Part 10 - Melamar

Damian menjauhkan wajahnya agar bisa menatap Davira dengan jelas.

"Kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu bukan?" tanya Damian dengan suara yang terdengar serak.

"Tentu saja aku tahu, sudah hampir lima tahun kita bersama."

Damian terdiam untuk beberapa saat, pria itu berdecak kagum menatap kecantikan yang dimiliki oleh Davira.

"Sepertinya aku adalah pria paling beruntung karena bisa mendapatkan wanita seperti dirimu, dan akan lebih beruntung lagi jika wanita ini menjadi istriku," ucap Damian membuat Davira mengerjapkan matanya beberapa kali.

Damian melepaskan tangannya dari pinggang Davira kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil yang dilapisi beludru berwarna merah berbentuk hati. Damian membuka kotak tersebut memperlihatkan sebuah cincin berlian yang begitu indah, dan tentunya berharga fantastis.

"I want you to be my wife, Davira. I want to marry you," ucap Damian pelan.

"And if you want me too, aku akan memakaikan cincin ini di jarimu."

Davira menatap Damian dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia segera menganggukkan kepalanya.

"Of course, Mr. Lee. I will be your wife."

Damian tersenyum mendengar apa yang Davira katakan, ia segera memakaikan cincin indah itu ke jari manis kekasihnya.

"Aku mencintaimu, Damian."

Davira langsung berhambur ke pelukan Damian dengan perasaan yang tidak bisa ia deskripsikan. Rasanya begitu bahagia karena malam ini ia telah dilamar oleh seorang pria yang memang selama ini ia inginkan

Setelah sesi lamaran yang dilakukan oleh Damian secara tiba-tiba, mereka berdua memulai makan malam dengan suasana yang terasa begitu romantis. Ha itu disebabkan oleh lingkungan sekitar yang mendukung, serta suasana hati Davira yang berbunga-bunga.

Davira dan Damian menikmati hidangan lezat yang berada di atas meja makan mereka, suara alunan musik lembut dari biola terus terdengar dimainkan.

"Keluargamu sudah tahu?" tanya Davira sembari memotong daging steak yang ada di piringnya.

"Sudah, aku memberitahu mereka sebelum aku melamar mu," jawab Damian membuat Davira terkekeh kecil.

"Kau sangat percaya diri rupanya."

"Tentu saja, aku tahu kau tidak akan mungkin menolak ku, Davira."

"Bagaimana jika ternyata aku menolak mu?" Davira menopang dagunya dengan satu tangan yang bertumpu di atas meja.

"Maka aku akan menculik mu," Damian meraih satu tangan Davira kemudian mengecupnya.

Tiba-tiba saja terdengar suara dering ponsel membuat Davira segera meraih benda pipih itu dari dalam tasnya.

"Siapa?"

Davira menggelengkan kepalanya karena tidak tahu siapa yang saat ini sedang menelponnya, di layar tidak tercantum  nama ataupun nomor si penelpon.

"Angkatlah, aku penasaran. Tidak mungkin jika hanya orang iseng yang menelpon mu," ucap Damian membuat Davira segera menggeser tombol hijau yang ada di layar.

Davira hanya diam dan tidak berniat untuk mengatakan apapun, ia menunggu orang yang menelponnya berbicara.

"Selamat, Davira. Lamaran yang sangat indah, kau bahagia? Nikmatilah malam mu."

Suara bariton yang amat sangat Davira kenali terdengar membuat Damian langsung mengambil alih ponsel di tangan Davira itu.

"Kau membuntuti Davira? Apa sekarang kau menjadi penguntit, Tuan Xie?"

Terdengar suara kekehan kecil yang mana membuat amarah Damian semakin terpancing.

"Sebaiknya kau kirimkan undangan pernikahan kalian untukku, aku pasti akan hadir. Sampai jumpa, Davira." 

Belum sempat Damian berbicara, sambungannya sudah terputus secara sepihak membuat Damian melempar kasar ponsel milik Davira ke atas meja.

"Sial, kau dibuntuti? Sudah berapa lama? Bagaimana bisa dia langsung mengetahui tentang hal ini?!"

Braak.

Damian menggebrak meja dengan kencang kemudian berdiri dari duduknya, matanya menatap sekelilingnya hingga pandangannya jatuh pada satu gedung yang berada tidak jauh dari restoran tempat mereka makan malam saat ini.

Davira mengepalkan tangannya kuat dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun, perasaan bahagianya langsung lenyap seketika. Ia menegak sampanye di gelasnya hingga tandas sembari memperhatikan sinar yang berasal dari rooftop gedung di sebelah sana.

"Setelah menikah kita akan langsung menyerangnya, Davira. Seluruh keluarga Xie akan ku lenyapkan, Nathan benar-benar sudah di luar batasnya. Dia tidak bisa bersikap seperti ini, tidak seharusnya dia mengganggu momen berharga kita. Akan ku pastikan dia mengalami hal yang sama sepertimu, i'm promise."

Davira berdiri dari duduknya kemudian memeluk tubuh Damian, dia sengaja melakukannya karena saat ini dia tahu bahwa mereka sedang diperhatikan oleh Nathan.

"Suatu saat peluruku akan bersarang di dadanya, Damian," bisik Davira dengan dendam yang begitu besar terhadap Nathan.

Sedangkan dari atas rooftop gedung hotel tempatnya sekarang berdiri, Nathan hanya tersenyum tipis sembari memperhatikan Davira dan juga Damian yang sedang berpelukan melalui teleskop miliknya.

Nathan berdecak sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau memilih musuh yang salah, Damian."

π_π

Tidak butuh waktu lama untuk mereka mempersiapkan pernikahan yang memang di adakan secara privat. Hanya perlu satu minggu setelah Davira menerima lamaran Damian, dan hari ini mereka berdua akan resmi menjadi pasangan suami istri.

Damian telah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang dan benar-benar mewujudkan pernikahan impian Davira, mereka akan mengucapkan janji suci pernikahan dan melakukan acara resepsi di kota Sevilla. Seluruh keluarga Lee tentunya hadir untuk menyaksikan hari bahagia bagi Damian dan juga Davira.

Sedangkan untuk keluarga Handoko yang masih tersisa, tidak ada satupun dari mereka yang hadir. Mungkin karena Liana masih merasa marah dengan kejadian waktu itu, Davira yakin sekali bahwa Liana akan merancanakan sesuatu untuk bisa memiliki apa yang dia inginkan.

Liana dan Aidan pastinya semakin merasa kesal karena tidak bisa melakukan apapun dalam waktu dekat ini karena ancaman dari Nathan yang mereka semua tahu bahwa hal itu bukan ancaman belaka.

Davira menggelengkan kepalanya pelan mencoba untuk mengusir pikiran-pikiran tentang Liana, Aidan ataupun keluarganya yang lain. Davira tidak peduli jika mereka semua tidak datang dan sudah tidak menganggapnya sebagai keluarga. Karena ia tahu bahwa ia tidak salah, sudah tugasnya untuk mempertahankan bisnis kedua orang tuanya. Lagi pula Davira juga tidak mengundang mereka secara formal.

Sekarang adalah hari bahagianya, sebentar lagi dia akan resmi menjadi bagian dari keluarga Lee. Davira tidak ingin memikirkan tentang masalahnya untuk hari ini saja, walaupun sebenarnya ada rasa resah karena selama satu minggu ini dia tidak mendapatkan gangguan apapun lagi dari Nathan.

Davira merasa kebingungan karena tidak ada tindakan yang dilakukan oleh Nathan setelah mengetahui bahwa Damian melamarnya. Davira hanya berharap tempat pernikahannya sekarang ini tidak dibocorkan oleh siapapun, dia tidak ingin melihat wajah Nathan di hari pernikahannya.

Seulas senyum muncul di wajah cantiknya yang diberi riasan tipis, gaun pengantin yang dikenakan oleh Davira terlihat begitu indah dan elegan. Bagian belakang gaun begitu panjang menjuntai ke lantai sehingga dia akan terlihat sangat memukau ketika sedang berjalan di altar nantinya.

Walaupun tidak memesan gaun itu karena Damian menginginkan pernikahan segera dilakukan, Davira tetap menemukan gaun impiannya saat pergi ke butik desainer ternama. Davira langsung jatuh hati kepada gaun yang sekarang ia kenakan pada pandangan pertama.

"Sangat cantik," Damian memegang kedua pundak Davira kemudian mengecupnya singkat.

Davira tersenyum melihat pantulan mereka berdua di cermin, benar-benar terlihat serasi.

"Semua keluargamu sudah datang?"

Damian menganggukkan kepalanya, "Mereka sudah menunggu pengantin ini berjalan di altar."

"Aku masih tidak menyangka bahwa hari ini kita akan menikah, semuanya dilakukan dengan sangat cepat dan dalam waktu yang singkat," Davira terkekeh kecil kemudian duduk ditepi ranjang saat Damian terlihat mengambil high heels berwarna putih yang akan ia kenakan.

Damian berjongkok di hadapannya kemudian memakaikan high heels itu ke kaki Davira.

"Empat tahun, Davira. Hubungan empat tahun kita akan berakhir hari ini," Damian mengusap pelan punggung kaki Davira sebelum kembali berdiri.

"Apakah kita perlu putus saat ini?" Davira mengangkat satu alisnya.

"Sepertinya begitu," Damian tertawa kecil lalu melirik arloji yang ia kenakan.

"Tapi sepertinya kita harus keluar dari kamar ini sekarang juga, orang-orang sudah menunggu."

