Menjadi Siti Nurbaya

'Waw, hebat sekali wanita yang bernama Siti ini, ia berani melawan perjodohan dengan menantang bukan lari,' ujar Kania di dalam hati.

Kania mengagumi sosok Siti yang tidak lain adalah dirinya sendiri di masa lalu.

"Sopan sekali kau Siti!"

Datuak Maringgih terlihat sangat marah sekali, matanya membelalak, ia mengangkat tongkat panjangnya dan ingin segera memukul Kania tanpa ada rasa iba sedikitpun.

"Woi tua bangka!" Bundo berteriak sangat lantang dan keras sembari memegang tongkat datuak maringgih.

Bundo berang dan sangat marah. Beliau tidak terima jika putri kesayangannya satu-satunya diperlakukan secara tidak adil dan kasar seperti itu, apalagi sampai memakai kekerasan.

"Lepaskan tongkatku!" Gumam datuak Maringgih.

Datuak Maringgih juga tidak kalah marah, emosinya mendidih, matanya merah namun tenaganya tidak sekuat bundo. Hingga terjadilah perang antara bundo dan datuak Maringgih.

Bundo yang terlihat anggun dan sangat feminim mengeluarkan jurus silatnya untuk melawan datuak Maringgih.

Plak ..., Plak ..., Plak ....

Sebuah pukulan terdengar seperti sebuah pertandingan tinju bagi Kania.

'Waw, keren sekali Bundo,' ucap Kania memandang takjub.

Setelah bersitegang dan beradu kekuatan dengan bundo. Lelaki tua bangka itu akhirnya tersungkur ke tanah dan posisinya tepat sekali bersujud di depan Kania.

'Hahaha, rasain lo tua bangka!' Kania tersenyum geli dan tertawa sendiri di dalam hatinya.

Datuak Maringgih terlihat sangat kesal, ia mengepalkan tangannya, ia berusaha bangkit untuk melawan, namun ia tidak memiliki cukup tenaga untuk memberontak. Maklum saja lelaki itu sudah sangat tua, usianya sekitar 60 tahun.

Sementara itu, bundo terlihat lega. Beliau membuang dan melemparkan jauh-jauh tongkat datuak Maringgih agar tuan tanah yang sudah bau tanah itu tidak bisa mengganggu atau mengejar bundo dan anaknya.

"Siti, kamu tidak apa-apa 'kan, Nak?"

Dengan wajah penuh khawatir, mata memerah, bunda memeriksa Kania dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

Sungguh tulus, terlihat sekali kekhawatiran dari seorang ibu yang teramat sangat mencintai putrinya.

'Ya Tuhan, mulia sekali hati wanita ini, beliau terlihat sangat mencintai dan menyayangi putrinya. Tapi, apa yang harus aku lakukan sekarang, apakah aku harus berpura-pura menjadi putri beliau?' celoteh Kania di dalam hati.

"Siti, yuk kita pulang, Nak!"

Bundo mengulurkan satu tangannya untuk membimbing Kania dan Kania menyambut kembali tangan bundo dengan hangat.

"Siti, kamu benar-benar tidak apa-apa 'kan," Nak?" tanya bundo sekali lagi untuk meyakinkan hati beliau yang gelisah.

"Bundo, Nia ..., eh, Siti tidak apa-apa," ucapan lembut yang keluar dari mulut Kania membuat bundo menatapnya.

Tatapan heran, kaget, membaur menjadi satu. Seolah beliau mulai menyadari kalau saat ini yang ada di depannya bukanlah putrinya namun orang lain. Ya, Siti bahkan tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara.

Bundo melepaskan tangan Kania, menatap tajam mata Kania dengan sejuta tanya yang terlihat di sana.

"Kamu siapa?" tanya bundo dengan tatapan yang mengandung sejuta tanda tanya.

Kania diam, sebenarnya ia ingin mengakui siapa dirinya yang sesungguhnya, namun mulutnya seolah tidak bisa mengatakan apapun.

"Sa-saya Siti, anak Bundo," ucap Kania.

Entah apa lagi yang merasuki Kania kali ini, ia lagi-lagi seperti dikendalikan oleh sesuatu yang bukan dirinya sendiri.

