Bian terdiam mendengar cerita Gita. Ia tidak menyangka jika adiknya yang terkesan diam dan menerima perjodohan yang ditetapkan orang tua-nya, ternyata memendam luka yang amat dalam. Ia pikir hanya dirinya yang terluka, tapi ternyata Diana jauh lebih terluka. Jujur, awalnya ia juga terluka karena ia sama sekali tidak menyukai wanita yang saat ini akan menjadi calon istrinya, tapi demi untuk menjaga hati sang ibu, ia mencoba menerima, dan seiring berjalannya waktu, rasa itu benar benar tumbuh dihatinya.
"Lalu siapa laki laki yang dicintai Diana?" tanya Bian
"Lion Alexander Baskara"
Deg
"Lion? Teman Diana?" tanya Bian memastikan, yang dijawab anggukan oleh Gita. Tanpa pikir panjang, Bian segera berjalan menuju kamar Diana, meninggalkan Gita yang hanya diam mematung
"Bian... "
Suara yang tak asing, membuat Bian menghentikan langkahnya, ia kembali melihat ke belakanh, ada ibunya disana "Mak... "
"Haga dipa? Acara adu haga timulai" (Mau kemana? Acara udah mau dimulai)
"Bian..."
"Adu, tanno ghegah, gham nyambut tamu jejama" (Udah, sekarang turun, kita nyambut tamu sama sama)
"Kidang mak... " (Tapi mak...)
"Gita, kamu panggil Diana dan teman teman kamu ya, suruh kebawah sekarang" ucap Ibu Lena
"i-iya Mak"
Ibu Lena berlalu menuju ruang keluarga lebih dulu. Sedangkan Bian, tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginan ibunya, walaupun hatinya saat ini terus mendesaknya untuk menemui Diana, dan menanyakan kebenaran dari apa yang Gita ucapkan. Melihat Bian dan Ibu Lena berlalu, Gita pun ikut pergi darisana, sesuai perintah Ibu Lena, ia akan membawa Diana turun dan menemui keluarga calon suaminya.
"Gita tunggu"
Gita berhenti saat mendengar intruksi itu "Kak Lion" ucapnya lirih
"Gue ngga sengaja denger omongan lo sama Udo tadi, apa bener Diana suka sama gue?" tanya Lion
"Menurut Kakak? Di dunia ini ngga banyak cewek yang berani ngutarain perasaannya ke orang yang dia sayang, dan Diana ngelakuin itu ke Kakak. Dia ngga nyalahin Kakak atas penolakan Kakak, dia cuma nyoba buat tau isi hati Kakak yang sebenernya, dan sekarang dia udah tau jawabannya, ngga ada harapan buat dia bisa dapetin Kakak. Itu sebabnya dia milih buat nerima perjodohan ini" terang Gita "Gue mau ke kamar Diana, gue minta tolong ke Kakak buat ajak temen temen yang lain buat kumpul di ruang keluarga. Permisi"
*
Ruang Keluarga
Keluarga calon mempelai laki laki sudah duduk berhadapan di tikar yang sudah digelar sebelumnya. Bian, kedua orang tuanya, serta para laki laki tampan itu juga sudah ikut bergabung disana. Obrolan obrolan ringan sudah mulai terdengar ditelinga. Hingga akhirnya kehadiran Diana, menjadi pusat perhatian mereka. Bian bangkit, dan mengambil alih Diana dari Gita, ia meminta Diana untuk duduk berhadapan dengan Gavin, calon suaminya.
"Jadi, sekam ghatong mik dija, mak bagheh tujuanni untuk ngingokko gham seunyinni jama api si peghnah di wasiatko umpu ni tiyan ghua ji. Yaddo kinjuk haga keghedokni kemuaghian diantara ghua lamban balak ji" (Jadi, kami kemari untuk kembali mengingatkan kita semua tentang wasiat yang pernah dikatakan oleh kakek dari masing masing calon mempelai. Yaitu untuk kembali mengeratkan silaturahmi dan persaudaraan antara dua kerajaan ini) ucap Paghadini (Juru bicara) dari mempelai pria
"Semakkung unyinni bulanjut mik jenjang si selanjutni, alangkah helauni kik negham nanya kesediaan jak masing masing calon pai, Kiyay" (Sebelum pembicaraan kita berlanjut ke jenjang selanjutnya, alangkah baiknya kita semua mempertanyakan terlebih dahulu kesiapan dari masing masing calon) ujar Bian
"Bian... " Ibu Lena melihat kearah Bian dengan tatapan tidak senang
"Sangun temon do api si dicawako Bian ji. Jadi ghepa jak ghua ghua ni, apikah adu siap?" (Memang benar apa yang dikatakan Bian. Jadi bagaimana dari masing masing pihak, aakah sudah siap?" tanya paghadini
Mendengar pertanyaan itu, membuat Diana melihat Bian yang duduk disampingnya, setelah itu ia juga melirik Gita yang tampak mengangguk, mengisyaratkan untuk ia bisa mengatakan apa isi hatinya sebenarnya. Diana melihat kearah Gavin yang saat ini juga menatapnya, seakan menantikan jawaban atas pertanyaan yang sudah diajukan juru bicara keluarganya. Diana menghela nafas, sebelum akhirnya mengangguk setuju
"Nyak neghima apipun sai wek delom dighini calon ghagah ku. Gheno muneh nyak neghima anak ni ghagah ku, untuk kuanggap jadi anak ku muneh" (Saya menerima apapun yang ada dalam diri calon suami saya. Begitupun saya juga menerima anak dari calon suami saya, untuk menjadi anak saya juga)
Deg
Bian menatap Diana yang duduk disampingnya dengan keadaan menundukkan kepala. Ia tidak menyangka dengan jawaban Diana, ia sengaja memberi waktu kepada Diana untuk mengatakan yang sebenarnya tentang isi hatinya. Tapi kenapa adiknya ini malah mengatakan menerima Gavin, laki laki yang dipilihkan orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
andi hastutty
Aduh
2024-06-23
0