Para pembunuh bayaran yang merasa di pandang sebelah mata kini mulai terpancing emosinya dan segera menyerang Liena yang sudah bersiap dari tadi.
Tebasan demi tebasan dengan mudah, Liena berhasil membunuh lima orang berbaju hitam tarsebut.
Melihat temannya dengan mudah di kalahkan oleh gadis muda itu, kini mereka satu persatu menyerang Liena dengan jurus jurus mereka. Tapi karena tingkat Kultivasi yang terpaut jauh, mereka dengan mudah di kalahkan hanya dengan tarian pedang sederhana dari Liena.
Pangeran Bupati kini tak mengalihkan pandangannya kepada gadis yang tengah bergelut dengan para pembunuh itu, hingga tanpa dia sadari ada satu pembunuh berada di belakang kereta. Dengan gesit ia menyelinap memasuki gerbong, hingga ia menemukan Pangeran Bupati yang berada di dalamnya sedang memperhatikan Sosok gadis tangguh yang membantai kawan kawannya.
Pria itu mengeluarkan belati dari balik pakaiannya dan perlahan menyerang Pangeran Rong Bai dengan kekuatan Internalnya. Pangeran Bupati yang tidak siap kini hanya bisa mengelak karena kekuatannya yang belum bisa digunakan.
Rong Bai menangkis belati dengan kipas yang berada di tangannya, hingga terjadilah pertempuran kecil di dalam gerbong. Karena Pangeran Rong Bai tidak bisa menggunakan kekuatan Internalnya kini mendapatkan beberapa luka gores dari belati tersebut.
Liena Sue yang melihat Gerbong yang sedari tadi bergerak tak karuan kini segera mengakhiri pertarungannya dan segera menghampiri Gerbong yang di dalamnya ada Rong Bai.
Setelah sampai di depan gerbong, kini terlihat Pangeran Bupati sedang berjibaku dengan sosok Pria berbaju Hitam salah satu pembunuh yang sedang menyerangnya dengan belati di kedua tangannya. Dengan cepat Liena segera menarik orang itu untuk keluar dari Gerbong dan segera membunuhnya tanpa ampun.
"Yang Mulia, apakah anda baik baik saja?". Tanya Liena Sue.
"Cukup baik, hanya ada sedikit luka gores". Jawab Rong Bai sembari memperlihatkan luka yang berada di tangannya.
Liena mengamati luka di tangan Rong Bai , hingga ia menemukan kejanggalan di luka itu, seiring Pangeran Bupati merasakan pening yang teramat sangat.
"Racun, belati itu beracun". Gumam Liena.
"Yang Mulia Berbaliklah, aku akan mengeluarkan racunnya".
Pangeran Bupati pun segera berbalik, dan Liena Sue tanpa berbasa basi segera melepas seluruh pakaian bagian atasnya untuk segera mengeluarkan Racun dari luka yang disebabkan oleh belati itu.
Dengan cekatan Liena Sue segera menempelkan jarum perak pada titik akupuntur untuk memblokir jalannya racun agar tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Mark yang sudah menyelesaikan pertarungannya pun segera memasuki gerbong hingga ia menemukan Sang Pangeran yang sedang di akupuntur dengan wajah semakin memucat.
"Nona, kenapa dengan Yang Mulia?". Tanya Mark.
"Dia terkena racun, ada salah satu pembunuh yang melukainya dengan belati yang ternyata sudah diolesi racun". Jelas Liena.
"Lalu, Bagaimana Nona?".
"Kau tenang saja, aku akan mengeluarkannya segera. Kau bisa menunggu disini".
"Baik Nona, tolong Yang Mulia".
Liena Mengangguk dan segera menyalurkan kekuatan Internalnya untuk mengeluarkan Racun di dalam Tubuh Rong Bai.
Keringat sebutir butir jagung bercucuran di dahi Liena karena ia mengeluarkan cukup banyak energi Internal penyembuhannya , sedangkan Pangeran Rong Bai kini mulai membaik serta sudah tidak lagi pucat seperti awal tadi.
Setelah selesai mengeluarkan Racun , Liena jatuh pingsan dan Pangeran bupati segera mengeluarkan seteguk darah merah.
"Yang Mulia, Nona". teriak Mark dengan panik sembari menopang tubuh Liena yang pingsan.
"Aku tidak papa,". ucap Rong Bai.
"Tapi Yang Mulia?".
