Hutan kematian Part 3

Setelah makan malam, mereka semua segera beristirahat untuk mengisi tenaga mereka.

Beberapa Prajurit telah selesai mendirikan tenda darurat sehingga Pangeran Rong Bai bisa beristirahat dengan tenang.

"Hanya satu tenda untuk tidur?". Tanya Liena.

"Ya Kau benar".

"Lalu Aku?".

"Kau tidur denganku". Jawab Singkat Rong Bai yang berhasil membuat Liena melotot karena terkejut.

"Ahh tidak tidak, aku akan tidur di gerbong saja". Belum sempat Liena pergi, Rong Bai menarik tangannya untuk memasuki Tenda. Karena tarikan yang kuat, Liena berhasil menabrak dada bidang Pangeran tampan itu.

"Kau harus tidur denganku, Ini perintah!". Tegas Pangeran Rong Bai yang tidak bisa terbantahkan.

"Ck, kau pasti sengaja kan". Liena kemudian segera menuju Kursi panjang dan segera merebahkan tubuhnya tanpa memperdulikan Rong Bai yang masih diam mematung.

Rong Bai pun menyusul Liena yang sudah terlelap, ia memberikan selimut hangat untuk menyelimuti Liena. Sedangkan dia segera tertidur di ranjang darurat yang telah disediakan.

Hari menjelang pagi, dan para rombongan sudah bersiap mengemas tenda dan barang barang lainya. Begitupun Liena Sue dan Rong Bai yang sudah kembali berada di gerbong, mereka tidak mau menunda terlalu lama jadi mereka berangkat saat matahari belum memunculkan diri.

Hari berganti hari, sesekali mereka berhenti untuk beristirahat sejenak tetapi setelah itu mereka melanjutkan perjalanan tanpa berhenti.

Mereka melewati beberapa desa dan Kota kecil, mereka hanya berhenti sekedar membeli pasok makanan tetapi tidak tinggal cukup lama karena mereka mengejar waktu.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua minggu, akhirnya Rombongan Pangeran Bupati berhasil sampai di Kota Du. Dengan semangatnya mereka segera memasuki Gerbang kota dan segera mencari restoran terdekat untuk makan siang dan mencari penginapan karena Hutan kematian tepat berada di belakang Kota Du.

"Ini, masing masing Dua tael perak, kalian carilah penginapan terdekat dan kalian tidak perlu mengikutiku ke hutan kematian". Ucap Rong Bai sembari memberikan dua tael perak kepada pelayan dan prajurit bawaannya.

"Mark, kau tetap denganku".

"Baik Yang Mulia".

"Hei kau, apakah kalian akan berdiri di sana tanpa memesan apapun?". Tanya Liena Sue yang sudah duduk di meja makan menunggu Rong Bai dan bawahannya selesai dengan bosan.

Mark segera berjalan ke pelayan dan memesan beberapa makanan untuk mereka bertiga, setelah selesai Mark pun bergabung dengan Pangeran Bupati dan Liena.

"Kapan kita akan memasuki Hutan?". Tanya Liena sambil menyangga kepalanya, sesekali mengetuk ngetuk meja .

"Setelah matahari menghilang nanti". Jawab Rong Bai.

Tak Lama kemudian pesanan mereka akhirnya datang dan di tata rapi oleh pelayan .

Liena Yang sudah tak sabar segera mengambil mangkuk dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk di depannya. Melihat Isi dari mangkuk Liena , Mark pun terheran heran pasalnya dia seorang Nona Muda tetapi bisa memakan makanan yang begitu banyak.

Merasa diperhatikan Mark, Liena pun segera menghentikan makan sejenak untuk menoleh kearah Mark.

"Kenapa? Bukankah kita sudah hampir dua minggu tidak memakan makanan yang benar? Ini termasuk porsi sedikit bagiku". Ucap Liena tanpa rasa malu.

Mark pun meneguk silvianya saat mendengar bahwa itu adalah porsi kecil, bahkan jika di berikan kepada Mark itu bisa berubah menjadi dua kali lipat rasanya.

Rong Bai pun juga tak kalah banyaknya mengambil semua yang ada di meja, Mark pun semakin terheran heran melihat kedua orang di depannya seperti akan lomba makan besar saja.

"Yang Mulia, apa kau yakin akan habis?". Tanya Mark Ragu.

"Kenapa tidak? Nona Liena benar kan , kita di perjalanan hanya makan seadanya saja dan ini kesempatan kita mengisi perut hingga penuh". Jawab Rong Bai dengan entengnya .

Mark pun tersenyum kikuk kemudian mulai mengisi mangkuknya dan memakannya , hanya saja tidak sebanyak mereka berdua.

