Bab 4

Hari hari Merlisa di sibukkan dengan rutinitas seperti biasa.

Pagi ini Merlisa akan pergi kuliah dengan menggunakan celana jeans berwarna hitam, dengan kemeja kotak - kotak berwarna merah maron yang nampak kontras dengan warna kulit Merlisa yang putih, tak lupa ia memakai sepatu kets warna putih. Rambut yang ia ikat kuncir kuda, memakai bedak tipis dan lipglos. Penampilan yang simpel dengan riasan wajah yang sederhana tak mengurangi aura ke cantikanya.

Merlisa keluar dari kamar menuruni anak tangga satu demi persatu menuju ruang makan yang sudah ada papa, kak Andri dan kak Indri.

"Selamat pagi semua." Sapa Merlisa tersenyum sambil mendudukan badannya di kursi samping Andri.

"Selamat pagi juga dek." Jawab Andri dan Indri serempak. Papa Hendra hanya melirik sekilas lalu melanjutkan sarapannya.

"Hari ini kamu kemana dek?" tanya Indri.

"Aku mau kuliah kak, hari ini ada jam kuliah pagi." Jawab Merlisa mulai menyantap makanan di depannya. Indri hanya ber "ohh" ria saja.

Sesaat hening di antara mereka, hanya ada suara dentingan alat makan yang beradu mengiringi sarapan mereka.

Hingga papa Hendra membuka pembicaraan memecah keheningan.

"Andri papa mau kasih kabar sama kamu, bahwa minggu depan adik kamu Indri akan bertunangan dengan anak teman papa." Ujar Hendra.

"Apaa!" Andri terkejut dengan berita yang papa Hendra sampaikan.

Dan Merlisa sampai tersedak mendengar perkataan sang papa. "uuhhuu uuhhuu." Dengan segera Andri memberikan segelas air minum kepada Merlisa.

"Apa papa gak salah, kok Indri tiba - tiba mau bertunangan? dan kamu Indri, kenapa gak pernah cerita sama kakak dan adek?" tanya Andri beruntun

kepada papa Hendra dan Indri.

"Papa gak butuh pendapat kamu, papa hanya ingin memberi kabar kalau minggu depan Indri akan bertunangan, dan papa sudah mempersiapkan semuanya." Ucap Hendra tegas.

"Tapi pah aku kan kakaknya, aku berhak ikut menentukan pria mana yang pantas mendampingi Indri, apa lagi ini menyangkut masa depan buat Indri." Ujar Andri kesal.

" Berapa kali papa harus bilang, papa tidak butuh pendapat kamu, ke putusan papa sudah bulat. Papa ini papa kalian dan papa tau pilihan papa tak mungkin salah, laki laki yang akan mendampingi indri adalah laki laki baik, sopan dan pantas bersanding dengan Indri. Dan asal kamu tau Andri, Indri juga setuju dengan pertunangan ini tanpa papa memaksa nya." Ucap Hendra dengan nada tinggi.

"Iya kak Andri yang di katakan papa benar, Indri menyetujui pertunangan ini dan Indri menerimanya. Nanti akan aku ceritakan semuanya dengan kalian, lagian usiaku sudah sepantasnya kan untuk menjalin sebuah ikatan yang lebih serius lagi." Ujar Indri menimpali.

Tanpa berkata kata lagi, papa Hendra pergi meninggalkan meja makan meninggalkan ke tiga anaknya.

Andri menghela nafas melalui hidung sambil memandang adiknya.

"Ya sudah, kakak menyerahkan kepada kamu mana yang baik untuk mu dek, semoga pilihan mu tepat, kakak ikut bahagia atas pertunangan mu nanti." Ucap Andri seraya tersenyum tulus kepada Indri.

"Terima kasih kak, kamu kakak yang terbaik yang aku punya, aku janji nanti malam aku akan ceritakan semuanya kepada kalian." Ujar Indri.

Merlisa yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan mereka ikut tersenyum bahagia.

Mereka pun berpelukan saling menyalurkan kasih sayang antara mereka, Andri yang berada di tengah di hampit Indri dan Merlisa.

