Bab 21

Setelah menyantap makan malamnya, Merlisa mencuci peralatan makan dan membersihkan meja makan dan dapur.

"Akhirnya selesai juga. Pria bunglon ini lebih parah dari papa Hendra, kalau papa Hendra hanya tidak memperdulikan ku saja, tapi kalau pria bunglon ini membuat ku repot, membuatku main rumah - rumahan seperti ini ." Gerutu Merlisa sambil melangkahkan kakinya menuju sofa untuk sekedar bersantai dan menonton televisi.

Arga setelah menyantap makan malamnya, memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Tepat tengah malam Arga keluar dari kamarnya, untuk mengambil air minum karena tenggorokannya begitu kering.

"Kok suara tv jam segini masih menyala si, apa gadis itu masih terjaga." Gumam Arga saat ingin menuju dapur.

"Hhmmm wanita ini tidur sembarang banget, gak takut kalau aku berbuat macem apa. Bukan dia yang menonton televisi tapi malah televisi yang menonton dia tidur." Gerutu Arga melangkahkan kakinya menuju Merlisa yang tertidur di atas sofa ruang tengah.

Arga memperhatikan wajah Merlisa yang agak pucak, keringat membasahi keningnya sambil bergumam tidak jelas. Arga yang melihat tingkah aneh Merlisa hanya menaikan sebelah alisnya dan mengerutkan dahinya.

"Wooyy bangun, jangan tidur di sini, sana pindah ke kamar." Ucap Arga menggoyang goyangkan tubuh Merlisa.

Merlisa tidak bergeming malah terlihat semakin pucat dan berkeringat. Arga terus berusaha membangunkan Merlisa.

"Ttiiidaaaaaakkk!" teriak Merlisa saat membuka matanya, nafas nya tersengal tidak beraturan.

"Heii kamu kenapa?" tanya Arga heran.

"Jangan tinggalkan aku, Hiks... Hiks... Hiks." Ucap Merlisa memeluk Arga dengan isak tangisnya, Arga menepuk nepuk punggung Merlisa untuk menenangkan nya.

"Aku gak kemana mana, Udah kamu tenang ya." Sahut Arga

"Jangan tinggalkan aku, aku takut, Hiks... Hiks... Hiks." Ucap Merlisa semakin mengeratkan pelukannya.

"Ya udah kamu tidur lagi di kamar ya." Ucap Arga menggendong Merlisa menuju kamarnya.

Merlisa di baringkan di atas kasur, Arga menutup tubuh Merlisa dengan selimut.

"Jangan pergi." Ucap Merlisa lirih sambil menarik tangan Arga.

"Ya sudah kamu tidur, aku temani kamu di sini." Ucap Arga saat naik ke atas tempat tidur milik Merlisa. Merlisa pun memeluk tubuh kekar Arga begitu kuat, enggan untuk melepaskan nya.

Ini cewe kenapa ya, tidak seperti biasanya. Memang tadi dia bermimpi apa, sampai sebegitu ketakutannya. Batin Arga yang masih memeluk Merlisa.

Keduanya tidur bersama di atas kasur milik Merlisa, Arga yang niatnya untuk sekedar menemaninya ikut tertidur pulas bersama Merlisa.

Jam sudah menunjukan 05:00 pagi. Merlisa menggeliatkan tubuhnya mengerjap ngerjap kan matanya, Merlisa juga merasakan perutnya seperti tertindih sesuatu, ia memegang perutnya dan bersentuhan dengan tangan kekar milik Arga.

"Aaaaaaaa!" Teriak Merlisa saat menoleh ke samping melihat wajah Arga yang begitu dekat dengan dirinya.

"Aduuuh berisik banget si, sepagi ini udah teriak teriak. Di sini bukan Hutan tau." Ucap Arga yang menutup wajahnya dengan bantal.

"Ngapain tidur di sini, ini kan kamar aku." Kesal Merlisa.

Arga langsung terduduk, ia juga sampai lupa kalau semalam menemani Merlisa dan tertidur di kamarnya

"Kan semalam kamu sendiri yang minta aku untuk menemani mu." Ucap Arga.

"Aku, masa si." Sahut Merlisa masih mengingat ingat ke jadian semalam.

"Udah ahh, aku mau tidur lagi, masih ngantuk." Ucap Arga melangkahkan kakinya keluar kamar Merlisa, namun langkah kakinya terhenti dan berbalik badan.

" Nanti jam 7 pagi bangunkan aku ya, aku sudah harus berangkat bekerja."

Merlisa tidak menjawab perkataan Arga, ia masih sibuk mengingat ingat ke jadian semalam.

"Gue gak di apa apain kan sama pria bunglon itu." Ucap Merlisa berbicara sendiri dan memeriksa pakaian yang ia kenakan.

" Syukur lah masih lengkap." Ucap Merlisa merasa lega.

Memangnya semalam aku kenapa ya, yang aku ingat aku berada di ruang tv, tapi kenapa aku ada di sini. Gumam Merlisa.

Merlisa beranjak pergi menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi.

Ia segera pergi keluar kamar untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan membuat sarapan untuk Arga dan dirinya, karena mulai saat ini ia harus menambah ke sibukannya selain ke toko dan kuliah.

Merlisa membersihkan semua sudut ruangan, mengepel lantai dan mencuci pakaian Arga dan dirinya.

"katanya orang kaya, masa si pria bunglon ini tidak mampu membayar ART si, sampai sampai aku harus mengerjakan semuanya." Gerutu Merlisa sambil melangkah kan kakinya menuju atap arpatemen untuk menjemur pakaian, karena arpatemen Arga khusus berada di paling atas gedung ini.

"Wooow apakah aku berada di surga, sungguh luar biasa." Ucap Merlisa berbicara sendiri saat melihat ke indahan yang berada di hadapannya.

Merlisa begitu takjub melihat kolam renang,dan taman yang begitu indah yang di tumbuhi berbagai jenis tanaman dan bunga bunga, terdapat meja dan kursi, ayunan yang berada di bawah tanaman yang menjalar di atasnya.

"Sungguh mataku di manjakan dengan pemandangan yang menyejukan, sepertinya ini tempat favoritku di sini." Ucap Merlisa tersenyum.

"Tapi aku harus menjemur pakaian ini di mana ya. Aahh sepertinya di sudut sana deh." Ucap Merlisa lagi menuju ruang khusus menjemur pakaian.

"Selesai juga, tinggal membuat sarapan untuk si bunglon itu."

Jam sudah menunjukan 06:35 menit, Merlisa baru menyelesaikan semua pekerjaannya.

Ia membuat sandwich dan segelas capucino untuk Arga, dan coklat hangat untuknya.

"Sebaiknya aku mandi dulu aja deh." Ucap Merlisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar miliknya.

10 menit Merlisa menyelesaikan ritual mandinya, ia menggunakan celana jins berwarna hitam, memakai kaos berwarna merah muda berlengan pendek yang di padukan dengan blezer hitam.

Merlisa menaiki lantai atas untuk menuju kamar Arga.

Tok... Tok... Tok...

Tidak ada sahutan, Merlisa memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Arga.

"Tidak ada, kemana si pria bunglon itu, mungkin sedang berada di kamar mandi." Ucap Merlisa saat mendengar gemericik air di dalam kamar mandi.

Merlisa segera membereskan tempat tidur Arga, dan menyiapkan pakain kerja untuknya.

"Semoga pria bunglon itu suka dengan pilihan ku." Ucap Merlisa segera pergi dari kamar Arga.

Arga keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya.

Siapa yang siapin semua ini, apakah si wanita bar bar itu. Batin Arga menaikan sebelah alisnya menatap pakaian yang berada di atas kasur.

"Apakah kamu yang siapkan pakaian ku?" tanya Arga saat berada di meja makan.

"Iya, semoga kamu suka dengan pilihan ku." Sahut Merlisa.

"Bagus sepertinya kamu melakukan tugasmu dengan baik, dan lumayan pilihanmu tidak terlalu buruk." Ucap Arga datar.

"Eemmm" Sahut Merlisa singkat.

"Apakah kau tidak bisa menata makanan ini dengan bagus?" Ucap Arga memandang makanan di depannya yang tidak enak untuk di pandang.

"Jangan melihat sesuatu dari luarnya tuan, yang terlihat cantik dan menarik belum tentu enak di makan. Terserah kau saja mau makan atau tidak makanan yang aku buat. Aku mau pergi dulu, bye." Ucap Merlisa pergi meninggalkan arpatemen Arga setelah menghabiskan sandwich dan coklat panasnya.

Arga menyantap sandwich dengan sedikit gigitan untuk merasakannya.

Eemmm pintar masak juga si wanita bar - bar itu, sandwichnya juga enak sekali, meski dari penampilannya membuatku sakit mata. Gumam Arga.

Arga menyantap sandwich nya begitu lahap, sampai menghabiskan 4 potong sandwich sekaligus, sambil menyeruput capucino buatan Merlisa.

"Aahh sungguh kenyang sekali perut ku, kalau setiap hari aku makan enak terus, bisa - bisa aku gendut." Ucap Arga tersenyum.

Bersambung...

Jangan lupa berikan vote,like,rate dan komennya ya 💪🙏😁

Terpopuler

Comments

💜jiminaa💜🐣

💜jiminaa💜🐣

ntar bucin lu ga. 🤣

2020-12-19

0

Wia

Wia

🤣

2020-12-16

1

Priska Anita

Priska Anita

Lanjut disini thor 💜

2020-08-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!