Diana merapikan dasinya, kemudian mundur selangkah, melihat kesempurnaan ikatan dasinya, bibirnya tersenyum sambil berkata, "sudah"
Fred melihat sekilas ke Diana, rasa dingin di matanya masih belum menghilang dan dia hanya bersuara sekilas, "Hmm", lalu melangkah ke gantungan baju di dekat pintu, Fred mengambil jasnya, kemudian berjalan keluar.
Diana melihat pria itu menjauh, sepertinya pria itu sedikit marah.
Diana masih belum mengerti, hp di kantongnya sudah mulai bergetar lagi, dia baru ingat kalau mamanya masih menunggu nya di lobbi bawah.
Lalu Diana secepatnya balik keruangan nya, lalu dia menutup pintunya, barulah menjawab telepon dari mamanya itu.
"Nak! Mama sudah menunggu kamu lebih dari 20 menit disini" mamanya kelihatan sudah kehilangan kesabarannya
"Maaf ma, saya tadi agak sibuk, jadi tidak bisa pergi, tunggu sebentar ya, tunggu bos aku pergi, nanti aku langsung antar ke bawah"
"Tidak bisa nak, kamu harus ke bawah sekarang! Mama sudah cape menunggu kamu disini"
"Iya ma, tunggu sebentar aku akan turun sekarang"
Diana menutup teleponnya, membuka pintu dan berjalan keluar, sampai di depan lift, dia menekan tombol nya.
Setelah keluar dari lift, Diana melihat sekeliling nya, memastikan kalau tidak ada yang melihat nya, barulah dia berani melangkah ke area tamu dilobi.
Ketika mama nya melihat dia, langsung berdiri, "Nak! Akhirnya kamu datang"
Diana melihat uluran tangan ibunya, dia menghela nafas, "Ma, kamu boleh tidak jangan main mahjong lagi, mama juga tau kan kondisi keluarga kita sekarang"
"Mama tau! Kalau mama kalah lagi, mama janji tidak akan main lagi"
Diana tidak berdaya, terakhir dia juga mengeluarkan uangnya dari kantong, dan memberikan ke mama nya, "kalau mama main lagi, aku sudah tidak punya uang lagi"
"Mama tau! Kamu balik bekerja lah, mama pergi dulu!"
Diana melihat mamanya yang semakin menjauh, dia menghela nafas panjang lalu berjalan ke atas untuk berkerja lagi.
Di depan lobby Pratama jaya group terparkir Maybach hitam, Fred melirik dari dalam jendela mobil nya, melihat nyonya Tanoe menghitung uang di tangannya, kemudian di masukan ke dalam tasnya, dan berjalan cepat kemudian menghilang.
Supir yang melihat Fred diam, dia bersuara "pak, dia itu kayaknya mamanya nona Diana, tadi pas saya lagi tunggu anda, dia sudah berada lama di lobbi"
Fred mengalihkan pandangannya, dengan suara tenang memerintahkan "Atur orang untuk mengikutinya, Setiap saat harus melapor ke saya"
"Baik pak".
*
Sepanjang sore Fred tidak muncul di kantor, Diana meluangkan waktu untuk mencari Bella untuk mengambil jadwal kegiatan, karena ini merupakan perintah Fred, Bella Walaupun tidak senang, dia tetap harus mengirimkannya ke Diana.
Diana kembali lagi ke ruangnya, membereskan kerjaannya, dan menyelesaikan ringkasan meeting nya lalu mengirimkan ke komputer Fred, dan segera membuat file backup nya.
Setelah semua nya selesai, Diana mulai mengecek dokumen proyek fiesta yang di bawa balik pas meeting tadi pagi.
Dokumen setebal itu tidak tau sampai lebaran ke berapa agar selesai membacanya, di dalamnya terdapat banyak pengaturan proyek yang membosankan dan berbagai ketentuan manfaat, membuat Diana pusing.
Tetapi ketika ia kepikiran Jeff yang mempermalukan dia di depan umum, membuat seluruh badannya langsung bersemangat.
Diana membolak-balik semua dokumen, Diana baru mengerti, proyek yang sudah di rencanakan Pratama jaya group satu tahun yang lalu, semua persiapan dan perencanaan telah selesai dilakukan, hanya sisa satu bidang tanah itu yang belum bisa didapatkan.
Dari negosiasi 8 bulan pertama yang lalu, sampai undangan kedua kali setengah tahun lalu, dan yang paling dekat adalah 3 bulan lalu, vice manager Pratama Jaya Group langsung berkunjung, masih tidak bisa mendatangkan hasil, makannya di sebut proyek paling rumit di pratama jaya group, dan itu pun juga kenapa Jeff kabur dan memberikan tanggung jawab ini kepada Fred.
Dari pada susah payah berusaha untuk suatu proyek yang belum tentu berhasil kenapa tidak ambil beberapa proyek kecil yang lebih santai, siapa juga yang mau mengerjakan hal yang cuma ada capeknya saja, tapi kenapa walaupun begitu keluarga pratama masih tidak mau melepaskan proyek ini?
Apakah mungkin karena proyek ini bisa mendatangkan profit yang lebih besar dari perkiraan?
Diana masih belum mengerti, mencoba lebih fokus lagi melihat data pemegang keputusan pihak sebelah, terus membaca semua dokumen.
2 jam kemudian, Fred balik ke kantor, sudah lewat jam pulang kantor 1 jam lebih, dia pulang karena mau ambil satu dokumen, Belum jalan dua langkah, dia melihat cahaya redup dari jendela ruangan di sebelah ruangan dia
Fred melangkah ke jendela, dan melihat Diana sedang berbaring di meja dan melihat dokumen, matanya terlihat serius.
Hari pertama sudah lembur?
Fred mengerutkan alisnya, balik ke ruangan dia mengambil dokumen, ketika keluar dia melihat wanita itu berdiri di depan pintu.
Melihat Fred, Diana bingung, "Pak Fred, saya mendengar suara, dan saya keluar untuk melihat nya"
Fred menutup pintu ruangan dia, "Sudah makan belum?"
"Sudah"
"Ambil barangmu, ikut aku pergi".
Diana mengira Fred mau membawa dia pulang ke rumah, tetapi dia tidak menyangka mobil nya akan berhenti di depan sebuah restoran blue sky.
Restoran blue sky adalah tempat hiburan dan tempat makan paling terkenal di Gotama, lantai 1 sampai 2 adalah restoran, lantai 3 sampai 4 pub, lantai 5 sampai 9 hotel, dan Diana mengenal bos bluesky, tuan mudah ketiga dari keluarga Gotama, Gerald, dulu di suatu pesta pernah bertemu sekali dengannya.
Ketika masuk langsung ada orang yang menerima nya, membawa mereka langsung ke lantai 4, seorang pria dengan alis tebal dan wajah tampan melangkah maju, "Bos Fred! Sudah ajak kamu berapa kali, dan baru datang kali ini, waktu itu kamu bukannya bilang sangat tertarik sama proyek barunya keluarga Wijaya, hari ini saya juga mengundang tuan dari keluarga Wijaya"
Keluarga Pratama dan keluarga gaotama sudah berteman lama, gerald dan Fred adalah teman baik dari kecil dan sifat mereka berdua sangat berbeda, tapi anehnya selama 20 tahunan Meraka tidak pernah bertengkar.
Diana tentunya tidak tau mereka punya hubungan seperti itu, dia melihat Gerald menyapa Fred seperti teman lama, di dalam hatinya sedikit kaget.
"Bro, kamu ajak dia juga tidak berguna, dia tidak punya kekuasaan, kalau mau ajak orang paling tidak kamu harus mengecek dulu kondisi perusahaan mereka"
Gerald melihat Diana yang berada di belakang Fred, matanya langsung tertuju lurus ke depan.
Belum selesai melihat, Fred mengulurkan tangannya langsung memegang bahunya Diana
Gerald kaget setelah melihat jelas mukanya Diana, dan tidak bisa menahan untuk bertanya, "ini bukannya Nona Diana dari keluarga Tanoe? Bro Fred kamu ini...."
Fred berkata, "ini bukan urusan kamu, jangan ikut campur"
"Ya ya ya, saya tidak ikut campur! Cuman penasaran saja, biasanya kamu tidak pernah mau wanita mendekatimu, tapi hari ini kamu malah membawa...."
Gerald belum selesai berbicara, ketika melihat tatapan Fred yang begitu tajam, dia mengerti dan diam
"Baik baik baik, anggap saja saya tidak bicara apa-apa".
Lalu Gerald berjalan ke depan, membawa mereka ke dekat satu sofa, sofa yang besar Setengah bulat, telah duduk pria dan wanita sekitar 6 sampai 7 orang, didalamnya ada seorang wanita dengan kulit putih, bergaun merah, mata yang besar, dilihat pertama kali sudah tau dia wanita cantik.
Ketika dia melihat Fred muncul dengan merangkul Diana, mukanya langsung jadi kaku.
Diana tidak terbiasa di rangkul Fred di depan umum, apalagi di antar orang-orang ini ada yang dia kenal juga, dia dengan pelan mendorong Fred, agar menjaga jarak dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments