-benar tidak pernah menyangka bahwa acara lelang itu adalah awal dari kehancurannya. 

Nathan hanya diam melihat tubuh Davira yang bergetar hebat, mata wanita itu terlihat begitu merah karena air mata. Nathan menghela nafasnya panjang kemudian memberi isyarat agar Paul melakukan tugasnya.

Paul segera mendekat, pria itu meraih tangan Davira dan menyuntikkan obat biusnya hingga membuat kesadaran Davira berangsur-angsur menghilang.

Davira menatap wajah Damian sampai kegelapan benar-benar menelannya, satu tetes cairan bening terlihat keluar dari sudut matanya. Nathan segera menyeka air mata itu dengan menggunakan jarinya.

"Hari ini kau resmi menjadi milikku, Davira."

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

habis terbantai semua, trus siapa tersangka pembantaian keluarga Davira aaaaaaaa sungguh kau pintar sekali Thor masih gamang dan belum tertebak

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2 Part 02 - Bertemu Damian
3 Part 03 - Awal Mula
4 Part 04 - Malam Kelam
5 Part 05 - Pemakaman
6 Part 06 - Eksekusi
7 Part 07 - Kedatangan Aidan
8 Part 08 - Perlindungan Nathan
9 Part 09 - Makan Malam
10 Part 10 - Melamar
11 Part 11 - Hari Pernikahan
12 Part 12 - Gaun Berdarah
13 Part 13 - Pria Gila!
14 Part 14 - Kecemburuan Laura
15 Part 15 - Keras Kepala
16 Part 16 - Tuan Pemaksa
17 Part 17 - Demam
18 Part 18 - Ke Sevilla
19 Part 19 - Menemui Julian
20 Part 20 - Kesedihan Davira
21 Part 21 - Memeluk Davira
22 Part 22 - Balasan dari Nathan
23 Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24 Part 24 - Rencana Davira
25 Part 25 - Melarikan Diri
26 Part 26 - Para Berandal
27 Part 27 - Melewati Batas!
28 Part 28 - Hinaan Amara
29 Part 29 - Pindah
30 Part 30 - Roma
31 Part 31 - Emma Scott
32 Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33 Part 33 - Rencana Julian
34 Part 34 - Penculikan
35 Part 35 - Tanda dari Nathan
36 Part 36 - Merasa Tertekan
37 Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38 Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39 Part 39 - Kedatangan Laura
40 Part 40 - Perintah Gayatri
41 Part 41 - Pertemuan Keluarga
42 Part 42 - Racun
43 Part 43 - Bantuan
44 Part 44 - Pengorbanan Emma
45 Part 45 - Hutang Nyawa
46 Part 46 - Kota Moskow
47 Part 47 - Perkelahian
48 Part 48 - Tugas Pertama
49 Part 49 - Para Perampok
50 Part 50 - Operasi Emma
51 Part 51 - Taruhan
52 52 - Pekerjaan Terakhir
53 Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54 Part 54 - Serangan
55 Part 55 - Pelakunya!
56 Part 56 - Perkelahian Saudara
57 Part 57 - Memukul Mundur
58 Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59 Part 59 - Merasa Panik
60 Part 60 - Pertanyaan Jakob
61 Part 61 - Kedatangan Emma
62 Part 62 - Kemarahan Aaron
63 Part 63 - Kepercayaan Nathan
64 Part 64 - Imbalan Erick
65 Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66 Part 66 - Rekaman CCTV
67 Part 67 - You Have My Love
68 Part 68 - Permintaan Emma
69 Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70 Part 70 - Ancaman Erick
71 Part 71 - Diberi Waktu
72 Part 72 - Keputusan Emma
73 Part 73 - Saran dari Atvita
74 Part 74 - Menyelidiki
75 Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76 Part 76 - Liciknya Emma
77 Part 77 - Terbongkar
78 Part 78 - Datangnya Erick
79 Part 79 - Alvar Martez
80 Part 80 - Permusuhan
81 Part 81 - Jebakan
82 Part 82 - Ketakutan Emma
83 Perundingan - Part 83
84 Membebaskan Atvita - Part 84
85 Balas Dendam - Part 85
86 Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2
Part 02 - Bertemu Damian
3
Part 03 - Awal Mula
4
Part 04 - Malam Kelam
5
Part 05 - Pemakaman
6
Part 06 - Eksekusi
7
Part 07 - Kedatangan Aidan
8
Part 08 - Perlindungan Nathan
9
Part 09 - Makan Malam
10
Part 10 - Melamar
11
Part 11 - Hari Pernikahan
12
Part 12 - Gaun Berdarah
13
Part 13 - Pria Gila!
14
Part 14 - Kecemburuan Laura
15
Part 15 - Keras Kepala
16
Part 16 - Tuan Pemaksa
17
Part 17 - Demam
18
Part 18 - Ke Sevilla
19
Part 19 - Menemui Julian
20
Part 20 - Kesedihan Davira
21
Part 21 - Memeluk Davira
22
Part 22 - Balasan dari Nathan
23
Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24
Part 24 - Rencana Davira
25
Part 25 - Melarikan Diri
26
Part 26 - Para Berandal
27
Part 27 - Melewati Batas!
28
Part 28 - Hinaan Amara
29
Part 29 - Pindah
30
Part 30 - Roma
31
Part 31 - Emma Scott
32
Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33
Part 33 - Rencana Julian
34
Part 34 - Penculikan
35
Part 35 - Tanda dari Nathan
36
Part 36 - Merasa Tertekan
37
Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38
Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39
Part 39 - Kedatangan Laura
40
Part 40 - Perintah Gayatri
41
Part 41 - Pertemuan Keluarga
42
Part 42 - Racun
43
Part 43 - Bantuan
44
Part 44 - Pengorbanan Emma
45
Part 45 - Hutang Nyawa
46
Part 46 - Kota Moskow
47
Part 47 - Perkelahian
48
Part 48 - Tugas Pertama
49
Part 49 - Para Perampok
50
Part 50 - Operasi Emma
51
Part 51 - Taruhan
52
52 - Pekerjaan Terakhir
53
Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54
Part 54 - Serangan
55
Part 55 - Pelakunya!
56
Part 56 - Perkelahian Saudara
57
Part 57 - Memukul Mundur
58
Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59
Part 59 - Merasa Panik
60
Part 60 - Pertanyaan Jakob
61
Part 61 - Kedatangan Emma
62
Part 62 - Kemarahan Aaron
63
Part 63 - Kepercayaan Nathan
64
Part 64 - Imbalan Erick
65
Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66
Part 66 - Rekaman CCTV
67
Part 67 - You Have My Love
68
Part 68 - Permintaan Emma
69
Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70
Part 70 - Ancaman Erick
71
Part 71 - Diberi Waktu
72
Part 72 - Keputusan Emma
73
Part 73 - Saran dari Atvita
74
Part 74 - Menyelidiki
75
Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76
Part 76 - Liciknya Emma
77
Part 77 - Terbongkar
78
Part 78 - Datangnya Erick
79
Part 79 - Alvar Martez
80
Part 80 - Permusuhan
81
Part 81 - Jebakan
82
Part 82 - Ketakutan Emma
83
Perundingan - Part 83
84
Membebaskan Atvita - Part 84
85
Balas Dendam - Part 85
86
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!