Merlisa dan Arga tertidur dengan lelapnya, karena begitu lelahnya seharian mejalani resepsi pernikahaan mereka. Sampai keduanya melewati jam makan malam.
Tengah malam Merlisa menggeliat tubuhnya, merasakan perutnya yang keroncongan.
"Jam berapa ini, perut ku laper sekali." Gumam Merlisa sambil mengucek ngucek matanya.
Dengan langkah gontai Merlisa menuruni anak tangga menuju dapur, sesekali ia menguap karena masih begitu mengantuk tapi perutnya tidak bisa untuk berkompromi ingin minta di isi.
Merlisa membuka isi kulkas, melihat apa ada yang bisa ia makan, namun tidak ada bahan makanan di sana. Merlisa membuka laci dan menemukan mie instan, tanpa pikir panjang Merlisa memasak mie instan tersebut untuk mengisi perutnya yang begitu lapar.
10 menit mie instan selesai di buat Merlisa dengan sayur sawi dan telur. Tanpa berlama lama Merlisa menyantap mie instan tersebut, namun baru beberapa suapan mie instan tersebut sudah di rebut oleh seseorang.
"Hai, kalau mau buat sendiri dong." Ucap Merlisa mendengus kesal.
"Bodo amat, aku juga laper." Ucap Arga sambil menyuap mie instan tersebut.
Ternyata enak juga makanan ini, seumur umur gue baru makan makanan beginian. Batin Arga yang melahap mie instan Merlisa.
Merlisa tidak tinggal diam, ia merampas kembali mie instan tersebut.
"Kembalikan mie instan itu, aku masih lapar huh." Ujar Arga.
"Ini mie instan ku, kau yang sudah maen rampas saja, aku juga lapar." Sahut Merlisa berdiri sambil makan mie instan.
Keduanya saling kejar mengejar seperti anak kucing memperebutkan tulang.
"Akhirnya aku kenyang juga." Ucap Merlisa sambil mengusap perutnya yang kenyang.
"Buatkan aku yang seperti itu." Ujar Arga
"Gak bisa, tadi mie instannya cuma hanya itu aja."
"Terus aku masih lapar, tadi cuma makan sedikit." Ucap Arga ketus.
"Ya udah makan aja tu ada apel, kalau belum kenyang juga, minum air banyak banyak, hehehe." Sahut Merlisa menyeringai
Arga mendengus kesal, sambil memakan apel yang berada di kulkas.
Arga masuk kembali dalam kamar setelah memakan apel untuk mengganjal perutnya.
Ia mendapatkan Merlisa sudah berbaring di atas tempat tidurnya.
Dasar kerbau, abis makan langsung tidur lagi. Gumam Arga.
Arga ikut naik ke tempat tidur untuk berniat melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
"Mau ngapain naik ketempat tidur?" tanya Merlisa ketus.
"Mau tidur lah, emang mau ngapain lagi."
"Enak aja mau tidur di sini, sana tidur di sofa." Ucap Merlisa.
Ini cewe nyebelin banget si, gue juga males kali macem macem sama loe. Batin Arga.
Arga mendengus kesal sambil turun dari tempat tidur membawa bantal dan selimut menuju sofa.
*****
Pagi hari di kediaman Mahesa, semua sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama.
"Gimana semalem tidurnya, nyenyak nak Arga?" tanya papa Hendra.
"Nyenyak pah, sangat nyenyak malah." Ucap Arga sambil melirik tajam ke arah Merlisa.
Aku sangat nyenyak pah, sampai sampai badan ku pegal pegal semua karena sofanya tidak cukup untuk tinggi badan ku. Batin Arga.
"Bagus kalau begitu nak, kamu merasa nyaman di sini." Ucap papa Hendra.
"Iya pah, tapi setelah sarapan aku akan ke rumah papa Fandi dan mama Wina pah, setelah itu aku dan Merlisa akan tinggal di arpatemen ku pah, kami ingin hidup mandiri."Ujar Arga.
"Papa si terserah kamu saja nak Arga, papa serahkan putri papa kepada mu nak, sekarang kau yang berhak atas diri Merlisa." Ucap Hendra tersenyum kepada Arga.
Apa aku tidak salah dengar, papa mengaku aku sebagai putrinya. Semoga kata - kata papa barusan adalah ucapan tulus dalam hatinya. Batin Merlisa senang.
"Dek berarti kita bakal jarang bertemu dong." Ucap Indri merasa sedih.
"Kan kakak masih bisa mengunjungi ku, dan aku juga bakal sering sering untuk ke sini, kakak gak usah sedih ya." Sahut Merlisa meyakinkan Indri.
Indri hanya mengangguk dan tersenyum.
Setelah sarapan selesai Arga dan Merlisa berpamitan kepada papa Hendra dan Indri untuk pergi ke rumah papa Fandi dan mama Wina, sebelum ke arpatemen milik Arga untuk tinggal di sana.
Di dalam mobil, ke duanya terdiam tidak ada yang membuka suara, hanya deruman mesin mobil yang terdengar. Sesekali Merlisa mencuri pandang ke arah Arga yang sedang fokus pada jalan yang ada di depan.
Dasar pria bunglon, tadi ketika berbicara dengan papa Hendra dia begitu ramah, sekarang ekspesi wajahnya sudah datar dan dingin begitu seperti es balok. Batin Merlisa.
satu jam perjalanan, Merlisa dan Arga sudah sampai di kediaman Sebastian.
Merlisa turun dari mobil sport milik Arga, ia tercengang melihat apa yang ia lihat saat ini.
Waahh ini rumah atau istana, besar sekali. Rumah papa Hendra 3 kali lipat dari rumah Sebastian. Batin Merlisa.
"Kamu masih mau berdiri di situ." Ucap Arga membuyarkan lamunan Merlisa.
"Aahh i iya."
Ke duanya berjalan beriringan, para pelayan sudah berjajar menyambut ke datangan mereka berdua.
Mama Wina tersenyum lebar melihat ke datangan anak dan menantunya itu.
"Selamat datang sayang, di kediaman Sebastian." Ucap Wina memeluk Merlisa.
"Iya mah aku senang bisa bertemu mama lagi." Sahut Merlisa.
"Mah Arga ke dalam dulu mau istirahat, cape." Ucap Arga pergi menuju kamar miliknya.
"Ya sudah sana, mama mau sama menantu mama dulu."
"Kamu udah sarapan nak?" tanya Wina.
"Sudah mah. Papa Fandi mana mah?" tanya Merlisa.
"Papa tadi sudah berangkat kerja nak, gak bisa tunggu kalian soalnya ada meeting penting."
"Ooo begitu, iya gak apa apa mah."
Keduanya mengobrol di ruang keluarga, bercengkrama di iringi canda tawa dari kedua nya.
Merlisa sangat nyaman berada bersama Wina, merasa menemukan kembali sosok seorang mama dalam diri Wina.
"Mah terima kasih ya udah mau terima aku." Ucap Merlisa.
"Yang ada juga mama yang berterima kasih sama kamu nak, kamu mau menjadi menantu mama." Ucap Wina mengelus pucuk kepala Merlisa.
Merlisa tersenyum, dan menghambur dalam pelukan Wina.
Makasih ya tuhan, engkau kirimkan sosok mama Wina dalam hidupku. Batin Merlisa.
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejaknya 🙏💪😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Amah Ahmad
hahaha lucu bgt c kamu ca
2020-08-21
1
Priska Anita
Like disini juga thor 💜
2020-08-12
3
baesalis
👍👍👍
2020-07-09
0