WHO ARE YOU?

WHO ARE YOU?

Dijodohkan

"Kania, Papa ingin kamu menikah dengan Om Galih!” bentak lelaki paruh baya yang tidak lain adalah papa Kania Anastasia.

"Oh Galih? Si tua Bangka itu?” Dengan mata membelalak Kania berusaha menantang mata papanya yang membuat lelaki paruh baya itu semakin emosi.

Kania baru saja pulang sekolah, baju putih abu-abu yang ia kenakan bahkan belum sempat ia ganti, bahkan sekaran ia masih sangat lelah, tapi sang Papa malah mengatakan hal tidak-tidak, bahkan itu diluar nalar Kania.

"Mulai hari ini kamu nurut, jangan membantah Papa!"

"Pa, apa Papa menjual Nia?" tantang Kania dengan kedua bola mata membelalak.

P R A K !

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Kania.

S A K I T !

Itulah yang saat ini dirasakan Kania. Wajah mulus putih bersih itu kini berubah menjadi merah, hingga tangan mulus Kania memegang sebelah pipi yang ditampar oleh lelaki yang sangat disayangnya itu. Darah Kania serasa mendidih, hatinya merintih dan matanya mengeluarkan butiran-butiran mutiara. Sungguh, kesakitan ini bukan hanya tamparan papanya, tapi keegoisan papanya untuk memaksakan pernikahan yang tidak layak kepadanya. Ia masih SMA, bahkan baru saja naik ke kelas tiga, begitu panjang hidup dan cita-cita yang ingin ia raih di masa depan.

Air mata mulai mengalir membasahi pipi Kania Anastasia, gadis cantik berusia 17 tahun itu. Hatinya terasa teramat sangat sakit dan terluka, Karena papanya begitu tega menjualnya kepada lelaki yang seusia dengan papanya hanya gara-gara harta.

"Jaga mulutmu! Dia adalah calon suamimu!” Tunjuk kiri papa Haris tepat di depan wajah Kania. Mata lelaki paruh baya itu memerah dengan pancaran emosi yang meluap di wajahnya.

Kania mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah papanya yang selama ini menjadi idolanya itu.

"Pa, ini adalah tamparan pertama Papa,” ucap Kania dengan nada suara terisak-isak.

"Tiga hari lagi pernikahanmu akan dilangsungkan, tapi kamu malah membantah Papa. Itu sama saja dengan kamu menghancurkan perusahaan kita! Om Galih adalah investor terbesar perusahaan kita,” bentak keras papa Haris.

"Tiga hari lagi?"

Mata Kania membelalak, mana mungkin ada pernikahan mendadak tanpa pemberitahuan dan persiapan seperti itu. Jangankan untuk menikah, membayangkan akan menikah muda saja Kania tidak sanggup.

Kania berlari menuju kamarnya dengan air mata yang terus bercucuran membasahi pipinya.

Kania emosi, hatinya merasa sangat sakit dan hancur, hingga ia meluapkan semua amarah di hatinya dengan membanting pintu kamarnya. Sungguh, Kania saat ini merasa ingin mati saja!

H A N C U R !

Kania merasa seperti sebuah barang yang dijual untuk memuaskan hasrat papanya yang terlalu mencintai harta benda.

K E C E W A !

Kania tidak menyangka, lelaki yang selama ini menjadi panutannya itu sekarang berubah menjadi seseorang yang sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan sejak mamanya meninggalkan dunia ini.

'Mama, Nia rindu!' ucap Kania di dalam hati.

Kania benar-benar merindukan pelukan hangat dari mamanya yang sudah tidak lagi bisa ia temukan di dunia ini.

Kania menghempaskan tubuhnya di ranjang empuk namun terasa tidak nyaman baginya, ia meraih telepon genggamnya dan menghubungi kekasih hati yang teramat sangat dicintainya.

[Sayang …] sapa Kania lembut.

[Sayang, kamu menangis?] terdengar suara Verrel Alexander dari seberang sana.

[Tidak, aku tidak menangis!] Kania berusaha berbohong.

[Kita ketemuan yuk!] ajak Alex.

[Bukankah sepuluh menit yang lalu kita sudah ketemu di sekolah?]

Kania heran kenapa kekasihnya itu tiba-tiba mengajaknya bertemu, bahkan seragam sekolah yang ia kenakan belum dibuka sama sekali.

[Aku masih rindu!] ungkap Alex dengan suara yang terdengar manja.

Dengan bergegas Kania bangkit dari tempat tidurnya, ia ingin segera bertemu dengan kekasih hati yang teramat sangat disayanginya itu. Lelaki yang merupakan kekasihnya di sekolah itu telah menjalin hubungan dengan Kania sejak dua tahun terakhir.

Kania menatap wajahnya di cermin, gadis cantik dengan tinggi 160cm itu kini tengah menyisir rambutnya dan membiarkan rambut itu terurai panjang, kemudian memakai pelembab bibir di bibir mungilnya yang memang sudah berwarna merah muda alami. Namun, bagi seorang wanita berhias adalah kebutuhan wajib agar penampilannya terlihat cantik di depan sang kekasih.

Seragam putih abu-abu dengan rok diatas lutut yang ia kenakan membuat Kania terlihat semakin mempesona di usianya.

Kania keluar dari kamar dengan perasaan berbunga-bunga.

"Kania, kamu mau kemana?” teriak keras papa Haris ketika melihat sang putri bergegas keluar dari kamarnya.

"Bukan urusan Papa!” jawab Kania singkat dengan nada suara tinggi dan membantah.

"Kamu tidak boleh kemana-mana, Nia!"

Kania tidak mempedulikan papanya, ia segera berlari menuju garasi, ia tidak ingin papanya menghambat keinginannya untuk bertemu dengan kekasih hatinya.

"Kania, tunggu!” teriakan keras yang keluar dari mulut papanya kini sudah tidak lagi ia hiraukan.

Kania mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal. Ia sudah tidak lagi bisa mengendalikan dirinya. Kania terus melaju di jalan tol dengan sangat cepat hingga sampailah ia di sebuah caffe favorit di mana ia dengan sang kekasih hati sering menghabiskan waktu disana hanya untuk melepaskan penat dari rutinitas pekerjaan yang teramat sangat padat.

"Sayang …,” sapa lelaki tampan yang saat ini tengah berada di depan Kania.

Alex, lelaki dengan tinggi 165, kulit putih dan hidung mancung itu lebih terlihat seperti artis Korea, hingga semua mata yang memandang akan langsung jatuh cinta kepadanya. Namun, mereka tidak akan berkutik jika Kania sedang berada di samping lelaki tampan itu, karena Kania tidak akan segan-segan menghukum dan membully orang yang mengganggu kekasihnya.

"Yuk, masuk!" ucap Alex.

Lelaki itu tersenyum dan mengulurkan satu tangannya untuk menggandeng tangan Kania.

"Sayang ….” Kania segera berlari kepelukan Alex dengan perasaan hati yang berkecamuk.

Kania melingkarkan kedua tangannya semakin erat memeluk Alex dengan air mata yang terus bercucuran.

"Sayang, berantem lagi ya sama Papa?”

Alex mengangkat wajah Kania dengan lembut, ia kemudian menghapus air mata yang terus mengalir di pipi kekasih yang teramat sangat dicintainya itu.

"Kamu nggak kerja sambilan, Sayang?”

Kania berusaha mengalihkan pembicaraan di antara mereka, ia tidak ingin lelaki yang sangat dicintainya itu ikut merasakan luka yang ia rasakan.

"Kania, aku tahu tiga hari lagi kamu akan menikah dengan Pak Galih 'kan?”

Ucapan yang keluar dari mulut Alex membuat hati Kania bergetar sangat hebat. Kania selalu menyembunyikan tentang hal yang memalukan itu dari Alex dan teman-temannya, namun lelaki itu tetap mengetahuinya dari gosip-gosip yang telah menyebar di tempat kerjanya, karena Alex memang bekerja di salah satu toko milik pak Galih.

"Kania, aku ingin memperjuangkan cinta kita! Apakah kamu mau meninggalkan semuanya dan ikut denganku?”

