Memilih Menjadi Siapa?

Hati Kania ingin sekali mengungkapkan kepada bundo tentang siapakah dirinya yang sesungguhnya, bahwa ia adalah seseorang yang datang dari masa depan, namun ada keraguan di dalam hati Kania, karena di masa lalu ia mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seorang ibu yang selama ini tidak didapatkannya. Satu hal lagi yang membuat ia Kania penasaran, ia juga bertemu dengan lelaki yang mirip sekali dengan Alex disini.

"Kania adalah teman Siti bundo, ia adalah anak keturunan dari orang Belanda," jelas Kania berbohong.

"Lantas apa hubungan Kania itu dengan baju yang kamu kenakan, Nak?" tanya bundo penasaran.

Bundo tidak pernah mengajarkan anaknya berpakaian tidak sesuai dengan syariat islam, dan pakaian orang Minangkabau adalah baju kuruang dengan tangkuluak sebagai penutup kepalanya.

"Kania dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke Belanda. Jadi, Kania memberikan sepasang pakaian ini untuk Siti kenakan ketika Siti mengantarkan Kania ke stasiun," jelas Kania mengada-ada.

Berbohong menjadi keahlian Kania ketika ia berada pada kondisi terdesak.

Sejujurnya Kania merasa sangat berdosa karena berbohong kepada bundo, padahal bundo adalah wanita yang sangat baik kepadanya. Selain itu sebagai Siti, Kania merasa bersalah kepada Siti karena Siti adalah wanita yang sangat baik, namun ia menggunakan tubuh dan lisan Siti untuk berbohong.

'Maafkan gw Siti, gw harus merusak citra lo dengan berbohong," ucap Kania di dalam hati.

Kania merasa tidak enak pada dirinya sendiri di masa lalu, karena sikapnya yang berbeda 360 derajat. Tapi, semua itu Kania lakukan agar bundo tidak syok mendengar ceritanya.

Kania tidak mungkin menceritakan tentang dirinya yang hadir dari masa depan, mungkin saja ia akan dikira gila oleh bundo.

Selain itu, hati kecil Kania masih sangat ingin berada disini, merasakan kasih sayang bundo, mencari tahu semua permasalahan yang terjadi hingga merubah nasipnya yang harus menikah dengan orang tua yang tidak diinginkannya.

"Nak, agama kita mengajarkan kita untuk bersikap sesuai dengan kodrat kita. Sebagai perempuan kerjakanlah kerja perempuan. Kita adalah bundo kanduang, sandaran bagi anak-anak kita kelak, tempat mengadu dan berkeluh kesah. Sopan santun dan berbicara lemah lembut adalah kodrat kita, Nak," ucap bundo lembut dan tenang.

Nasehat yang membuat Kania terkagum sekaligus iri kepada Siti, wanita baik yang dididik dan dibesarkan dari keluarga baik-baik yang berpedoman kepada Al-qur'an dan hadist dengan menjunjung tinggi adat istiadat Minangkabau yang hakiki.

"Siti, Bundo tidak mau melihatmu memakai pakaian ini lagi dan bundo juga tidak ingin lagi melihatmu bersikap seperti tadi, Nak!" ucap bundo sembari menatapku dengan tatapan berkaca-kaca penuh dengan harapan.

"Bundo, maafkan Siti!" Dengan isak tangis Kania mencium punggung tangan bundo. Kania meminta maaf dengan tulus dan ikhlas kepada bundo. Dada Kania terasa sangat sesak, ketika membayangkan dirinya di kehidupan masa depan, ia adalah gadis manja yang harus mendapatkan apa yang ia inginkan. Gadis manja yang suka melawan dan membantah kata-kata orang tuanya, Kania yang suka sekali bersikap seenak jidatnya.

'Apakah ini alasan kenapa gw dikembalikan ke masa lalu?" ucap Kania di dalam hati dengan dada yang terasa sangat sesak.

"Bundo, tolong maafkanlah Siti," ucap Kania dalam isak tangisnya.

Hati kecil Kania mengatakan kalau ia harus meminta maaf kepada bundo atas semua kesalahan dan dosa yang telah dilakukannya.

Kania menyesal!

Kania berjanji kepada dirinya sendiri, ketika ia kembali ke dirinya yang sesungguhnya, ia juga ingin meminta maaf kepada papanya karena membentak dan melawan papanya.

"Jangan menangis, Nak!"

Bundo mengelus-elus lembut kepala Kania, seolah beliau tengah memanjatkan doa suci dan tulus untuk putrinya.

"Siti, sekarang kamu kembalilah ke kamar, istirahatlah! Sebentar lagi Abak akan pulang, Abak tidak suka melihat putri cantik kesayangannya menangis seperti ini," ujar bundo.

Bundo memegang kedua bahu Kania , dan membangunkan Kania yang tertunduk sedih. Beliau menghapus air mata yang mengalir di pipi Kania, kemudian tersenyum kepada putri kesayangannya itu.

"Anak Bundo jelek kalau sedang menangis seperti ini," ujar bundo sembari tersenyum kepada Kania.

"Bundo ...," ucap Kania manja.

N Y A M A N !

Hati Kania merasa sangat tenang dan damai ketika menatap wajah bundo yang sangat teduh itu, wajah tulus dengan sejuta cinta dan kasih sayang untuk putrinya.

"Sekarang ke kamarlah! Bundo juga mau istirahat dulu sebentar," ucap bundo lembut.

Aku kemudian berdiri dan berjalan pelan menuju kamar Siti.

"Assalamualaikum."

Akhirnya untuk pertama kalinya Kania mengucapkan salam ketika memasuki ruangan. Sungguh, sesuatu yang belum pernah Kania lakukan sebelumnya.

"Aku harus merubah diriku menjadi manusia yang lebih baik, seperti Siti," ucapku di dalam hati.

Kania kemudian membaringkan tubuh Kania di ranjang sederhana milik Siti. Menang tidak empuk tapi rasanya sangat nyaman, memang jauh sekali dari kata mewah, tapi begitu enak ditempati.

"Siti, apakah hidupmu senyaman dan seenak ini?" tanya Kania lagi.

Kania memiliki harta berlimpah dan mendapatkan apapun yang ia inginkan dengan mudah. Kania juga gadis berkelas dengan kepopulerannya di sekolah. Ia sangat pintar dan kaya raya. Wajahnya cantik dan banyak lelaki yang mendambakannya dan menginginkan ia menjadi kekasihnya. Namun, hidup Kania tidak tenang, setiap hari ia tidak pernah merasa puas dengan semua pencapaiannya, ia juga tidak pernah bahagia dengan apa yang ia miliki.

Hahaha ...

Kania tertawa, namun hatinya terasa hampa dan kosong.

Kania tidak tahu apa yang salah dan kurang dari dirinya, tapi kepalanya semakin pusing dan hidupnya semakin tidak nyaman ketika mamanya meninggal dunia. Ya, setiap hari ia dan papanya selalu bertengkar dan puncak dari pertengkaran Kania dengan papanya adalah ketika papanya memaksa Kania menikah dengan Om Galih yang tidak lain adalah teman papanya yang usianya sama dengan papanya.

'Apakah aku tidak bersyukur?' tanya Kania lagi di dalam hati.

Begitu banyak pertanyaan muncul di benak Kania, yang ia tidak menemukan jawabannya. Namun, satu hal yang menjadi tekat Kania sekarang adalah, ia harus berubah menjadi manusia yang lebih baik. Ia harus belajar dari sosok Siti yang tidak lain adalah dirinya dari masa lalu.

"Eh, tunggu! Siapakah lelaki itu? Bukankah ia Alez? Tapi kenapa ia tidak mengenalku? Apakah Alex hilang ingatan?" tanya Kania lagi.

Kepala Kania serasa ingin pecah, ia pusing dan merasakan sakit yang teramat sangat.

"Kania, bangun, Sayang!" teriak Alex terdengar sangat jelas di telinga Kania.

"Kania," ucap Kania terbelalak melihat sekujur tubuhnya tengah terbaring lemah di rumah sakit dengan memar di sekujur tubuhnya. Wajah Kania diperban dengan tubuh yang tidak sadarkan diri.

Di sebelah ranjang Kania terlihat Alex dengan menggunakan kursi roda dengan raungan dan isak tangis memanggil-manggil namanya.

"Kania, Sayang, ini sudah seminggu kamu terbaring lemah di rumah sakit, bangunlah, Sayang!" teriak Alex dengan isak tangisan.

"Seminggu? Apakah aku telah pergi selama itu? Kemana aku harus pulang sekarang?" batin Kania bergejolak dan ia mulai merasa ragu.

Episodes
1 Dijodohkan
2 Kabur
3 Kania atau Siti?
4 Menjadi Siti Nurbaya
5 Datuak Maringgih Geram
6 Siapakah Dia?
7 Memilih Menjadi Siapa?
8 Rindu Papa
9 Menyelesaikan Sebuah Misi
10 Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11 Pesan Abak
12 Memiliki Keluarga Seutuhnya
13 Salat Bersama Bundo
14 Getaran Tidak Biasa
15 Hati Berbunga-Bunga
16 Dilema Hati
17 Alex atau Syamsul?
18 Kamar Siti Lenyap
19 Kasih Sayang Yang Sempurna
20 Menyusun Strategi
21 Pertemuan Kania Dengan Siti
22 Haruskah Jujur
23 Kamu Bukan Siti
24 Disekap
25 Sadar Sebagai Kania
26 Alex, I Love You
27 Kerinduan
28 Siapakah Kamu
29 Bahagia Bersama Alex
30 Strategi Melawan Om Galih
31 Menceritakan Kebenaran
32 Negosiasi Bersama Syamsul
33 Terpesona
34 Merindukan Kekasih
35 Sunset Story
36 Menikah Muda?
37 Langit Menjadi Saksi
38 Hati Meragu
39 Ingin ke Monas
40 Love in Jakarta
41 Bantuan Datang
42 Merindukan Mama
43 Satnite
44 Jalan-Jalan ke Puncak
45 Wisata Bukittinggi
46 Menikmati Keindahan Alam
47 Babendi-bendi
48 Rasa Cinta Alex
49 Wisata Kuliner
50 Nostalgia Masa Kecil
51 Bermain di Pantai
52 Mimpi Bertemu Mama
53 Sarapan Bersama Yang Tersayang
54 Ketakutan!
55 Rencana Pulang Kampung
56 Indahnya Berbagi
57 Pulang Kampung
58 Rahasia Yang Menjadi Misteri
59 Siti Menangis
60 Harapan Siti
61 Mengunjungi Istana Pagaruyung
62 Rahasia Terselubung
63 Kebenaran Yang Terungkap
64 Mengunjungi Makam Siti?
65 Bertemu Bundo
66 Saling Melepaskan Rindu
67 Perpisahan Tersedih
68 Salam Perpisahan
69 Makan Malam Terindah
70 Terjebak di Masa Lalu
71 Harus Kembali
72 Mengenang Kania
73 Rindunya Hati
74 Meminta Restu Abak
75 Abak Sakit
76 Kehilangan Yang Menyakitkan
77 Tanpa Abak
78 Hari-Hari Tanpa Abak
79 Takdir Allah Yang Terbaik
80 Mengikhlaskan
81 Rasa Cinta
82 Kembali ke Masa Depan
83 Bersama Yang Tersayang
84 Bahagianya Hati
85 Makan Bersama
86 Persiapan Pernikahan
87 Hanyalah Mimpi
88 Tersadar Dari Koma
89 Saling Memaafkan
90 Kerinduan Kepada Alex
91 Mengenang Masa Lalu
92 Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93 Ancaman Tua Bangka
