Bab 11

Merlisa masuk ke dalam rumahnya, melangkahkan kakinya menuju kamar. Merlisa menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang empuk, di rebahkan badannya menghadap langit langit kamarnya sambil memijit pelipisnya yang terasa sedikit pusing.

Merlisa membuang napas kasar, masih mengingat ke jadian yang ia alami beberapa saat lalu.

Kenapa harus serumit ini si, kalau kak Indri sampai tau bagai mana. Aaahhh sungguh menyebalkan rasanya aku ingin menenggelamkan diri ku saat ini. Batin Merlisa.

Tok... Tok... Tok... Suara pintu di ketuk.

"Masuk gak di kunci kok." Sahut Merlisa agak sedikit berteriak.

"Dek kamu baru pulang?" tanya Andri.

"Iya kak, kak Andri tumben jam segini udah pulang?" tanya Merlisa.

"Kakak mau siap siap pergi dek." Ucap Andri.

Merlisa yang sedang asyik dengan posisinya, sontak terbangun mendengar perkaatan Andri.

"Kak Andri mau pergi kemana?" tanya Merlisa

"Tadi kakak di telpon sama papa, bahwa perusahaan kita yang di luar negri sedang ada masalah. Dan kakak harus melihat secara langsung dek."

"Berapa lama kakak akan pergi?" tanya Merlisa.

"Kurang tau juga dek, kakak juga belum tau kendalanya sejauh mana, tapi sebisa mungkin kakak secepatnya menyelesaikan masalah di sana dek." Ucap Andri sambil mengelus pucuk kepala Merlisa.

"Kalau kak Andri pergi, aku akan kesepian." Ucap Merlisa, menghambur dalam pelukan Andri.

"Kakak gak akan lama dek, kita kan masih bisa telponan."

"Iya, kakak harus janji, selalu kasih kabar sama aku." Ucap Merlisa dengan suara manja.

"Iya bawel, makanya sebelum kakak berangkat kakak pengen berlama lama dulu sama kamu dek." Ucap Andri.

"Emang kakak berangkat jam berapa, terus waktu acara pernikahan kak Indri kakak pulang kan?" tanya Merlisa.

"Jam 9 malam dek. Kakak pasti akan pulang dipernikahan Indri." Sahut Andri yang masih mendekap Merlisa dalam pelukannya. Entah kenapa begitu berat kepergian Andri kali ini.

Jam sudah menujukan jam 8 : 45 menit, Andri dan Merlisa sudah berada di bandara, di ruang tunggu mereka duduk bersama sambil berpegangan tangan, Merlisa menyandarkan kepala di bahu Andri. Mungkin kalau orang yang melihat mereka saat ini akan mengira seperti sepasang kekasih yang enggan untuk berpisah.

"Dek kakak berangkat dulu ya, kamu jaga kesehatan." Ucap Andri mengelus pucuk kepala Merlisa.

"Iya kak, kakak juga jaga kesehatan jangan telat makan." Sahut Melisa, Andri mencium pucuk kepala Merlisa sebelum melangkahkan kakinya.

*******

Di kediaman Sebastian

Sepasang suami istri sedang bersantai di ruang keluarga, di temani secangkir kopi dan cemilan.

"Papa bagai mana tadi sudah bertemu dengan pak Hendra?" tanya Wina.

"Sudah mah, tadi sore papa ke kantor pak Hendra."

"Terus bagai mana pah?"

"Pah Hendra menerima pinangan yang papa ajukan, bener kata mama pak Hendra sepertinya tidak menganggap gadis itu mah." Ujar Fandi.

"Tidak menganggap bagai mana maksud papa?"

"Di lihat dari wajahnya dia begitu kaget saat papa ingin meminang gadis itu mah, sebelumnya ia bilang kalau putrinya sudah bertunangan." Ujar Fandi.

"Sudah mama duga pah, sebelumnya mama sudah menyelidiki latar belakang gadis itu. Dan mama semakin ingin menjadikan ia menantu kita pah." Ucap Wina.

