Menyusun Strategi

"Saya mau keluar, diluar ada seseorang yang memanggil saya!" ujar Kania dengan mata tertutup seperti seorang robot.

"Siti, kamu mau kemana malam-malam seperti ini, Nak? Tidak ada orang diluar dan tidak ada yang memanggilmu. Sekarang buka matamu, Nak!"

Abak melihat Kania yang akan keluar rumah dengan mata tertutup rapat seperti orang ngigau, namun Kania tetap melangkah, melanjutkan jalannya.

"Siti, Siti, sadar, Nak!"

Abak memegang tangan Kania, menghentikan langkah dan menepuk-nepuk pipi gadis cantik putri kesayangannya itu, hingga Kania tersintak dan tersadar.

"Allahuakbar, Allahuakbar, Astagfirullahalazim," berbagai macam lafaz zikir dan nama Allah keluar dari lisan Kania.

Rasa takut dan kaget membaur menjadi satu membuat jantung Kania terasa ingin copot.

"Abak, apa yang terjadi, kenapa Siti bisa ada di sini?" tanya Kania yang merasa heran karena tiba-tiba ia berdiri di ruang keluarga tepat di depan abak.

"Sepertinya kamu mimpi dan ngigau, Nak," jelas abak.

Setahu Kania, ia tidak pernah ngigau dan jarang sekali mimpi. Namun, suara yang ia dengar dan memanggil-manggilnya itu terdengar nyata di telinga Kania. Bahkan sampai saat ini ia merasa kalau suara itu bukanlah mimpi tapi kenyataan.

"Nak, apa sebelum tidur tadi kamu membaca doa tidur, Nak?" tanya abak.

'Doa tidur? Bagaimana doanya? Aku tidak tahu dan aku juga tidak paham,' ujar Kania di dalam hati.

Kania menatap abak dan keadaan bengong dan terdiam, selama hidup Kania memang tidak pernah membaca doa sebelum tidur, jadi bagaimana mungkin ia bisa membaca doa itu sekarang, saat itu bukanlah kebiasannya.

"Nak, salat malamlah, minta perlindungan dan pertolongan Allah agar kamu dijauhkan dari segala mara bahaya," ujar abak dengan senyuman.

Kania berpikir panjang dan otaknya berputar, bagaimana mungkin ia akan melakukan salat malam sementara ia sangat jarang sekali salat. Jangankan salat malam, salat lima waktu saja jarang ia kerjakan, bahkan hampir tidak pernah ia kerjakan.

"Salat malam itu dikenal dengan nama salat tahajud, dilaksanakan sebaiknya di sepertiga malam terakhir dan doa orang yang bermunajat kepada Allah pada jam tersebut dikabulkan oleh Allah seperti anak panah yang mengenai tepat pada sasarannya," ucap seseorang yang terdengar nyaring di telinga Kania.

Kania merasa heran, kenapa ia mendengarkan suaranya sendiri untuk menasehati dirinya sendiri, padahal saat ini Kania sedang tidak berbicara. Bahkan sepintar-pintarnya Kania, ia tidak tahu ilmu agama seperti itu.

'Apakah itu bisikan suara dari Siti?' ucap Kania di dalam hati.

Apapun itu, Kania saat ini merasa bersyukur karena ia akhirnya mengetahui ilmu baru yang belum pernah ia pelajari sebelumnya.

"Siti, Nak, kenapa bengong?"

Abak menatap heran putrinya yang masih saja diam membisu dan mematung di gelapnya malam.

"Eh, iya, Abak," balas Kania kikuk.

Kania kemudian berjalan ke kamar mandi yang letaknya diluar rumah gadang untuk mengambil air wudhu. Rasa takut menghantui Kania karena ia harus berjalan di gelapnya malam dengan hanya di temani oleh cahaya rembulan.

"Astaghfirullahalazim," ucap Kania sembari memegang dadanya, ia terkejut dan merasa takut seolah ada sesuatu yang mengagetkannya.

"Huft ...."

Kania menarik nafas panjang, jantungnya berdetak sangat kencang karena ia merasa ada seseorang yang mengikutinya.

"Kania!"

Suara lantang dan keras itu lagi-lagi membuat Kania terkejut, seolah jantungnya copot dan akan hilang dari dirinya.

"Kania, jangan takut! Aku adalah dirimu," ucap sosok yang saat ini berdiri tepat di depan Kania dengan pakaian dan gaya yang menyerupainya.

"Ka ..., kamu siapa?" ucap Kania gugup dan merasa ketakutan. Seluruh tubuh Kania terasa menggigil dan dinginnya malam membuat tubuh Kania semakin dingin.

"Aku adalah Siti, orang yang hadir dari masa lalumu," ucap sosok yang saat ini berada di depan Kania itu.

"Jadi kamu memang diriku dari masa lalu?" ujar Kania lemah.

Siti mengangguk kemudian tersenyum manis kepada Kania, hingga Kania merasa bercermin sekarang.

Ya, Kania akhirnya bisa bertemu dengan ia di masa lalu, wanita yang terlihat lebih cantik darinya karena wajahnya bersinar terang, terlihat seperti pancaran dari kebaikan hatinya, pancaran iman yang membuat wajahnya terlihat sangat bercahaya walaupun tanpa menggunakan make up dan perawatan apapun.

Gadis dengan senyum yang terlihat lebih manis dari Kania, senyum tulus yang terlihat sangat menawan. Padahal gadis itu adalah dirinya sendiri di masa lalu.

"Kania, aku sangat bersyukur sekali karena kamu datang dari masa depan untuk membantuku. Tolong aku Kania, aku tidak ingin menjadi tumbal bagi Datuak Maringgih, aku tidak ingin menikah dengan tua bangka itu," ujar Siti dengan wajah yang terlihat sangat sedih.

Wajah Sendu itu terlihat seperti wajah Kania ketika ia menolak untuk dijodohkan dengan om Galih.

Kania juga sangat paham bagaimana perasaan Siti saat ini, apalagi Siti adalah anak yang sangat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya, ia tidak akan bisa melawan atau membantah keinginan kedua orang tuanya.

"Siti, apakah kamu mencintai Syamsul?" tanya Kania penasaran dengan sejuta rasa ingin tahu di hatinya.

Siti tersenyum, namun matanya berkaca-kaca dan terlihat sekali kalau saat ini ia ingin menangis. Ya, Kania sangat paham bagaimana perasaan Siti saat ini, karena ia juga sangat mencintai Alex. Namun, perjodohan dengan tua bangka karena uang membuat cintanya dan Alex diuji.

"Kania, aku meminta tolong kepadamu, bantulah Abak dan Bundo, bantulah beliau untuk melunasi semua hutang-hutang agar aku tidak menikah dengan Datuak Maringgih," ujar Siti dengan penuh harap.

Kania memperhatikan wajah Siti, ia seolah bercermin dan berkaca pada dirinya sendiri, ia juga melihat kesedihan yang ia rasakan lewat dirinya di masa lalu, sehingga muncullah keinginan untuk membuat strategi agar bisa menyelesaikan semua masalah di masa lalu dan merubah kembali hidupnya di masa depan.

"Siti, aku tidak tahu apakah alasanku kembali ke masa lalu, tapi satu hal yang pasti, aku ingin merubah nasip kita agar tidak menikah dengan lelaki tua bangka," ucap Kania dengan penuh semangat.

"Kania, kembalilah ke masa depan, bawalah banyak uang untuk membayar semua hutang-hutang Abak kepada Datuak Maringgih," usul Siti.

Kania berpikir panjang, ternyata apa yang dikatakan oleh Siti benar adanya. Ia bahkan tidak bisa berpikir dan memutar otak sampai sejauh itu. Permasalahan saat ini hanyalah uang untuk melunasi seluruh hutang-hutang, namun bagaimana caranya ia bisa kembali ke masa depan dan membawa uang agar bisa dibawa ke masa lalu.

"Kania, aku percaya padamu, tolong bantu aku!" pinta Siti dengan wajah yang penuh dengan harapan dan mata berkaca-kaca.

Siti menggenggam tangan Kania, menatap dalam mata Kania, seolah mata itu mengungkapkan semua perasaan dan harapannya kepada Kania.

"Kania, aku akan mengajarkan perihal agama kepadamu, tolong bantu aku!"

Siti akhirnya mencurahkan semua air mata yang mengalir hingga membasahi pipinya.

Kania juga mengalami hal yang sama, air mata juga membasahi pipi Kania, di mana hati mereka saling mengikat, satu air mata tumbuh dan satu air mata juga tumbuh membasahi pipi keduanya.

"Siti, bagaimana caranya agar aku bisa mengambil uang di masa depan dan kembali lagi kesini? tolong bantu aku, aku akan berusaha, tapi tolong ajarkan agama kepadaku!" ucap Kania dengan nada terisak-isak.

"Kania, kamu harus melakukan ...,"

Episodes
1 Dijodohkan
2 Kabur
3 Kania atau Siti?
4 Menjadi Siti Nurbaya
5 Datuak Maringgih Geram
6 Siapakah Dia?
7 Memilih Menjadi Siapa?
8 Rindu Papa
9 Menyelesaikan Sebuah Misi
10 Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11 Pesan Abak
12 Memiliki Keluarga Seutuhnya
13 Salat Bersama Bundo
14 Getaran Tidak Biasa
15 Hati Berbunga-Bunga
16 Dilema Hati
17 Alex atau Syamsul?
18 Kamar Siti Lenyap
19 Kasih Sayang Yang Sempurna
20 Menyusun Strategi
21 Pertemuan Kania Dengan Siti
22 Haruskah Jujur
23 Kamu Bukan Siti
24 Disekap
25 Sadar Sebagai Kania
26 Alex, I Love You
27 Kerinduan
28 Siapakah Kamu
29 Bahagia Bersama Alex
30 Strategi Melawan Om Galih
31 Menceritakan Kebenaran
32 Negosiasi Bersama Syamsul
33 Terpesona
34 Merindukan Kekasih
35 Sunset Story
36 Menikah Muda?
37 Langit Menjadi Saksi
38 Hati Meragu
39 Ingin ke Monas
40 Love in Jakarta
41 Bantuan Datang
42 Merindukan Mama
43 Satnite
44 Jalan-Jalan ke Puncak
45 Wisata Bukittinggi
46 Menikmati Keindahan Alam
47 Babendi-bendi
48 Rasa Cinta Alex
49 Wisata Kuliner
50 Nostalgia Masa Kecil
51 Bermain di Pantai
52 Mimpi Bertemu Mama
53 Sarapan Bersama Yang Tersayang
54 Ketakutan!
55 Rencana Pulang Kampung
56 Indahnya Berbagi
57 Pulang Kampung
58 Rahasia Yang Menjadi Misteri
59 Siti Menangis
60 Harapan Siti
61 Mengunjungi Istana Pagaruyung
62 Rahasia Terselubung
63 Kebenaran Yang Terungkap
64 Mengunjungi Makam Siti?
65 Bertemu Bundo
66 Saling Melepaskan Rindu
67 Perpisahan Tersedih
68 Salam Perpisahan
69 Makan Malam Terindah
70 Terjebak di Masa Lalu
71 Harus Kembali
72 Mengenang Kania
73 Rindunya Hati
74 Meminta Restu Abak
75 Abak Sakit
76 Kehilangan Yang Menyakitkan
77 Tanpa Abak
78 Hari-Hari Tanpa Abak
79 Takdir Allah Yang Terbaik
80 Mengikhlaskan
81 Rasa Cinta
82 Kembali ke Masa Depan
83 Bersama Yang Tersayang
84 Bahagianya Hati
85 Makan Bersama
86 Persiapan Pernikahan
87 Hanyalah Mimpi
88 Tersadar Dari Koma
89 Saling Memaafkan
90 Kerinduan Kepada Alex
91 Mengenang Masa Lalu
92 Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93 Ancaman Tua Bangka
94 Dandan Sebelum Bertemu
95 Bertemu Kembali
96 Saling Melepaskan Rindu
97 Menjaga Jarak
98 Bahagianya
99 Ingin Terlihat Cantik
100 Menyusun Strategi
101 Menikah Muda?
102 Memulai Hari Baru
103 Ikhlas Menerima Takdir
104 Rencana Alex
105 Jujur Tentang Perasaan
106 Berusaha Keras
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Dijodohkan
2
Kabur
3
Kania atau Siti?
4
Menjadi Siti Nurbaya
5
Datuak Maringgih Geram
6
Siapakah Dia?
7
Memilih Menjadi Siapa?
8
Rindu Papa
9
Menyelesaikan Sebuah Misi
10
Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11
Pesan Abak
12
Memiliki Keluarga Seutuhnya
13
Salat Bersama Bundo
14
Getaran Tidak Biasa
15
Hati Berbunga-Bunga
16
Dilema Hati
17
Alex atau Syamsul?
18
Kamar Siti Lenyap
19
Kasih Sayang Yang Sempurna
20
Menyusun Strategi
21
Pertemuan Kania Dengan Siti
22
Haruskah Jujur
23
Kamu Bukan Siti
24
Disekap
25
Sadar Sebagai Kania
26
Alex, I Love You
27
Kerinduan
28
Siapakah Kamu
29
Bahagia Bersama Alex
30
Strategi Melawan Om Galih
31
Menceritakan Kebenaran
32
Negosiasi Bersama Syamsul
33
Terpesona
34
Merindukan Kekasih
35
Sunset Story
36
Menikah Muda?
37
Langit Menjadi Saksi
38
Hati Meragu
39
Ingin ke Monas
40
Love in Jakarta
41
Bantuan Datang
42
Merindukan Mama
43
Satnite
44
Jalan-Jalan ke Puncak
45
Wisata Bukittinggi
46
Menikmati Keindahan Alam
47
Babendi-bendi
48
Rasa Cinta Alex
49
Wisata Kuliner
50
Nostalgia Masa Kecil
51
Bermain di Pantai
52
Mimpi Bertemu Mama
53
Sarapan Bersama Yang Tersayang
54
Ketakutan!
55
Rencana Pulang Kampung
56
Indahnya Berbagi
57
Pulang Kampung
58
Rahasia Yang Menjadi Misteri
59
Siti Menangis
60
Harapan Siti
61
Mengunjungi Istana Pagaruyung
62
Rahasia Terselubung
63
Kebenaran Yang Terungkap
64
Mengunjungi Makam Siti?
65
Bertemu Bundo
66
Saling Melepaskan Rindu
67
Perpisahan Tersedih
68
Salam Perpisahan
69
Makan Malam Terindah
70
Terjebak di Masa Lalu
71
Harus Kembali
72
Mengenang Kania
73
Rindunya Hati
74
Meminta Restu Abak
75
Abak Sakit
76
Kehilangan Yang Menyakitkan
77
Tanpa Abak
78
Hari-Hari Tanpa Abak
79
Takdir Allah Yang Terbaik
80
Mengikhlaskan
81
Rasa Cinta
82
Kembali ke Masa Depan
83
Bersama Yang Tersayang
84
Bahagianya Hati
85
Makan Bersama
86
Persiapan Pernikahan
87
Hanyalah Mimpi
88
Tersadar Dari Koma
89
Saling Memaafkan
90
Kerinduan Kepada Alex
91
Mengenang Masa Lalu
92
Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93
Ancaman Tua Bangka
94
Dandan Sebelum Bertemu
95
Bertemu Kembali
96
Saling Melepaskan Rindu
97
Menjaga Jarak
98
Bahagianya
99
Ingin Terlihat Cantik
100
Menyusun Strategi
101
Menikah Muda?
102
Memulai Hari Baru
103
Ikhlas Menerima Takdir
104
Rencana Alex
105
Jujur Tentang Perasaan
106
Berusaha Keras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!