Episodes
1 Dijodohkan
2 Kabur
3 Kania atau Siti?
4 Menjadi Siti Nurbaya
5 Datuak Maringgih Geram
6 Siapakah Dia?
7 Memilih Menjadi Siapa?
8 Rindu Papa
9 Menyelesaikan Sebuah Misi
10 Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11 Pesan Abak
12 Memiliki Keluarga Seutuhnya
13 Salat Bersama Bundo
14 Getaran Tidak Biasa
15 Hati Berbunga-Bunga
16 Dilema Hati
17 Alex atau Syamsul?
18 Kamar Siti Lenyap
19 Kasih Sayang Yang Sempurna
20 Menyusun Strategi
21 Pertemuan Kania Dengan Siti
22 Haruskah Jujur
23 Kamu Bukan Siti
24 Disekap
25 Sadar Sebagai Kania
26 Alex, I Love You
27 Kerinduan
28 Siapakah Kamu
29 Bahagia Bersama Alex
30 Strategi Melawan Om Galih
31 Menceritakan Kebenaran
32 Negosiasi Bersama Syamsul
33 Terpesona
34 Merindukan Kekasih
35 Sunset Story
36 Menikah Muda?
37 Langit Menjadi Saksi
38 Hati Meragu
39 Ingin ke Monas
40 Love in Jakarta
41 Bantuan Datang
42 Merindukan Mama
43 Satnite
44 Jalan-Jalan ke Puncak
45 Wisata Bukittinggi
46 Menikmati Keindahan Alam
47 Babendi-bendi
48 Rasa Cinta Alex
49 Wisata Kuliner
50 Nostalgia Masa Kecil
51 Bermain di Pantai
52 Mimpi Bertemu Mama
53 Sarapan Bersama Yang Tersayang
54 Ketakutan!
55 Rencana Pulang Kampung
56 Indahnya Berbagi
57 Pulang Kampung
58 Rahasia Yang Menjadi Misteri
59 Siti Menangis
60 Harapan Siti
61 Mengunjungi Istana Pagaruyung
62 Rahasia Terselubung
63 Kebenaran Yang Terungkap
64 Mengunjungi Makam Siti?
65 Bertemu Bundo
66 Saling Melepaskan Rindu
67 Perpisahan Tersedih
68 Salam Perpisahan
69 Makan Malam Terindah
70 Terjebak di Masa Lalu
71 Harus Kembali
72 Mengenang Kania
73 Rindunya Hati
74 Meminta Restu Abak
75 Abak Sakit
76 Kehilangan Yang Menyakitkan
77 Tanpa Abak
78 Hari-Hari Tanpa Abak
79 Takdir Allah Yang Terbaik
80 Mengikhlaskan
81 Rasa Cinta
82 Kembali ke Masa Depan
83 Bersama Yang Tersayang
84 Bahagianya Hati
85 Makan Bersama
86 Persiapan Pernikahan
87 Hanyalah Mimpi
88 Tersadar Dari Koma
89 Saling Memaafkan
90 Kerinduan Kepada Alex
91 Mengenang Masa Lalu
92 Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93 Ancaman Tua Bangka
94 Dandan Sebelum Bertemu
95 Bertemu Kembali
96 Saling Melepaskan Rindu
97 Menjaga Jarak
98 Bahagianya
99 Ingin Terlihat Cantik
100 Menyusun Strategi
101 Menikah Muda?
102 Memulai Hari Baru
103 Ikhlas Menerima Takdir
104 Rencana Alex
105 Jujur Tentang Perasaan
106 Berusaha Keras
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Dijodohkan
2
Kabur
3
Kania atau Siti?
4
Menjadi Siti Nurbaya
5
Datuak Maringgih Geram
6
Siapakah Dia?
7
Memilih Menjadi Siapa?
8
Rindu Papa
9
Menyelesaikan Sebuah Misi
10
Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11
Pesan Abak
12
Memiliki Keluarga Seutuhnya
13
Salat Bersama Bundo
14
Getaran Tidak Biasa
15
Hati Berbunga-Bunga
16
Dilema Hati
17
Alex atau Syamsul?
18
Kamar Siti Lenyap
19
Kasih Sayang Yang Sempurna
20
Menyusun Strategi
21
Pertemuan Kania Dengan Siti
22
Haruskah Jujur
23
Kamu Bukan Siti
24
Disekap
25
Sadar Sebagai Kania
26
Alex, I Love You
27
Kerinduan
28
Siapakah Kamu
29
Bahagia Bersama Alex
30
Strategi Melawan Om Galih
31
Menceritakan Kebenaran
32
Negosiasi Bersama Syamsul
33
Terpesona
34
Merindukan Kekasih
35
Sunset Story
36
Menikah Muda?
37
Langit Menjadi Saksi
38
Hati Meragu
39
Ingin ke Monas
40
Love in Jakarta
41
Bantuan Datang
42
Merindukan Mama
43
Satnite
44
Jalan-Jalan ke Puncak
45
Wisata Bukittinggi
46
Menikmati Keindahan Alam
47
Babendi-bendi
48
Rasa Cinta Alex
49
Wisata Kuliner
50
Nostalgia Masa Kecil
51
Bermain di Pantai
52
Mimpi Bertemu Mama
53
Sarapan Bersama Yang Tersayang
54
Ketakutan!
55
Rencana Pulang Kampung
56
Indahnya Berbagi
57
Pulang Kampung
58
Rahasia Yang Menjadi Misteri
59
Siti Menangis
60
Harapan Siti
61
Mengunjungi Istana Pagaruyung
62
Rahasia Terselubung
63
Kebenaran Yang Terungkap
64
Mengunjungi Makam Siti?
65
Bertemu Bundo
66
Saling Melepaskan Rindu
67
Perpisahan Tersedih
68
Salam Perpisahan
69
Makan Malam Terindah
70
Terjebak di Masa Lalu
71
Harus Kembali
72
Mengenang Kania
73
Rindunya Hati
74
Meminta Restu Abak
75
Abak Sakit
76
Kehilangan Yang Menyakitkan
77
Tanpa Abak
78
Hari-Hari Tanpa Abak
79
Takdir Allah Yang Terbaik
80
Mengikhlaskan
81
Rasa Cinta
82
Kembali ke Masa Depan
83
Bersama Yang Tersayang
84
Bahagianya Hati
85
Makan Bersama
86
Persiapan Pernikahan
87
Hanyalah Mimpi
88
Tersadar Dari Koma
89
Saling Memaafkan
90
Kerinduan Kepada Alex
91
Mengenang Masa Lalu
92
Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93
Ancaman Tua Bangka
94
Dandan Sebelum Bertemu
95
Bertemu Kembali
96
Saling Melepaskan Rindu
97
Menjaga Jarak
98
Bahagianya
99
Ingin Terlihat Cantik
100
Menyusun Strategi
101
Menikah Muda?
102
Memulai Hari Baru
103
Ikhlas Menerima Takdir
104
Rencana Alex
105
Jujur Tentang Perasaan
106
Berusaha Keras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!