Tak Lama kemudian, Orang yang di tunggu telah tiba dengan sosok wanita cantik yang tengah mendorong Kursi Rodanya.
"Yang Mulia Pangeran Bupati telah tiba". Teriak Kasim memberitahukan kedatangan mereka.
Semua mata kini tertuju kepada Pangeran Rong Bai, terutama sosok wanita Cantik dengan pakaian Hijau Muda senada dengan pakaian Rong Bai.
Mereka pun saling berbisik saat melihat mereka berdua menggunakan pakaian yang sama dengan serasi.
Namun tidak dengan Permaisuri dan anaknya, yang selalu mencibir baik buruknya Pangeran Rong Bai.
"Ck, kurang ajar sekali, apa dia tidak merasa bahwa kami lelah menunggu Sampah sepertinya?". Pangeran Silas Menggerutu.
"Jaga Ucapanmu Pangeran, walaupun dia cacat dia adalah saudara kita". Kata Putri Yuniana Bai.
"Ck, saudaramu itu tapi bukan denganku".
Pangeran Rong Bai sebenarnya mendengar semua umpatan serta ejekan yang di tujukan kepada dirinya, akan tetapi ia tidak menghiraukan sama sekali dan segera memberi salam kepada sang Ayah.
"Salam Yang Mulia Kaisar, salam Yang Mulia Permaisuri. Maaf Pangeran ini terlambat". Ucap Rong Bai memberi hormat.
"Bangunlah nak, tidak apa apa kami dengan senang hati menunggumu". Ucap Kaisar.
"Terimakasih Ayahanda".
Pangeran Silas kini menyadari sosok Gadis yang mendorong kursi roda, Ada rasa tertarik ia dengan gadis tersebut sehingga tanpa berbasa basi ia turun dari tempatnya menghampiri Liena.
"Kakak Rong Bai, siapa Gadis yang bersamamu itu? apakah hadiah untukku?". Tanya Silas.
"Kau tidak perlu tahu, dan jangan dekati dia". Ucap Rong Bai sembari mengeluarkan aura dinginnya.
"Ayah, bisakah kau memberikanku pernikahan dengan gadis ini sebagai selirku?". Tanya Silas yang semakin menjadi .
"Ternyata dia Silas, huh, kenapa aku harus dijodohkan dengan pangeran tidak punya sopan santun seperti itu.. Agkkk aku harus mempunyai cara untuk membatalkannya". Batin Liena Sue.
"Maaf Yang Mulia Pangeran Silas, tapi hamba tidak bisa menerima pernikahan ini". Kata Liena yang tertunduk .
"Kenapa Kau menolak ku Nona? Aku adalah impian semua wanita, dan kau menolak ku begitu saja?". Ucap Silas dengan nada di buat buat.
"Diam!! Kau akan kujodohkan dengan Putri dari Kerajaan Ba, bukankah aku sudah memberi tahumu". Ucap Kaisar dengan pandangan lurus.
" Ayah, tapi apakah tidak boleh aku memiliki selir?". Rengek Silas.
"Tidak, Putri Kerajaan Ba tidak mau menerima selir atau gundik sekalipun".
"Ck, secantik apa Putri itu. Jika aku bisa menolak, aku tidak akan menikahi gadis yang tidak jelas asal usulnya". Gumam Pangeran Silas mengakhiri perdebatan dengan sang Ayah.
Acara Ulang tahun pun kembali dilanjutkan setelah perdebatan kecil Pangeran Silas dan Kaisar, Para pelayan silih berganti menjamu para tamu yang hadir. Kemudian para Tamu bangsawan silih berganti memberikan Hadiah untuk kaisar yang tengah berulang tahun, Rong Bai sengaja memberikan Hadiah terakhir Kepada Kaisar setelah Silas dan pangeran lain .
"Ayah, terimalah hadiah dari Anakmu ini berupa Mahkota giok spiritual yang pastinya berguna untuk keselamatanmu ayah". Ucap Rong Bai sembari melambaikan tangan kepada pelayan yang membawa hadiah untuk di berikan Kepada Kaisar.
"Kau memang anak tang tahu akan kemauan ayahmu Rong Bai". Ucap kaisar sembari tertawa dan menerima hadiah tersebut dengan senang, tanpa berlama lama kaisar langsung memakai mahkota tersebut di rambutnya, hingga memancarkan cahaya hijau yang indah.
Pangeran Silas yang melihatnya kini menggeram marah, pasalnya ia juga memberikan Giok spiritual tetapi hanya dari Rong Bai yang langsung di gunakan di depan orang banyak.
"Cih, kau hanya ingin memamerkannya kan Rong Bai". sindir Silas.
"Silas, bisakah kau tidak mengundang keributan". Ucap Kaisar menengahi.
"Ck, menyebalkan". Gumam Silas hingga ia tak sengaja menemukan sosok gadis cantik di samping Rong Bai.
Liena Sue yang merasa diperhatikan pun segera mengalihkan pandangannya, ia tak ingin Pangeran itu mengetahui identitas sebenarnya.
Rong Bai yang juga menyadarinya segera merapatkan duduknya di sebelah Liena Sue sehingga membuat Pangeran Silas jengkel dengan kelakuan Rong Bai.
"Maaf Yang Mulia, bolehkah saya ke belakang dulu. Saya ingin membuang sesuatu". Ucap Liena Sue kepada Rong Bai.
"Tentu, jangan lama lama ingat!".
"Baik Yang Mulia,".
Liena Sue segera meninggalkan perjamuan menuju belakang istana . Melihat Liena Sue meninggalkan Rong Bai, pangeran Silas pun juga mengikuti Liena Pergi.
Liena melewati lorong untuk mencari toilet terdekat, untung saja ada pelayan yang mau mengantarkannya sehingga ia tidak tersesat.
"Nona, ini toiletnya, apakah anda bisa sendiri? saya masih ada pekerjaan nona, apakah anda bisa ditinggal?". Tanya Pelayan tersebut.
"Ia tidak apa, aku bisa sendiri, terimakasih".
Setelah selesai berbincang dengan pelayan tersebut, Liena segera melepas beban yang sudah ia tahan sejak awal memasuki Istana tadi.
Liena pun selesai di toilet, dan segera kembali ke perjamuan takut Rong Bai akan marah karena terlalu lama.
Saat Liena melewati lorong yang cukup gelap, terlihat sosok hitam yang sedang menunggu kedatangan Liena. Liena menjadi begitu waspada dengan jarum perak di sela jarinya untuk berjaga jaga, hingga sosok gelap tersebut mulai bicara .
"Kita bertemu lagi Nona". Ucap sosok tersebut.
"Siapa kau?". Tanya Liena penuh waspada.
"Apa kau tidak mengenali Pangeran Ini Nona? Hmm kita belum berkenalan secara pribadi, bagaimana kalau kau memperkenalkan namamu pada Pangeran Ini". Ucap Pangeran Silas dengan nada menggoda.
"Ini pasti Si Pangeran Silas itu, huhh kenapa sial sekali kali ini...". Batin Liena Sue.
"Baiklah, kau bisa memanggilku Liena Yang Mulia". Jawab Liena Akhirnya.
"Sungguh nama Yang Indah". Kata Pangeran Silas dengan nada penuh gairah.
"Maaf Yang Mulia, saya harus kembali ke perjamuan, karena takutnya Pangeran Bupati mencari saya karena sudah terlalu lama". Ucap Liena yang akan meninggalkan Pangeran Silas.
Namun dengan cepat Pangeran Silas tiba tiba mendorong tubuh Liena hingga ia terhimpit di tembok, dengan penuh gairah Pangeran silas mencoba mencium Liena.
Karena Liena yang sangat Risih oleh pangeran satu ini, ia sedikit mendorong badan Pangeran Cabul itu agar sedikit menjauh.
"Yang Mulia, Ini sangat tidak sopan. Biarkan Aku pergi". Ucap Liena mencoba pergi , akan tetapi Pangeran Silas dengan kuat menggenggam tangan Liena.
Tak Mau berlama lama, Pangeran silas segera mengeluarkan Botol porselen yang berisi Afrodisiak yang kemudian di arahkan ke Wajah Liena.
"Sial, Afrodisiak". Batin Liena.
Liena Tak sempat menghindar karena gerakannya begitu cepat, Hingga Pangeran Silas berhasil memberikan Afrodisiak kepada Liena.
Liena mencoba memberontak, akan tetapi ia tidak berhasil karena semakin ia memberontak maka tubuhnya semakin gerah. Pangeran Silas yang menyadarinya kini tersenyum penuh kemenangan, hingga ia mencoba untuk mencium kembali Liena yang sudah semakin kepanasan.
Tetapi belum sempat Pangeran Silas melancarkan aksinya, sebuah jarum perak kini mendadak menancap di lehernya yang akhirnya ia jatuh pingsan.
Liena yang semakin terbakar gairah pun tak tahan malah ikut pingsan , untung saja Rong Bai datang tepat waktu.
"Sudah kuduga, Silas akan menjebak Liena. Bawa Silas ke kamar dan kita akan melihat pertunjukkan". Ucap Rong Bai kepada Mark yang berada di sampingnya.
Sedangkan Dia sendiri membawa Liena sendiri menuju Kamar tamu yang tak jauh dari lorong tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
akal muslihat yg slalu dipakai apabila diri merasa berkuasa di atas segalanya
2024-11-08
0