Part 03 - Awal Mula

__Flashback On__

Seorang wanita cantik yang menggunakan gaun berwarna hitam tengah melangkah dengan begitu percaya diri sembari menenteng tas bermerek-nya dan menggandeng lengan seorang pria berwajah tampan yang sudah 1 tahun menjalin hubungan asmara dengannya.

"Selamat datang, Tuan Lee, Nona Handoko. Acaranya baru saja akan dimulai," penjaga yang berdiri di sisi kanan pintu masuk kini langsung menundukkan kepalanya sebagai rasa hormatnya kepada Davira dan juga Damian.

Keduanya hanya mengangguk lalu melangkah masuk ke dalam ruangan yang begitu besar dan juga mewah. Di sana sudah terdapat 15 meja dengan nomor di atasnya, semua mata kini tertuju kepada Davira dan Damian.

Mereka berdua duduk dengan santai di kursi yang sudah disediakan untuk mereka, di atas meja yang mereka tempati terdapat papan nomor yang bertuliskan angka 2.

Entah mengapa Davira merasa satu pasang mata terus saja menatapnya lekat sejak awal dia masuk ke dalam ruangan itu. Yang lainnya memang memperhatikannya, tapi pria yang terus menatapnya lekat kali ini adalah pria yang berbeda.

Netranya kini bertemu dengan netra coklat gelap milik pria itu, untuk pertama kalinya dia bertatap muka secara langsung dengan putra tunggal dari musuh besar keluarganya.

Jonathan Xie, pria bermata tajam itu tidak berniat mengalihkan pandangannya walaupun sudah tertangkap basah telah memandanginya.

"Dia itu putra tunggal keluarga Xie bukan?" bisik Davira di telinga Damian untuk memastikan.

Damian sontak menoleh ke arah Nathan yang menempati meja tidak terlalu jauh dari mereka. Nathan terlihat duduk bersama dengan 3 orang, satu wanita bertubuh seksi dan yang satunya adalah pria berumur.

"Iya, baru pertama kali melihatnya langsung?"

Davira menganggukkan kepalanya, "Aku hanya pernah melihat foto-fotonya."

Kini terlihat seorang wanita cantik dengan menggunakan dress berwarna coklat di bawah lutut mulai naik ke atas panggung dengan senyum lebarnya.

Davira langsung mengalihkan pandangannya dari Nathan dan mencoba untuk fokus melihat ke arah panggung karena sebentar lagi acaranya akan dimulai.

Wanita itu terdengar membuat kata-kata sambutan untuk seluruh tamu yang hadir, mereka semua berasal dari kalangan atas, terkenal memiliki kekayaan yang berlimpah. Namun semua kekayaan itu tentunya hasil dari bisnis gelap yang sudah menjadi rahasia umum di kalangan mereka.

Terdengar suara tepuk tangan singkat, semua orang terlihat memperhatikan mereka karena permusuhan keluarga Xie dan Handoko sudah bukan lagi rahasia. Sekarang untuk pertama kalinya para pewarisnya berada di tempat yang sama.

Davira hanya tersenyum tipis, berbeda dengan Nathan yang terlihat begitu dingin tanpa menunjukkan sedikitpun senyum di wajahnya.

"Tanpa membuang banyak waktu lagi, kita akan memulai acara lelang ini, barang pertama silahkan masuk." 

Satu barang yang berupa sebuah lukisan mulai masuk, MC wanita itu mulai mengatakan harga dari benda tersebut. Beberapa orang yang meminatinya mulai berlomba-lomba menyebutkan harga tertinggi agar bisa memilikinya.

Davira hanya diam karena belum ada satupun barang yang membuatnya merasa tertarik. 

"Barang ke empat adalah Vas bunga yang berasal dari negeri China dan sudah ada sejak Dinasti Qing di abad ke-18, Vas ini tentunya sangat langka," wanita itu mulai menjelaskan tentang detail dari Vas bunga yang diberi nama Eighteen Qing Vases.

"Harga penawarannya kita mulai dari satu 1 Milyar!"

Beberapa orang terdengar mengatakan nominal uang yang fantastis untuk Vas bunga itu, hingga pada akhirnya Damian mengangkat papan nomornya. 

"12 Milyar," ucap Damian yang mana membuat orang-orang langsung terdiam. 

"Bagaimana? Apa ada lagi yang ingin menawar Eighteen Qing Vases?"

Tidak ada lagi yang berani menyahut membuat Damian tersenyum tipis saat suara ketukan palu terdengar.

"Eighteen Qing Vases terjual dengan harga 12 Milyar oleh Tuan Damian Lee!"

Davira hanya diam dan membalas senyum kekasihnya, dia tahu Damian merasa senang karena sudah mendapatkan barang yang dia inginkan. 

Davira mengangkat gelas Sampanye miliknya dan menyesapnya pelan dengan sudut mata yang melirik ke arah Nathan.

"Sial, kenapa sedari tadi dia memandangiku?" Davira membatin, dia mulai merasa tidak nyaman. 

"Selanjutnya," bersamaan dengan itu seorang pria ber-jas masuk sembari mendorong meja.

Di atasnya terdapat kotak beludru bewarna biru tua yang terlihat begitu mewah, tutupnya mulai dibuka oleh wanita itu memperlihatkan sepasang anting berlian berwarna biru berbentuk oval dengan pinggiran yang ditaburi oleh emas putih. 

"Ini dinamakan sebagai The Goddess Earrings, terbuat dari berlian Wittelsbach," wanita itu menjelaskan dengan rinci tentang anting yang berhasil membuat Davira merasa tertarik.

"Harga penawaran untuk The Goddess Earrings dimulai dari 50 Milyar," suara ketukan palu terdengar.

Terlihat meja nomor 8 langsung mengangkat tinggi papan angkanya.

"70 Milyar," ucap wanita yang sepertinya sudah berumur walaupun wajahnya masih terlihat kencang, tetapi umur tidak bisa berbohong. Davira dapat melihat kerutan di leher dan juga tangannya.

"90 Milyar," sahut nomor 4.

Davira berdehem singkat, "120 Milyar."

"Kau menginginkannya?" bisik Damian yang langsung dia angguki.

"130 Milyar," sahut meja nomor 8.

"170 Milyar," ucap Davira menambahkan tak tanggung-tanggung.

"Waah sepertinya The Goddess Earrings diperebutkan oleh para wanita cantik!" seru MC.

"200 Milyar," wanita itu terlihat tidak mau kalah dari Davira.

"230 Milyar," meja nomor 9 membuka suara.

"300 Milyar," sahut Damian membuat Davira tersenyum tipis. 

"Woww harga yang sangat tinggi, ada lagi yang bisa menawarnya?" 

"350 Milyar," tiba-tiba saja Nathan mengangkat papan angkanya dengan mata yang terus menatap Davira lekat.

"Sial," umpat Damian pelan.

"400 Milyar," ucap Damian menambahkan.

"500," Nathan kembali mengangkat papan angkanya. Pria itu terlihat begitu santai menyebutkan nominal sebanyak itu.

Dapat Davira lihat senyuman yang teramat tipis di wajah pria itu saat sedang menyesap sampanye miliknya dengan pelan. 

"520!" Damian kembali menambahkan membuat suasana terasa tegang, pasalnya semua orang tahu bahwa keduanya memang bermusuhan.

"600 Milyar," ucap Nathan sembari meletakkan kembali gelas sampanye-nya.

Semua orang langsung terdiam begitu juga dengan Damian, pria itu menatap Davira untuk sejenak kemudian berniat mengangkat papan angkanya kembali. Namun tangannya langsung ditahan oleh Davira membuat Damian menoleh.

Davira menggelengkan kepalanya pelan dengan sorot matanya yang terlihat dingin. 

"Tidak perlu, Damian. Biarkan saja dia. Sepertinya Nathan memang sengaja ingin membuat kita merasa kesal." 

"Tapi kau menginginkan anting itu bukan?" 

"Aku mau tapi tidak perlu merogoh kocek sampai sebesar itu, biarkan saja Nathan yang memiliki antingnya," Davira menggenggam erat tangan kekasihnya tanpa berniat untuk menatap wajah Nathan yang hanya membuatnya merasa kesal. 

Davira tahu bahwa Nathan sengaja menawar dengan harga setinggi itu karena Davira menginginkan anting bernama The Goddess Earrings itu. 

"Tidak ada lagi yang bisa menambahkan?" tanya MC kemudian mengetukkan palunya setelah tidak mendapatkan jawaban.

"The Goddess Earrings terjual dengan harga 600 Milyar! Harga yang sangat fantastis, selamat Tuan Xie, anda mendapatkan anting yang sangat indah ini." 

Setelah acara selesai, Davira pergi ke toilet untuk memeriksa riasan tipis di wajahnya. Sedangkan Damian pergi terlebih dahulu ke mobil dan menunggunya. 

Davira menyemprotkan parfum dengan merek kesukaannya ke leher dan juga pakaian yang dia kenakan, Davira menyemprotkan parfum mahal itu tanpa segan-segan. 

Tiba-tiba saja pintu toilet terbuka membuatnya terperanjat kaget ketika melihat siapa yang membukanya. Davira mencoba untuk mengontrol ekspresi wajahnya secepat mungkin. 

"Ku rasa di depan sana sudah tertulis dengan sangat jelas bahwa ini adalah toilet khusus perempuan, Tuan Xie." 

Davira hanya menatap wajah Nathan dari pantulan cermin yang begitu besar, dia tidak berniat untuk berbalik sama sekali. 

Nathan melangkahkan kakinya mendekat membuat Davira merasa was-was, pria itu kini berdiri tepat di belakangnya dengan jarak yang cukup dekat.

Dengan jarak seperti itu, Nathan bisa menghirup aroma rambut Davira. 

Aroma yang begitu ia sukai, tiba-tiba saja Nathan meletakkan sebuah kotak beludru di hadapan Davira membuat mata wanita itu melebar.

"Senang bertemu denganmu malam ini, Nona Handoko. Ternyata kau lebih cantik dari pada yang ku lihat di foto," bisik Nathan tepat di telinganya.

"Apa maksudmu meletakkan kotak anting itu di hadapanku? Sedang mengejekku?" Davira merasa begitu kesal saat ini, mendengar pujian Nathan barusan membuat ia tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya yang sangat kentara menunjukkan kekesalan.

"Tentu saja tidak, aku tahu kau sangat menginginkan anting itu. Terlihat dari matamu yang berbinar saat melihatnya, jadi aku membelikannya untukmu."  

Davira berdecih, "Aku bahkan mampu membelinya sendiri, jadi simpan kembali anting itu." 

Davira segera mengambil tasnya dan berbalik membuat keduanya kini saling berhadapan. 

"Aku tahu kau mampu, aku hanya ingin memberikan anting itu kepadamu. Sebagai hadiah karena malam ini kita bertemu untuk pertama kalinya," Nathan segera melangkah mundur kemudian keluar dari toilet itu, meninggalkan Davira dengan wajah kebingungannya.

Davira segera mengambil kotak itu dan membukanya, rahangnya hampir saja jatuh. Dia segera menutup mulutnya melihat kotak itu benar-benar berisi anting yang dia inginkan.

"Ini benar-benar anting seharga 600 Milyar!" teriak Davira dalam hati. 

Davira menggelengkan kepalanya cepat untuk sadar dari keterkejutannya. Dia menjadi semakin kebingungan, Nathan benar-benar meninggalkan anting itu begitu saja dan memberikannya kepada Davira. 

"Dasar pria gila." 

__Flashback Off__

Davira mengusap pelan berlian pada anting yang tidak pernah ia pakai saat keluar rumah, dia hanya pernah mencobanya sekali, itupun ketika dia sedang berada di dalam kamar seperti ini.

Sejak pertemuan pertama mereka di acara lelang itu, Nathan seakan terus berada di sekitarnya. Davira dihujani dengan banyak hadiah mahal yang mana hanya dia simpan rapat di dalam lemarinya.

Dia tidak ingin Damian mengetahui bahwa Nathan terus saja mengejarnya sejak saat itu, awalnya Davira mengira bahwa Nathan hanya mencoba untuk mempermainkannya dan sedang merencanakan sesuatu untuk menjebaknya.

Tapi sekarang sudah 3 tahun, dan Nathan masih begitu gigih dalam mengejarnya. Selama itu Nathan mencoba untuk mengambil hatinya, selama itu juga Davira membentengi dirinya dari pria itu.

Davira tidak akan pernah berpaling dari Damian hanya untuk seorang musuh yang selama puluhan tahun sudah bermusuhan dengan keluarganya. 

Continue...........

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

benar benar mencintai atau sekedar terobsesi

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2 Part 02 - Bertemu Damian
3 Part 03 - Awal Mula
4 Part 04 - Malam Kelam
5 Part 05 - Pemakaman
6 Part 06 - Eksekusi
7 Part 07 - Kedatangan Aidan
8 Part 08 - Perlindungan Nathan
9 Part 09 - Makan Malam
10 Part 10 - Melamar
11 Part 11 - Hari Pernikahan
12 Part 12 - Gaun Berdarah
13 Part 13 - Pria Gila!
14 Part 14 - Kecemburuan Laura
15 Part 15 - Keras Kepala
16 Part 16 - Tuan Pemaksa
17 Part 17 - Demam
18 Part 18 - Ke Sevilla
19 Part 19 - Menemui Julian
20 Part 20 - Kesedihan Davira
21 Part 21 - Memeluk Davira
22 Part 22 - Balasan dari Nathan
23 Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24 Part 24 - Rencana Davira
25 Part 25 - Melarikan Diri
26 Part 26 - Para Berandal
27 Part 27 - Melewati Batas!
28 Part 28 - Hinaan Amara
29 Part 29 - Pindah
30 Part 30 - Roma
31 Part 31 - Emma Scott
32 Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33 Part 33 - Rencana Julian
34 Part 34 - Penculikan
35 Part 35 - Tanda dari Nathan
36 Part 36 - Merasa Tertekan
37 Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38 Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39 Part 39 - Kedatangan Laura
40 Part 40 - Perintah Gayatri
41 Part 41 - Pertemuan Keluarga
42 Part 42 - Racun
43 Part 43 - Bantuan
44 Part 44 - Pengorbanan Emma
45 Part 45 - Hutang Nyawa
46 Part 46 - Kota Moskow
47 Part 47 - Perkelahian
48 Part 48 - Tugas Pertama
49 Part 49 - Para Perampok
50 Part 50 - Operasi Emma
51 Part 51 - Taruhan
52 52 - Pekerjaan Terakhir
53 Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54 Part 54 - Serangan
55 Part 55 - Pelakunya!
56 Part 56 - Perkelahian Saudara
57 Part 57 - Memukul Mundur
58 Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59 Part 59 - Merasa Panik
60 Part 60 - Pertanyaan Jakob
61 Part 61 - Kedatangan Emma
62 Part 62 - Kemarahan Aaron
63 Part 63 - Kepercayaan Nathan
64 Part 64 - Imbalan Erick
65 Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66 Part 66 - Rekaman CCTV
67 Part 67 - You Have My Love
68 Part 68 - Permintaan Emma
69 Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70 Part 70 - Ancaman Erick
71 Part 71 - Diberi Waktu
72 Part 72 - Keputusan Emma
73 Part 73 - Saran dari Atvita
74 Part 74 - Menyelidiki
75 Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76 Part 76 - Liciknya Emma
77 Part 77 - Terbongkar
78 Part 78 - Datangnya Erick
79 Part 79 - Alvar Martez
80 Part 80 - Permusuhan
81 Part 81 - Jebakan
82 Part 82 - Ketakutan Emma
83 Perundingan - Part 83
84 Membebaskan Atvita - Part 84
85 Balas Dendam - Part 85
86 Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2
Part 02 - Bertemu Damian
3
Part 03 - Awal Mula
4
Part 04 - Malam Kelam
5
Part 05 - Pemakaman
6
Part 06 - Eksekusi
7
Part 07 - Kedatangan Aidan
8
Part 08 - Perlindungan Nathan
9
Part 09 - Makan Malam
10
Part 10 - Melamar
11
Part 11 - Hari Pernikahan
12
Part 12 - Gaun Berdarah
13
Part 13 - Pria Gila!
14
Part 14 - Kecemburuan Laura
15
Part 15 - Keras Kepala
16
Part 16 - Tuan Pemaksa
17
Part 17 - Demam
18
Part 18 - Ke Sevilla
19
Part 19 - Menemui Julian
20
Part 20 - Kesedihan Davira
21
Part 21 - Memeluk Davira
22
Part 22 - Balasan dari Nathan
23
Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24
Part 24 - Rencana Davira
25
Part 25 - Melarikan Diri
26
Part 26 - Para Berandal
27
Part 27 - Melewati Batas!
28
Part 28 - Hinaan Amara
29
Part 29 - Pindah
30
Part 30 - Roma
31
Part 31 - Emma Scott
32
Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33
Part 33 - Rencana Julian
34
Part 34 - Penculikan
35
Part 35 - Tanda dari Nathan
36
Part 36 - Merasa Tertekan
37
Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38
Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39
Part 39 - Kedatangan Laura
40
Part 40 - Perintah Gayatri
41
Part 41 - Pertemuan Keluarga
42
Part 42 - Racun
43
Part 43 - Bantuan
44
Part 44 - Pengorbanan Emma
45
Part 45 - Hutang Nyawa
46
Part 46 - Kota Moskow
47
Part 47 - Perkelahian
48
Part 48 - Tugas Pertama
49
Part 49 - Para Perampok
50
Part 50 - Operasi Emma
51
Part 51 - Taruhan
52
52 - Pekerjaan Terakhir
53
Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54
Part 54 - Serangan
55
Part 55 - Pelakunya!
56
Part 56 - Perkelahian Saudara
57
Part 57 - Memukul Mundur
58
Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59
Part 59 - Merasa Panik
60
Part 60 - Pertanyaan Jakob
61
Part 61 - Kedatangan Emma
62
Part 62 - Kemarahan Aaron
63
Part 63 - Kepercayaan Nathan
64
Part 64 - Imbalan Erick
65
Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66
Part 66 - Rekaman CCTV
67
Part 67 - You Have My Love
68
Part 68 - Permintaan Emma
69
Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70
Part 70 - Ancaman Erick
71
Part 71 - Diberi Waktu
72
Part 72 - Keputusan Emma
73
Part 73 - Saran dari Atvita
74
Part 74 - Menyelidiki
75
Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76
Part 76 - Liciknya Emma
77
Part 77 - Terbongkar
78
Part 78 - Datangnya Erick
79
Part 79 - Alvar Martez
80
Part 80 - Permusuhan
81
Part 81 - Jebakan
82
Part 82 - Ketakutan Emma
83
Perundingan - Part 83
84
Membebaskan Atvita - Part 84
85
Balas Dendam - Part 85
86
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!