Merlisa terbangun dari tidur siangnya, melihat sekelilingnya tidak ada siapa pun di sana.
"Kemana si pria bunglon itu, huuaamm." Ucap Merlisa sambil menguap.
"Kamu udah bangun, ayo siap - siap kita akan ke arpatemen ku karena besok aku akan mulai bekerja." Ucap Arga datar
"Kamu selalu saja mengagetkan ku, lama - lama kamu seperti jelangkung tau." Sahut Merlisa kesal
"Sudah jangan banyak bicara, aku tunggu 10 menit kau harus sudah siap, aku tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu." Ucap Arga datar.
Dengan cepat Merlisa berlari menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian yang sudah di ambilkan oleh pelayan yang berada di dalam mobil Arga.
Merlisa berjalan menghampiri Arga yang sedang duduk di tempat kerjanya yang berada di dalam kamarnya.
"Telat 10 detik." Ucap Arga sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"What... Cuma 10 detik aja di perhitungkan tuan." Gerutu Merlisa.
Arga tidak memperdulikan ocehan Merlisa, ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar yang di ikuti oleh Merlisa.
Mereka menuju halaman belakang untuk menemui papa Fandi dan mama Wina.
"Pah, mah." Panggil Arga kepada kedua orang tua nya.
"Eeehh kalian, ada apa nak?" tanya mama Wina.
"Aku dan Merlisa ingin tinggal di arpatemen ku mah, kami ingin mandiri, menata rumah tangga kita berdua." Ujar Arga
Cih... Pria ini susah di tebak sekali jalan pikirannya, sebentar ramah, sebentar juga akan menyebalkan. Batin Merlisa.
"Lah kok begitu si Ga, mama pikir kalian akan tinggal di sini." Protes mama Wina.
"Mah aku ingin menata sendiri rumah tangga ku, aku sudah menuruti ke mauan mama untuk menikah, sekarang mama harus terima ke putusan aku ini." Ujar Arga.
"Iya mah biarkan Arga mandiri, dia sekarang seorang suami, dia harus belajar bertanggung jawab pada keluarganya sendiri." Ucap papa Fandi menimpali.
"Iya mah lagian kan mamah bisa kunjungi kami kapan pun, nanti kalau aku ada waktu aku akan sering sering mengunjungi mama." Ucap Merlisa
Mama Wina menghela napas berat, ia tidak akan menang untuk mengadu argumen dengan mereka.
"Baik lah mama izinkan kalian untuk pergi, tapi sering sering ya berkunjung ke sini." Sahut Wina sedih.
"Iya mah, mama tenang aja ya." Ucap Merlisa.
"Ya udah kita pamit dulu." Ucap Arga.
Arga dan Merlisa menyalami papa Fandi dan mama Wina bergantian sebelum pergi meninggalkan kediaman Sebastian.
Arga dan Merlisa sudah berada di dalam mobil, keduanya tidak saling berbicara, Arga fokus mengemudi dan Merlisa tengah asyik memainkan benda pipih miliknya.
"Krukuuuk... krukuuuk... Suara perut Merlisa.
" Kamu lapar?" tanya Arga.
"hehehe iya, tadi kan aku melawatkan makan siang ku dan sekarang kan ini sudah sore." Sahut Merlisa.
Dasar suami zalim, membuat istrinya sendiri ke laparan.Batin Merlisa.
" Ya udah kita berhenti makan, lalu ke supermarket untuk beli keperluan di arpatemen." Ujar Arga.
"Tidak perlu, kita langsung ke supermarket aja nanti aku masak di sana." Sahut Merlisa.
"Baik lah." Jawab Arga dingin.
Setelah berbelanja bahan makanan dan segala ke perluan mereka di supermarket. Merlisa dan Arga melanjutkan menuju arpatemen milik Arga.
"Wow keren banget arpatemennya." Ucap Merlisa begitu kagum saat ia sudah berada di dalam Arpatemen milik Arga.
"Gak usah norak juga kali." Ketus Arga.
"Yeee biarin aja, tapi beneran deh keren arpatemennya, siapa yang desain ini?" tanya Merlisa.
"Aku yang desain, iseng iseng aja. Bisa kita bicara sebentar?" tanya Arga.
"Wah iseng iseng si tapi bisa sekeren ini. Ya udah bicara aja."