Setelah selesai makan siang, mereka segera membayar dan pergi mencari penginapan untuk mereka beristirahat.

"Nona, beri kami Dua kamar". Ucap Mark.

"Baik Tuan, ini Kuncinya". Pelayan itu segera memberikan Dua kunci kamar kepada Mark.

"Ini Yang Mulia". Ucap Mark memberikan kunci kepada Rong Bai.

"Kenapa hanya Dua kamar?". Protes Liena Sue.

"Bukankah kau pelayanku, jadi untuk apa memesan dua kamar?". Tanya Rong Bai kemudian meninggalkan Liena sendiri .

"Jika kau tidak mengikutiku, maka kau tidak akan bisa beristirahat". Ucap Rong Bai yang sudah menaiki tangga penginapan.

"Ishhh , baiklah tunggu". Liena segera mengejar Rong Bai yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Rong Bai pun segera membuka Pintu kamar dan memasukinya diikuti Liena di belakangnya.

"Hmm Cukup Luas, eh ada dua ranjang ternyata". ucap Liena.

"Kau benar, sekarang istirahatlah. Nanti setelah petang kita akan memasuki Hutan". Ucap Rong Bai yang kemudian merebahkan badannya di Ranjangnya.

Begitupun Liena yang juga segera beristirahat sejenak. Tak terasa mata Liena semakin berat dan akhirnya tertidur dengan posisi miring menghadap ranjang Sang Pangeran Bupati.

Pangeran Bupati yang sebenarnya belum tertidur kini memposisikan dirinya juga menghadap ke arah Liena yang sudah tertidur pulas.

Dengan Mata Hitam yang jernih, Rong Bai memperhatikan Liena Yang sedang tertidur sambil tersenyum. Hingga akhirnya ia pun ikut terlelap setelah ouas memandangi wajah cantik Liena.

Malam pun tiba, Liena dan Rong Bai segera bersiap untuk memasuki Hutan Kematian yang kini Mark sudah menunggu mereka di Luar penginapan.

"Salam Yang Mulia". Ucap Mark.

"Mari kita segera berangkat". Singkat Rong Bai .

Mereka bertiga menyusuri jalan setapak dengan awal penerangan dari obor, mungkin banyak warga yang sering memasuki Hutan . Akan tetapi Obor tersebut hanya mencapai beberapa meter saja menandakan orang orang itu hanya berani memasuki di batas itu saja.

"Pelit sekali, Obornya hanya sampai sini". Gumam Liena yang kemudian menjentikkan jarinya hingga keluar api berwarna Biru yang menandakan ia di Tahap Roh Bumi tingkat tiga , walaupun sebenarnya Liena Berada di Tahap Roh Dewa tingkat Lima karena memang sengaja ia menyembunyikan sebagian kekuatannya.

"Itu Karena Warga hanya berani sampai di titik ini Nona". Jawab Mark.

"Apa ada bahaya tersembunyi jika kita lebih dalam memasuki Hutan?". Tanya Liena Sue.

"Kudengar dari Rumor, memang semakin kita masuk kedalam Hutan maka kita akan menemukan berbagai Hewan Spiritual dengan tingkat berbeda Nona. Dan jika kita butuh Spirit Stone Merah kita harus membunuh setidaknya Binatang Spiritual di Tahap Roh Langit dan itu sangat jarang di temukan". Jelas Mark kepada Liena, sedangkan Rong Bai hanya terdiam mendengarkan mereka berbincang .

"Binatang dalam Tahap Roh Langit itu berarti sama saja Jika Manusia sudah mencapai Tahap Roh Dewa kan? Berbeda Satu tahap". Ucap Liena sembari mengetuk dahinya..

"Kau benar Nona, Jadi Kita Harus berhati hati".

"Di depan ada batu besar yang rata, bagaimana kita beristirahat sejenak di batu itu?". Tanya Liena sembari menunjuk batu besar tak jauh dari mereka .

"Ide yang bagus Nona, Mari Yang Mulia kita beristirahat dahulu". Ajak Mark kepada Pangeran Bupati .

Setelah sampai di batu besar yang atasnya rata itu, mereka segera melompat ke atasnya dan beristirahat sejenak.

