Azuna sudah muak dengan omongan Evelyn. Dia tidak menyangka bahwa dia menyebarkan rumor seperti itu. Apa kesalahan dia sehingga dia diminta untuk mundur.
"Sepertinya. Aku harus menemui King Regent untuk meminta alasan kenapa aku disana." Ucap Azuna meninggalkan Taman bermain tersebut untuk menuju White Castle.
...****************...
"King Regent." Panggil salah satu staff King Regent.
"Ada apa Rumi?." Tanya King bernama Shawn.
"Nona Azuna ingin menemui anda." Kata Rumi memberi tahu.
"Suruh dia masuk." Setelah dipersilahkan masuk, Azuna segera menemui Shawn.
"Selamat malam, yang mulia." Salam Azuna sambil berlutut.
"Ada apa, Azuna?." Tanya Shawn.
"Sebelumnya saya tidak ingin menanyakan ini. Tetapi, Bisakah anda memberi tahu saya. Kenapa saya direkomendasikan sebagai salah satu mentor di kelas Margery?." Tanya Azuna memohon penjelasan kepada Shawn.
"Apakah ada yang mengganggu dirimu?." Shawn berbalik bertanya. Azuna mengingat apa yang diucapkan oleh Sakuraba tadi.
'Berkat rumor ini seluruh kelas menjadi panik.' Ucapan Sakuraba masih membekas dipikirannya.
"Akhir-akhir ini banyak rumor di St. Emillion Magic Academy mengatakan bahwa saya ditempatkan di Kelas Margery yang rumornya Adik saya juga merupakan anggota kelas tersebut." Jawab Azuna.
"Ah. Rumor itu rupanya." Balas Shawn.
"Jadi anda sudah tahu?." Tanya Azuna memastikan dan Shawn mengangguk sebagai jawaban.
"Ketahuilah, jika adikmu berada dikelas itu, itu hanya kebetulan. Aku menempatkan dirimu atas kemampuanmu. Kau sangat berbakat. Kau dan Hino dianggap sebagai jenius. Menyelesaikan semua jenjang pendidikan disaat usia kalian masih 9 tahun. Maka dari itu aku mempercayakan salah satu kelompok dikelas Margery padamu." Kata Shawn menjelaskan maksudnya.
"Bukankah kau bisa mempercayakan mereka kepada yang satu angkatan dengan Thalia dan Jake?." Jika mencari orang yang pintar dan berbakat ada banyak di dunia ini Tidak hanya dia.
"Kelas Margery adalah kelas Elit. Kelas dimana hanya anak-anak terbaik di kelasnya yang dimasukkan disana." Lanjut Shawn.
"Aku telah melihat berbagai macam alumni tetapi tidak ada orang yang sebaik dirimu ataupun Hino. Thalia dan Jake adalah yang mendekati kalian. Karena mereka berdua selalu mendapatkan nilai A+ sejak mereka masuk sekolah hingga lulus. Sementara yang lainnya, aku tidak bisa sembarangan." Lanjut Shawn.
"Lalu, kenapa bukan Hino yang anda mintai tolong?." Azuna tahu Hino sama berbakatnya dengan dirinya. Dengan kemampuannya, Hino bisa saja direkrut untuk hal seperti ini.
"Hino menolaknya. Dia tidak bisa karena dia tahu adiknya dikelas itu." Balas Shawn.
Ternyata Hino tidak bisa. Menyenangkan sekali apabila dia bisa seperti Hino. Dia mengetahui bahwa dia punya keluarga. Walaupun Mereka tidak jauh berbeda.
"Azuna." Panggil Shawn lagi.
"Aku tahu ini sangat berat bagi kalian semua. Tapi jika kalian saling mempercayai satu sama lain. Maka kalian bisa menghadapi semua ini." Ucap Shawn.
...****************...
Di asrama putri, Akiko sedang memandang ke arah langit malam yang ada diluar jendela. Dia tidak bisa tidur lantaran rumor tersebut yang membuat seluruh anggota kelompoknya tidak bisa menjalankan aktivitas dengan baik.