"Nak, Bundo tidak tahu apo yang telah terjadi, tapi rasanya yang Bundo liek lihat tadi bukan kamu!"

Bundo menatap Kania, matanya berkaca-kaca. Beliau sangat paham sekali tentang putrinya yang tidak pernah menggenakan pakaian ketat dan pendek seperti yang dipakai oleh penjajah Jepang dan Belanda ketika menjajah.

Bundo juga melihat Kania melawan dan bersikap tidak sopan kepada datuak Maringgih. Padahal perempuan Minangkabau tidak akan pernah berkata kasar layaknya seorang preman.

Apalagi wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Jadi, wanita Minang adalah bundo kanduang, yang suka dibimbing bukan membimbing.

"Bundo, maafkan Siti!"

Kania tiba-tiba bersujud dan meminta maaf kepada bundo dengan penuh pengharapan. Hati kecilnya berkata kalau ia memang tidak boleh bersikap kasar apalagi kepada orang yang membantunya. Namun bundo seolah tidak percaya kepada putrinya itu.

"Siti, sekarang juga kita pulang! Bisa tolong tunjukkan jalan ke rumah!"

Kania diam dan ia merasa bingung dan panik. Kemana ia akan membawa bundo pergi. Ia bahkan tidak tahu apa-apa tentang tempat ini, ia hanya terdampar, bahkan untuk kembali ke rumahnya saja ia tidak ingat dimana jalannya.

"Kania ..., Nia ..., kamu dimana, Sayang?"

Tiba-tiba telinga Kania berbunyi, ia mendengar suara teriakan Alex dengan sangat jelas, hingga ia merasakan kalau genderang telinganya sakit.

"Tolong ...!"

Kania berteriak sangat keras sembari menutup kedua telinganya dengan jari-jari tangannya, ia histeris dengan kepala yang berputar-putar, terasa sangat sakit dan ingin pecah. Mata Kania juga memerah dengan tubuh gemetar.

"Siti, apa yang tajadi? Kenapa kapalanya dipegang? Apa ada yang sakit, Nak?"

Bundo kembali dihadapkan kepada kekhawatiran yang teramat sangat, wanita kuat yang tidak pernah mengeluh dan menangis di depan orang lain itu akhirnya tidak sanggup lagi menahan semua tumpukan masalah yang dihadapinya, butiran kristal bening mendarat di wajahnya.

"Sakit ...!" pekik Kania semakin keras, ia seolah tidak bisa lagi menahannya.

Kania akhirnya pingsan dan tidak lagi sadarkan diri.

"Siti ...!"

Bundo berteriak histeris sembari menggoyang-goyangkan tubuh Kania, berharap Kania secepatnya sadar dan hadir kembali di tengah-tengah kehidupan dan kebahagiaannya.

"Tolong ..., tolong ...!"

Alam bawah sadar Kania mendengar isak tangis bundo yang mengkhawatirkannya.

"Kania ..., sadarlah!" terdengar suara Alex memanggil-manggil namanya dengan isak tangisan juga.

'Apa yang terjadi denganku? Siapakah aku sebenarnya? Bagaimana mungkin satu nyawaku akan kembali kepada dua tubuh yang berbeda?' ucap Kania panik.

Kania ingin kembali ke tubuhnya yang sesungguhnya, namun ia tidak ingin berdebat dengan papanya perkara tua bangka yang akan dijodohkan dengannya, ah bukan dijodohkan, lebih tepatnya dijual demi uang dan kehormatan. Sementara di sini, Siti juga dihadapkan kepada perjodohan dengan tuan tanah yang mengaku sangat kaya dengan harta di mana-mana.

'Aku harus masuk ke tubuh yang mana?' ucap Kania ragu.

"Siti, bangun, Nak!"

Isak tangisan bundo mengalir membasahi pipi beliau. Hatinya terlihat sangat sakit dan hancur ketika putri kesayangannya mengalami sakit kepala yang teramat sangat hingga tidak sadarkan diri.

"Nak, jangan tinggalkan Bundo!"

Bundo menggoyang-goyang tubuh Kania, hingga jatuhlah air mata beliau di pipi Kania.

Air mata hangat yang penuh dengan ketulusan, cinta dan kasih sayang.

Rasa khawatir dan takut kehilangan yang teramat sangat membuat bundo tidak mampu menahan kesedihan di hatinya.

"Bundo," ucap Kania lembut dan lemah.

Gadis cantik itu membuka matanya dengan perlahan, ia melihat air mata mengalir di pipi ibunya yang sangat ia sayangi.

Kania mengangkat tangannya yang terasa lemah, ia menghapus air mata yang mengalir di pipi ibunya dengan lembut.

Tangisan itu membuat Kania juga ikut menangis. Sungguh, kali ini ia kembali merasakan sorot mata tulus dari seorang ibu yang sangat dirindukannya.

'Apakah sebaiknya untuk sementara aku menetap disini saja? Di dunia sekarang maupun masa lampau aku tetap dihadapkan pada perjodohan. Hanya saja, di sini ada Ibu yang kasih sayangnya sama seperti Mama, kalau disana aku harus berdebat setiap hari dengan Papa,' ucap Kania di dalam hati.

Episodes
1 Dijodohkan
2 Kabur
3 Kania atau Siti?
4 Menjadi Siti Nurbaya
5 Datuak Maringgih Geram
6 Siapakah Dia?
7 Memilih Menjadi Siapa?
8 Rindu Papa
9 Menyelesaikan Sebuah Misi
10 Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11 Pesan Abak
12 Memiliki Keluarga Seutuhnya
13 Salat Bersama Bundo
14 Getaran Tidak Biasa
15 Hati Berbunga-Bunga
16 Dilema Hati
17 Alex atau Syamsul?
18 Kamar Siti Lenyap
19 Kasih Sayang Yang Sempurna
20 Menyusun Strategi
21 Pertemuan Kania Dengan Siti
22 Haruskah Jujur
23 Kamu Bukan Siti
24 Disekap
25 Sadar Sebagai Kania
26 Alex, I Love You
27 Kerinduan
28 Siapakah Kamu
29 Bahagia Bersama Alex
30 Strategi Melawan Om Galih
31 Menceritakan Kebenaran
32 Negosiasi Bersama Syamsul
33 Terpesona
34 Merindukan Kekasih
35 Sunset Story
36 Menikah Muda?
37 Langit Menjadi Saksi
38 Hati Meragu
39 Ingin ke Monas
40 Love in Jakarta
41 Bantuan Datang
42 Merindukan Mama
43 Satnite
44 Jalan-Jalan ke Puncak
45 Wisata Bukittinggi
46 Menikmati Keindahan Alam
47 Babendi-bendi
48 Rasa Cinta Alex
49 Wisata Kuliner
50 Nostalgia Masa Kecil
51 Bermain di Pantai
52 Mimpi Bertemu Mama
53 Sarapan Bersama Yang Tersayang
54 Ketakutan!
55 Rencana Pulang Kampung
56 Indahnya Berbagi
57 Pulang Kampung
58 Rahasia Yang Menjadi Misteri
59 Siti Menangis
60 Harapan Siti
61 Mengunjungi Istana Pagaruyung
62 Rahasia Terselubung
63 Kebenaran Yang Terungkap
64 Mengunjungi Makam Siti?
65 Bertemu Bundo
66 Saling Melepaskan Rindu
67 Perpisahan Tersedih
68 Salam Perpisahan
69 Makan Malam Terindah
70 Terjebak di Masa Lalu
71 Harus Kembali
72 Mengenang Kania
73 Rindunya Hati
74 Meminta Restu Abak
75 Abak Sakit
76 Kehilangan Yang Menyakitkan
77 Tanpa Abak
78 Hari-Hari Tanpa Abak
79 Takdir Allah Yang Terbaik
80 Mengikhlaskan
81 Rasa Cinta
82 Kembali ke Masa Depan
83 Bersama Yang Tersayang
84 Bahagianya Hati
85 Makan Bersama
86 Persiapan Pernikahan
87 Hanyalah Mimpi
88 Tersadar Dari Koma
89 Saling Memaafkan
90 Kerinduan Kepada Alex
91 Mengenang Masa Lalu
92 Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93 Ancaman Tua Bangka
94 Dandan Sebelum Bertemu
95 Bertemu Kembali
96 Saling Melepaskan Rindu
97 Menjaga Jarak
98 Bahagianya
99 Ingin Terlihat Cantik
100 Menyusun Strategi
101 Menikah Muda?
102 Memulai Hari Baru
103 Ikhlas Menerima Takdir
104 Rencana Alex
105 Jujur Tentang Perasaan
106 Berusaha Keras
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Dijodohkan
2
Kabur
3
Kania atau Siti?
4
Menjadi Siti Nurbaya
5
Datuak Maringgih Geram
6
Siapakah Dia?
7
Memilih Menjadi Siapa?
8
Rindu Papa
9
Menyelesaikan Sebuah Misi
10
Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11
Pesan Abak
12
Memiliki Keluarga Seutuhnya
13
Salat Bersama Bundo
14
Getaran Tidak Biasa
15
Hati Berbunga-Bunga
16
Dilema Hati
17
Alex atau Syamsul?
18
Kamar Siti Lenyap
19
Kasih Sayang Yang Sempurna
20
Menyusun Strategi
21
Pertemuan Kania Dengan Siti
22
Haruskah Jujur
23
Kamu Bukan Siti
24
Disekap
25
Sadar Sebagai Kania
26
Alex, I Love You
27
Kerinduan
28
Siapakah Kamu
29
Bahagia Bersama Alex
30
Strategi Melawan Om Galih
31
Menceritakan Kebenaran
32
Negosiasi Bersama Syamsul
33
Terpesona
34
Merindukan Kekasih
35
Sunset Story
36
Menikah Muda?
37
Langit Menjadi Saksi
38
Hati Meragu
39
Ingin ke Monas
40
Love in Jakarta
41
Bantuan Datang
42
Merindukan Mama
43
Satnite
44
Jalan-Jalan ke Puncak
45
Wisata Bukittinggi
46
Menikmati Keindahan Alam
47
Babendi-bendi
48
Rasa Cinta Alex
49
Wisata Kuliner
50
Nostalgia Masa Kecil
51
Bermain di Pantai
52
Mimpi Bertemu Mama
53
Sarapan Bersama Yang Tersayang
54
Ketakutan!
55
Rencana Pulang Kampung
56
Indahnya Berbagi
57
Pulang Kampung
58
Rahasia Yang Menjadi Misteri
59
Siti Menangis
60
Harapan Siti
61
Mengunjungi Istana Pagaruyung
62
Rahasia Terselubung
63
Kebenaran Yang Terungkap
64
Mengunjungi Makam Siti?
65
Bertemu Bundo
66
Saling Melepaskan Rindu
67
Perpisahan Tersedih
68
Salam Perpisahan
69
Makan Malam Terindah
70
Terjebak di Masa Lalu
71
Harus Kembali
72
Mengenang Kania
73
Rindunya Hati
74
Meminta Restu Abak
75
Abak Sakit
76
Kehilangan Yang Menyakitkan
77
Tanpa Abak
78
Hari-Hari Tanpa Abak
79
Takdir Allah Yang Terbaik
80
Mengikhlaskan
81
Rasa Cinta
82
Kembali ke Masa Depan
83
Bersama Yang Tersayang
84
Bahagianya Hati
85
Makan Bersama
86
Persiapan Pernikahan
87
Hanyalah Mimpi
88
Tersadar Dari Koma
89
Saling Memaafkan
90
Kerinduan Kepada Alex
91
Mengenang Masa Lalu
92
Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93
Ancaman Tua Bangka
94
Dandan Sebelum Bertemu
95
Bertemu Kembali
96
Saling Melepaskan Rindu
97
Menjaga Jarak
98
Bahagianya
99
Ingin Terlihat Cantik
100
Menyusun Strategi
101
Menikah Muda?
102
Memulai Hari Baru
103
Ikhlas Menerima Takdir
104
Rencana Alex
105
Jujur Tentang Perasaan
106
Berusaha Keras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!