BAB 4

"Mariam.." lirih Ranti, Maza yang berada di samping gadis itu juga turut mendengar suara Ranti. Petinggi Nippon itu segera menoleh ke arah Ranti yang masih dalam keterkejutan nya.

"Siapa yang sedang kau panggil?."

"Mariam.. dia adik saya Tuan.. kenapa dia bisa ada disini??."

Ranti begitu khawatir dengan kondisi adik angkatnya yang sudah seperti kurang gizi. Sejuta pertanyaan menyelimuti hatinya gadis berusia 16 tahun itu.

Mariam yang di tatap begitu lama oleh Ranti yang tak lain adalah kakak angkatnya pun langsung menatap balik Ranti.

Ia menatap nanar kakaknya yang berada disebelah petinggi Nippon yang pernah datang ke rumahnya beberapa waktu lalu, kakaknya juga memakai kimono dan berdandan selayaknya wanita Nippon.

Berjuta pertanyaan ia lontarkan dari dalam hati nya. Mengapa kakaknya itu bisa ada disana? Memakai kimono? Berdampingan dengan petinggi Nippon itu? Apa yang sudah terjadi pada kakaknya sekarang?. Mungkin jika ada kesempatan nanti ia akan bertanya pada kakak nya itu dan meminta penjelasan dari nya.

Saat adiknya itu memulai paduan suara dengan menyanyikan lagu Romusha, hati Ranti bergetar hebat.

Tanpa sadar tangan Ranti meremas kuat kimono yang ia pakai, ia sadar betul lagu ini adalah lagu propaganda dari Nippon agar para warga mau membantu Nippon dalam misinya untuk berperang dengan sekutu.

Hatinya begitu teriris saat adiknya dengan penuh semangat menyanyikan lagu propaganda itu.

Setelah lagu itu selesai dibawakan, suara tepuk tangan yang gemuruh memenuhi ruangan. Setelah itu mereka diijinkan untuk mabuk sampai pagi disana, Maza ingin sekali minum alkohol yang sudah lama ia nantikan, ia lalu menyuruh Ranti untuk menuangkan miras pada gelas kecil di hadapan Maza.

Saat jarak mereka berdekatan, Maza bisa melihat kecantikan Ranti dari dekat, ia pun segera melayangkan sebuah kecupan di pipi gadis itu hingga membuat semua orang riuh, pandangan itupun tak luput dari penglihatan Mariam yang masih ada disana, karena barisan paduan suara itu belum juga beranjak dari tempatnya.

"A-apa yang Tuan lakukan?."

Dengan mata yang berkaca-kaca Ranti bertanya pada Maza dengan setengah berbisik.

"Kau cantik sekali."

Setelah berkata demikian, Maza segera mengangkat tinggi-tinggi gelas yang berisi miras itu dan mengajak para petinggi Nippon lainnya untuk mabuk.

Suara sorak sorai terdengar riuh di ruangan itu, Ranti yang ingin segera pergi dari sana malah dicekal oleh Maza, pria itu kemudian menarik lengannya hingga membuat tubuh Ranti limbung ke pangkuan Maza Nishimura.

"Tetaplah disini. Temani aku minum."

Tanpa menunggu persetujuan, Maza lalu melingkarkan tangannya di pinggang Ranti. Sementara itu Ranti melihat mata Mariam yang tengah berkaca-kaca, ia yakin Mariam sudah salah paham terhadap dirinya sekarang.

Barisan paduan suara yang sejak tadi masih berdiri disana segera diajak keluar oleh para pasukan Nippon lainnya.

Ranti harus segera menyusul adiknya dan menjelaskan beberapa kesalah pahaman yang terjadi agar tidak melebar kemana-mana.

"Tuan.. ijinkan saya berbicara pada adik saya.. saya mohon.. saya tidak akan kabur kemana-mana."

