Bab 14

Sore hari Merlisa pulang di kediaman Mahesa, rumah yang begitu sepi seperti tidak berpenghuni, semenjak kak Andri pergi ke luar negri untuk mengurus perusahaan di sana.

Merlisa masuk ke dalam rumah, yang di hampiri seorang ART.

"Nona tadi ada seseorang yang memberikan ini." Ucap bi Nining memberikan paper bag kepada Merlisa.

"Ini apa bi?" tanya Merlisa mengerutkan dahinya.

"Gak tau non, tadi cuma bilang ini buat nona Merlisa." Sahut bi Nining, Merlisa pun mengambil paper bag itu di tangan bi Nining.

"Terima kasih ya bi." Ucap Merlisa sambil melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya.

Kiriman dari siapa ini, apa dari kak Indri atau dari kak Dimas. Gumam Merlisa menatap paper bag di tangannya.

Dering handphon miliknya yang membuyarkan lamunan Merlisa.

"Ya hallo, dengan siapa ya?"

"........."

"Oohh tante Wina, maaf tante saya tidak mengenal suara tante."

".........."

"Jadi tante yang mengirim ini semua."

"........."

"Tante gak usah repot - repot kirim ini semua, saya pasti akan datang kok."

".........."

"Baik lah terima kasih tante."

Sambungan telphon pun terputus.Hampir saja aku lupa acara malam ini, sungguh kau begitu pelupa Merlisa. Gumam Merlisa menepuk dahinya sendiri.

Dengan segera Merlisa membersihkan tubuhnya yang begitu lengket dengan keringat.

15 menit Merlisa menyelesaikan ritual mandinya, Merlisa berdiri di depan cermin yang masih menggunakan kimono mandinya.

"Aku kan tidak bisa make up, tidak lucu kan aku memakai baju yang begitu bagus tapi tidak menggunakan make up.Tapi kalau aku mencoba make up sendiri, bukannya cantik pasti malah terlihat aneh wajahku nanti." Gumam Merlisa.

Sejenak Merlisa berpikir, dan ia teringat dengan kakak perempuanya Indri. Dengan segera Merlisa melangkahkan kakinya menuju kamar Indri, Merlisa mengetuk pintu kamar berharap sang punya kamar berada di dalam.

Tok... Tok... Tok... Merlisa mengetuk pintu kamar Indri.

Beberapa saat tidak ada jawaban dari dalam, Merlisa pun mengetuk kembali.

"Eehhh kamu dek, kirain siapa." Ucap Indri.

"Hehehe maaf ya kak aku ganggu, aku butuh bantuan kakak sekarang, emergency banget pokoknya kak."

"Emangnya ada apa si dek, kok emergecy gitu?" tanya Indri mulai panik mendengar kata emergency dari Merlisa.

"Pokoknya hanya kak Indri yang bisa menyelamatkan ku sekarang kak." Ucap Merlisa.

"Iya dek akan kakak bantu, sebenarnya ada apa?" tanya Indri makin panik.

"Aku hanya minta bantuan sama kak Indri, untuk make up in aku kak." Sahut Merlisa menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Aahh kamu mah dek, bikin kakak kaget aja."

"Hehehe maaf kak, buat aku ini emergency karena aku gak bisa make up." Ucap Merlisa cengengesan.

Indri hanya menggelengkan kepalanya akan tingkah konyol adiknya itu.

Merlisa duduk di depan cermin yang berada di kamar Indri, Merlisa menatap bingung begitu banyak alat make up yang ada di depannya.

Untuk apa alat make up sebanyak ini, apakah ini di pakai untuk di wajah semua. Gumam Merlisa yang masih terdengar oleh Indri.

Indri hanya tersenyum lebar melihat ke bingungan Merlisa.

30 menit Merlisa di make up oleh Indri, dan langsung memakai gaun yang di kirim oleh tante Wina untuknya.

"Woow...apakah ini aku kak?" tanya Merlisa yang berdiri depan cermin.

Merlisa menggunakan gaun tak berlengan berwarna tosca dengan panjang selutut, di hiasi mutiara berwarna putih di bagian pinggang. Rambut sebahu yang sedikit ikal di bawah, dan menggunakan make up flowers, menggunakan highheels berhak 5 cm berwarna senada dengan gaunnya.

"Iya lah, ini kamu emang siapa lagi dek." Sahut Indri yang berdiri di samping Merlisa.

"Kakak sungguh luar biasa, kakak pandai sekali membuat ku berbeda sampai aku sendiri tidak mengenal diri ku srndiri." Ujar Merlisa.

"Kamu itu udah cantik dek, cuma tinggal di poles sedikit saja udah terlihat lebih cantik." Ucap Indri sambil memegang bahu Merlisa.

"Terima kasih ya kak." Ucap Merlisa sambil memeluk Indri.

"Iya dek, tapi kakak mau tanya emang kamu mau pergi kemana berpenampilan seperti ini?" tanya Indri.

"Aku mau ke acara anniversery kak."

"Oohh gitu, ya udah kamu hati - hati ya dek." Ucap Indri.

Saat Merlisa menuruni tangga, bi Nining menghampirinya.

"Maaf nona, bibi mau kasih tau jemputan nona sudah datang." Ucap Nining.

"Jemputan, siapa yang sudah menjemput ku." Sahut Merlisa mengerutkan dahinya.

"Gak tau non."

Merlisa melangkahkan kakinya perlahan menuju depan rumah, karena ia belum terbiasa memakai highheels.

"Maaf anda siapa ya pak?" tanya Merlisa saat menghampiri pria paru baya yang berada di depan mobil mewah.

"Saya pak Tejo nona, saya di perintahkan nyonya Wina untuk menjemput nona Merlisa." Sahut pak Tejo.

Kenapa tante Wina harus repot repot menjemput ku dengan mobil mewah dan sopir segala si, aku kan makin tidak enak hati dengannya. Batin Merlisa.

"Mari nona kita berangkat, sebelum jalan macet." Ucap pak Tejo sambil membukaan pintu belakang untuk Merlisa.

"Terima kasih pak." Sahut Merlisa masuk ke dalam mobil.

******

Di Hotel XX bintang 5, milik keluarga Sebastian.

Wina berdiri dekat pintu masuk sedang mondar mandir gelisah, karena tamu spesial yang di tunggu dalam acara ini belum menampakan wujudnya.

"Mah sepertinya mama tidak tenang sekali, ada apa?" Tanya Fandi kepada istrinya.

"Mama sedang menunggu gadis itu pah, mama sudah meminta pak Tejo untuk menjemputnya tapi sampai sekarang belum datang juga." Ucap Wina.

"Mungkin masih di jalan mah, tau sendiri kan jalan ibu kota suka macet."

"Iya juga si pah."

"Ya sudah papa mau sapa tamu kita dulu ya mah." Ucap Fandi sambil pergi meninggalkan Wina.

45 menit seharusnya Merlisa sudah sampai ke tempat tujuan, namun menjadi 1 jam karena perjalanan yang agak macet.

Wina tersenyum ke arah wanita yang sedang berdiri di depan pintu masuk.

"Hallo nak, akhirnya kamu datang juga, kamu sangat cantik sekali." Ucap Wina sambil menghambur memeluk Merlisa.

"Iya tante, tadi agak sedikit macet di jalan." Sahut Merlisa.

"Iya sayang, tante sudah sangat senang kamu sudah ada di sini." Ucap Wina tersenyum bahagia.

"Oohh iya tante, terima kasih atas gaun dan jemputannya, aku merasa tidak enak sama tante sudah merepotkan." Ujar Merlisa.

"Tidak nak, tante memang ingin melakukannya untuk mu, karena kamu sudah tante anggap kamu seperti anak gadis tante sendiri."

"Terima kasih tante." Ucap Merlisa tersenyum.

"Ya sudah tante ke sana dulu ya, kamu nikmati perstanya." Ucap Wina sambil melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Merlisa.

Merlisa begitu canggung berada di acara tersebut, tak ada orang yang Merlisa kenal selain Wina. Orang orang yang berada di sana berpakaian mewah dan berkelas.

Merlisa celingukan sambil melangkahkan kakinya, Merlisa mengedarkan pandangannya melihat sekelilingnya, ia tidak fokus ke arah depan.

Bbrruuuukkk...

Merlisa hampir terjatuh karena gagal menyeimbangkan tubuhnya. Dan seorang pria merangkul Merlisa agar tidak terjatuh.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan jejaknya 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Yolanda Tahalea

Yolanda Tahalea

nih penulis demen banget acara tabrak2anngt aneh

2021-10-14

0

Ade Irawan

Ade Irawan

kok nubruk orang trs sih merlisa..jgn2 ini pengalaman author yg suka nubruk2,he he he canda thor😆

2021-08-18

0

Princess Shalala

Princess Shalala

merlisa ketubruk terus.. haha

2020-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!