Episodes
1 Berburu
2 Negara Gu
3 Racun Beku
4 Wu
5 Berjalan
6 Ulang Tahun Kaisar
7 Ulang Tahun Part2
8 Senjata Makan Tuan
9 Menahan malu
10 Hutan Kematian
11 Hutan Kematian part 2
12 Hutan kematian Part 3
13 Rubah Merah
14 Qiu Jing
15 Kembali ke Ibukota
16 Wang Feying
17 Manipulasi
18 Tinggal Di Mansion Xila Sue
19 Simbol Bulu
20 Token Hitam Zhu
21 Janji Masa Lalu
22 Sumur Tua
23 Penyusup
24 Bukit Tunarsana
25 Menyambut tamu
26 Bertemu lagi
27 Kecemasan Jendral Wang
28 Pembunuh yang menyusup
29 Pil Kejujuran
30 Tantangan Qiu Mei
31 Kekalahan Qiu Mei
32 Ulang Tahun Kaisar Sue
33 Jebakan
34 Senjata makan tuan
35 Perjodohan
36 Perjalanan ke Kota Suwan
37 Kota Suwan
38 pendaftaran
39 Sleksi pertama
40 Diterima
41 Serigala Hitam
42 Pak Tua Jun Li
43 Rencana Silas
44 Kemunculan Silas Di kota Suwan
45 kebangkitan Wang Feying
46 Akademi dalam
47 Akademi dalam part 2
48 Bertemu Qiu bin
49 Kultivator Jahat Part 1
50 Kultivator jahat Part 2
51 Darah Dewa murni
52 Kemenangan Liena Sue
53 Ji Hua dan Bian Sue
54 Roh Murni
55 Hari pertama
56 Berlatih sihir
57 Mengambil misi
58 Perjalanan
59 Draft
60 Kupu kupu surgawi Ziguang
61 Rawa Tengkorak
62 Keluar dari Rawa Tengkorak
63 Dunia Siluman
64 Buronan
65 menyelinap Ke Istana Siluman
66 kerjasama
67 Hari Pernikahan
68 Heian Siluman Rubah Hitam
69 Ledakan
70 Giok Surgawi
71 Perjamuan
72 Memasak
73 Li Na
74 Emosi datang Bulan
75 Liburan Musim dingin
76 Kembalinya Rong Bai dan Pangeran Silas.
77 Membuat Rencana
78 Mulai memberontak
79 Pemberontakan Part 1
80 Pemberontakan Part 2
81 kebenaran dari sang Adik
82 Raksasa Siwang
83 Baihong
84 Draft
85 kembali Ke Negara Ba
86 Perampok
87 Cao Meilan
88 Bantuan Kai Yuwen
89 Cao Feng
90 Mulai
91 kemarahan Nyonya Cao
92 Kematian Nyonya Cao.
93 Serangan diam diam
94 Mimpi 1
95 Mimpi 2
96 Biarlah mereka saling melawan
97 Memulai peperangan
98 Dewi Phoenix Merah
99 Bertemu kembali
100 bertemu kembali 2
101 H-1 pernikahan Bian Sue
102 Hari pernikahan
103 Kelicikan Zhao Wei
104 Racun
105 Mimpi aneh
106 mengingat kembali.
107 Buku Dewa Surgawi
108 Pelelangan Giok darah
109 Payung sembilan putaran
110 Siluman Kera
111 Tetua Bao
112 membuka segel ingatan
113 Su Ying dan Ling Beicang
114 Kediaman Keluarga Ling
115 Menghina orang yang salah
116 Mengembalikan Aura Dewi
117 Hari pernikahan Liena Sue dan Rong Bai
118 Perjalanan Ke Negara Ba
119 Naga Biru Canglong
120 Nama Baru , Shilin Bai
121 Mengganti nama
122 Kesalahan Tuan Muda Tang
123 Kembalinya Master Kultivator jahat.
124 enam Istri Kepala Desa Tang
125 enam Istri Kepala Desa Tang
126 enam Istri Kepala Desa Tang
127 Kembali ke perjalanan
128 Mengkonfirmasi Li Na dan Dewa Perang Bai
129 Mengumpulkan Pasukan diam diam
130 Teman lama
131 Memberitahu
132 penyempurnaan Jiwa Dewi Yuna Yuwen
133 Sadarnya Dewi Yuna Yuwen
134 Peperangan 1
135 Peperangan 2
136 Peperangan 3
137 Masa lalu Raja Iblis
138 Perang Usai
139 Kemesraan Pasutri baru
140 Kehamilan Putri Mahkota
141 Teman lama.
142 Perjalanan
143 Ujian 1
144 Ujian 2
145 Ujian 3
146 Kabut ilusi taman bunga
147 Akhir ujian
148 kebohongan yang terbongkar
149 Posisi pertama
150 Kunjungan menantu
151 Kembali Ke Negara Gu
152 Melahirkan dua bayi kembar
153 Akhir dari semuanya
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Berburu
