Kelompok Sakuraba dan Zakuro
Berbeda dengan kedua kelompok yang berdiam diri hingga pertengahan perjalanan, Sakuraba dan Zakuro malah berbincang tanpa henti.
Ya walaupun yang mendominasi pembicaraan adalah Zakuro. Dan Sakuraba hanya menjadi pendengar setia.
"Sakuraba-kun. Kau tahu Akiko-Chii membenarkan seragamku. Dan mengatakan 'Zakuro, kalau kau berpakaian dengan model seperti itu, kau malah disangka tidak pernah dirawat oleh orang tuamu. betulkan dulu.' padahal kan ini hanya sekedar baju."Keluh Zakuro dengan sikap Akiko yang terlalu memperhatikan masalah bajunya.
"Hattchii"
Akiko bersin sambil menutup hidung serta mulutnya.
"Kau kenapa?." Tanya Sasuke Penasaran.
"Tidak apa. Paling hidungku saja yang gatal." Ucap Akiko menyentuh hidungnya.
"Sama dengan Igarashi, dia terlalu memperdulikan hal-hal kecil tentang Sasuke yang membuatku berpikir kalau dia begitu memanjakan Sasuke. " Balas Sakuraba.
"Hattchhii."
Kali ini Igarashi tanpa sadar telah bersin. Membuat Hanada kaget.
"Igarashi-kun?." Tanya Hanada memastikan kalau Igarashi baik-baik saja.
"Bukan apa-apa. Kadang-kadang esku bisa membuat hidungku agak mampet." Bohong Igarashi.
'Entah kenapa aku punya firasat ada yang membicarakanku sekarang.' Batin Igarashi.
"Tapi. Baik Akiko dan Igarashi sebenarnya sangat memperhatikan kalian semua. Kita semua sudah besar. Sudah saatnya kita menjadi pribadi yang mandiri dan dewasa. Jadi kita harus lebih memperhatikan diri kita sendiri." Terang Sakuraba menjelaskan maksud dari sikap Akiko dan Igarashi.
'Yah. Walaupun akhir-akhir ini Igarashi lebih sering memanjakan Sasuke ketimbang mengurnya.' Lanjut Sakuraba dalam hati.
Setiap hari, Ia selalu menemukan Sasuke yang tidur disamping Igarashi, atau Igarashi yang menjahitkan baju Sasuke yang robek, atau Sasuke yang rewel minta makanannya dimasakkan oleh Igarashi. Igarashi seperti Mama bagi Sasuke.
"Enak,ya jadi Sasuke-kun. Dia dimanja oleh Igarashi-kun." Keluh Zakuro yang mendapat jeweran Sakuraba.
"Kau tidak boleh iri. Justru itu perbuatan yang tidak baik." Tegur Sakuraba.
"Dan lagi. Sasuke itu kan kakak Sepupumu. Panggil dia Sasuke-san atau Sasuke-niisan." Lanjut Sakuraba.
"Biarin. wee." Ucap Zakuro menjulurkan lidahnya. Tidak memperdulikan Ucapan Sakuraba. Sakuraba hanya bisa pasrah. Tidak kakak sepupu, tidak adik sepupu, sama saja. Sama-sama bebal.
...****************...
Tidak lama kemudian, Sakuraba merasa sedang diawasi.
"Zakuro ayo pergi." Ucap Sakuraba menggeret Zakuro meninggalkan tempat mereka.
Zakuro merasa kaget. Ada apa dengan Sakuraba apakah ada sesuatu yang mengganjalnya.
"Ada apa?." Tanya Zakuro.
"Ada yang mengawasi kita." Jawab Sakuraba sambil berlari.
"Apa Sakuraba-kun tahu dia dimana?." Tanya Zakuro lagi berusaha mengimbangi kecepatan berlari Sakuraba.
"Aku tidak yakin. Tapi aku merasakan langkahnya sangat besar" Jawab Sakuraba.
Sakuraba dan Zakuro menemui jalan buntu. Mereka segera berbalik demi mencari rute yang aman.
Namun saat mereka akan memasuki Rute yang baru, sebuah bola batu raksasa dilemparkan hingga menutupi jalan mereka.
"Siapa yang melempar batu ini?." Tanya Zakuro setelah menyadari ada batu besar dihadapannya.
Suara langkah kaki besar sedang menuju arah mereka, membuat Sakuraba dan Zakuro menoleh kebelakang.
Suara langkah kaki semakin terdengar jelas. Terdengar seperti suara metal bergesekan. Suara tersebut berhenti tepat dihadapan Sakuraba dan Zakuro.
Makhluk itu terbuat dari perunggu. Ukurannya juga sangat besar dan dia berpakaian layaknya prajurit.
"TALOS???!!!." Teriak Sakuraba dan Zakuro tidak bisa menyembunyikan diri mereka dari keterkejutan.
Disaat Talos hendak meraih mereka Sakuraba segera membopong Zakuro dan menghindari Talos.
"Kenapa kita menghindar?." Zakuro bertanya pada Sakuraba yang berusaha menjaga jarak dari Talos.
"Kau akan meleleh kalau kau dipegang olehnya" Jawab Sakuraba setelah jarak mereka cukup aman dari Talos.
"Saat ini berhati-hati dan menjaga jarak adalah jalan terbaik." Lanjutnya sambil menurunkan Zakuro.
"Aku rasa itu sudah cukup." Ucap Zakuro lalu mengeluarkan Scope gun miliknya.
"Bersiaplah. Clob ed nairud." Serangan Zakuro. Kemudian dari Scope gun Zakuro muncul banyak sekali buah durian yang semakin lama semakin membesar. Durian-Durian itu mengenai Talos.
Namun Sepertinya, Durian raksasa saja tidak cukup untuk menumbangkan makhluk perunggu tersebut.
"Sial. Gagal." Ucap Zakuro Kesal.
"Sekali lagi. Eiulp ed sebmob sesirec." Zakuro masih belum menyerah, Zakuro kembali menyerah dengan menembakkan buah-buah ceri yang siap meledak saat berada di dekat Talos.
"DUAR.DUAR.DUAR.DUAR."
Ratusan buah ceri meledak tepat di dekat Talos. Namun sama dengan halnya durian tadi. Buah ceri sepertinya tidak mempan terhadap Talos. "Aku masih belum mau menyerah."
"Zakuro tenangkan dirimu. Atau kau hanya memancingya kemari." Ucap Sakuraba berusaha menenangkan Zakuro.
Benar saja, Talos yang tadi diam, kini bergerak menuju arah mereka.
"Baiklah akan kucoba mengalahkannya dengan ini." Ucap Sakuraba sambil memunculkan dagger miliknya.
"Pouc ed uef." Sakuraba menyerang ke arah kedua lengan Talos.
'Kumohon berhasilah.' Mohon Sakuraba. Tak disangka serangan mematikan seperti Pouc ed uef harusnya bisa melukai Talos Sepertinya itu tidak ada gunanya.
Talos semakin mendekati mereka. Sakuraba tidak punya pilihan lain selain membawa lari Zakuro ke jarak yang lebih aman.
"Apakah tidak ada cara untuk bisa lolos dari makhluk besi ini?." Tanya Zakuro sambil memperhatikan Talos yang semakin mendekat kearah mereka.
'Cara?.' Batin Sakuraba berpikir.
Tiba-tiba Sakuraba teringat sesuatu. Ya sesuatu tentang Talos.
...****************...
Flashback.
Sakuraba yang berusia delapan tahun sedang membantu ibunya membereskan buku-buku ibunya yang berserakan. Tidak lama lagi Adik Sakuraba akan lahir. Dan Sakuraba ingin adiknya nyaman. Karena tidak mampu menahan beban yang ia bawah. Sakuraba terjatuh saat membawa buku-buku milik ibunya.
"Kakak tidak apa-apa?." Tanya Ibu Sakuraba bernama Mika.
Mika sering memanggil Sakuraba dengan sebutan kakak agar ketika Anak keduanya lahir, maka Anak keduanya akan terbiasa memanggil Sakuraba dengan sebutan Kakak.
"Aku tidak apa-apa. " Balas Sakuraba sambil berdiri. Ketika akan merapikan kembali buku yang ia bawa, Sakuraba melihat sebuah buku dengan gambar ksatria dari perunggu.
"Buku apa ini bu?." Tanya Sakuraba sambil melihat buku tersebut.
Mika tersenyum. Kemudian memangku putranya, "Buku ini berjudul Iason dan Argonaut." Terang Mika.
"Buku ini menceritakan perjuangan Iason dalam mencari bulu emas. Saking gigihnya dia, Ia menggunakan cara agar dia bisa mendapatkannya meskipun nyawa adalah taruhannya. Tapi lawannya sangatlah sulit. Dia adalah Talos. Dia diciptakan oleh dewa untuk menjaga pulau tersebut. Walaupun Talos terbuat dari perunggu, Talos memiliki pembuluh darah yang memanjang dari leher hingga ke pergelangan kaki yang ditutup oleh paku. Dalam perjuangan mereka melawan Talos, Medea memerintahkan Iason untuk mencabut paku tersebut agar Talos bisa dikalahkan. Iason kemudian mencabut paku yang menutupi pembuluh darah Talos. Kemudian darah mengalir keluar dari lubang paku tadi. Akhirnya Talos bisa dikalahkan." Cerita Mika panjang lebar.
Kemudian, Mika memposisikan putranya untuk berdiri. "Ayo kita sambung beres-beresnya." Pintah Mika mengingatkan putranya.
"Ibu." Panggil Sakuraba membuat Mika menoleh.
"Bolehkah aku membacanya setelah selesai membantu ibu." Tanya Sakuraba penuh harap.
Mika tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.
End Flashback.
...****************...
"Itu dia." Teriak Sakuraba mengagetkan
Zakuro.
"Eh?. Apa?." Tanya Zakuro masih sedikit kaget.
"Aku ingat. Talos mempunyai pembuluh darah yang mengalir dari leher hingga pergelangan kaki." Jawab Sakuraba masih berlari.
Sebuah batu raksasa dilemparkan ke arah mereka tetapi mereka mampu menghindarinya dengan berlari kearah lain.
Sakuraba dan Zakuro berhenti setelah jarak mereka cukup jauh dari Talos.
"Kau lihat itu?." Tunjuk Sakuraba ke arah kaki Talos.
"Iya aku lihat apa yang kau maksud." Balas Zakuro.
"Itu adalah paku yang digunakan untuk menutupi pembuluh darahnya." Terang Sakuraba.
"Lalu?." Zakuro sepertinya masih belum paham maksud Sakuraba.
"Kalau kita bisa mencabut paku nya. Talos akan mati. Dan dia akan hancur berkeping-keping." Jelas Sakuraba.
Zakuro membelalakkan matanya. Ia tidak percaya bahwa Sakuraba berniat untuk melakukannya.
"Bagaimana kita bisa kesana?." Tanya Zakuro. Sakuraba mulai menampakkan senyuman sinis miliknya.
"Sakuraba-kun. Kau menakutkan."
"Ayo. Kita serang dia." Kata Sakuraba kini berlari kearah Talos.
Ketika Talos sudah semakin mendekati mereka, Sakuraba meminta Zakuro untuk melakukan sesuatu.
"Zakuro." Panggil Sakuraba.
"Gunakan Repus xion ed ococ untuk mengalihkan gerakan tangannya. Lalu untuk kakinya, serahkan padaku." Perintah Sakuraba sudah bersiap dengan dagger ditanganya.
Zakuro memandang Sakuraba sebentar kemudian dia juga bersiap dengan scope gun miliknya.
"Ayo mulai." Ucap Zakuro.
"Repus xion ed ococ." Sebuah kelapa yang semakin lama semakin membesar menghantam Talos.
Talos berhasil menangkapnya namun Zakuro melancarkan Repus xion ed ococ sekali lagi hingga Talos kesulitan. Sementara Zakuro masih terus menyerang, Sakuraba sudah bersiap dengan sihirnya.
"Aku mohon bantuanmu. Eurg eidnecni'd." Dari dagger milik Sakuraba, muncul kobaran api membentuk seperti derek. Yang kemudian menancap tepat di paku Talos.
Kemudian Sakuraba segera menarik dan mencabut paku keluar dari lubangnya. Benar dugaan Sakuraba. Sebuah cairan keluar dari sana. Menghentikan pergerakan Talos kemudian Talos hancur berkeping-keping.
"BERHASIL!!." Teriak Zakuro kegirangan. Namun tidak begitu lama karena Sakuraba menarik Zakuro untuk pergi dari tempat itu.
...****************...
Azuna tersenyum ketiga pasangan tersebut berhasil melewati rintangan. Tidak lama kemudian, Ia melihat ketiga pasangan tersebut berhasil keluar dari Maze buatannya.
"Akhirnya kita sampai." Kata Zakuro sedikit lelah.
"Kali ini enam lawan satu." Ucap Hanada mempersiapkan Magic Staffnya.
"Cukup melelahkan. Tapi juga tidak buruk." Sakuraba mempersiapkan dagger miliknya dalam posisi Menyerang.
"Kita manfaatkan jumlah kita sebaik mungkin." Kata Igarashi yang memilih menggunakan Bowgun ketimbang Busur panah.
"Aku benar-benar tidak sabar." Sasuke rupanya sudah bersiap-siap dengan needle di sela-sela-sela jarinya.
Akiko terlihat mengeluarkan senjata morning star miliknya. "Ayo kita mulai, Miss Azuna." Ucapnya bersiap.
"Your steps will ended here. So be prepared." Ucap Azuna mengeluarkan Jousting Lance miliknya.
"Serang aku dari mana saja." Perintah Azuna.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ayano
Nah
Beruntung kamu masih inget jelas
2023-07-12
1
Ayano
Jangan jangan jangan
Nanti ada yang traveling kalo dipanggil gitu
🤣🤣🤣
2023-07-12
1
Ayano
Yang diomongin bersin dong 😅
2023-07-12
1