"Tapi apakah putra kita mau menerima mah?" tanya Fandi.

"Papa tenang saja, mama akan mengurusnya."

"Baik lah, papa akan serahkan semuanya sama mama." Ucap Fandi.

******

Dua hari ke pergian Andri, Merlisa merasa kehilangan sosok seorang kakak laki - lakinya, Indri pun merasakan hal yang sama.

Malam ini Merlisa, Indri dan papa Hendra sedang makan malam bersama.

"Selesai makan ke ruang kerja saya." Ucap Hendra kepada Merlisa. Sambil beranjak pergi meninggalkan ruang makan.

Ada apa ini, sudah sekian lama papa mau berbicara lagi dengan ku. Semoga ini awal yang baik. Batin Merlisa.

"Papa mau bicara apa Ca sama kamu, gak biasanya papa ingin bicara." Selidik Indri.

"Gak tau kak." Sahut Merlisa sambil menaikan kedua bahunya.

Selesai dengan ritual makan malamnya, Merlisa segera pergi ke ruang kerja papa Hendra.

Tok... Tok... Tok... Pintu di ketuk.

"Masuk"

Merlisa masuk ke ruang kerja papa Hendra, yang langsung mendudukan badannya di kursi yang berhadapan dengannya.

Hening sesaat tidak ada yang membuka pembicaraan. Merlisa yang gugup berhadapan dengan papa Hendra, hanya menautkan tangannya di bawah meja.

"Eeekkhhmm, ada yang ingin meminang mu." Ucap Hendra singkat.

"Maksud papa apa?" tanya Merlisa.

"Keluarga Sebastian ingin meminangmu, keluarga ini ingin menjadikan mu menantunya."

"Tapi kenapa harus aku pah, bahkan aku tidak mengenal dengan keluarga Sebastian?" tanya Merlisa.

"Mana aku tau, tapi yang kamu harus tau keluarga Sebastian adalah orang yang berpengaruh di sini, mempunyai usaha di segala bidang, bahkan keluarga sebastian orang no 3 terkaya seasia yang menguasai dunia bisnis.

Jadi kamu harus menerima pinangan ini, karena akan sangat berpengaruh besar dalam perusahaan ku." Ujar Hendra.

Cih... Jadi aku harus menikah dengan orang tidak aku kenal sama sekali, demi di tukar dengan perusahaan papa Hendra. Umpat Merlisa dalam hati

"Selama ini aku tidak pernah menganggap mu ada, tapi aku membiarkan mu menikmati semua fasilitas yang ada di rumah ini. Bahkan almarhum istri dan kedua anak ku begitu menyayangi mu. Jadi... Saatnya kamu harus membayar hutang budi mu di keluarga ini." Ucap Hendra lagi.

Apa... hutang budi, bahkan aku tidak pernah minta untuk mendapatkan ini semua. Batin Merlisa.

Merlisa membuang nafas secara kasar.

"Baik lah pah aku akan terima, jika pinangan ini membuat papa bisa menerima ku. Ini sebagai bukti kalau aku sangat menyayangi papa, mama, dan kak Andri, Indri." Ucap Merlisa sambil meremas kedua tangannya di bawah meja.

"Bagus lah, kau tau cara berterima kasih dengan keluarga ini." Sahut Hendra tersenyum sinis.

"Ya sudah pah jika tidak ada yang di bicarakan lagi, aku permisi dulu." Ucap Merlisa yang berdiri melangkahkan kaki keluar dari ruang kerja Hendra.

Hidup macam apa yang aku harus hadapi ke depannya.sungguh jalan hidupku penuh dengan kejutan yang luar biasa. Batin Merlisa.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan like,vote,rate dan komennya ya 🙏🙏

Terpopuler

Comments

ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ

ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ

klo Andri kembarnya sama Indri, seharusnya ikatan batinnya sama Indri kenapa malah deketnya sama Merlisa y..

2021-02-25

0

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Merlisa anak.angkat ya

2020-12-22

0

Princess Shalala

Princess Shalala

bapaknya kok gitu banget sih

2020-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!