Hari Ulang tahun Kaisar telah tiba, banyak. dekorasi meriah dihiaskan di Istana dan jalan jalan kota Kekaisaran Gu.
Banyak para Warga yang sangat antusias ikut merayakan dengan cara menjual beragam jenis makanan dan berjajar rapi di pinggir jalan Kota hingga alun alun negara Gu.
Sedangkan Di Istana Pangeran Bupati, Rong Bai sedang duduk di Ruang kerja untuk mempersiapkan Hadiah untuk Sang Ayah.
"Mark, apakah hadiah untuk ayah sudah kau siapkan?".Tanya Rong Bai.
"Sudah Yang Mulia".
"Gaun untuk dikenakan Nona Liena?".
"Semua sudah saya kerjakan sesuai perintah Yang Mulia". Jawab Mark dengan mantap.
"Bagus, Kau selidiki Liena dari latar belakangnya dan keluarganya. Kemudian laporkan padaku".
"Baik Yang Mulia, saya pergi dulu". Mark Oun pergi meninggalkan Ruang Kerja Pangeran Rong Bai .
"Kau gadis yang penuh rahasia Liena Sue". Gumam Rong Bai.
...
Sedangkan Pangeran Silas kini malah sedang bersenang senang di Rumah Bordil tanpa memperdulikan acara Sang ayah yang akan di laksanakan malam ini.
Dia kini sedang di dalam kamar dengan seorang Gadis di rumah Bordir yang sama sama sedang minum minuman keras, hingga muncullah seorang wanita yang mengenakan topeng duduk di hadapan mereka.
"Siapa Kau?". Tanya Pangeran Silas.
"Kau tidak perlu tahu siapa aku Yang Mulia". Jawab Wanita itu dengan dingin.
"Lalu apa tujuanmu kemari, mengganggu saja". Ucap Silas menggerutu.
"Aku hanya ingin melihat calon suami Putri dari Negara Ba yang katanya suka sekali bergonta ganti pasangan, dan ternyata semua Rumor itu memang benar". Ucap Wanita itu dengan nada mengejek.
"Jangan ikut Campur urusanku, Toh Putri itu bukanlah tipeku. Dia hanyalah Sampah bagi negara Gu.. lihatlah, wanita wanita ini mereka lebih cantik daripada Putri dari Negara Ba itu". Ucap Silas dengan sombongnya.
Wanita itu berusaha menahan emosinya dan segera menetralkannya.
"Kau memang sombong Pangeran, memangnya kau sudah mengetahui wajah Putri itu?".
"Aku sudah lihat wajah buruknya itu, Lalu kenapa kau bertanya? atau jangan jangan kau teman Putri itu ?". Tanya Silas dengan curiga.
"Ck, memang kau begitu arogan dan buta Yang Mulia. Aku memang kenal dengan sang Putri, maka kau berhati hatilah". Ucap Wanita tersebut yang kemudian menghilang meninggalkan Silas dengan penuh umpatan umpatan kasar.
Malam telah tiba, acara Ulang tahun Kaisar sudah di mulai. Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara Ulang Tahun tersebut dengan membawa hadiah beraneka ragam untuk di serahkan kepada Pemimpin mereka.
Pangeran Rong Bai pun juga sudah selesai bersiap, Ia pun segera pergi menjemput Liena di Kediamannya.
.....
"Nona bangunlah, bukankah kau berjanji untuk mendampingi Pangeran Rong Bai?". Kata pelayan Kediaman sambil menggoncang tubuh Liena yang masih tertidur.
"Lima menit lagi". Sahut Liena yang masih malas untuk bangun.
"Tapi Pangeran Rong sudah berada di sini bersama Pamanmu Nona". Ucap Pelayan itu lagi hingga berhasil membuat Liena Sue terbangun karena kaget, pasalnya dia belum bersiap.
"Siapkan air panas, dan tatakan pakaianku".
"Semua sudah selesai nona, tinggal andanya saja".
"Baiklah kalau begitu bantu aku".
Liena Sue segera berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, tidak berlangsung lama ia pun di bantu pelayan untuk berpakaian dan mengeringkan rambut panjangnya yang sangatlah hitam itu. Tak hanya itu, pelayan lain dengan sigap merias Liena Sue dengan riasan yang tak terlalu mencolok tetapi terlihat sangat cantik dan anggun.
Rambut panjang yang sudah kering segera di sanggul separo dengan sederhana , dengan manik manik dan Jepit rambut giok berwarna Hijau senada dengan pakaian yang ia kenakan yang katanya pemberian dari Rong Bai. Setelah selesai berias Liena segera diantar pelayan menuju Gerbang kediaman karena Pangeran Bupati dan rombongan menunggunya di sana .
