Ngitung duit

Diana melangkah gontai menuju parkiran kampus. Ia masih tidak habis pikir, kenapa Gita bisa sampai keceplosan, dan mengusulkan untuk mengunjungi tanah kelahirannya itu. Sedari tadi ia hanya diam karena ia takut ada yang bertanya tentang usulannya, ia takut salah bicara, yang akhirnya membuatnya berada dalam jurang

"Dee"

Gita berlari menuju Diana yang sudah hampir sampai di parkiran. Ia merangkul bahu sahabatnya itu, ia tahu karena kecerobohannya, ia sudah membuat Diana berada dalam masalah besar. Tapi apa yang harus ia lakukan? Kak Arga dan semua teman temannya sudah setuju untuk berangkat ke Lampung.

"Maafin gue ya" ucap Gita

"Gue marah sama lo" ucap Diana ketus

"Please, maafin gue. Tadi gue keceplosan"

"Ya tapi karena keceplosan lo itu, gue ada dalam masalah besar, tau ngga" ucap Diana kesal

"Ya iya sorry, gue ngaku gue salah, tapi please maafin gue yah" Gita mengedipkan kedua matanya, dengan tangan yang ia tangkupkan didepan dada

"Yaudah iya"

"Yey, ini baru sahabat gue" Gita merangkul Diana kembali, dan berjalan menuju mobil.

Saat tiba di parkiran, Gita melihat Ardan dan teman temannya, yang juga tampaknya akan menuju parkiran. "Dee bentar ya" Gita segera berlari menuju Ardan, meninggalkan Diana yang berdiri didekat mobil nya "Hai sayang" sapanya pada Ardan, yang berhasil membuat laki laki itu menghentikan langkahnya. Sedangkan Arga, Daffa, dan Lion segera berjalan menuju mobil masing masing.

"Kenapa?" tanya Ardan

"Kangen" ucap Gita mesra

"Kan tadi baru aja ketemu, emang udah kangen?" tanya Ardan tak kalah manja

"Tadi kan ketemunya sama temen temen kamu, jadi ngga bisa mesra mesraan"

"Jadi kamu maunya mesra mesraan?" goda Ardan yang membuat Gita tersipu

"Woy, buruan panas nih" Arga yang sedari tadi menunggu, didepan mobil, sedikit berteriak untuk menyadarkan kedua insan yang sedang kasmaran itu

Diana yang sejak tadi berdiri didepan mobil Gita yang tidak jauh dari mobil Arga, Daffa, dan Lion, menutupi wajahnya yang terkena sinar matahari. Ia sedikit melirik kesana kemari, mencari tempat untuk berteduh. Karena jika Gita sudah bersama Ardan, maka dipastikan waktu tiga puluh menit adalah waktu minimal untuk mereka.

"Lo ngga langsung masuk aja, nunggu Gita didalem?" tanya Arga

"Mobilnya dikunci Kak" jawab Diana

"Yaudah, kita ke cafe depan dulu aja kalo gitu. Sekalian nunggu dua cucunguk itu pacaran" saran Arga

"Tapi... "

"Udah ayo"

Arga segera berjalan mendahului, disusul Daffa, dan Lion. Baru setelah itu, Diana berjalan mengikuti ketiganya. Diana berjalan pelan dibelakang Lion, memperhatikan punggung lebar yang ada didepannya, berharap suatu saat nanti, ia bisa merasakan cinta dari laki laki itu

"Kalian pesen apa?" tanya Arga

"Lemon tea" jawab Daffa

"Sama" kali ini Lion yang menjawab

"Lo?" tanya Arga pada Diana yang sedari tadi diam

"Gue coffe latte aja kak" jawab Diana

"Mentang mentang Lampung penghasil kopi terbesar se-Indonesia. Masyarakatnya jadi doyan kopi ya" ucap Arga bercanda, yang hanya dijawab Diana dengan senyuman

Setelah memesan minuman yang diinginkan, baik Daffa maupun Lion sibuk dengan ponsel mereka masing masing. Sedangkan Arga memilih mengajak Diana mengobrol. Pasalnya menurutnya wanita didepannya ini terkesan pendiam, atau mungkin karena ia baru mengenalnya, dan ia belum kenal sepenuhnya dengan wanita ini

"Lo kuliah jurusan apa?" tanya Arga

"Ilmu Ekonomi Kak" jawab Diana

"Wih, ngitung duit mulu dong"

"Ngga juga Kak"

"Kalau Kakak kenapa tertarik sama kebudayaan?" tanya Diana sedikit mulai membaur, mengingat Arga yang lumayan ramah daripada Daffa dan Lion

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!