Tamu undangan sudah mulai berdatangan di ruangan yang sudah di hias sedemikian rupa.
Merlisa duduk di kursi menghadap meja bulat sambil mengedarkan pandangannya, berharap ada sosok yang ia kenal di pesta tersebut, karena sedari tadi ia hanya duduk sendiri. Kak Andri sibuk menyapa kolega bisnisnya, sedangkan kak Indri sudah sejak tadi tak terlihat ke beradaannya.
Senyum mengembang di bibir Merlisa, saat melihat 2 sosok yang ia lihat tidak jauh dari pandangannya.
"Haii !" ucap Merlisa melambaikan tangan nya.
Kedua orang tersebut menghampiri Merlisa yang tengah melambaikan tangannya.
"Wahh rupanya di sini loe Ca, kita dari tadi muter - muter cari loe." Ujar Natan.
"Iya nih Ca, kaki gue sampe pegel pake highheels ini." Anggi menimpali.
"Mana gue tau kalian cari gue, sebenernya gue juga cari orang yang gue kenal, dan gue seneng ada loe berdua guys." Ucap Merlisa.
"Iya kita berdua juga canggung di sini Ca, sepertinya orang yang datang di acara ini bukan orang biasa." Ucap Anggi.
"Emang bener si Gi, tamu yang dateng semua kolega bisnis papa, kak Andri dan sepertinya tamu calon tunangan kak Indri juga." Ucap Merlisa.
"Pantes aja pakainnya waahh semua." Ujar Anggi yang memang bukan dari kalangan menengah ke atas.
"Loe juga Ca, gue baru sadar malam ini loe keliatan beda banget, udah seperti cewe loe Ca." Ucap Natan mencibir Merlisa.
"Sialan loe Nat, emang kemaren kemaren gue bukan cewe." Ujar Merlisa sambil mentoyor kepala Natan.
"Iya cewe tapi cewe jadi jadian, hahaha." Ucap Natan dengan tawanya.
"Sialan loe." Sahut Merlisa sambil memukul lengan Natan.
"Sakiiit Ca, tapi beneran elo cantik banget Ca." Ucap Natan.
"Tapi gue gak nyaman penampilan seperti ini, kalau bukan kak Andri yang nyuruh gue barpakain seperti ini, gue udah males banget." Ujar Merlisa.
Anggi yang dari tadi mendengar ocehan ke duanya, hanya terkekeh melihat tingkah dua sahabatnya itu.
"Ca kita cari makanan yuk, perut gue laper, mumpung kita ada di sini kapan lagi makan gratis." Ucap Anggi sambil menaik turun kan alisnya.
"Yeeeyy ini anak maunya cari gratisan aja nih." Sahut Natan mentoyor kepala Anggi.
"Sakit tau Nat, gak usah di gituin juga kali kepala gue. Elo juga mau kan yang gratisan."
"Hheeee ... iya juga si Gi."
Merlisa hanya menggeleng gelengkan kepala melihat ke dua sahabatnya itu.
"Ayo Gi, sebenernya gue juga lapar tapi gue takut jalannya." Ucap Merlisa.
"Emang kenapa loe Ca, jalan kok susah?" tanya anggi
"Hheee, gue pake highheels baru pertama kali Gi, gue ke sulitan jalan."ucap Merlisa menyengir kuda.
"Ayo sini gue bantu elo berjalan Ca." Ucap anggi sambil menggandeng tangan Merlisa,dan Natan mengiringi kedua gadis itu.
Acara akan segera di mulai, MC sudah memulai kata kata pembukaan, mempertandakan acara inti akan segera berlangsung. Merlisa dan kedua sahabatnya menghentikan menyantap hidangan yang iya makan.
Sebelum acara pertunangan di mulai, papa Hendra memberikan sambutan dan perkenalan kedua anak kembarnya yaitu Andri dan Indri. Andri menatap Merlisa merasa tidak enak hati kepada sang adik, dan Merlisa menyadari tatapan sang kakak, Merlisa tersenyum dan mengangguk kecil mengisyaratkan kepada sang kakak kalau ia baik baik saja.
Acara yang di tunggu tunggu pun di mulai, ke dua pasangan yang terlihat serasi itu sudah berada di atas panggung, saling menatap dan bertukar cincin ke jari manis pasangan masing masing, senyum Indri mengembang, ia tak hentinya menunjukan senyum termanisnya, mengisyaratkan ke bahagiaan yang ia rasakan saat ini.
Tapi berbeda dengan sosok wanita yang masih tertegun, ia tidak percaya apa yang di lihatnya pada saat ini. Badannya bergetar menahan emosi dan ke kecewaan. Sosok wanita tersebut adalah Merlisa yang melihat mantan kekasihnya Dimas telah bertunangan dengan kakaknya sendiri.
"Ca gue gak salah liat kan, yang di depan itu beneran kak Dimas." Tanya Anggi yang tidak mendapatkan jawaban dari Merlisa.
"ssstttt, Anggi loe berisik banget si, elo gak liat tuh muka si Ica." Ujar Natan berbisik kepada Anggi
"Hhee iya, gue gak perhatiin muka Ica Nat abis gue kaget yang di depan itu kak Dimas." Sahut Anggi berbisik
"Udah yuk Gi, kita ajak Ica pergi dari tempat ini." Ucap Natan yang di angguki Anggi.
Dan ketiganya tengah duduk di kursi panjang taman hotel.
"Ca nih elo minum dulu." Ucap Natan.
"Makasih Nat." Sahut merlisa.
"Elo gak kenapa napa kan Ca?" tanya Anggi
"Gak Gi, gue gak kenapa napa kok, tadi gue cuma kaget aja." Sahut Merlisa tersenyum kecil.
"Kak Indri kok bisa bertunangan sama kak Dimas Ca?" tanya anggi.
"Gue juga gak tau Gi, yang gue tau kak Indri di jodohkan, tapi gue gak tau kalau pria yang sebentar lagi jadi kakak ipar gue adalah kak Dimas." Ucap Merlisa panjang lebar.
"Elo yang sabar ya Ca." Ucap Natan sambil menepuk bahu Merlisa.
Merlisa hanya tersenyum kecil, ia beruntung di saat seperti ini, kedua sahabatnya selalu ada untuknya.
"Ca kita pulang yuk, gue harus pulang tadi bunda pesan jangan ke malaman pulangnya." Ucap Anggi.
"Kalian pulang aja duluan, nanti gue pulang sendiri gak apa apa kok." Sahut Merlisa.
"Beneran elo gak apa apa Ca, setidaknya yuk elo ke dalam lagi." Ucap Anggi.
"Gue masih pengen di sini, kalian pulang aja. Gue gak kenapa - napa kok." Ujar Merlisa tersenyum di buat seceria mungkin.
"Ya udah kita pulang dulu ya Ca, kalau ada apa apa telpon kita." Ucap Natan.
Merlisa hanya mengangguk sambil memasang senyum manisnya.
Saat kedua sahabatnya telah pergi, Merlisa masih betah berlama - lama termenung di taman hotel di temani lampu taman di setiap sudutnya.
Merlisa sudah tidak bisa membendung air matanya, meluapkan sesak yang ada di dadanya, mungkin untuk kali ini saja ia akan menangisi seorang pria yang akan sebentar lagi menjadi kakak iparnya nanti. Meski hubungan mereka sudah berakhir namun Merlisa belum bisa melupakan sosok pria yang sudah mengisi hatinya sejak satu tahun belakangan ini.
"Haaiii nona jagoan, ternyata kamu bisa menangis juga ya." Ujar seorang pria yang menghampiri Merlisa, dengan cepat Merlisa menghapus air matanya.
"Sedang apa kamu di sini?" tanya Merlisa.
"Aku sedang mencari angin, tapi tidak sengaja melihat wanita yang sedang menangis sendiri di sini." Ucap pria tersebut.
"Itu bukan urusan mu." Ucap Merlisa ingin beranjak pergi namun lengan Merlisa di genggam pria tersebut.
"Jangan seperti itu nona jagoan, aku ingin menjadi teman mu."
Merlisa menghempaskan genggaman tangan pria tersebut dan berjalan pergi meninggalkannya.
"Nama saya RAFI nona jagoan." Teriak Rafi dan Merlisa hanya menatap sekilas, melanjutkan langkah kakinya.
Rafi hanya tersenyum melihat ke pergian Merlisa.
Sungguh gadis yang menarik, membuat ku semakin penasaran di buatnya. Batin Rafi.
bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Shin Gao
gpp merlisa nnti authoor gnti jodoj yg bagus buat kamu
2021-05-01
0
💞my heart💞
mungkin ica itu ank angkat ya thor. kok di asingkan
2020-12-16
1
Alia Rahma
visualnya dong
2020-11-07
3