Malam ini, Diana duduk di depan jendela kamarnya. Pikirannya sedang kalut sekarang, memikirkan cara agar ibunya mau mengundur atau bahkan membatalkan perjodohan yang sudah mereka rencanakan. Diana sudah pernah mengatakan bahwa dirinya sudah punya pilihan, dan dia tidak mencintai laki laki yang akan dijodohkan dengannya. Tapi sampai detik ini, ibunya terus terusan memaksanya untuk tetap menikah.
"Kenapa harus serumit ini sih? Gue kan masih berjuang buat dapetin hatinya Kak Lion, tapi kenapa Mak malah maksa buat gue nikah sama laki laki itu" gerutu Diana
Huf
Diana menghela nafas kasar. Satu bulan yang lalu ibunya menghubunginya dan mengatakan tentang kakeknya yang menjodohkan dirinya dengan cucu dari musuhnya. Tujuannya hanya satu, mendamaikan dua kesaibatinan agar tidak ada lagi perebutan kekuasaan. Tapi mengapa harus dirinya yang menerima perjodohan ini?
"Gue bisa gila kalo gini terus. Tapi apa yang harus gue lakuin, bahkan satu minggu lagi, gue harus pulang kampung buat nemenin Kak Arga penelitian, dan diwaktu yang sama, gue juga harus bertemu sama calon suami gue?" Diana mengusap wajahnya kasar, ini benar benar masalah besar untuk dirinya.
*
Pagi ini, seperti pagi pagi sebelumnya, Diana berangkat ke kampus bersama Gita. Jika biasanya mobil akan penuh dengan canda dan tawa dari dua gadis itu, maka hari ini berbeda. Diana lebih banyak diam, bahkan sesekali menghela nafas kasar. Gita hanya melirik sekilas, ia tidak mau bertanya kepada Diana karena melihat Diana yang tampak diam
"Gue pusing Git" ucap Diana tiba tiba
"Kenapa? Nyokap lo ngedesak lo buat nikah lagi?" tanya Gita, faham dengan masalah Diana
"Katanya minggu depan keluarga calon suami gue bakal ke rumah, dan gue harus pulang untuk ketemu sama mereka" keluh Diana
"Apa?" Gita terkejut mendengar itu, ia bahkan sampai menghentikan mobilnya secara mendadak.
"Aduh Gita, lo bisa bawa mobil ngga sih?"
"Sorry, sorry. Gue kaget Dee" ucap Gita sembari kembali menjalankan mobilnya dengan normal "Terus gimana, apa yang bakal lo lakuin sekarang?"
"Gue ngga tau, otak gue buntu sekarang"
"Lo ngga boleh patah semangat gitu dong Dee, lo harus bisa yakinin nyokap lo bahwa perjodohan itu bukan cara yang tepat. Lo harus bisa bikin nyokap lo berubah pikiran" saran Gita
"Ya tapi masalahnya sekarang, perjodohan ini tuh udah direncanakan kakek gue jauh sebelum gue lahir"
"What? Kakek lo gila ya?"
Mobil akhirnya tiba diparkiran kampus. Diana dan Gita segera turun dari mobil, dan menuju kelas mereka. Kebetulan keduanya satu jurusan, jadi mereka bergegas menuju kelas karena pagi ini keduanya ada kelas pagi.
"Selamat pagi anak anak"
"Pagi pak"
"Baik, pagi ini kita akan mempelajari tentang Ilmu Ekonomi dalam bentuk Ekonomi Internasional. Silahkan buka halaman dua puluh delapan. Fahami, setelah itu jelaskan didepan kelas..... "
Diana yang duduk dipojok, sama sekali tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh pak Ikhwan. Ia seakan hanyut dalam dunianya sendiri, bahkan saat pak Ikhwan meminta untuk membuka buku, Diana sama sekali tidak mendengarkan. Ia malah sibuk memikirkan cara untuk menghindari perjodohan konyol yang selalu dikatakan ibunya.
"Baik, waktunya kalian habis. Jadi sekarang, siapa yang bersedia menjelaskan tentang ekonomi internasional didepan" ucap pak Ikhwan
Semua mahasiswa hanya diam, tidak ada yang berani menyahut atau menawarkan diri untuk menjelaskan apa yang barusaja mereka baca. Melihat itu, Pak Ikhwan yang semula duduk dikursinya, kini berjalan mengitari para mahasiswanya. Melihat Pak Ikhwan yang berjalan semakin dekat, Gita segera memberi kode pada Diana, tapi sama sekali tidak ada respon dari Diana.
"Diana" Pak Ikhwan menggebrak meja, yang membuat Diana terperanjat, ia bahkan mengelus dadanya beberapa kali, sembari terus mengatur nafasnya "Silahkan kamu jelaskan!"
"Apa? Saya pak?" Diana melirik kearah Gita seperti orang linglung. Sedari tadi ia tidak mendengarkan apa yang pak Ikhwan katakan, dan sekarang dirinya diminta untuk menjelaskan? Menjelaskan apa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Herma Wati
masak orang Lampung ngomongnya Lo...gue
2025-01-04
0