Alex atau Syamsul?

Kania merasa ragu dengan dirinya sendiri, ia tidak tahu siapakah ia yang sebenarnya saat ini, Siti atau Kania, ia juga tidak tahu siapa yang ia sukai, Syamsul atau Alex. Yang Kania tahu saat ini, ia akan menjadi manusia yang lebih baik dengan mengubah semua sifat-sifat buruknya selama ini.

'Alex atau Syamsul' Apakah aku menyukai keduanya?' ucap Kania di dalam hati.

Kania kemudian mengambil ponsel yang ia sembunyikan dari balik bantal.

Ia ingin melihat-lihat galeri ponselnya atau mungkin memeriksa mana tahu ada keajaiban seperti kemarin yang membuatnya bisa mengirimkan status di sosial media yang ia miliki atau ia mungkin saja bisa mengirim pesan kepada Alex.

Tangan Kania kemudian memencet sosial media dan mencoba melihat status yang ia buat kemarin.

"OH MY GOD!"

Kania kaget ketika melihat banyak like dan comment di status yang tidak sengaja kirimkannya itu. Kania juga heran kenapa saat ini ia bisa membuka sosial media padahal di zaman Siti hidup, jangankan jaringan internet listrik juga tidak ada. Yang lebih anehnya lagi, ponsel Kania baterainya selalu full, padahal ia tidak mengisi daya sama sekali.

"Apa yang sebenarnya terjadi sekarang? Apa maksud kedatanganku ke masa lalu, namun ada beberapa hal yang tidak masuk akal, bagaimana ini bisa terjadi?" ujar Kania di dalam hati.

Kania kadang-kadang bisa menyaksikan masa depan dan mendengarkan orang-orang yang ia sayangi memanggilnya. Namun, satu hal yang menjadi misteri bagi Kania, bagaimana caranya ia kembali ke dirinya yang sesungguhnya, apakah ada jalan untuk itu.

Ya, bagaimanapun juga Kania memikirkannya, tetap saja ia tidak menemukan jawaban apapun kecuali kepala pusing yang membuat ia tidak sadarkan diri.

Kania benar-benar bingung dengan semua misteri yang terjadi dalam kehidupannya, sehingga ia memilih untuk bermain ponsel saja karena kesempatan yang sangat besar baginya bisa bermain sosial media saat jaringan sedang ada di Ranah Minang.

[Nia, kekasih yang sangat aku sayangi, aku tidak tahu siapakah yang memegang ponselmu saat ini, tapi satu hal yang harus kamu ketahui kalau aku teramat sangat mencintaimu. Jadi, tolong bangunlah, Sayang!]

Kania dikejutkan oleh sebuah komentar yang dilayangkan oleh akun Alex untuk postingannya.

Kania sungguh dihadapakan pada kerinduan mendalam kepada kekasih yang tidak bisa ditemuinya itu karena saat ini dunia mereka berputar sangat jauh dan tidak bisa saling menjangkau.

[Sayang, aku merindukanmu, sungguh sangat merindukanmu. Bersemangatlah dan berdoalah untukku.]

Itu adalah komentar yang Kania tinggalkan di sosial medianya. Ya, walaupun ia tidak bisa menelpon atau mengirimkan pesan, Kania setidaknya bisa meninggalkan jejak komentar.

Namun, tiba-tiba jaringan ponsel kembali hilang, hingga Kania tidak lagi bisa berhubungan dengan Alex.

"Jaringan, tolong kembali, aku ingin ngobrol dengan Alex walaupun hanya saling berbalas komentar di sosial media," ujar Kania sembari memencet-mencet ponselnya yang kini tidak lagi bisa berfungsi di Ranah Minang.

Kania benar-benar kesal, ia membanting ponselnya, namun kemudian pikirannya saat ini tertuju kepada sebuah surat yang diberikan oleh Syamsul ketika mereka berdua akan berpisah tadi sore.

"Iya, dimana aku meletakkan surat itu?" ujar Kania sembari memeriksa kantong baju kurung yang ia kenakan.

"Ketemu!" ungkap Kania bersemangat.

Kania menemukan surat itu dan ingin segera membacanya. Namun, penerangan dari lampu minyak tanah tidak cukup meneranginya. Kania kemudian mendekatkan dirinya ke lampu dan membuka surat pemberian Syamsul dengan jantung yamg berdetak tidak menentu.

Dak ..., Dik ..., Dik ....

Begitulah getaran jantung Kania yang membuat kelinci-kelinci di dalamnya seolah ingin keluar dari penjara hati itu.

"Kania, kenapa lo segetar ini? Ini surat Syamsul buat Siti bukan buat lo! Lagian ini adalah surat dari Syamsul bukan Alex, kekasih lo!" ucap Kania menyalahkan dirinya sendiri sembari memukul-mukul kepalanya dengan lembut.

Namun, rasa penasaran di hati Kania membuat ia bergegas membuka surat itu, surat cinta dengan sampul biru muda, yang memiliki aroma khas dari bunga-bunga asli itu sungguh membuat Kania terkesan.

"Waw, jadi zaman dahulu orang berkirim surat seperti ini untuk mengungkapkan perasaan hatinya?" ucap Kania.

Kania tersipu malu dan tersenyum-senyum sendiri ketika membuka surat cinta itu.

"Siti, Uda tidak tahu apakah yang dirasakan oleh hati ini. Namun, hati ini selalu memikirkan dan terbayang-bayang senyummu yang terlihat sangat cantik. Siti, maukah kamu menjadi Ibu dari anak-anak Uda kelak?" Dari Uda Syamsul, yang mengagumimu.

Kata-kata singkat namun membuat jantung Keyla berdetak hebat. Keyla bahkan tidak bisa membayangkan betapa saat ini ia menjadi wanita kampung yang terpesona oleh laki-laki kampung yang mengungkapkan perasaannya lewat sepucuk surat.

Kania melompat-lompat saking bahagianya. Hingga tanpa ia sadari lampu penerangan yang berbahan bakar minyak tanah itu tersenggol oleh kakinya hingga mengenai selimut dan dalam sekejap api itu membesar.

"Tolong ..., tolong ...!" Kania panik dan terus berteriak meminta tolong.

"Bundo, Abak, tolong ...!" teriakan Kania semakin keras.

Kania ketakutan dan sangat panik ketika terbayang olehnya kejadian di masa ia dan mamanya terjebak di villa keluarganya. Ya, saat itu mereka mengalami kebakaran akibat arus listrik yang korslet.

"Mama, Kania takut!" Isak tangis Kania semakin menjadi.

Terbayang semua kesedihan dan duka mendalam ketika mama Kania dengan segenap tenaga dan kemampuannya melindungi Kania dengan tubuhnya agar gadis cantik, putri kesayangannya itu tidak terbakar oleh api.

"Kania, Sayang, kamu harus bertahan! Papa membutuhkanmu, jadi tolong jaga Papa, Nak!" pesan mamanya masih terngiang-ngiang dalam benak Kania, hingga membuat air mata jatuh membasahi pipinya.

Kania menangis dengan pikiran berkecamuk, ingin sekali ia segera keluar dan menyelamatkan diri dari kobaran api ini, namun seluruh tubuh Kania gemetaran, ia tidak tahu akan melakukan apa selain tetap diam ditempat.

"Bundo, Abak, tolong Siti!" isak tangis Kania semakin menjadi.

"Papa, maafkan Kania!" ungkap Kania lemah dalam isak tangisnya.

Dahulu, Kania sering sekali memanggil papanya ketika ia sedang bermasalah dan membutuhkan bantuan papanya. akan tetapi saat ini Kania hanya bisa diam dan pasrah.

Ya, sejak mamanya meninggal, hubungan Kania dengan papanya tidak lagi pernah baik, selalu ada pertengkaran setiap hari, bahkan papanya semakin haus akan harta dan rela melakukan apa saja agar mendapatkan kekayaan, walaupun menjadikan anaknya tumbal untuk melepaskan hasratnya.

"Papa, dimanakah Papa saat ini? Kania benar-benar sangat rindu sama Papa," ucap Kania dalam isak tangisnya, semantara saat ini kobaran api semakin meninggi karena bahan dasar rumah gadang adalah kayu.

"Tolong ..., tolong ...," teriak Kania, namun tidak ada yang menolongnya. Sepertinya bundo dan abak tengah tidur telelap dalam mimpi indannya.

P A N I K !

Kania semakin memikirkan banyak hal, ia takut jika kematian menghampirinya disini, padahal ia belum sempat bertemu lagi dan meminta maaf kepada papanya. Bagaimanapun juga, papa tetaplah papanya, lelaki yang sangat dicintainya, malaikat dan pahlawan dalam hidupnya.

Tiba-tiba sebuah tunggak besar mulai roboh. Kayu yang lahap dimakan oleh api itu tumbang dan akan jatuh tepat di tubuh Kania.

Mata Kania terpejam, ia pasrah dan menyerahkan semuanya kepada takdir, karena ia tidak lagi punya daya untuk mengelak.

Dengan mata tertutup Kania memasrahkan semuanya sembari berdoa kepada sang pencipta.

'Yaa Allah, apakah ini akhir hidupku? Apakah aku akan menyusul Mama?' ucap Kania di dalam hati dengan sejuta kekhawatiran dan ketakutan yang ia bawa bersamanya.

Episodes
1 Dijodohkan
2 Kabur
3 Kania atau Siti?
4 Menjadi Siti Nurbaya
5 Datuak Maringgih Geram
6 Siapakah Dia?
7 Memilih Menjadi Siapa?
8 Rindu Papa
9 Menyelesaikan Sebuah Misi
10 Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11 Pesan Abak
12 Memiliki Keluarga Seutuhnya
13 Salat Bersama Bundo
14 Getaran Tidak Biasa
15 Hati Berbunga-Bunga
16 Dilema Hati
17 Alex atau Syamsul?
18 Kamar Siti Lenyap
19 Kasih Sayang Yang Sempurna
20 Menyusun Strategi
21 Pertemuan Kania Dengan Siti
22 Haruskah Jujur
23 Kamu Bukan Siti
24 Disekap
25 Sadar Sebagai Kania
26 Alex, I Love You
27 Kerinduan
28 Siapakah Kamu
29 Bahagia Bersama Alex
30 Strategi Melawan Om Galih
31 Menceritakan Kebenaran
32 Negosiasi Bersama Syamsul
33 Terpesona
34 Merindukan Kekasih
35 Sunset Story
36 Menikah Muda?
37 Langit Menjadi Saksi
38 Hati Meragu
39 Ingin ke Monas
40 Love in Jakarta
41 Bantuan Datang
42 Merindukan Mama
43 Satnite
44 Jalan-Jalan ke Puncak
45 Wisata Bukittinggi
46 Menikmati Keindahan Alam
47 Babendi-bendi
48 Rasa Cinta Alex
49 Wisata Kuliner
50 Nostalgia Masa Kecil
51 Bermain di Pantai
52 Mimpi Bertemu Mama
53 Sarapan Bersama Yang Tersayang
54 Ketakutan!
55 Rencana Pulang Kampung
56 Indahnya Berbagi
57 Pulang Kampung
58 Rahasia Yang Menjadi Misteri
59 Siti Menangis
60 Harapan Siti
61 Mengunjungi Istana Pagaruyung
62 Rahasia Terselubung
63 Kebenaran Yang Terungkap
64 Mengunjungi Makam Siti?
65 Bertemu Bundo
66 Saling Melepaskan Rindu
67 Perpisahan Tersedih
68 Salam Perpisahan
69 Makan Malam Terindah
70 Terjebak di Masa Lalu
71 Harus Kembali
72 Mengenang Kania
73 Rindunya Hati
74 Meminta Restu Abak
75 Abak Sakit
76 Kehilangan Yang Menyakitkan
77 Tanpa Abak
78 Hari-Hari Tanpa Abak
79 Takdir Allah Yang Terbaik
80 Mengikhlaskan
81 Rasa Cinta
82 Kembali ke Masa Depan
83 Bersama Yang Tersayang
84 Bahagianya Hati
85 Makan Bersama
86 Persiapan Pernikahan
87 Hanyalah Mimpi
88 Tersadar Dari Koma