94 Dandan Sebelum Bertemu
95 Bertemu Kembali
96 Saling Melepaskan Rindu
97 Menjaga Jarak
98 Bahagianya
99 Ingin Terlihat Cantik
100 Menyusun Strategi
101 Menikah Muda?
102 Memulai Hari Baru
103 Ikhlas Menerima Takdir
104 Rencana Alex
105 Jujur Tentang Perasaan
106 Berusaha Keras
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Dijodohkan
2
Kabur
3
Kania atau Siti?
4
Menjadi Siti Nurbaya
5
Datuak Maringgih Geram
6
Siapakah Dia?
7
Memilih Menjadi Siapa?
8
Rindu Papa
9
Menyelesaikan Sebuah Misi
10
Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11
Pesan Abak
12
Memiliki Keluarga Seutuhnya
13
Salat Bersama Bundo
14
Getaran Tidak Biasa
15
Hati Berbunga-Bunga
16
Dilema Hati
17
Alex atau Syamsul?
18
Kamar Siti Lenyap
19
Kasih Sayang Yang Sempurna
20
Menyusun Strategi
21
Pertemuan Kania Dengan Siti
22
Haruskah Jujur
23
Kamu Bukan Siti
24
Disekap
25
Sadar Sebagai Kania
26
Alex, I Love You
27
Kerinduan
28
Siapakah Kamu
29
Bahagia Bersama Alex
30
Strategi Melawan Om Galih
31
Menceritakan Kebenaran
32
Negosiasi Bersama Syamsul
33
Terpesona
34
Merindukan Kekasih
35
Sunset Story
36
Menikah Muda?
37
Langit Menjadi Saksi
38
Hati Meragu
39
Ingin ke Monas
40
Love in Jakarta
41
Bantuan Datang
42
Merindukan Mama
43
Satnite
44
Jalan-Jalan ke Puncak
45
Wisata Bukittinggi
46
Menikmati Keindahan Alam
47
Babendi-bendi
48
Rasa Cinta Alex
49
Wisata Kuliner
50
Nostalgia Masa Kecil
51
Bermain di Pantai
52
Mimpi Bertemu Mama
53
Sarapan Bersama Yang Tersayang
54
Ketakutan!
55
Rencana Pulang Kampung
56
Indahnya Berbagi
57
Pulang Kampung
58
Rahasia Yang Menjadi Misteri
59
Siti Menangis
60
Harapan Siti
61
Mengunjungi Istana Pagaruyung
62
Rahasia Terselubung
63
Kebenaran Yang Terungkap
64
Mengunjungi Makam Siti?
65
Bertemu Bundo
66
Saling Melepaskan Rindu
67
Perpisahan Tersedih
68
Salam Perpisahan
69
Makan Malam Terindah
70
Terjebak di Masa Lalu
71
Harus Kembali
72
Mengenang Kania
73
Rindunya Hati
74
Meminta Restu Abak
75
Abak Sakit
76
Kehilangan Yang Menyakitkan
77
Tanpa Abak
78
Hari-Hari Tanpa Abak
79
Takdir Allah Yang Terbaik
80
Mengikhlaskan
81
Rasa Cinta
82
Kembali ke Masa Depan
83
Bersama Yang Tersayang
84
Bahagianya Hati
85
Makan Bersama
86
Persiapan Pernikahan
87
Hanyalah Mimpi
88
Tersadar Dari Koma
89
Saling Memaafkan
90
Kerinduan Kepada Alex
91
Mengenang Masa Lalu
92
Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93
Ancaman Tua Bangka
94
Dandan Sebelum Bertemu
95
Bertemu Kembali
96
Saling Melepaskan Rindu
97
Menjaga Jarak
98
Bahagianya
99
Ingin Terlihat Cantik
100
Menyusun Strategi
101
Menikah Muda?
102
Memulai Hari Baru
103
Ikhlas Menerima Takdir
104
Rencana Alex
105
Jujur Tentang Perasaan
106
Berusaha Keras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!