Merlisa berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya memakai gaun pengantin berwarna putih, dengan hiasan mahkota kecil di kepala. Merlisa terlihat sangat cantik dan anggun.
Seharusnya hari ini adalah hari bahagia untuk diri ku, hari di mana aku bersanding di plaminan dengan orang yang aku cintai, Namun semua itu hanya tinggal angan angan. Sungguh miris nasib ku. Gumam Merlisa tersenyum miris.
Tok... Tok... Tok... Suara ketukan pintu.
"Masuk." Sahut Merlisa dari dalam kamar.
"Dek kamu sudah siap." Ucap Indri yang baru masuk dari kamar Merlisa.
Merlisa hanya tersenyum tanpa membalas perkataan Indri.
"Kamu sangat cantik dek."
"Terima kasih kak. Seandainya kak Andri ada di sini, mungkin aku sangat bahagia kak." Ucap Merlisa sedih.
"Kakak masih ada di sini mendampingi mu dek, kamu jangan sedih ya, ini adalah hari bahagia mu." Ucap Indri menguatkan Merlisa.
"Iya kak terima kasih selalu ada menemani ku, aku sangat menyayangi kak Indri dan kak Andri. Aku terima pernikahaan ini sebagai jalan takdir hidup ku kak." Ucap Merlisa tersenyum.
Tok... Tok... Tok...
"Maaf nona, mempelai pria dan keluarga sudah datang, nona Merlisa di persilakan keluar dari kamar karena acara akad nikah akan segera di mulai." Ucap bi Nining.
"Iya bi, kita akan ke sana." Sahut Indri.
Merlisa berjalan dengan anggun yang di dampingi oleh Indri menuju taman belakang di kediaman Mahesa, tempat acara akad dan resepsi pernikahan di selenggarakan dengan kapasitas 200 orang lebih masih mampu menampung para tamu undangan yang datang.
Semua mata tertuju ke arah dua wanita yang sedang berjalan bariringan, paling tepatnya semua menatap Merlisa begitu terpana akan kecantikan Merlisa, tidak termasuk dengan Arga menatap Merlisa namun dengan segera membuang pandangannya ke arah lain.
Merlisa duduk di sebelah Arga yang menggunakan tuxedo dengan warna senada dengan gaun Merlisa.
Arga sudah menjabat tangan papa Hendra untuk melakukan ijab kobul.
"Wahai Arga Sebastian bin Fandi Sebastian, aku nikah kan dan kawinkan engkau dengan putri saya Merlisa Putri binti Hendra Mahesa dengan maskawin perhiasan berlian seberat 100 karat di bayar tunai."
"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA MERLISA PUTRI BINTI HENDRA MAHESA DENGAN MASKAWIN PERHIASAN BERLIAN 100 KARAT DI BAYAR TUNAI." Ucap Arga dalam satu tarikan nafas.
SAH...SAH...SAH.... ucap para saksi dan tamu undangan serempak.
Di lanjutkan dengan doa, dan tanda tangan berkas pernikahan.
Merlisa untuk pertama kalinya mencium punggung tangan Arga, dan Arga mencium kening Merlisa. Tentu saja keduanya melakukannya dengan ke palsuan.
Setelah acara akad nikah selesai di lanjutkan dengan resepsi pernikahan.
"Selamat ya sayang, mulai sekarang kamu jadi anak gadis mama." Ucap Wina kepada Merlisa sambil memeluk erat menyalurkan ke bahagiaan yang ia rasakan.
"Iya mah, aku juga senang mempunyai mama seperti mu." Sahut Merlisa.
"Sekarang Merlisa sudah menjadi istri mu, jaga dia dengan seluruh nyawa mu nak." Ucap Wina yang sudah berpindah memeluk Arga. Arga hanya membalas dengan tersenyum kecut.
"Selamat ya sayang, kamu harus banyak bersabar menghadapi anak papa yang satu itu." Ucap papa Fandi kepada Merlisa, Merlisa menaikan sebelah alisnya sambil membalas dengan senyuman.
"Jadi lah pria yang bertanggung jawab, jangan sakiti istri mu nak." Ucap papa Fandi.
Arga hanya mengangguk dan masih tersenyum kecut.
"Jadi lah istri yang penurut, berbakti lah kepada suami mu." Ucap papa Hendra kepada Merlisa.
"Boleh aku peluk papa?" tanya Merlisa yang sudah berkaca kaca. Papa Hendra mengangguk dan menghambur memeluk Merlisa.
"Terima kasih pah, untuk selama ini. Dengan pernikahan ini membuat papa bisa menganggap ku ada dan tidak membenci ku, aku ikhlas pah." Ucap Merlisa dengan isak tangisnya.
Hendra hanya terdiam, mencerna perkataan dari Merlisa.
"Jaga anak papa nak." Ucap Hendra yang sudah beralih kepada Arga.
"Iya pah, aku akan menjaganya." Sahut Arga.
Indri, Dimas, dan Rafi yang naik ke atas plaminan untuk memberi selamat ke pada ke dua mempelai.
"Wah selamat ya nona jagoan, aku tidak menyangka kamu menjadi kakak iparku sekarang." Ucap Rafi memeluk Merlisa, namun segera Merlisa mendorong Rafi.
"sepertinya kalian sudah saling kenal?" tanya Arga penuh selidik.
"Tidak"
"Iya"
Ucap keduanya serempak.
"Sudah lah aku juga tidak perduli, kalian punya hubungan atau tidak." Ucap Arga datar.
"Selamat ya dek, semoga kamu selalu bahagia." Ucap Indri memeluk Merlisa.
"Iya kak."
"Selamat ya Ca." Ucap Dimas tersenyum kecut.
Merlisa hanya membalas dengan senyuman.
Sore hari acara resepsi pun selesai, Merlisa dan Arga masuk ke dalam kamar Merlisa untuk beristirahat.
Di dalam kamar terasa canggung di antara ke duanya.
Aaahh lebih baik aku menghadapi preman 5 orang sekaligus, dari pada aku harus di dalam kamar dengan pria ini. Jerit hati Merlisa.
"Mandi lah terlebih dahulu, aku mau menghapus riasan ku terlebih dahulu." Ucap Merlisa.
Arga hanya mengangguk sambil berlalu masuk ke kamar mandi.
15 menit Arga keluar dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
Merlisa hanya menelan silvanya secara kasar.
Duuhh dia terlihat begitu tampan sekali. Batin Merlisa.
"Jangan menatap ku seperti itu, nanti kau akan jatuh cinta sama aku." Ucap Arga datar
"Cih percaya diri sekali kau tuan, kenapa kamu seperti itu di depan ku." Ujar Merlisa sambil memalingkan pandangannya ke lain arah.
Arga tidak menjawab perkataan Merlisa, ia meraih benda pipih miliknya untuk menghubungi seseorang untuk membawakan pakaian ganti untuknya.
Merlisa melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, namun sesaat Merlisa keluar kembali dari kamar mandi hendak ingin keluar kamarnya.
"Mau kemana kamu?" tanya Arga.
"Mau keluar,cari kak Indri." Sahut Merlisa.
"Mau apa, katanya mau mandi."
"Iya aku mau mandi tapi aku tidak bisa membuka seleting gaun ku." Ucap Merlisa.
"Kenapa tidak meminta bantuan ku, kamu mau memperlihatkan punggung mu ke semua orang hah!" ucap Arga sambil mendekat kepada Merlisa.
"Tapi kamu harus tutup mata mu." Sahut Merlisa.
"Iya." Ucap Arga menutup matanya, setelah seleting gaun sudah terbuka sedikit, Arga membuka mata menatap punggung Merlisa. Ia menelan silvanya secara kasar.
Wwaahh gila ini cewe, tubuhnya begitu mulus dan putih. Batin Arga.
"Aaaaaaa tu kan kamu malah buka matanya." Ucap Merlisa sambil berlari ke arah kamar mandi.
30 menit Merlisa menyelesaikan ritual mandinya,ia melihat Arga sudah berpakain lengkap, sedang tertidur di atas kasur miliknya.
Sial ini kan kamar gue, kenapa dia yang tidur di kasur gue.Gumam Merlisa yang melangkahkan kakinya menuju sofa di kamarnya.
Tidak membutuhkan waktu lama, Merlisa pun ikut tertidur pulas di atas sofa karena begitu lelah.
Bersambung.....
Jangan lupa tinggalkan jejaknya 💪🙏😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
knp wali hakim kan s ica ank angkt
2023-02-01
0
ma ralzad
melisa kan anak angkat ko' pake binti papa angkatnya seharusnya diwalikan hakim kan thor
2020-12-19
3
Arya Al-Qomari@AJK
thoorrr merlisa kan anak angkat, bukannya yg menikahkan itu wali hakim ya???
2020-12-15
1