2
Negara Gu
3
Racun Beku
4
Wu
5
Berjalan
6
Ulang Tahun Kaisar
7
Ulang Tahun Part2
8
Senjata Makan Tuan
9
Menahan malu
10
Hutan Kematian
11
Hutan Kematian part 2
12
Hutan kematian Part 3
13
Rubah Merah
14
Qiu Jing
15
Kembali ke Ibukota
16
Wang Feying
17
Manipulasi
18
Tinggal Di Mansion Xila Sue
19
Simbol Bulu
20
Token Hitam Zhu
21
Janji Masa Lalu
22
Sumur Tua
23
Penyusup
24
Bukit Tunarsana
25
Menyambut tamu
26
Bertemu lagi
27
Kecemasan Jendral Wang
28
Pembunuh yang menyusup
29
Pil Kejujuran
30
Tantangan Qiu Mei
31
Kekalahan Qiu Mei
32
Ulang Tahun Kaisar Sue
33
Jebakan
34
Senjata makan tuan
35
Perjodohan
36
Perjalanan ke Kota Suwan
37
Kota Suwan
38
pendaftaran
39
Sleksi pertama
40
Diterima
41
Serigala Hitam
42
Pak Tua Jun Li
43
Rencana Silas
44
Kemunculan Silas Di kota Suwan
45
kebangkitan Wang Feying
46
Akademi dalam
47
Akademi dalam part 2
48
Bertemu Qiu bin
49
Kultivator Jahat Part 1
50
Kultivator jahat Part 2
51
Darah Dewa murni
52
Kemenangan Liena Sue
53
Ji Hua dan Bian Sue
54
Roh Murni
55
Hari pertama
56
Berlatih sihir
57
Mengambil misi
58
Perjalanan
59
Draft
60
Kupu kupu surgawi Ziguang
61
Rawa Tengkorak
62
Keluar dari Rawa Tengkorak
63
Dunia Siluman
64
Buronan
65
menyelinap Ke Istana Siluman
66
kerjasama
67
Hari Pernikahan
68
Heian Siluman Rubah Hitam
69
Ledakan
70
Giok Surgawi
71
Perjamuan
72
Memasak
73
Li Na
74
Emosi datang Bulan
75
Liburan Musim dingin
76
Kembalinya Rong Bai dan Pangeran Silas.
77
Membuat Rencana
78
Mulai memberontak
79
Pemberontakan Part 1
80
Pemberontakan Part 2
81
kebenaran dari sang Adik
82
Raksasa Siwang
83
Baihong
84
Draft
85
kembali Ke Negara Ba
86
Perampok
87
Cao Meilan
88
Bantuan Kai Yuwen
89
Cao Feng
90
Mulai
91
kemarahan Nyonya Cao
92
Kematian Nyonya Cao.
93
Serangan diam diam
94
Mimpi 1
95
Mimpi 2
96
Biarlah mereka saling melawan
97
Memulai peperangan
98
Dewi Phoenix Merah
99
Bertemu kembali
100
bertemu kembali 2
101
H-1 pernikahan Bian Sue
102
Hari pernikahan
103
Kelicikan Zhao Wei
104
Racun
105
Mimpi aneh
106
mengingat kembali.
107
Buku Dewa Surgawi
108
Pelelangan Giok darah
109
Payung sembilan putaran
110
Siluman Kera
111
Tetua Bao
112
membuka segel ingatan
113
Su Ying dan Ling Beicang
114
Kediaman Keluarga Ling
115
Menghina orang yang salah
116
Mengembalikan Aura Dewi
117
Hari pernikahan Liena Sue dan Rong Bai
118
Perjalanan Ke Negara Ba
119
Naga Biru Canglong
120
Nama Baru , Shilin Bai
121
Mengganti nama
122
Kesalahan Tuan Muda Tang
123
Kembalinya Master Kultivator jahat.
124
enam Istri Kepala Desa Tang
125
enam Istri Kepala Desa Tang
126
enam Istri Kepala Desa Tang
127
Kembali ke perjalanan
128
Mengkonfirmasi Li Na dan Dewa Perang Bai
129
Mengumpulkan Pasukan diam diam
130
Teman lama
131
Memberitahu
132
penyempurnaan Jiwa Dewi Yuna Yuwen
133
Sadarnya Dewi Yuna Yuwen
134
Peperangan 1
135
Peperangan 2
136
Peperangan 3
137
Masa lalu Raja Iblis
138
Perang Usai
139
Kemesraan Pasutri baru
140
Kehamilan Putri Mahkota
141
Teman lama.
142
Perjalanan
143
Ujian 1
144
Ujian 2
145
Ujian 3
146
Kabut ilusi taman bunga
147
Akhir ujian
148
kebohongan yang terbongkar
149
Posisi pertama
150
Kunjungan menantu
151
Kembali Ke Negara Gu
152
Melahirkan dua bayi kembar
153
Akhir dari semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!