Maza yang mulai mabuk pun membiarkan Ranti pergi begitu saja, Ranti pun menoleh kesana kemari namun nihil..

mereka sudah tidak ada, Ranti pun tetap mencari adiknya di beberapa tempat yang ada disana hingga pandangannya tertuju pada beberapa gadis paduan suara yang menunggu truk datang menjemput di halaman depan.

Ranti bergegas menuju ke arah mereka hingga matanya menemukan Mariam yang memandang kosong ke arah langit.

"Mariam.. bisa kita bicara sebentar."

Beberapa murid itu pun menoleh ke arah Ranti dengan tatapan segan, namun gadis itu tak menghiraukan nya dan tetap mengajak adiknya itu berbicara empat mata.

Mariam pun mengangguk, ia segera mengikuti kakaknya itu pergi yang jaraknya tak jauh dari sana.

"Ternyata omongan mbak Narsih tempo hari itu memang benar rupanya? Mbak sudah menjadi gundik Tuan Maza Nishimura."

Ucapan Mariam begitu sarat akan emosi dan juga kemarahan, Ia ingat saat dimana Kakaknya menyangkal semua tuduhan yang Narsih katakan tempo hari.

Namun kali ini, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat kakak nya dicium oleh petinggi Nippon itu bahkan nertanya bisa melihat saat tangan Maza Nishimura mengusap paha kakaknya namun kakaknya itu hanya diam saja tanpa melawan sedikitpun.

"Kau salah Mariam.. mbak bahkan tidak pernah menyerahkan kehormatan yang mbak punya pada Tuan Maza. Mbak juga belum mengerti kenapa mbak bisa diminta oleh Tuan Maza saat akan berangkat menuju ke sekolah bersama beberapa perempuan tempo hari lalu."

Mariam sudah tak bisa lagi membendung air matanya, ia biarkan saja kristal bening itu mengalir dengan sendirinya. Ia memang baru berusia 13 tahun, tapi ia sangat paham dengan apa yang sedang terjadi sekarang.

"Apa mbak ini bodoh? Jika Tuan Maza meminta mbak itu tandanya mbak harus melayani Tuan Maza sebagai gundik, sebagai seorang pemuas nafsu mereka di ranjang."

Deghh

Kali ini Ranti benar-benar kaget, ia bahkan terlalu naif dan bodoh bisa percaya begitu saja kepada Maza Nishimura.

"Sedang apa kalian disini!."

Sentak seorang tentara Nippon yang datang dengan wajah garang.

"Tidak.. saya hanya memuji penampilan nya. Suaranya sangat bagus Tuan. Lain kali saya akan meminta Tuan Maza agar bisa mengundang mereka bernyanyi di kediaman Tuan Maza."

Kedua prajurit Nippon itu manggut-manggut, mereka lantas menyuruh Ranti untuk segera kembali ke dalam karena Maza sudah mabuk berat.

"Sekarang Nona masuklah, Tuan Maza sudah mabuk berat, sebaiknya Nona membawanya untuk kembali pulang agar ia bisa istirahat."

Ranti pun mengangguk dan pergi begitu saja meninggalkan Mariam yang masih terpaku di tempatnya, Mariam pun segera bertanya pada kedua prajurit Nippon tadi.

"Permisi Tuan, Nona tadi itu sebenarnya siapa?."

Ucap Mariah pura-pura tidak tahu, ia ingin memastikannya langsung.

"Dia Jugun ianfu milik Tuan Maza Nishimura!

Jaga sikapmu! Jangan sampai dia mengadukan hal-hal buruk pada Tuan Maza!."

Setelah berkata begitu, kedua prajurit tadi langsung menyuruh Mariam untuk segera naik ke atas truk yang memang sudah datang sejak tadi.

Dada Mariam bergejolak keras, dalam hatinya ia mengumpati sikap kakaknya yang telah berbohong.

"Dasar pembohong!."

Mariam pun menahan rasa kesalnya, ternyata yang di ucapkan Narsih selama ini benar adanya. Mariam begitu kecewa karena kakaknya lebih memilih untuk menjadi gundik dari seorang Maza Nishimura dari pada memilih untuk belajar bersama teman sebaya nya.