"Ini benar-benar buruk." Ucapnya menggelengkan kepala.
"Akiko-Chan?." Panggil Hanada mengejutkan Akiko.
"Tidak bisa tidur?." Tanya Akiko mellihat Hanada mendekati dirinya. Hanada memberikan dengan mengangguk.
"Aku juga sama." Ucap Akiko jujur.
"Besok adalah waktunya untuk Field Training. Dan entah kenapa perasaanku merasa tidak enak sama sekali." Tutur Hanada.
"Apa ini menyangkut soal Trio Idiot itu?." Akiko beranjak dari kursinya lalu memutuskan berjalan menuju tempat tidurnya sementara Hanada mengekor dibelakangnya.
"Aku tidak bisa menyangkalnya. Mereka, Igarashi-kun terlihat seperti orang lain saat kita berlatih, Sakuraba-kun tidak seperti biasanya dia menjadi agak sedikit keras. Lalu untuk sasuke-kun...."
"ada apa dengan si pirang bodoh itu?." Tanya Akiko.
"Belakangan ini dia selalu menangis diam-diam. Setiap kali dia dihadapan semua orang dia akan bersikap seperti biasa. Tetapi disaat dia sendiri dia akan menangis. Ketika dia dibentak Igarashi-kun kemarin, dia tetap tegar. Tetapi, aku bisa melihat air mata tak terlihat keluar dari matanya." Jelas Hanada duduk disamping Akiko.
"Entah kenapa aku sedikit kasihan padanya. Walaupun dia menjengkelkan. Tetapi dia tetap sahabatku." Ucap Akiko.
"Apakah ada cara untuk menyelesaikan ini semua?." Tanya Hanada berharap.
Disaat-saat sulit, dia biasanya selalu meminta tolong Akiko, Igarashi atau Sakuraba dalam menyelesaikan permasalahan. Tetapi saat ini dia hanya bisa meminta tolong pada Akiko saja.
"Inti permasalahan adalah dari Miss Azuna. Karena ini menyangkut dirinya, maka dia harus berbuat sesuatu agar nama baiknya bersih. Dan dirinya bisa menghentikan keresahan yang ada di kelas." Jawab Akiko tegas.
"T-tapi..."
"Hanada cara terbaik yang bisa kupikirkan adalah memaksa Miss Azuna untuk bicara jujur dihadapan semuanya. Jika tidak, pilihan dikeluarkan menanti dirinya." Potong Akiko.
"Apa kau yakin dengan keputusan ini, Akiko-Chan?." Tanya Hanada kemudian beranjak kembali ke Kasurnya.
"Tak ada pilihan lain. Jika diam dia tidak akan mengatakan kepada semuanya apa yang terjadi." Akiko kemudian segera kembali pada posisinya untuk tidur.
Hanada yang melihatnya memutuskan untuk tidur.
...****************...
"Miss Azuna." Panggil Akiko setelah mereka berlatih.
"Ada apa?." Tanya Azuna pada Akiko.
"Mengenai Rumor yang beredar. Bukankah akan lebih baik jika kau mengklarifikasinya." Saran Akiko.
"Untuk apa?." Azuna tidak mengerti apa yang ingin diklarifikasi.
"Kalau kau tetap diam, ini semua akan semakin kacau. Kau tidak hanya menghancurkan karirmu tetapi karir Miss Thalia dan Mr. Jake." Sambung Sakuraba.
"Kalaupun aku mengkorfirmasi, apakah mereka mau percaya apa yang aku katakan?." Tidak ada yang percaya dengan ucapannya. Karena mereka pasti menganggap itu adalah omong kosong.
"Kalau kau tidak bertindak, mereka semua menganggap ini benar dan itu malah akan menyakiti orang lain." Kali ini Hanada Ikut bersuara.
"Jika memang yang kau ucapkan masih belum cukup mintalah seseorang yang tahu kebenarannya untuk membantumu berbicara." Ucap Zakuro memberi saran.
"Mintalah bantuan Kepala sekolah atau King Regent untuk berbicara atas dirimu. Jika keluar dari mulut mereka semua pasti akan percaya." Sasuke yakin bahwa Sarannya kali ini bisa membantu.
"Walaupun mereka percaya, tetapi mereka pasti berpikir dan yakin bahwa aku mempengaruhi mereka." Balas Azuna.
"Itu Lebih baik daripada hanya diam." Igarashi kini ikut berbicara.
"Eh?."
"Bukankah lebih baik kalau mereka berbicara demi dirimu. Jika memang benar mereka yang memintamu mereka juga harus mau terseret dalam masalah ini. Jika satu dapat masalah maka semua juga harus ikut terseret." Lanjut Igarashi.
Azuna berdiam sebentar kemudian dia membalas kata-kata muridnya.
"Baiklah aku akan...."
"Tak akan aku biarkan itu terjadi." Potong suara seorang wanita dari belakang.
"Evelyn." Ternyata wanita itu adalah Evelyn.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi." Kata Evelyn mengulangi kata-katanya.
"Kau ingin menghancurkan kebahagiaan seseorang demi kesenanganmu sendiri?." Tanya Akiko marah.
"Jika itu memang harus. Maka akan aku lakukan." Jawab Evelyn dengan tenang.
"Evelyn. Ini adalah base dimana hanya aku dan Kelompok Alpha yang bisa masuk kesini. Kau tidak bisa masuk sembarangan." Ucap Azuna memperingatkan.
"Apa pedulimu?. Ini tempat umum milik sekolah. Kau tidak berhak mengaturku." Balas Evelyn.
"Justru kau yang tidak berhak." Teriak Zakuro. Evelyn hanya menatap malas Zakuro.
"Miss Evelyn. Kau tahu memasuki kawasan berlatih seseorang bukanlah termasuk hal yang dibenarkan." Tutur Sakuraba menjaga emosinya.
"Selain itu, menyebarkan privasi seseorang merupakan pelanggaran berat. Kau bisa dihukum oleh King Regent akibat hal ini." Sambung Hanada.
"Walaupun begitu, jika aku terkena hukuman, maka dia juga harus kena." Balas Evelyn menunjuk kearah Azuna.
"Tapi aku merasa kasihan padamu." Kini Igarashi membalas Ucapan Evelyn.
"Apa maksudmu?." Tanya Evelyn.
"Ketika kau berusaha untuk menarik Miss Azuna kedalam perangkapmu, semakin banyak orang yang akan menarik miss Azuna keluar." Jelasnya.
"Karena itulah, tidak akan kubiarkan hal itu terjadi." Ucap Evelyn meninggalkan kelompok Alpha.
"Ayo kita temui kepala sekolah." Usul Sasuke membuat semua menoleh kearahnya.
"Kepala Sekolah pasti tahu cara agar masalah ini bisa keluar. Jadi ayo kita coba saja." Lanjut Sasuke bersemangat.
Akiko, Igarashi, Sakuraba, Hanada, dan Zakuro menyetujui usulan Sasuke.
"Miss Azuna. Kau tak perlu khawatir." Kata Hanada menenangkan mentornya.
"Setiap masalah selalu ada jalan keluar. Kami akan berusaha sebisa kami." Kata Sakuraba.
"Kami melakukan ini bukan hanya demi kau tapi juga demi teman-teman kami." Kata Akiko. Kemudian mereka semua meninggalkan Azuna sendirian.
"Demi mereka juga, aku harus berusaha." Ucap Azuna menguatkan hatinya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ayano
Hmmm, enak sih bilang suruh Azuna jujur. Masalahnya gak mudah bikin dia yang agak batu untuk jujur
2023-08-08
1
Ayano
Dia cembukor karena kamu lebih dari dia pasti
Apa lagi coba
2023-08-08
1
〈⎳ HIATUS
berasa inget film India
2023-08-07
1