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

berlanjut dong kan menikah kenapa harus berakhir, ada yang aneh

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2 Part 02 - Bertemu Damian
3 Part 03 - Awal Mula
4 Part 04 - Malam Kelam
5 Part 05 - Pemakaman
6 Part 06 - Eksekusi
7 Part 07 - Kedatangan Aidan
8 Part 08 - Perlindungan Nathan
9 Part 09 - Makan Malam
10 Part 10 - Melamar
11 Part 11 - Hari Pernikahan
12 Part 12 - Gaun Berdarah
13 Part 13 - Pria Gila!
14 Part 14 - Kecemburuan Laura
15 Part 15 - Keras Kepala
16 Part 16 - Tuan Pemaksa
17 Part 17 - Demam
18 Part 18 - Ke Sevilla
19 Part 19 - Menemui Julian
20 Part 20 - Kesedihan Davira
21 Part 21 - Memeluk Davira
22 Part 22 - Balasan dari Nathan
23 Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24 Part 24 - Rencana Davira
25 Part 25 - Melarikan Diri
26 Part 26 - Para Berandal
27 Part 27 - Melewati Batas!
28 Part 28 - Hinaan Amara
29 Part 29 - Pindah
30 Part 30 - Roma
31 Part 31 - Emma Scott
32 Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33 Part 33 - Rencana Julian
34 Part 34 - Penculikan
35 Part 35 - Tanda dari Nathan
36 Part 36 - Merasa Tertekan
37 Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38 Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39 Part 39 - Kedatangan Laura
40 Part 40 - Perintah Gayatri
41 Part 41 - Pertemuan Keluarga
42 Part 42 - Racun
43 Part 43 - Bantuan
44 Part 44 - Pengorbanan Emma
45 Part 45 - Hutang Nyawa
46 Part 46 - Kota Moskow
47 Part 47 - Perkelahian
48 Part 48 - Tugas Pertama
49 Part 49 - Para Perampok
50 Part 50 - Operasi Emma
51 Part 51 - Taruhan
52 52 - Pekerjaan Terakhir
53 Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54 Part 54 - Serangan
55 Part 55 - Pelakunya!
56 Part 56 - Perkelahian Saudara
57 Part 57 - Memukul Mundur
58 Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59 Part 59 - Merasa Panik
60 Part 60 - Pertanyaan Jakob
61 Part 61 - Kedatangan Emma
62 Part 62 - Kemarahan Aaron
63 Part 63 - Kepercayaan Nathan
64 Part 64 - Imbalan Erick
65 Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66 Part 66 - Rekaman CCTV
67 Part 67 - You Have My Love
68 Part 68 - Permintaan Emma
69 Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70 Part 70 - Ancaman Erick
71 Part 71 - Diberi Waktu
72 Part 72 - Keputusan Emma
73 Part 73 - Saran dari Atvita
74 Part 74 - Menyelidiki
75 Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76 Part 76 - Liciknya Emma
77 Part 77 - Terbongkar
78 Part 78 - Datangnya Erick
79 Part 79 - Alvar Martez
80 Part 80 - Permusuhan
81 Part 81 - Jebakan
82 Part 82 - Ketakutan Emma
83 Perundingan - Part 83
84 Membebaskan Atvita - Part 84
85 Balas Dendam - Part 85
86 Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Part 01 - Obsesi Tuan Xie
2
Part 02 - Bertemu Damian
3
Part 03 - Awal Mula
4
Part 04 - Malam Kelam
5
Part 05 - Pemakaman
6
Part 06 - Eksekusi
7
Part 07 - Kedatangan Aidan
8
Part 08 - Perlindungan Nathan
9
Part 09 - Makan Malam
10
Part 10 - Melamar
11
Part 11 - Hari Pernikahan
12
Part 12 - Gaun Berdarah
13
Part 13 - Pria Gila!
14
Part 14 - Kecemburuan Laura
15
Part 15 - Keras Kepala
16
Part 16 - Tuan Pemaksa
17
Part 17 - Demam
18
Part 18 - Ke Sevilla
19
Part 19 - Menemui Julian
20
Part 20 - Kesedihan Davira
21
Part 21 - Memeluk Davira
22
Part 22 - Balasan dari Nathan
23
Part 23 - Menemui Liana dan Aidan
24
Part 24 - Rencana Davira
25
Part 25 - Melarikan Diri
26
Part 26 - Para Berandal
27
Part 27 - Melewati Batas!
28
Part 28 - Hinaan Amara
29
Part 29 - Pindah
30
Part 30 - Roma
31
Part 31 - Emma Scott
32
Part 32 - Rasa Penasaran Davira
33
Part 33 - Rencana Julian
34
Part 34 - Penculikan
35
Part 35 - Tanda dari Nathan
36
Part 36 - Merasa Tertekan
37
Part 37 - Pertemuan Tak Terduga
38
Part 38 - Pantai, Nathan dan Davira
39
Part 39 - Kedatangan Laura
40
Part 40 - Perintah Gayatri
41
Part 41 - Pertemuan Keluarga
42
Part 42 - Racun
43
Part 43 - Bantuan
44
Part 44 - Pengorbanan Emma
45
Part 45 - Hutang Nyawa
46
Part 46 - Kota Moskow
47
Part 47 - Perkelahian
48
Part 48 - Tugas Pertama
49
Part 49 - Para Perampok
50
Part 50 - Operasi Emma
51
Part 51 - Taruhan
52
52 - Pekerjaan Terakhir
53
Part 53 - Pilihan untuk Jakob
54
Part 54 - Serangan
55
Part 55 - Pelakunya!
56
Part 56 - Perkelahian Saudara
57
Part 57 - Memukul Mundur
58
Part 58 - Menuju Markas Tuan Scott
59
Part 59 - Merasa Panik
60
Part 60 - Pertanyaan Jakob
61
Part 61 - Kedatangan Emma
62
Part 62 - Kemarahan Aaron
63
Part 63 - Kepercayaan Nathan
64
Part 64 - Imbalan Erick
65
Part 65 - Fakta yang Sebenarnya
66
Part 66 - Rekaman CCTV
67
Part 67 - You Have My Love
68
Part 68 - Permintaan Emma
69
Part 69 - Menciptakan Senyum Davira
70
Part 70 - Ancaman Erick
71
Part 71 - Diberi Waktu
72
Part 72 - Keputusan Emma
73
Part 73 - Saran dari Atvita
74
Part 74 - Menyelidiki
75
Part 75 - Selangkah Lebih Maju
76
Part 76 - Liciknya Emma
77
Part 77 - Terbongkar
78
Part 78 - Datangnya Erick
79
Part 79 - Alvar Martez
80
Part 80 - Permusuhan
81
Part 81 - Jebakan
82
Part 82 - Ketakutan Emma
83
Perundingan - Part 83
84
Membebaskan Atvita - Part 84
85
Balas Dendam - Part 85
86
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!