"Sebelumnya pernikahan ini hanya sandiwara, dan kamu harus ingat kamu tinggal di sini tidak gratis, jadi kamu harus membersihkan semua sudut arpatemen ini, memasak dan semua pekerjaan di arpatemen ini, karena aku tidak mudah memperkerjakan orang luar di sini. Jangan pernah mencampurkan urusan ku, sembunyikan pernikahan kita dari orang lain. Dan satu lagi aku sudah mempunyai kekasih jadi jangan sampai kau jatuh cinta dengan ku." Jelas Arga santai.
Merlisa membuang napas kasar.
"Baik lah kalau begitu tuan Arga, berarti kau juga jangan pernah mencampurkan urusan ku. Dan masalah pernikahan kita, kau tidak perlu khawatir aku juga tidak berniat untuk memberi tahu ke pada siapa pun. Aku juga tidak tertarik dengan mu sama sekali tuan, jadi jangan terlalu percaya diri sekali tuan Arga Sebastian." Ucap Merlisa penuh penekanan.
"Bagus lah kalau begitu. Dan satu lagi kau tidur di sana." Ucap Arga datar sambil menunjuk kamar yang berada di lantai bawah.
"Baik lah."
Cih... mulai sekarang aku harus main rumah rumah dengan si pria bunglon ini. Aaahh sungguh sial nasibku. Batin Merlisa.
Merlisa pergi menuju kamar untuk mengganti pakain santai, sebelum ia menuju dapur untuk memasak.
"Eemm aku masak nasi goreng sea food aja deh, lebih cepet." Ucap Merlisa mengeluarkan barang belanjaan yang ia beli tadi.
20 menit Merlisa memasak di dapur untuk membuat nasi goreng sea foodnya.
"Akhirnya selesai juga, tinggal panggil si bunglon itu." Ucap Merlisa berbicara sendiri.
Merlisa berjalan menuju kamar Arga, untuk makan malam bersama.
Tok... Tok... Tok...
"Wooy makanan udah mateng, cepet turun nanti ke buru dingin." Teriak Merlisa dari luar pintu.
"Iya." Jawab Arga teriak dalam kamar.
Merlisa menyantap makanan yang ia buat terlebih dahulu, karena ia sudah tidak bisa menunggu lama lagi, perutnya sudah sangat lapar untuk minta di isi.
"Enak bener udah makan duluan." Ucap Arga ketus.
"Bodo amat, aku udah sangat lapar." Jawab Merlisa sambil mengunyah makanannya.
Ini cewe apa cowo si, kok makannya gitu banget. Batin Arga sambil menatap heran Merlisa.
"Makanan apaan ini?" tanya Arga yang menatap nasi goreng sea food di hadapannya.
"Jangan di liat dari penampilan nya, tapi cobain dulu rasanya." Ucap Merlisa masih mengunyah nasi goreng sea foodnya.
Arga mulai memasukan nasi goreng sea food ke dalam mulutnya sedikit, mengunyah dengan sedikit ragu.
"Gimana enak?" tanya Merlisa.
"Eemmm lumayan." Ucap Arga datar.
Baru kali ini gue makan nasi goreng sea food seenak ini, walau dari penampilannya enggak banget. Batin Arga.
Tanpa Arga sadari, ia begitu lahap dan menghabiskan semua nasi goreng sea food yang berada di hadapannya.
"Bilangnya nasi goreng sea foodnya cuma lumayan, tapi kok makannya sampai nambah gitu." Sindir Merlisa.
"Jangan ke pedean ya, aku nambah karena aku sedang lapar, bukan berarti nasi goreng mu itu enak." Elak Arga.
" Ya ya tuan Arga, terserah kau saja." Ucap Merlisa tersenyum miring.
Dasar pria bunglon, emang ya perkataan dan perbuatannya tidak sesuai. Batin Merlisa sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Bersambung ....
Jangan lupa tinggalkan jejaknya 🙏💪😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Anindya Noer A'isyah
maaf koreksi sedikit thor... apartemen bukan arpatemen, satu lg kl sdh pake kata cuma tidak perlu dtambah kata hanya 😉
2020-12-21
0
Arinie Ma'rifah
pacar Agra Vanesa ya Thor?
2020-12-19
0
Diny Julianti
semangat merlisa, suka karekterny
2020-12-19
0