Setelah musyawarah yang dilakukan oleh dua keluarga besar itu diruang keluarga. Kini mereka kembali duduk diatas tikar, dengan beberapa hidangan makanan yang sudah tersaji. Gita dan Diana ikut mempersiapkan makanan, dibantu oleh beberapa kerabat yang juga ikut menghadiri acara keluarga tersebut
"Wow, seruit bro" ucap Arga takjub
"Sok tau, emang lo tau darimana itu makanan seruit?" tanya Ardan
"Itu makanan namanya seruit, makanan tradisional khas Lampung" jelas Arga "Benar ya Do" ucap Arga sungkan, saat melihat Bian yang terus memperhatikan mereka
"Iya, benar" ucap Bian menanggapi. Bian beralih menatap seluruh teman teman Diana, dan ada satu yang sedikit mengganjal "Dimana temanmu yang lain?" tanya Bian saat tidak mendapati keberadaan Daffa dan Lion.
"Mereka... Kemana bro?" tanya Arga pada Ardan
"Mereka ke depan katanya, tapi dari tadi belum balik balik sih" jawab Ardan
Bian bangkit dari duduknya, berjalan menuju halaman depan rumahnya. Dari pintu utama, ia sudah melihat keberadaan Lion dan Daffa disana. Ia berjalan mendekat kearah keduanya
"Bisa saya bicara sebentar dengan Lion?" tanya Bian pada Daffa
Daffa dan Lion saling pandang, dan akhirnya, Lion menganggukkan kepalanya "Gue masuk kalo gitu, Mari" pamit Daffa
Daffa berlalu, meninggalkan Lion dan Bian dihalaman depan. Keduanya duduk berdampingan dengan pandangan yang sama sama melihat kearah depan. Bian melirik Lion yang hanya duduk diam disampingnya
"Lion Alexander Baskara?" tanya Bian
"Iya Do" jawab Lion
"Kalo lo nyesel udah nolak adek gue, lo masih punya satu kesempatan lagi" ucap Bian
"Maksudnya? Bukanya Diana udah nerima lamaran cowok itu malam ini?"
"Lamaran itu hanya sesi perkenalan lebih dalam, dan didalamnya cuma berisi pertanyaan tentang siap atau tidak. Belum ada apapun yang mengikat mereka" jelas Bian
"Tapi..."
"Cuma kalo lo mau, tapi kalo lo tetep nolak, gue juga ngga bisa maksa" ucap Bian, sembari bangkit dari duduknya
"Kenapa lo percaya sama gue?" tanya Lion, yang berhasil membuat langkah Bian terhenti
"Bukan percaya, gue sama sekali ngga percaya sama lo, tapi gue berusaha ngasih lo kesempatan. Kalo lo nerima kesempatan yang gue kasih, maka lo harus janji untuk jaga adek gue. kalau sampai lo nyakitin dia, lo akan tau akibatnya"
*
Acara telah usai, semua anggota keluarga Gavin berpamitan kepada keluarga Diana. Diana tidak henti hentinya menyunggingkan senyum walaupun terpaksa. Ia harus tetap membuat hati kedua orang tuanya bahagia
"Nyak mulang pai Dee" (Aku pulang Dee) pamit Gavin
"Yu, pelegohan di ghelaya" (Iya, hati hati dijalan)
Seluruh anggota keluarga Diana mengiringi kepergian keluarga Gavin dari pintu utama. Setelah mobil yang ditumpangi keluarga Gavin pergi, barulah mereka semua kembali masuk dan duduk diruang keluarga
"Ini teman temannya Diana semua?" tanya pak Sutan
"Iya Bak" angguk mereka bersamaan.
"Maaf lo ini, kalian pertama kali kesini, disini juga kebetulan lagi repot karena acara keluarga, jadi ngga bisa nyambut kalian semua" ucap pak Sutan ramah
"Ngga papa kok Bak, justru kita semua seneng karena bisa ikut acara adat daerah sini. Seenggaknya kita semua jadi tau kalau acara adat Lampung itu seperti ini. Ya ngga guys?" ucap Arga dan diangguki oleh teman temannya yang lain
"Alhamdulillah kalau kalian semua senang. Oh iya, kata Diana, kalian ini mau penelitian tentang budaya Lampung, betul?" tanya pak Sutan lagi
"Iya Bak"
"Rencananya kalian akan meneliti daerah mana setelah ini?"
"Rencana, untuk adat dan kebudayaan, kita akan meneliti disini aja sih Bak. Tapi kalo objek wisata, kita niatnya mau ngunjungin semuanya, cuma karena agak ngga memungkinkan, Jadi Diana udah ada catatan untuk tujuan wisata kita selanjutnya" jelas Arga
"Mak, Mak bisa kan ngejelasin budaya kita ke nak Arga, untuk keperluan kuliahnya" jelas pak Sutan pada bu Lena
"Oh ya jelas bisa, kapan? Malam ini juga?" tanya Ibu Lena semangat
"Kayaknya besok aja deh Mak, kalo sekarang takutnya kemaleman. Biar temen temen yang lain istirahat aja dulu malam ini" ucap Diana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments