"Ngomong ngomong, lo serius Dee nerima lamaran cowok tadi?" tanya Gita disela ia melepas pakaian adat yang dikenakannya
"Iya, gue akan berusaha buat nerima dia. Lagian kalo gue nolak juga percuma, lo udah liat kan nyokap gue kayak gimana. Dia ngga akan mau ada penolakan dalam setiap perintahnya" jawab Diana sembari menghapus riasan di wajahnya
"Iya sih, tapi kan lo ngga cinta sama dia. Terus gimana lo bisa ngejalanin rumah tangga sama dia?" tanya Gita
"Cinta bakalan dateng seiring berjalannya waktu. Gue cuma butuh hati buat nerima"
"Jujur, gue berat ngelepas lo buat sama dia Dee, harusnya lo bisa dapet yang lebih baik dari dia, dan harusnya lo bisa bersanding sama Kak Lion"
"Gita... " Diana membalik tubuhnya jadi menghadap Gita "Denger, gue suka sama Kak Lion, tapi itu bukan berarti gue harus sama sama sama dia. Mungkin emang jalan takdir kami berdua berbeda, dan gue ngga mau denger nama dia disebut lagi dalam obrolan kita" ucap Diana, ia kemudian bangkit menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya
"Gue tau lo terluka Dee" batin Gita
*
Pagi ini, setelah selesai sarapan, Arga mengajak teman teman laki lakinya untuk duduk diruang keluarga kediaman Diana. Sembari menunggu Gita dan Diana yang masih mengurus dapur dengan ditemani Ibu Lena. Mereka berempat duduk dengan diam, meski sesekali terdengar lelucon yang dilontarkan Arga, dan ditanggapi Ardan.
"Selamat pagi" sapa Pak Sutan
"Eh Bak, pagi Bak" jawab Arga
Pak Sutan duduk dikursi single yang ada disana "Gimana tidurnya semalam, nyenyak?" tanya Pak Sutan basa basi
"Nyenyak kok Bak, ya kan bro?" ucap Ardan
"Iya, nyenyak kok Bak" jawab Daffa
"Syukurlah kalau nyenyak, karena kan rumah kita ini udah tua, jadi takutnya kalian ngga nyaman tinggal disini" ucap Pak Sutan lagi
"Kita nyaman kok Bak, rumah ini nyaman banget. Meskipun rumah ini terbilang tua, tapi itu yang menjadi daya tariknya. Antik" ucap Lion
"Bener Bak, bahkan kalo saya diizinin ini, saya mau tinggal disini aja Bak" ucap Arga
"Itu mah kesenengan lo" ucap Ardan sewot
"Hahaha tidak apa apa, anggap saja rumah sendiri. Kalau suatu saat kalian main lagi ke Lampung, kalian minep saja disini, tidak masalah" ucap Pak Sutan
"Iya Bak. Oh iya, ngomong ngomong tentang rumah, rumah ini kayaknya udah lama banget ya Bak, bahkan kalau saya perhatiin rumah dengan design se-tradisional ini cuma rumah ini lo" ucap Arga
"Iya benar. Ini adalah rumah adat Lampung, atau biasa disebut Nuwo Sesat. Sebenarnya, pada mulanya semua rumah yang ada dikampung ini ya seperti ini, tapi seiring berkembangnya zaman, rumah rumah warga sekitar mulai diperbarui. Tapi kalau rumah ini, kami sengaja ngga memperbarui, supaya kalo ada yang ingin tau rumah adat Lampung yang sebenarnya, ya seperti ini" jelas Pak Sutan
"Selain itu juga, rumah ini adalah rumah peninggalan orang orang terdahulu keluarga Bak nya Diana. Jadi, selayaknya kita menjaga, bukan merubah" sahut Bu Lena yang datang dari arah belakang
"Berarti garis keturunan orang Lampung itu, juga dari ayah ya Mak?" tanya Gita ikut bertanya, dan duduk bersama yang lain, diikuti oleh Diana dibelakangnya
"Lah ya iya, Mak ini cuma wanita pendatang. Yang asli memiliki gelar dan garis keturunan Saibatin itu ya Bak-mu ini" jawab Bu Lena
"Berarti, nantinya setelah Udo Bian menikah, yang mewarisi Kesaibatinan keluarga ini, Udo Bian?" tanya Ardan
"Betul" jawab Bu Lena dan Pak Sutan bersamaan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments