Bab 17

"Fred, Kau mau minum apa?" Gerald mengambil gelas kosong

Fred dengan santai duduk di sofa, "whisky bro"

Setelah menuangkan ke gelas Fred, Gerald melihat ke arah Diana, "nona Diana, kamu?"

Diana belum sempat menjawab, Fred yang duduk di samping langsung menjawab nya "Jus"

Gerald sengaja mengeluarkan suara ditangannya, Kemudian menyuruh pelayan membawa 1 jus untuknya

Satu tindakan kecil, membuat orang lain melihat niat pria ini menjaga Diana secara khusus, mereka yang duduk di tempat semuanya diam- diam melihat ke Diana.

Di antarnya dua wanita itu dulu pernah jadi teman mainnya Diana, walaupun tidak akrab, tapi Diana masih sedikit kenal, detik ini juga dua orang wanita itu diam- diam tidak tau lagi menggosipkan apa.

Walaupun Diana tidak kedengaran, tapi pasti tentang topik kebangkrutan Tanoe indo sukses.

Pelayan membawa jusnya, meletakan di depan Diana, dengan sopan diana berkata "Terima kasih".

Sekilas, terlihat gadis bergaun merah itu tenaga melihatnya dengan tajam

Diana mengalihkan pandangannya, belum lama wanita itu terlihat lagi memperhatikan dia.

Dia kenapa? Dimuka nya tumbuh bunga kah?

Diana lagi melamun, tiba tiba merasa pria disamping nya mendekat ke badannya, saat dia menoleh, tatapan nya pas bersatu dengan Fred, di matanya lebih lembut dari biasanya, "besok malam mau makan apa? Biar saya pesan restoran nya dulu"

Suaranya tidak besar tidak kecil, cukup untuk didengar kan orang sekitarnya, Diana mengerutkan keningnya merasa sedikit aneh.

Fred kenapa tiba tiba tanya dia besok mau makan apa, terus nadanya begitu menggoda, padahal dia bersama Fred saja sudah cukup membuat orang salah paham, tapi sekarang ditambah omongan nya, membuat orang memandang mereka dengan penuh kecurigaan.

Diana tidak tau bagaimana menjawabnya, tiba tiba di pinggulnya nambah satu tangan, dengan sengaja mencubit pelan dia.

Diana berbalik, melihat wanita gaun merah itu menatap mereka dengan tajam, mukanya sudah aneh banget, dia baru nyadar, jangan-jangan Fred lagi berpura-pura.

Diana mengigit bibirnya, walaupun hatinya tidak rela, tapi tetap berkata "kamu saja yang atur"

Fred Hanya "hmm" kemudian tidak berbicara Apa-apa lagi.

Sementara itu, Gerald membawa tuan muda dari keluarga Wijaya, lalu menyuruh Fred ke tempat lain untuk berbicara secara pribadi, Diana yang duduk di sofa, sambil menatap bengong ke gelas kaca nya itu

Dua wanita yang kenal dengan Diana itu, satu bernama Winda, dan yang satu lagi bernama Clara, ketika melihat Fred pergi, langsung menatap ke diana sambil tersenyum, "Nona Diana kamu jago juga!"

"Keluarga Tanoe baru saja bangkrut, kamu sudah jadian saja dengan tuan muda keluarga Pratama, hebat sekali kamu!"

Dua wanita ini saling berkata, setiap perkataan mereka sangat jelas membawa Sindiran sindiran cukup tajam.

Diana menutup rapat mulutnya, menatap ke bawah dan diam tanpa kata.

Mereka banyak orang, gak bisa dilawan, lagian keluarga Tanoe bangkrut itu memang fakta dan dia bersama Fred bareng datang ke sini juga fakta, sehingga dia tidak bisa berbicara apa apa.

"Diana, kamu bukannya sudah jadian dengan tuan muda kedua keluarga Pratama? Mengapa kini tiba tiba ganti target?"

"Iya ya, waktu itu siapa yang tidak tau kamu jadian dengan Jeff, tapi baru sebentar kamu sudah menggoda Fred, mengapa dulu tidak kelihatan kamu Sejago itu!"

Dua wanita ini semakin asik mengobrol nya, dan para pria di samping ikut menertawakan.

Winda melihat Diana diam seribu bahasa, merasa tidak asik dia melihat ke arah wanita bergaun merah, "yolana, orang tua keluarga Pratama bukannya sering menjodohkan kamu dengan Fred, ini tiba tiba muncul seorang Diana, kamu kenapa biasa saja?"

Winda benar-benar kalau bicara tidak melewati otak nya, tidak takut menyinggung orang, dan ekspresi yolana makin jelek saja.

Diana sekarang mengerti, pantesan dari tadi yolana melihat dia dengan mata yang mau menerkamnya, ternyata dia dan Fred ada hubungan.

Keluarga Pratama sering menjodohkan yolana dan Fred, dan sekarang Fred tiba-tiba muncul, terus Sengaja bermesraan dengan nya, dan hal ini sengaja membuat Yolana marah, Kalau begitu ternyata Fred hanya memperalat dirinya saja.

Hati Diana tiba-tiba dingin, ada sedikit rasa kekecewaan yang tidak bisa di ungkapkan masuk ke hatinya.

Tiba tiba yolana yang duduk di seberang Diana berbicara, "wanita macam apa yang cocok dengan Fred, orang tua Pratama paham betul soal itu, jadi kalian tidak perlu khawatir".

Secara permukaan, perkataan yolana ini tertuju ke Winda, tapi didalamnya mengandung arti kalau dia sebenarnya sangat merendahkan Diana.

Diana menoleh ke arah yolana, pas tatapan mereka bertemu langsung, seperti pertempuran antar tatapan.

Diana menarik nafas, tidak seserius yolana, dia malah tersenyum kepadanya, wanita itu sekarang tatapannya muncul sedikit salah tingkah, kemudian mengalihkan ke tempat lain.

Sekarang setiap orang Disini, bukan yang bisa disinggung olehnya, dia tidak ingin mencari masalah, walaupun bisa di bantu oleh Fred, dia juga tidak mau berhutang Budi terlalu banyak.

Tapi walaupun dia tidak mencari masalah, belum tentu orang lain juga sama seperti dia.

Winda melihat diana yang diam seribu bahasa, langsung berdiri dan duduk di sampingnya.

Winda mengambil 1 botol bir, di tuangkan setengah gelas lalu di kasih ke Diana, "Kita hitungannya termasuk teman lama, mari bersulang?"

Diana menolak, "maaf saya tidak minum alkohol"

Winda tertawa, "tidak minum? Saya ingat dulu di acara ulah tahunnya Jeff, kamu bukannya jago banget minum?"

Clara menyambungnya, "itu kan dihadapan tuan muda kedua, tapi kayaknya Fred lebih suka yang putih suci baik deh, makanya dia udah merubah sikapnya!"

Setelah berbicara, beberapa pria ikut tertawa

Winda minum terlalu banyak, nyalinya makin besar, dia melihat Diana tidak ada maksud mengambil gelasnya, dia langsung memaksa didorong ke tangannya.

Ketika saling dorong, birnya tumpah keluar mengenai bajunya Diana, mukanya berubah, dengan nada dingin berkata "Winda, saya sudah bilang tidak, saya tidak minum alkohol!".

Walaupun dia sering menasihati diri sendiri harus rendah hati, tapi bukan berarti orang lain boleh berdiri di atas kepalanya.

Winda melihat Diana marah, langsung berubah mukanya, langsung di guyurkan bir nya ke muka Diana "sok apaan sih kamu! Kamu kira kamu masih putri keluarga Tanoe! Belum pernah dengar itik itu masih lebih mending dari pada burung Phoenix malah?"

Orang-orang disekelilingnya pun melihat kemari, Diana hanya merasa mukanya panas, hatinya ada kobaran api yang siap meledak, dia menggigit bibirnya, diam-diam mengepalkan tangannya, tapi berakhir tetap tidak berbicara apa-apa, dia justru berdiri dan berjalan ke arah tangga.

Tiba-tiba, sebuah dada kekar berdiri menghalangi Diana, detik berikutnya sebuah lengan yang kuat memeluk nya.

Diana menoleh ke atas, melihat muka tegasnya Fred yang sedang menatap ke arah Winda sambil berkata "siapa yang Phoenix? Siapa yang itik?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!