Pangeran Silas kini tengah duduk di Ruang kerjanya untuk memeriksa gulungan yang diberikan Leon padanya.
Dengan seksama ia membaca informasi di dalamnya, Pangeran Silas pun mengernyitkan dahinya setelah selesai membaca Gulungan itu.
"Ternyata kau bukan dari Kerajaan Gu Nona, Sebenarnya siapa dirimu?". Gumamnya.
Pangeran Silas segera menyimpan gulungan itu di dalam Cincin spesialnya, kemudian ia segera berdiri untuk memanggil Leon kembali.
"Leon kemarilah".
"Salam Yang Mulia Pangeran Silas". Ucap Leon.
"Kau selidiki Nona Liena , selidiki latar belakangnya. Aku ingin tahu dari keluarga mana ia berasal". Titah Pangeran Silas.
"Baik Yang Mulia, Bawahan pergi dulu".
Leon pun segera pergi meninggalkan Pangeran Silas yang tengah memandang lurus ke arah jendela Ruangannya.
"Aku akan mendapatkanmu Nona, apapun caranya. Rong Bai tidak berhak memiliki kecantikanmu". Gumam Pangeran Silas sambil tersenyum sinis.
...
Lima hari berlalu, perjalanan kali ini berjalan tanpa ada hambatan. Rombongan mereka sengaja melewati jalan yang tak ramai orang karena tidak ingin membuat kehebohan.
Rong Bai dan Liena pun akhirnya memasuki Istana Pangeran Bupati yang disambut hangat oleh para pelayan dan penjaga di sana yang tengah berjajar rapi.
Liena membuka tirai Kereta untuk melihat suasana di luar sana.
"Mereka sangat menghormati pangerannya". Batin Liena sembari tersenyum.
Mereka semua akhirnya bisa beristirahat kembali di tempat masing masing, begitupun Liena Sue yang meminta izin kembali ke Rumah Paman Xila Sue
"Yang Mulia, Aku pamit dulu. Jika ada sesuatu kau bisa mencariku di Rumah paman". Ucap Liena kepada Rong Bai.
"Pergilah, dan...... Hati hati". Jawab Rong Bai dengan wajah merona..
Liena Sue segera keluar dari Istana Pangeran Bupati dan segera pulang kerumah Sang paman yang memang sudah hampir dua puluh hari ia tidak bertemu dengan paman tampannya itu.
Liena sengaja tidak mau di antar oleh pengawal Istana Pangeran Bupati, karena ia ingin sekali menikmati suasana Pusat Kota Kekaisaran Gu yang menurutnya sangat berbeda dengan Negaranya Yaitu Negara Ba. Dari segi pakaian, bangunan dan penataan kota mempunyai ciri khas masing masing.
Di tengah perjalanan tepatnya saat melewati ladang jagung para warga, Muncullah Lima pria bertopeng yang kini tengah mengepung Liena dengan senjata di tangan masing masing.
"Siapa Kalian? Kenapa kalian menghalangi jalanku?". Tanya Liena Dengan ekspresi dingin.
"Kau tidak perlu tahu siapa kami Gadis kecil, Kami hanya di perintahkan membawamu hidup hidup kepada Tuan Kami". Jawab salah satu Pria bertopeng itu.
" Huh, alasan klasik... Sudahlah bilang dengan Tuan kalian jika ingin bertemu denganku seharusnya memberikan undangan atau semacamnya, dan aku saat ini malas sekali meladeni kalian ataupun Tuan kalian. Cepat minggir aku lelah".
"Kurang ajar, Cepat tangkap gadis ini dan serahkan kepada Tuan". Perintah salah satu Pria bertopeng itu yang kemudian mereka segera menyerang Liena Sue .
Liena Sue yang sudah sangat siap terhadap serangan mereka kini dengan cepat melayang ke atas sehingga serangan itu mengenai satu sama lain .
Liena Sue tidak ingin mengeluarkan pedang atau semacamnya karena ia begitu yakin bisa mengalahkan Lima pria bertopeng dengan Tahap Kultivasi di Roh Bumi Tingkat Lima.
Liena Sue segera berkelit, menyerang, menghindar secara bergantian. Hingga ia berhasil memukul telak dua orang di antaranya, Namun karena Fokusnya terpecah saat melihat Dua orang yang tak bernyawa tiba tiba satu pria bertopeng menyerang dari belakang sehingga Liena Sue belum sempat menghindar.
Tranggggg...
Suara dua pedang beradu, Liena menoleh kearah suara pedang tersebut hingga menemukan Wu yang tengah menahan serangan yang akan mengenai dirinya .