"Nona, semangatlah dan berhati hati, istana tempat banyak tipu daya". Ucap Pelayan di sebelah kiri Liena.
"Tentu, terimakasih peringatannya".
Liena pun di bantu Kusir untuk memasuki gerbong yang di dalamnya sudah ada sosok Pangeran bupati yang menunggunya.
"Maaf Yang Mulia, kau pasti lama menunggu".
"Duduklah". Jawab Rong Bai yang sedari tadi mengamati penampilan Liena dengan gaun pemberiannya.
"Cantik". Gumam Rong Bai kembali yang samar samar terdengar oleh Liena.
"Ada apa Yang Mulia? sepertinya kau tadi mengatakan sesuatu?". Tanya Liena.
"Tidak ada". Jawab Rong Bai sembari memalingkan muka sembari menutupi senyuman yang sudah lama tidak lagi tercetak di wajahnya.
"Ehh, kau masih menggunakan Kursi Roda?". Tanya Liena.
"Hmmm". Singkat Rong Bai.
"Kenapa? bukankah kakimu sudah sembuh lalu kenapa masih menggunakan Kursi Roda?" . Tanya Liena bingung.
"Kesembuhan ku belum ada yang mengetahui, jika aku menunjukkannya kepada publik maka musuhku akan segera bergerak kembali. Untuk saat ini aku akan menyembunyikan semua hingga semuanya terbongkar". Jelas Rong Bai.
Liena bertepuk tangan dengan pelan, pasalnya Rong Bai kini telah berbicara cukup banyak kata dengannya.
"Kau cukup terbuka kali ini Yang Mulia". Ucap Liena Sue dengan nada menggoda, akan tetapi Ring Bai tidak menghiraukan Liena sama sekali.
Perjalanan menuju Istana tidaklah terlalu jauh dari kediaman Alix Sue. Mereka akhirnya telah tiba di Istana bersama dengan rombongan keluarga Bangsawan lainya. Pangeran Rong Bai sengaja untuk memasuki istana terakhir, karena ia merencanakan sesuatu yang pastinya akan menarik perhatian banyak orang kali ini.
"Yang Mulia, Nona, kita sudah sampai". Ucap Kusir itu.
Rong Bai kemudian mengulurkan tangannya kepada Liena untuk menggandeng tangan putihnya, Liena yang masih bingung hanya bisa pasrah menuruti kemauan Pangeran Bupati itu.
"Tunggu, kau tadi bukankah bilang jika kau tidak akan mengekpos kesembuhan mu Yang Mulia ?". Tanya Liena.
"Mark sudah menyiapkan Kursi roda di luar, jadi tidak perlu membawa yang ini". Jawab Rong Bai .
Mereka akhirnya turun dan Tong Bai duduk di Kursi Roda yang sudah di siapkan dengan Liena yang mendorong kursi roda tersebut.
Acara Sudah di mulai, akan tetapi Rong Bai dan rombongan belum memasuki Aula tempat acara diadakan. Banyak yang berbisik tentang keterlambatan Pangeran Bupati yang mereka pikir cacat itu, bahkan anggota kerajaan pun juga mengeluarkan sindiran yang kejam agar semua orang menaruh keburukan tentang Pangeran Bupati tersebut.
"Kebiasaan buruk, Rong Bai belum juga datang". Ucap Permaisuri .
"Mungkin Rong Bai sedang ada kepentingan jadi ia terlambat". Sahut kaisar.
"Kau memang selalu memanjakannya Yang Mulia, lihatlah dia semakin seenaknya sendiri". Ucap Permaisuri dengan ketus.
"Jaga Mulutmu Bianka! dia adalah anak resmiku dari mendiang permaisuri, Jika kau ingin di posisi Permaisuri kau tidak perlu menghakimi Putraku secara berlebihan". Ucap Kaisar geram.
Permaisuri pun terdiam sambil mengepalkan tangannya karena marah, begitupun dengan Pangeran Silas yang mendengar Perbincangan Ayah Ibunya.
Pangeran Silas adalah Putra Bianka Tang , satu satunya anak permaisuri kedua itu. Ia sangat membenci Rong Bai karena Ia belum juga di nobatkan sebagai Putra Mahkota jika Rong Bai belum memutuskannya.
Kaisar sangat menyayangi Rong Bai, awalnya posisi Putra Mahkota akan ditempati Rong Bai. Namun karena Rong Bai yang tiba tiba Lumpuh, jadi ia hanya bisa menjadi Pangeran Bupati. Akan tetapi Kaisar masih saja menunggu Putra tersayang untuk sembuh, sehingga ia belum memilih seorang Putra Mahkota Negara Gu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Ayu Septiani
apa yang meracuni pangeran Rong itu permaisuri bianka dan pangeran silas ya? secara mereka tidak suka dengan pangeran Rong
2023-10-03
0