"Kau tenanglah, racunnya sudah keluar. Aku akan mengatasi Liena yang pingsan, jadi kau bisa keluar dan kita lanjutkan perjalanan. Dan satu lagi, selidiki tentang pembunuh bayaran ini". perintah Rong Bai.
"Baik Yang Mulia"
Setelah Mark pergi, Rong Bai menidurkan Liena Sue di pangkuannya. Ia mengamati dengan sesama lekuk wajah cantik Liena dengan senyuman yang sudah lama ia sembunyikan.
" Konyol, kau menguras tenagamu demi menolongku gadis kecil". Gumam Rong Bai.
Rong Bai mengusap dengan lembut pipi Liena, rasanya ia sangatlah damai jika bersama Gadis itu walaupun belum lama ia bertemu dengannya.
"Seharusnya Silas tidak berhak berjodoh denganmu, itu sama saja memandang rendah keindahan dirimu Nona". Gumam Rong Bai kembali.
Setelah cukup lama memandangi , Pangeran Bupati perlahan juga memejamkan matanya karena ia mulai lelah. Mungkin efek dari Tenaga Internal yang terblokir.
Hari semakin Larut, dan Rombongan Pangeran Bupati belum juga keluar dari Hutan . Mark memutuskan bertanya kepada Sang Tuan untuk meminta pendapat tentang tempat Istirahat mereka, pasalnya sedari siang mereka belum istirahat dan belum memakan apapun.
"Maaf Yang Mulia mengganggu tidurmu, bagaimana kalau kita istirahat di tempat ini? Desa selanjutnya masih memakan setengah hari dan kita belum memakan sesuatu Yang Muluia".
Rong Bai mengerjapkan matanya karena baru bangun dari tidurnya.
"Baiklah kita istirahat disini, lanjutkan perjalanan besok pagi".
Mark segera turun dan memberitahukan Rombongan untuk beristirahat di tempat itu, Para pelayan yang di bawa Pangeran Bupati kini mempersiapkan makan Malam dan segera di bagikan kepada Rombongan dan Pangerannya.
"Yang Mulia, ini Makan Malam Anda dan Nona Liena".
"Letakkan di sana , nanti aku akan memakannya".
"Baik Yang Mulia".
Rong Bai ingin sekali membangunkan Liena Sue yang sedari tadi terpejam, ia mencoba mencolek pipi Gioknya , disaat bersamaan Liena pun akhirnya terbangun dari tidurnya atau tepatnya pingsannya.
"Kau sudah bangun?". Ucap Rong Bai dengan lembut.
"Ehmm, kenapa sudah malam?".
"Kau tadi pingsan setelah membantuku mengeluarkan racun, tapi selang berapa lama kau mendengkur jadi aku lebih tenang saat melihatmu telah tertidur bukan pingsan". Jelas Rong Bai panjang Lebar , tidak seperti biasanya.
Liena Sue pun terlihat wajahnya merona merah dan segera memalingkan wajahnya dari pandangan Rong Bai. Saat memalingkan wajahnya ia pun kembali tersadar bahwa ia kini sedang tertidur di pangkuan Sang Pangeran.
"Maaf Pangeran, aku terlalu lama tertidur. Apakah kakimu tidak apa apa?". Tanya Liena merasa bersalah.
"Tidak, hanya sedikit kesemutan". Jawab Rong Bai.
"Heheh, maaf sekali lagi pangeran". Ucap Liena Sue sambil nyengir kuda.
"Kalau begitu mari kita makan bersama, hari sudah petang dan kau belum memakan apapun".
"Baik Yang Mulia".
Mereka berdua segera memakan dalam diam, tidak ada yang memulai obrolan . Pangeran Bupati yang terlihat Acuh kini menjadi berbeda seratus delapan puluh derajat saat bersama Liena, semakin hari Rong Bai sering tersenyum jika melihat Liena dan tingkah laku konyolnya.
Kadang pernah berpikir, apakah benar Gadis di depannya ini adalah seorang Putri Bangsawan yang biasanya terkenal dengan kelembutan dan kesopanannya. Berbeda dengan Putri Liena Sue , dengan kekonyolan dan sikap yang begitu berubah ubah membuatnya sangat tertarik untuk mendekatinya.
Mungkin hanya Pangeran Bupati yang mengetahui siapa Liena sebenarnya, dan ia pun juga tidak berniat membeberkannya sekalipun. Apa lagi jika Silas tahu jika yang Dijodohkan dengannya adalah Putri cantik yang sangat berbakat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments