Warna wajah Liena kini sudah sangatlah merah seperti kepiting rebus, ia segera mengambil handuk dan pergi berganti pakaian tanpa berbicara dengan Wu karena malu.
Wu yang melihat tingkah Liena hanya bisa tersenyum kaku, tanpa menunggu Liena selesai berpakaian Dia pun segera pergi meninggalkannya.
Selesai berpakaian Liena segera keluar untuk mencari sosok Wu yang ternyata sudah tidak ada di tempatnya. Liena pun bernafas lega saat tidak melihat Wu karena ia merasa sangatlah malu.
"Hufh menyebalkan , Kau benar benar membuatku malu Wu". Gumam Liena.
Liena semakin mengutuk dirinya saat melihat kecerobohannya tanpa dia sadari ternyata Wu masih berada di balik jendela .
....
Berita tentang Dibebaskannya Mentri dari negara Ba kini terdengar di telinga Liena Sue dan Pamannya. Sedangkan Pangeran Silas Mendapatkan Hukuman untuk tidak keluar dari Istana tanpa seizin Kaisar.
Hanya membutuhkan waktu dua hari dan tiba tiba Mentri itu di bebaskan tanpa syarat, sehingga membuat Liena Dan Alix Sue penasaran dengan apa yang di lakukan Pangeran Bupati Rong Bai.
Mereka semua segera berkumpul di Gazebo kediaman Alix Sue untuk berbicara tentang pembebasan Mentri Negara Ba.
"Terimakasih Yang Mulia ,Kai telah membantu kami". Ucap Alix Sue.
"Sama sama , Apa Kalian sebenarnya dari Negara Ba?". Tanya Rong Bai penuh selidik.
""Benar Yang Mulia". Sahut Liena tersenyum sembrono.
"Pantas saja, kukira kalian adalah Utusan dari Kerajaan Ba". Jawab Rong Bai yang sepertinya mengetahui sesuatu.
"Ehh, itu... Yahh kami bukan utusan hanya berwisata di Negara Gu ini". Ucap Liena.
"Begitu ya".
"Ehem Rong Bai, bagaimana kau melakukan semua ini?". Tanya Alix Sue mengalihkan pembicaraan.
"Hanya memberi beberapa Bukti untuk menghukum Silas". Singkat Rong Bai.
"Baik Aku mengerti, Sebelumnya maaf merepotkanmu".
"Tidak apa, tak perlu sungkan". Ucap Rong Bai sambil tersenyum tipis.
Liena yang mulai tidak tertarik tentang pembicaraan Para Pria itu lebih memilih bermain ikan di dekat Gazebo dengan mencelupkan kaki putihnya.
Saat sedang Asik bermain air dan memberi makan ikan, tiba tiba sebuah anak panah melesat dengan kecepatan tinggi kemudian berhasil melukai lengan kiri Liena.
Sseeeett...
"Awww". Teriak Liena membuat dua Pria dengan otomatis terperanjat kaget dan segera menghampiri Liena.
"Liena, !!". Teriak Alix Sue dan Rong Bai bersamaan.
"Anak panah, Markk kemarilah. Cari tahu siapa penyusup yang melepaskan panah inj". Perintah Rong Bai.
"Baik Yang Mulia". Mark pun melesat dengan cepat untuk mencari penyusup itu, sedangkan Rong Bai dengan sigap menggendong Liena yang perlahan kehilangan kesadarannya.
"Bawa ke kamarnya, aku akan mencari Tabib untuknya". Ucap Alix Sue yang terlihat sangat khawatir.
"Baik, Ini gunakan Token ini dan pergi ke Tabib Guang yang berada di timur Pusat Kota". Ucap Rong Bai .
"Baik".
Alix Sue segera bergegas ke tempat tabib dan Rong Bai membawa Liena ke kamarnya.
Setelah merebahkan tubuh Liena , Rong Bai segera memeriksa panah yang masih berada di lengan kiri Liena. Terlihat luka yang semakin menghitam , tanpa berpikir panjang Rong Bai segera mengeluarkan Panah dengan kekuatan Internalnya untuk membuat darahnya berhenti keluar.
"Racun, sial siapa yang berani melakukan semua ini?". Gumam Rong Bai.
Rong Bai segera memeriksa panah yang baru ia keluarkan, terlihat pola bulu di ujung panah membuat Rong Bai mengernyitkan dahinya.
"Salam Yang Mulia". Ucap Tabib Guang yang tiba tiba datang bersama Alix Sue dengan tergesa gesa.
"Cepat periksa dan selamatkan Liena, sepertinya panah itu beracun ".
"Baik Yang Mulia". Ucap Tabib Guang.
Sedangkan Alix Sue kaget saat mendapati panah itu beracun.
"Siapa Yang melakukan semua ini". Ucap Alix Sue.
"Ada Pola Bulu di ujung Anak Panah, sepertinya itu milik orang yang cukup di segani". Kata Rong Bai sambil menunjuk Panah itu.
"Pola Bulu? Sepertinya aku pernah melihat pola ini, Tapi dimana". Ucap Alix Sue.
"Yang Mulia, untung saja tadi anda segera menghentikan darahnya dan memberikan sedikit tekanan dengan kekuatan Internal. Jika tidak , Racun ini akan cepat menyebar dan menyebabkan kematian kurang lebih dalam dua jam". Ucap Tabib Guang yang tengah selesai memeriksa Liena.
"Lalu, bagaimana Selanjutnya Tabib Guang?". Tanya Rong Bai terlihat cemas.
"Saya akan mendetoksifikasi kan rcun di dalamnya, Tapi saya butuh bantuan anda Yang Mulia. Takutnya Kekuatan Internal saya tidak cukup karena Racun ini adalah Racun dari Lembah kekeringan yang cukup mematikan dan sulit di detoks ". Jelas Tabib Guang.
"Baik, apapun itu. Yang terpenting Racun itu segera di tangani". Ucap Rong Bai.
"Biarkan aku membantu". Sahut Alix Sue dan mendapatkan Anggukan dari Tabib Guang.
Mereka pun mendudukkan Liena di tepi ranjang kemudian duduk di kedua sisi dan depan Liena untuk memulai mendetoksifikasi racun menggunakan kekuatan Internal, karena jika menggunakan Tanaman obat akan memakan cukup waktu karena sangat sulit di temukan .
Mereka bertiga duduk bersila dan segera memulai mendetoksifikasi racunnya.
Cahaya biru menyelimuti tubuh Rong Bai, cahaya biru pekat. Cahaya Kuning pekat menyelimuti Tubuh Alix Sue dan Cahaya Hijau muda menyelimuti Tabib Guang.
Dengan kekuatan berbagai tingkatan dan berbagai jenis kini perlahan di salurkan ke tubuh Liena yang pucat Pasi.
Perlahan tapi pasti, Kekuatan Internal dari ke tiga orang itu berhasil memasuki tubuh Liena melalui pori pori kulitnya. Perlahan Wajah yang pucat perlahan menjadi sedikit cerah , begitupun dengan luka yang menghitam kini perlahan menghilang bahkan bekas lukanya pun tidak ada .
Wajah Yang Pucat kini berganti dengan wajah yang terlihat cerah, walaupun begitu Liena belum juga membuka matanya .
Akhirnya mereka mengakhiri penyaluran Energi Internalnya karena di rasa sudah cukup. Pangeran Bupati Rong Bai dan Tabib Guang terlihat sedikit sempoyongan karena kehabisan tenaga, tetapi tidak dengan Alix Sue .
Mereka berdua di bantu oleh pelayan untuk duduk di kursi dekat Ranjang untuk beristirahat sejenak.
"Kenapa Liena belum juga membuka matanya Tabib Guang? ". Tanya Alix Sue .
"Anda tenang saja Tuan, mungkin besok pagi dia akan segera sadar. Kita tunggu saja sampai besok pagi". Jawab Tabib Guang.
"Hmm Begitu... Terimakasih Tabib Guang". Ucap Alix Sue dengan tulus.
"Sama sama, ini memang sudah tugasku. Jika tidak karena kalian berdua mungkin aku sudah mati saat mendetoksifikasi Racun Nona Liena. Dan Ini adalah resep yang harus di minum Nona Liena untuk beberapa hari". Tabib Guang pun menyerahkan Resepnya kepada Rong Bai dan di respon cepat olehnya.
"Terimakasih, dan ini untukmu Tabib Guang". Rong Bai pun menyerahkan Satu kantong uang dan di berikan kepada Tabib Guang.
"Aku akan datang lagi besok Yang Mulia, Tuan Alix. Jika ada apa apa kalian bisa mencariku tanpa menggunakan token". Ucap Tabib Guang kemudian Pamit undur diri untuk pulang.
Rong Bai kini berjalan dan duduk di tepi Ranjang untuk melihat Liena yang masih belum sadarkan diri. Ada rasa bersalah, rasa marah kepada orang yang membuat Liena seperti itu.
"Yang Mulia, aku menemukan penyusup itu tapi ada seseorang yang tiba membunuh penyusup itu dengan pedang panjangnya kemudian berlalu begitu saja". Ucap Mark yang tiba tiba datang membawa informasi.
"Kau coba cari siapa yang mempunyai Simbol Bulu tersebut , Kali ini jangan sampai gagal".
"Baik Yang Mulia".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
biasa nya liena mempunyai ketajaman dalam pendengaran dan penglihatan jika kultivasi nya udh tinggi kan ya
2024-11-08
0
siti fatimah
crazy up
2023-06-12
1