"Udah ahh pelukannya, kakak udah engap banget nih gak bisa nafas." Ujar Andri, seketika Merlisa dan Indri melepaskan pelukanya.

"Yyeee kak Andri merusak suasana banget si, seharusnya kak Andri tu seneng bisa peluk peluk kita yang cantik cantik ini kak." Ucap Merlisa yang di angguki Indri.

"Iiddiihhh, cantik dari mananya kalian. Iya kalian cantik deh kalau di lihat dari ujung monas tapi liatnya pakai sedotan,hahahaha." Tawa Andri terbahak bahak

Indri mengerucutkan bibirnya kesal dengan perkataan sang kakak, sedangkan Merlisa meloncat ke punggung Andri, Merlisa melingkarkan tangannya di leher Andri seraya bergelayut di bahu belakang Andri.

"Aduuuhhh dek turun, kamu tuh kecil kecil kok berat banget si." Ucap Andri.

"Aku gak mau turun, sebelum kakak bilang kalau kita tuh cantik." Ucap Merlisa

"Kamu tuh dek, di bilang cantik tapi maksa orang. Akuin aja deh kalo kamu tuh gak cantik." Ucap Andri sambil tertawa.

"Udah yuk ahh berangkat, udah jam berapa nih." Ucap Indri melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganya.

"Iya nih bocah masih nempel aja di belakang kakak, udah seperti anak cicak." Ucap Andri masih dengan tawanya.

"Enak aja aku anak cicak, kakak tuh biangnya cicak,huh! pokoknya aku gak mau turuuunn." Ujar Merlisa masih bergelayut dipunggung Andri.

"Iya iya kakak ngalah, kamu emang adik kakak yang cantik nya pake banget deh pokoknya." Ucap Andri.

"Nah gitu donk kakak mengakuinya." Ucap Merlisa senyum kemenangan.

Merlisa pun turun dari punggung Andri.

"Iya kamu cantik dek, tapi kakak bohong, hahaha." Tawa Andri sambil berlari meninggalkan Merlisa.

"Kak andriiiiii, awas yaaa akan ku tangkap kamu kak." Merlisa berlari menyusul Andri.

Indri yang sedari tadi melihat ke duanya hanya terkekeh sambil geleng geleng kepala dengan tingkah mereka.

Merlisa dan Andri saling berkejar kejaran seperti anak kecil yang berebut mainan.

"Udah udah ya dek nanti kita lanjutin lagi, sekarang kakak harus pergi ke kantor dulu, kamu juga kan mau pergi kuliah." Ujar Andri

"Iya juga si, tapi urusan kita belum selesai kak." Ucap Merlisa mengerecutkan bibirnya.

Melihat tikah adiknya itu membuat Andri gemas lalu mencubit kedua pipi adiknya.

"Aaawwww, sakit tau kak." Ucap Merlisa kesal.

"Abis kamu tu bikin kakak gemes dek." Andri merangkul Merlisa dan mencium pucuk kepala Merlisa.

"Ya udah kakak berangkat ya, atau kamu mau kakak anter ke kampus?" ujar Andri.

"Iya, gak usah kak, aku tadi udah pesan ojek online bentar lagi juga sampai kok." Ucap Merlisa

"Ya udah kalau gitu."

"Dek kakak juga berangkat ya." Ucap Indri mengelus pipi Merlisa.

"Iya kak, hati hati." Ujar Merlisa.

Dan keduanya masuk ke dalam mobil, meninggalkan perkarangan rumah. Merlisa hanya tersenyum sambil melambai kan tangannya.

Ia juga harus bersiap siap untuk berangkat kuliah, sambil menunggu ojek online yang ia pesan sampai.

bersambung.....

Terpopuler

Comments

Princess Shalala

Princess Shalala

indri andri merlisa. merlisa namanya ga sesuai pola nih. hehehe

2020-12-22

0

Cinta Meylinda

Cinta Meylinda

si merlisa ngingetin Q sma abang ku. Q jga gtu klo ama abang tpi skrng tinggal knangan krna jauh dri kluarga smenjak menikah.

2020-12-21

0

Yani Risky Yani

Yani Risky Yani

si merlisa agk tomboy ya thour...

2020-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!