Pagi hari di kediaman ..
Liena Sue sudah selesai membersihkan diri dan berias, ia segera keluar kamar menuju tempat makan untuk sarapan bersama dengan Paman Alix Sue.
Di dalam Ruangan kini Paman Alix Sue sudah menunggu Liena untuk sarapan bersama. Hidangan yang menggugah selera sudah berjajar rapi di meja makan, mereka berdua saling berbincang satu sama lain.
"Liena, apa rencanamu selanjutnya?". Tanya Alix Sue.
"Aku akan mencari cara untuk memasuki Istana Paman". Jawab Liena Sue.
"Ingat, waktu kita kurang dari dua bulan. Dan kau harus secepatnya memutuskan semua". Sang Paman memperingati.
"Tenang paman, aku juga sudah mengetahuinya. Dan aku juga sudah merencanakan matang matang semuanya".
Ketika mereka berdua sedang asik berbincang, Utusan dari Istana datang menemui mereka berdua yang baru saja selesai memakan sarapannya.
"Salam Tuan dan Nona, saya dari Istana datang kemari untuk menyampaikan perintah dari Yang Mulia Pangeran Bupati". Ucap Utusan tersebut .
"Katakan, ada perlu apa?". Tanya Alix Sue.
"Kami disini untuk menjemput Nona Liena untuk menemui Pangeran Kami Tuan".
"Untuk apa dia memanggilku? bukankah Racunnya sudah menghilang?". Tanya Liena.
"Liena, bukankah ini kesempatan bagus untuk kau memasuki Istana?". Bisik Sang paman kepada Liena Sue.
"Kau benar Paman, aku hampir lupa". Jawab Liena yang juga berbisik.
"Maaf Nona, Saya hanya diperintahkan menjemput Nona. Untuk selebihnya Nona bisa bertanya kepada Pangeran sendiri".
"Baiklah , pimpin jalan".
Utusan tersebut segera memimpin jalan menuju istana Pangeran Bupati, Mereka menaiki Kereta kuda yang dikawal banyak sekali prajurit Istana sehingga banyak yang salah sangka jika di dalam gerbong adalah Pangeran Bupati sendiri.
Setelah Lima belas menit, mereka akhirnya sampai di Tempat tujuan. Istana Pangeran Bupati berbeda dengan Istana Kekaisaran, letak Istana Pangeran Bupati kini berada di Pusat kota. Bangunan yang megah bernuansa estetik kuno, dengan pilar pilar berukiran naga serta bangunan yang berjumlah sekitar sepuluh bangunan yang semuanya dua lantai. Istana Pangeran Bupati ini bisa di bilang lebih megah dari Istana Kekaisaran Gu sendiri hanya saja bangunannya terbilang lebih kecil dari Istana Kaisar.
"Nona silahkan masuk, Yang Mulia sudah menunggu anda di dalam".
"Terimakasih".
Ia pun melangkah memasuki bangunan utama setelah gerbang di buka, di dalam sana terlihat sosok pria tampan yang sedang duduk di Ruang tamu sambil meminum teh yang di siapkan oleh pelayannya.
"Salam Yang Mulia ". Sapa Liena Sue.
"Duduklah, kemari".
Liena Sue pun segera duduk di sebrang meja Pangeran Rong Bai, setelah itu pelayan disampingnya memberikan secangkir teh untuk Liena .
"Terimakasi". Ucap Liena berterimakasih kepada pelayan.
"Bagaimana keadaanmu Yang Mulia?". Tanya Liena memecah kecanggungan.
"Baik". Singkat Rong Bai.
Liena tersenyum kaku saat mendengar jawaban Rong Bai yang sangat singkat itu.
"Ck, dasar Kulkas.. jawaban yang sangat sangat menjengkelkan.. Huhh .. awas saja kalau kau mempersulitku". Batin Liena..
"Emm.. Maaf Yang Mulia, Untuk apa anda mengundang Saya kesini?". Tanya Liena memberanikan diri .
"Mark, ambilkan catatan". Ucap Rong Bai kepada bawahannya tanpa memperdulikan pertanyaan Liena.
Liena kini mulai jengkel menghadapi Pangeran Bupati di depannya, ia mencoba mencari kesibukan sendiri tanpa niat bertanya kembali kepada Rong Bai.
Mark pun datang membawa catatan dan diberikan kepada Rong Bai, setelah menerimanya barulah Rong Bai memulai pembicaraannya.
" Aku ingin kau melayaniku selama aku masih belum bisa berjalan". Ucap Rong Bai membuat Liena melotot tak percaya.
"Maksudmu, aku jadi pengasuhmu?".
"Bukan, tapi pelayan". Ucap Rong Bai tanpa berbasa basi..
"Tapi aku di Negara Gu ini hanya kurang dari Dua bulan". Ucap Liena memelas.
"Maka, buatlah aku pulih dalam kurang dari dua bulan".
Liena menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia bingung pasalnya rencana awal ia ingin memasuki Istana Kekaisaran untuk memata matai Silas tapi kini ia malah terjebak dengan Pangeran Bupati yang begitu dingin.
