Bab 9

 

Flashback on

 

Sore hari Merlisa baru keluar dari area kampus, Merlisa berjalan di pinggir trotoar hendak ingin mengisi perutnya yang sudah meronta ronta ingin di isi.

Tanpa Merlisa sadari ada dua orang pria yang mengawasinya, begitu ada kesempatan dua orang pria tersebut merampas tas Merlisa yang ia pakai. Tanpa pikir panjang Merlisa terus mengejar dua preman tersebut.

"Wwooyy berhenti loe!" teriak Merlisa sambil terus berlari.

Kedua preman tersebut menghentikan langkahnya di taman yang sepi.

"Waah sepertinya gadis ini punya nyali besar bos." Ucap salah satu preman tersebut.

"Sini kalau kalian barani, hadapi gue." Ujar Merlisa senyum menyeringai.

Dan ketiganya sudah saling baku hantam, hingga salah satu dari preman mengeluarkan pisau kecil di tangannya.

Merlisa mulai berhati hati melihat salah satu preman tersebut membawa pisau. Entah dari mana datangnya seorang pria tinggi berbadan tegap menghampiri Merlisa.

"Kalian pengecut beraninya main keroyokan, sama cewe lagi. Kalau sekarang baru seimbang." Ucap Rafi.

Merlisa hanya menoleh sekilas.

"Banyak omong loe." Ujar preman tersebut.

Baku hantam pun berlangsung dengan lawan satu lawan satu. Dan preman pun lari kocar kacir meninggalkan tas jambretannya.

"Kamu tidak apa apa nona?" tanya Rafi.

"Aku tidak apa apa, seharusnya kamu tidak usah membantuku kerena aku bisa mengatasinya." Ujar Merlisa.

"Wwaahh nona, ini kah balasan bagi orang yang sudah membantu mu." Sahut Rafi.

"Yaahh aku akan beterima kasih kepada mu, meski aku tidak membutuhkan bantuan mu."

"Baik lah nona, aku terima ucapan terimakasih mu. Dan siapa kah nama anda nona." Tanya Rafi sambil mengulurkan tangannya.

"Aku tidak terbiasa berkenalan dengan orang asing." Ucap Merlisa.

"Hahaha kau begitu tidak bersahabat nona, di luar sana banyak gadis yang ingin mendekat dengan ku tapi kamu malah sebaliknya." Ucap Rafi.

Merlisa menatap tajam kepada Rafi dan melangkah pergi meninggalkannya.

"Aku akan memanggil mu nona jagoan." Teriak Rafi meninggi kan suaranya, saat melihat Merlisa sudah pergi menjauh dari pandangannya.

Gadis yang unik. Batin Rafi.

 

Flashback off.

 

*****

Setelah pesta pertunangan kak Indri berlangsung, acara pernikahan mereka satu bulan kedepan akan di selenggarakan..

Hubungan keduanya semakin akrab, bahkan kak Indri lebih sering di antar jemput oleh sang tunangan untuk berangkat bekerja, tak jarang Dimas pun ikut bergabung sarapan bersama atau makan malam.

"Pagi semua." Sapa Merlisa sambil mendudukan badannya di kursi samping Andri.

"Pagi juga dek." Sahut Andri dan Indri serempak , dan Dimas hanya tersenyum kecil.

"Papa Hendra mana kak?" tanya Merlisa kepada Andri

"Pagi sekali papa udah berangkat dek, mau keluar kota katanya." Sahut Andri

"Oohh gitu"

Hening di antara mereka, tidak ada yang membuka obrolan, hanya ada suara dentingan alat makan yang saling beradu, hingga ritual sarapan mereka selesai.

Sesekali Dimas mencuri curi pandang melirik Merlisa, Merlisa yang tau akan tingkah Dimas tersebut hanya mengacuhkanya, Merlisa hanya semakin risih dengan tatapan Dimas.

"Kak aku berangkat dulu ya." Ucap Merlisa.

"Hari ini kamu mau kemana dulu dek?" Tanya Indri.

"Aku mau ke toko dulu kak, setelah itu baru ke kampus." Sahut Merlisa.

"Ya udah dek, kamu hati hati ya." Ucap Andri.

Dan Merlisa mencium pipi Indri dan Andri sekilas, dan pergi meninggalkan ruang makan tersebut.

*****

Sesampainya di toko, Merlisa melangkahkan kakinya menuju ruang kerja yang tidak terlalu luas tapi begitu rapih, cukup nyaman untuk berlama lama di ruangan tersebut.

Merlisa di sibukan dengan kertas kertas yang menumpuk di atas meja kerjanya. Beberapa lama Merlisa bergelut dengan kertas kertas tersebut dan menyelesaikan pekerjaannya.

Merlisa melangkahkan kakinya keluar ruangan kerjanya untuk membantu kariyawannya yang sedang sibuk karena waktu pagi pengunjung dua kali lebih ramai dari waktu sore hari.

"Apa kamu Ica?" tanya wanita paru baya yang sedari tadi terus menatap Merlisa.

"Iya, apakah ini tante Wina?" tanya balik Merlisa.

"Iya nak, ini tante Wina. Tante begitu senang bisa bertemu kamu lagi nak." Ujar Wina sambil merangkul Merlisa kedalam pelukannya.

"Saya juga senang bisa bertemu dengan anda tante." Sahut Merlisa, menyambut pelukan Wina.

"Apakah kamu kariyawan baru di sini nak, soalnya tante sering ke sini tapi baru kali ini tante bertemu dengan mu?" tanya Wina.

"Aku pemilik toko ini tante, mungkin waktu tante ke sini saya sedang kuliah jadi kita gak pernah bertemu." Sahut Merlisa.

"Wwaahh kamu benar benar hebat nak, tante makin kagum dengan mu."

"Aahh tante bisa saja, toko ini hanya toko kecil tante, tidak ada apa apanya di banding dengan toko toko yang sudah ternama." Ucap Merlisa merendah.

"Justru toko kecil kamu ini mampu menyaingi toko toko yang sudah ternama Ca. Malah tante lebih suka kue buatan toko kamu ini Ca, rasanya lebih enak malah."

"Tante bisa aja." Ucap Merlisa yang di balas dengan senyuman hangat Wina.

S**ungguh kamu gadis yang luar biasa Ca, tante semakin kagum dengan mu. Gimana pun caranya kamu harus jadi menantu ku. Batin Wina.

"Ca minggu depan tante akan mengadakan pesta ulang tahun pernikahan tante, sekaligus ulang tahun perusahaan. Tante harap kamu bisa datang ya." Ujar Wina.

"Tap, tapi tante aku.... " Ucap Merlisa menggantung yang sudah di potong oleh Wina.

"Gak ada kata tapi tapian nak, pokoknya kamu harus datang, tante gak mau ada penolakan dari kamu." Ujar Wina yang sedikit memaksa.

"Ba baik lah tante, aku akan datang."

Duuuhh aku bingung harus berpenampilan bagai mana di acara orang kaya itu, pasti tamu undangannya orang orang yang tidak biasa. Batin Merlisa.

*****

Pagi menjelang siang Merlisa berangkat untuk kuliah, seperti biasa Merlisa berangkat menggunakan ojek online yang ia pesan.

"Hhaii guys." Sapa Merlisa kepada kedua temannya yang tengah asyik duduk di kelas.

"Haii juga Ca." Sahut Anggi dan Natan serempak.

"Nenek lampir kenapa Gi?" bisik Merlisa kepada Anggi yang melihat teman sekelasnya Vanesa berlenggak lenggok tidak jelas seperti cacing kepanasan.

"Tadi dia abis di anter ke kampus sama cowoknya, secara kan cowonya dia tuh pemilik kampus ini, dan pengusaha sukses seasia Ca. Jadi makin tengil aja tuh gaya nya Ca." Ujar Anggi panjang lebar.

"Ssstttt, udah Gi jangan ngomongin lagi, bahaya kalau ke dengeran orangnya." Ujar Natan memperingati.

"Iya iya." Sahut Anggi yang di angguki Merlisa.

Dosen pun datang, dan proses belajar pun di mulai.

bersambung......

Terpopuler

Comments

Arinie Ma'rifah

Arinie Ma'rifah

pemilik kampus ini mungkin Agra . anak Tante Wina

2020-12-19

1

Juney

Juney

saingan

2020-11-21

3

Erna Wati

Erna Wati

lanjut

2020-08-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!