Truk yang di tumpangi Mariam serta teman-teman nya mulai melaju menuju asrama siswa tempat dimana mereka akan beristirahat.

Sementara itu Ranti dengan susah payah membawa tubuh Maza Nishimura yang sudah mabuk berat ke arah kendaraan yang terparkir di halaman depan.

"Tolong bantu saya Tuan."

Ranti meminta bantuan pada beberapa orang prajurit yang masih ada disana, nafasnya sudah terengah-engah karena tidak kuat lagi menahan tubuh Maza Nishimura yang sangat berat.

Dengan cepat, para prajurit yang ada disana segera membawa Maza Nishimura masuk ke dalam Jeep disusul Ranti, ia duduk di sebelah Maza dan melihat pria itu sedang tak sadarkan diri karena pengaruh minuman keras.

Sesampainya di rumah Maza, pria itu segera di baringkan di ranjang miliknya. Ranti dan mbok Tiyem segera membuat minuman madu hangat untuk Maza.

"Biar saya yang bawa mbok."

"Njih Non."

Ranti bergegas membawakan minuman itu ke kamar Maza, ia segera membangunkan petinggi Nippon itu agar segera meminum air madu yang sudah ia siapkan.

"Tuan Maza.."

Seketika itu mata Maza yang tadinya terpejam pun langsung terbuka.

"Ranti.."

Brukkkk

Tubuh Ranti di tarik begitu saja ke arah ranjang, dan kini Maza pun langsung berbalik menduduki tubuh Ranti yang sedang kelimpungan.

"Tu-tuan.. apa yang anda lakukan.. lepaskan!!"

Ranti mencoba untuk memberontak namun tenaganya kalah besar dari Maza Nishimura.

Srekkkk

Kedua belahan kimono itu akhirnya terbuka lebar dan terpampang lah kedua bukit kenyal milik Ranti. Maza yang sudah gelap mata pun akhirnya menerkam kedua bukit kembar itu dengan buas.

"Tuann.. jangannn.. lepas!!."

Ranti masih berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Maza, namun nihil tenaganya bahkan tidak sebanding dengan Maza, kini matanya menatap nanar perlakuan Maza yang melecehkannya secara membabi buta.

Tanpa sadar Ranti merasakan gelenyar aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Tangan Ranti yang sedari tadi melawan akhirnya melemah.

Maza kembali ******* bibir Ranti hingga membuat gadis itu terengah-engah, setelah itu Maza segera mengarahkan samurainya ke dalam inti Ranti.

"Tuann sakittt.."

Namun begitu Maza tak peduli dan terus menerobos masuk ke dalam milik Ranti. Pria itu bahkan tak memperdulikan teriakan kesakitan Ranti yang kian menggema.

Teriakan kesakitan Ranti menggema begitu saja, bahkan mbok Nem yang berada di dalam rumah pun tak kuasa menolong gadis itu. Tubuh Ranti itu bahkan bergetar hebat saat akan mengalami pelepasan pertamanya disusul dengan pelepasan Maza Nishimura yang langsung menyemburkan benihnya ke dalam milik Ranti.

"Kamu sangat nikmat sekali.. Ranti.."

Setelah itu Maza mengecup bibir gadis itu dan memilih untuk tidur di sebelahnya. Ranti yang mendengar bisikan Maza merasakan sesak di dadanya, tubuhnya kini sudah tak ada harganya lagi. Kini ia sudah menjadi wanita milik Maza Nishimura persis seperti yang Narsih ucapkan, ia teramat jijik pada dirinya sendiri, ia berjanji suatu saat ia akan menuntut balas atas pelecehan yang Maza Nishimura lakukan.

Terpopuler

Comments

AGDHA LY

AGDHA LY

alamak... sadar pak 😰

2023-06-19

0

AGDHA LY

AGDHA LY

jangan percaya narsih, sesat diaaaa

2023-06-19

0

ᵉˢʰᵃˡ

ᵉˢʰᵃˡ

Yang bener aja

2023-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!