Cukup lama Merlisa dan mama Wina menghabiskan waktu bersama.
"Ma aku permisi ke kamar dulu ya." Ucap Merlisa.
"Maaf kan mama nak, mama sampai lupa kamu cape ya belum istirahat. Saking senangnya kamu datang sampai mama ingin terus bersama mu." Sahut Wina tersenyum.
"Tidak apa mah, aku juga senang bisa bersama mama, ya sudah mah aku permisi ke kamar dulu." Ucap Merlisa berdiri melangkahkan kakinya, namun ia berbalik badan kembali.
"Ada apa lagi nak?"
"Aku tidak tau kamar suami ku dimana ma." Sahut Merlisa menyengir kuda.
"Aahh iya mama juga sampai lupa nak, kamu naik ke lantai 3 saja nanti ada pelayan yang akan mengantar mu." Ujar Wina.
"Terima kasih mah, aku pergi dulu." Sahut Merlisa pergi melangkahkan kakinya pergi.
Sesampainya di lantai 3, Merlisa mengedarkan pandangan mencari pelayan yang dapat mengantarkan nya ke kamar milik Arga. Namun ia tidak menemukan pelayan yang dapat mengantarnya.
Seharusnya di rumah sebesar ini mempunyai peta,supaya orang baru sepertiku tidak tersasar dan pusing seperti ini. Gerutu Merlisa sambil mengetuk pintu satu persatu yang berada di lantai 3.
Merlisa terlonjak kaget saat seseorang menepuk sebelah bahunya.
"Kakak ipar sedang apa?" tanya Rafi.
"Kamu, ahh beruntung ada kamu dari tadi aku sudah lelah mencari kamar kakakmu." Ucap Merlisa.
"Hahaha kenapa tidak tanya dengan pelayan saja kakak ipar, lagian kenapa kak Arga meninggalkan mu." Sahut Rafi.
"Jangan tertawa, kau senang sekali melihat ku lelah seperti ini. tadi aku abis bersama mama Wina, dan kakak mu itu meninggalkan ku pergi. Dari tadi aku juga mencari pelayan tapi tidak ada satu pun pelayan yang aku temui." Ucap Merlisa panjang lebar.
"hahaha iya maafkan aku kakak ipar, habis kalau aku bertemu dengan mu, entah kenapa aku ingin selalu tertawa melihat tingkahmu." Sahut Rafi.
"Kamu pikir aku pelawak." Ucap Merlisa ketus
"Baik lah,sekali lagi maafkan aku kakak ipar. Mari aku antar ke kamar kak Arga." Ucap Rafi melangkahkan kakinya menuju kamar Arga yang di ikuti oleh Merlisa.
"Ini kamarnya kakak ipar, selamat istirahat." Ucap Rafi.
"Terima kasih sudah menunjukan kamarnya, dan tolong jangan panggil aku kakak ipar lagi, aku risih mendengarnya, lagi pula umur kita tidak jauh berbeda malah kau terlihat 2 tahun lebih tua dari ku." Ucap Merlisa.
"Aahh nanti aku akan di cingcang dengan mama kalau aku tidak memanggilmu seperti itu kakak ipar." Sahut Rafi.
"Sedang apa kalian di sini?" tanya Arga yang keluar kamarnya, saat mendengar berisik di depan kamarnya.
"Aku mencari kamarmu dari tadi, huh." Ujar Merlisa kesal.
"Dan kau Raf, ngapain di sini?" tanya Arga kepada Rafi.
"Aku mengantar kakak ipar ke sini kak, karena ke bingungan mencari kamarmu." Sahut Rafi.
"Ya sudah sana pergi." Ucap Arga datar.
Rafi melangkahkan kakinya pergi meninggalkan sepasang suami istri itu.
"Ngapain masih berdiri di situ, ayo masuk." Ucap Arga.
"I iya."
Di dalam kamar Merlisa masih mematung melihat takjub kamar Arga yang bernuansa warna abu abu dan putih itu yang berukuran kamarnya 3 kali lipat lebih besar dari kamar miliknya.
Ini cewe berasal dari planet mana si, dari tadi aneh banget melihat rumah dan kamar gue sampai sebegitunya. Batin Arga tersenyum miring.
"Mau sampai kapan kamu berdiri di situ, sana mandi." Ucap Arga.
"I iya." Ucap Merlisa melangkan kakinya menuju kamar mandi.
Kenapa aku jadi nurut aja si sama dia, huh menyebalkan. Gumam Merlisa.
15 menit Merlisa menyelesaikan ritual mandinya,ia langsung ke ruang ganti yang terhubung dari kamar mandi.
koper aku kan tadi masih ada di dalam mobil si pria bunglon itu, gimana aku berganti pakain. Ucap Merlisa berbicara sendiri.
"Hai nona kamu sudah tidak waras, berbicara dengan lemari?" tanya Arga yang datang tiba tiba menghampiri Merlisa.
"Kau itu seperti hantu, datang tiba tiba dan selalu membuat ku kaget, huh." Kesal Merlisa
"Terus kamu kenapa ngomong sama lemari."
"Aku tidak ada baju ganti,koper ku kan ada di mobil." Ucap Merlisa.
"pakai baju ku."
"Baik lah." Sahut Merlisa berusaha mengambil kemeja Arga yang berada di atas.
Merlisa memanjat lemari yang berada di depannya untuk mengambil kemeja pada bagian atas.
Jangan jangan ini cewe titisan monyet, Segala acara manjat - manjat gitu. Batin Arga.
"Kalau tidak sampai kenapa tidak minta bantuan si." Ujar Arga menghampiri Merlisa.
"Aku tidak terbiasa meminta bantuan orang lain." Sahut Merlisa ingin turun dari pijakan lemari, namun ke seimbangannya tidak sempurna dan terjatuh ke arah Arga yang berada di depannya.
Dengan sigap Arga memeluk Merlisa, menahannya agar tidak terjatuh. Dan pandangan ke duanya bertemu dengan segera ke duanya pun membuang pandangan ke arah lain.
"Lepasin, cari - cari ke sempatan banget si." Ucap Merlisa ketus.
"Bukannya terima kasih udah di tolongin." Sahut Arga melepaskan tangannya dari Merlisa.
"Aaawww, kalau mau di lepas bilang bilang dong, sakit tau." Ucap Merlisa meringis ke sakitan saat terjatuh ke lantai.
"Tadi katanya suruh di lepasin, ya udah di lepasin. Ayo bangun merepotkan banget si." Ucap Arga ssmbil mengulurkan tangan nya.
"Gak perlu, udah sana pergi, aku mau pakai baju." Ucap Merlisa ketus.
"Ya sudah kalau tidak mau di bantu." Sahut Arga sambil pergi meninggalkan ruang ganti.
Merlisa keluar dari ruang ganti menggunakan kemeja berwarna biru muda milik Arga yang memperlihatkan setengah dari paha mulusnya itu.
Duuhh mudah mudahan si pria bunglon itu, tidak memperhatikan ku. Batin Merlisa.
Yang melihat Arga sedang sibuk dengan laptapnya, Merlisa yang berjalan sambil menarik ujung kemeja agar pahanya tertutup.
Jeduuukk...
"Aduh... Kenapa meja ini ada di sini si." Gerutu Merlisa yang tidak sengaja menabrak ujung kaki meja yang membentur jari jempol kakinya yang mengeluarkan darah.
Arga yang mendengar suara Merlisa langsung menoleh ke arah Merlisa yang sedang ke sakitan.
"Jangan salahkan mejanya, tapi kamu yang ceroboh dari tadi celaka terus.menyusahkan." Ucap Arga yang lansung menggendong ke arah sofa kamarnya.
Merlisa hanya memanyunkan bibirnya.
Arga mengobati jari jempol kaki Merlisa yang terluka, sebisa mungkin ia berusaha menetralkan sikapnya, yang melihat paha Merlisa yang putih mulus itu, bagai mana pun ia hanya laki laki normal yang akan tergoda melihatnya.
Sial kenapa dia berpakain seperti itu si, apa dia sengaja untuk menggoda ku. Batin Arga
"Terima kasih." Ucap Merlisa
Arga hanya mengangguk dan segera mungkin ia pergi ke arah balkon untuk menenangkan sesuatu yang menegang di dalam sana.
Merlisa pun merebahkan tubuhnya di atas sofa untuk beristirahat.
Bersambung...
Berikan vote,like,rate dan komennya agar author selalu semangat 💪🙏😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Astria
ha ha ha bar bar......kmu meL
2020-12-20
0
Tiarmaida Panjaitan
semangat
2020-12-16
0
Irma Yusnia
semangattttt
2020-11-13
1