"Wu?". Ucap Liena.
"Maaf Nona, aku terlambat". Ucap Wu sembari menghunuskan pedang ke arah Pria bertopeng tersebut.
Kedua Pria bertopeng yang melihat Rekannya mati kini hanya bisa melarikan diri untuk melapor pada Tuannya.
"Mereka pergi". Teriak Liena.
"Sudahlah Nona, biarkan mereka pergi. Kau pasti penasaran kan siapa dalang di balik semua?" . Tanya Wu.
"Kau benar, Yasudah terimakasih sudah membantu. Aku akan segera kembali ke Rumah paman jadi kita berpisah di sini saja". Liena segera berjalan melangkah meninggalkan Wu .
" Nona, tidakkah kau ingin mengajakku? Bukankah sudah hampir tiga minggu kita tidak bertemu?".
"Ck, biasanya kau hanya bisa menyelinap. Lalu untuk apa Aku mengajakmu?".
"heheh, baiklah kalau begitu. Nanti aku akan menyelinap di kamarmu Nona". Ucap Wu sembari tersenyum genit.
"Terserah kau saja". Jawab Liena sedikit berteriak karena ia sudah semakin jauh meninggalkan Wu sendiri.
Liena berjalan terus tanpa memperdulikan Wu yang diam diam mengikutinya hingga sampai di kediaman Paman Xila.
"Paman Aku pulang". Teriak Liena Sue sehingga terdengar di lorong lorong kediaman.
"Bisakah kau kecilkan suaranya?". Ucap Paman Xila yang kini tengah berjalan menghampiri sang keponakan.
"Heheh, ,maaf".
"Sudahlah, karena kau baru pulang mari ikut pamanmu ini makan siang dan jangan. lupa ceritakan tentang perjalanammu Liena".
"Baik Paman". Jawab Liena dengan centilnya.
....
Di Tempat Lain .
Terlihat dua orang Pria menggunakan Topeng sedang berjalan tergesa gesa menuju sebuah Ruangan .
Tok. tok tok
"masuk". Sahut orang di dalam Ruangan tersebut.
Pintu berderit saat mereka berdua memasuki tempat itu yang ternyata tempat itu adalah Ruang kerja yang mewah pada jamannya.
"Maaf Yang Mulia, kami tidak berhasil membawa Nona itu kepadamu". Ucap Salah satu Pria itu dengan gemetar ketakutan.
Prankkk
Sebuah pot bunga di atas meja kerja tiba tiba pecah akibat dilempar orang itu. Orang Itu sangatlah marah karena kegagalan Anak buahnya yang tidak becus.
"Yang Mulia!!". Suara Penjaga bayangan dengan cepat menghampirinya.
"Katakan!! Kenapa kalian gagal dengan tugas yang mudah seperti itu?" .
"Pertama Nona Liena sendiri dengan mudah mengalahkan kami, kemungkinan tingkat Kultivasinya lebih dari kamu Yang Mulia".
"Menarik, Berikan surat ini kepada Nona Liena. Setelah itu berikan aku obat yang tertera di catatan itu". Perintah Rong Bai.
"Baik Yang Mulia".
Leon segera pergi meninggalkan pria itu yang ternyata adalah Pangeran silas.
.....
Musim semi akan tiba, para tentara banyak yang mengambil cuti untuk merayakan musim semi ini. Begitupun Jendral Wang yang kini tengah kembali dari perbatasan bersama sang Putri yang menjabat sebagai Dokter untuk para Prajurit. Namanya Wang Feying, Gadis cantik berumur sekitar delapan belas tahun dengan kemampuan medis yang mumpuni.
Wang Feying adalah teman masa kecil Pangeran Bupati yang juga sampai saat ini ia begitu terobsesi dengan Pangeran Rong Bai.
"Ayah, kapan Kau melapor ke tempat Kaisar?". Tanya Wang Feying.
"Besok , ada Apa Ying'er?".
"Aku akan ikut denganmu Ayah, dan pastinya aku harus bertemu Pangeran Bupati Rong Bai". Ucap Wang Feying sambil senyum senyum sendiri.
"Baiklah, sekarang kau beristirahatlah Putriku".
"Baik Ayah". Ucap Wang Feying yang kemudian meninggalkan Sang Ayah dan segera pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
"Pangeran Rong Bai, aku sangat merindukanmu.. hmm sudah tak sabar aku menunggu hari esok". Batin Wang Feying sembari senyum senyum sendiri .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Ayu Septiani
ternyata Liena ada saingannya, teman masa kecil Pangeran bupati, asal bersaing sehat sih... gk masalah 🤔
2023-10-03
0