89 Saling Memaafkan
90 Kerinduan Kepada Alex
91 Mengenang Masa Lalu
92 Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93 Ancaman Tua Bangka
94 Dandan Sebelum Bertemu
95 Bertemu Kembali
96 Saling Melepaskan Rindu
97 Menjaga Jarak
98 Bahagianya
99 Ingin Terlihat Cantik
100 Menyusun Strategi
101 Menikah Muda?
102 Memulai Hari Baru
103 Ikhlas Menerima Takdir
104 Rencana Alex
105 Jujur Tentang Perasaan
106 Berusaha Keras
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Dijodohkan
2
Kabur
3
Kania atau Siti?
4
Menjadi Siti Nurbaya
5
Datuak Maringgih Geram
6
Siapakah Dia?
7
Memilih Menjadi Siapa?
8
Rindu Papa
9
Menyelesaikan Sebuah Misi
10
Surat Cinta Dari Syamsul Bahri
11
Pesan Abak
12
Memiliki Keluarga Seutuhnya
13
Salat Bersama Bundo
14
Getaran Tidak Biasa
15
Hati Berbunga-Bunga
16
Dilema Hati
17
Alex atau Syamsul?
18
Kamar Siti Lenyap
19
Kasih Sayang Yang Sempurna
20
Menyusun Strategi
21
Pertemuan Kania Dengan Siti
22
Haruskah Jujur
23
Kamu Bukan Siti
24
Disekap
25
Sadar Sebagai Kania
26
Alex, I Love You
27
Kerinduan
28
Siapakah Kamu
29
Bahagia Bersama Alex
30
Strategi Melawan Om Galih
31
Menceritakan Kebenaran
32
Negosiasi Bersama Syamsul
33
Terpesona
34
Merindukan Kekasih
35
Sunset Story
36
Menikah Muda?
37
Langit Menjadi Saksi
38
Hati Meragu
39
Ingin ke Monas
40
Love in Jakarta
41
Bantuan Datang
42
Merindukan Mama
43
Satnite
44
Jalan-Jalan ke Puncak
45
Wisata Bukittinggi
46
Menikmati Keindahan Alam
47
Babendi-bendi
48
Rasa Cinta Alex
49
Wisata Kuliner
50
Nostalgia Masa Kecil
51
Bermain di Pantai
52
Mimpi Bertemu Mama
53
Sarapan Bersama Yang Tersayang
54
Ketakutan!
55
Rencana Pulang Kampung
56
Indahnya Berbagi
57
Pulang Kampung
58
Rahasia Yang Menjadi Misteri
59
Siti Menangis
60
Harapan Siti
61
Mengunjungi Istana Pagaruyung
62
Rahasia Terselubung
63
Kebenaran Yang Terungkap
64
Mengunjungi Makam Siti?
65
Bertemu Bundo
66
Saling Melepaskan Rindu
67
Perpisahan Tersedih
68
Salam Perpisahan
69
Makan Malam Terindah
70
Terjebak di Masa Lalu
71
Harus Kembali
72
Mengenang Kania
73
Rindunya Hati
74
Meminta Restu Abak
75
Abak Sakit
76
Kehilangan Yang Menyakitkan
77
Tanpa Abak
78
Hari-Hari Tanpa Abak
79
Takdir Allah Yang Terbaik
80
Mengikhlaskan
81
Rasa Cinta
82
Kembali ke Masa Depan
83
Bersama Yang Tersayang
84
Bahagianya Hati
85
Makan Bersama
86
Persiapan Pernikahan
87
Hanyalah Mimpi
88
Tersadar Dari Koma
89
Saling Memaafkan
90
Kerinduan Kepada Alex
91
Mengenang Masa Lalu
92
Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak
93
Ancaman Tua Bangka
94
Dandan Sebelum Bertemu
95
Bertemu Kembali
96
Saling Melepaskan Rindu
97
Menjaga Jarak
98
Bahagianya
99
Ingin Terlihat Cantik
100
Menyusun Strategi
101
Menikah Muda?
102
Memulai Hari Baru
103
Ikhlas Menerima Takdir
104
Rencana Alex
105
Jujur Tentang Perasaan
106
Berusaha Keras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!