Tetapi, sekejap Liena merubah ekspresinya dan segera mengiyakan tawaran dari Rong Bai, sehingga we pmembuat Pangeran Bupati itu tersenyum penuh makna.
" Akan kulihat, apakah kau mampu Nona". Batin Rong Bai.
"Baiklah Yang Mulia, kau harus berjanji kurang dari Dua bulan aku harus pulang ke negaraku sendiri. Karena aku kesini hanyalah berwisata". Ucap Liena dengan malasnya.
"Sepakat". Singkat Rong Bai sambil menyembunyikan senyum kemenangannya.
"Kalau begitu berbaringlah, Aku akan memberimu Akupuntur. Tapi semua ini tidaklah gratis Yang Mulia".
"Mark, ambilkan Kantong uang dan berikan kepada Nona Liena". Perintah Rong Bai kepada Mark .
Mark pun mengambilkan sekantong uang yang berisikan banyak sekali koin emas dan ia berikan kepada Liena.
"Jika kau bisa membuatku pulih sepenuhnya, maka kau bisa mendapatkan lebih banyak".
"Yayaya, terserah kau saja Yang Mulia. Cepatlah berbaring , aku akan memeriksamu terlebih dahulu".
Liena Sue pun segera memegang pergelangan tangan Rong Bai, ia memeriksa dengan teliti tentang kondisi saat ini . Setelah selesai memeriksa, Liena Sue segera meminta kertas untuk menuliskan resep yang harus di minum oleh Pangeran Bupati .
Liena mengeluarkan Gulungan yang berisi banyak jarum akupuntur dari yang besar hingga yang paling kecil, setelah jarum di siapkan ia pun mengambil satu botol porselen kecil yang berisi obat mujarab yang sudah lama ia buat dan di simpan di dalam Cincin spesialnya.
Apapun yang dilakukan Liena tak luput dari pandangan Pangeran Rong Bai, ia dengan betahnya memandangi wajah cantik Putri Negara Ba tersebut hingga tanpa di sengaja tatapan mereka berdua bertemu. Pangeran Rong Bai tidaklah gugup seperti Liena, melainkan ia tersenyum samar saat tatapan mereka bertemu. Sedangkan Liena , ia segera mengalihkan pandangannya untuk menyembunyikan Rona wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.
"Panggil saja Namaku". Ucap Rong Bai di tengah tengah Liena meletakkan Jarum akupuntur di badannya.
"Maksud Anda Yang Mulia?". Tanya Liena kebingungan.
"Jangan terlalu sopan denganku, Panggil saja Namaku". Jawab Rong Bai .
"Baiklah Yang Mulia, eh maksudku Rong Bai".
Pangeran Rong Bai pun kembali tersenyum di saat Liena tidak memperhatikan, berbeda dengan Mark yang tidak jauh dari tempat sang Tuan yang terus memperhatikan tuannya yang sangat berbeda saat berada di dekat Liena.
"Keadaanmu sudah sangat baik, dan seharusnya kakimu sudah tidak lumpuh lagi . Bisakah kau mencoba berjalan Rong Baik?". Tanya Liena sedikit canggung dengan panggilan itu.
"Tentu saja, setelah Akupuntur mu selesai, maka kau harus membantuku berjalan". Jawab Rong Bai.
Setelah Liena menyelesaikan Akupuntur , Dia pun bersiap untuk membantu Rong Bai belajar berjalan setelah sekian lama duduk di Kursi Roda.
"Pegang tanganku, dan berdirilah dengan perlahan". Ucap Liena dengan sabar.
Rong Bai segera berpegangan kedua tangan Liena kemudian mencoba berdiri untuk memulai belajar berjalan.
Karena Berat badan Rong Bai lebih berat daripada Liena, mereka berdua hampir tersungkur karena Liena tidak bisa mengimbangi Rong Bai yang sedikit berat menurutnya.
Rong Bai dengan hati hati melangkahkan kakinya untuk mencoba berjalan perlahan. Dan Ajaibnya kedua kaki Rong Bai dengan mudahnya berjalan seperti orang yang sangat sehat sehingga membuat Mark kegirangan melihat sang Tuan sudah bisa jalan seperti biasa.
"Wahh, kau bisa berjalan kembali Yang Mulia. Nona Liena kau sungguh hebatt". Ucap Mark begitu antusias.
Liena hanya tersenyum menanggapi Mark yang sangat antusias tersebut, hingga ia perlahan melepaskan pegangan tangan Rong Bai agar ia bisa berjalan sendiri.
"Liena,". Panggil Rong Bai.
"Ya, ". Singkat Liena.
"Dua hari lagi adalah Ulang tahun Kaisar, bisakah kau menemaniku menghadiri Pesta ?". Tanya Rong Bai dengan malu malu.
"Tapi....".
"Bukankah kau sudah berjanji". Ucap Rong Bai berpura pura sendu.
"Baiklah". Jawab Liena Sue mengiyakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
tak tik sang pangeran untuk mendapatkan putri lien
2024-11-08
0