Bab 15

Saat Diana depan pintu lift, terdengar suara seseorang memanggil nya.

"Diana, kamu mau kemana?"

Diana pun menghentikan langkahnya, kemudian berbalik, dan ternyata Bella yang berada tidak jauh dari belakang nya, tangannya sedang memegang gelas, sepertinya baru keluar dari ruangan dapur.

Diana tersenyum melihat nya "Sekretaris Bella, saya ada sedikit urusan mau turun ke bawah, tidak akan lama, langsung balik lagi nanti"

Alis Bella berkerut setelah mendengar nya, kemudian sambil berjalan ke depannya "urusan kantor atau urusan pribadi?"

Diana menggenggam erat uang yang ada di tangannya, ragu sejenak kemudian dengan jujur menjawab "urusan pribadi"

Bella tertawa licik, "kamu tau tidak, Pratama jaya group Tidak memperkerjakan orang santai! Jam kerja kamu pakai buat urusan pribadi, kalau begitu kantor mau kamu buat apa?"

Kata- kata Bella begitu tidak sopan, 'Ting' pintu lift pelan- pelan terbuka, dia mencoba melangkah ke depan langsung menghalang di depan pintu, dengan tatapan sombong melihat ke Diana "Balik kamu!"

Diana mengerutkan alisnya, tapi tidak bisa berkata apa- apa juga, karena yang Bella katakan juga benar, sekarang adalah jam kerja dan tidak bisa di campur dengan urusan pribadi.

Diana berbalik badan, mau jalan balik ke ruangan kantornya, tiba- tiba dia merasa kaki nya panas, pas menoleh kan kepalanya dia melihat ada air tumpa di lantai.

"Maaf nih, saya nggak sengaja menumpahkan nya" , Bella tergesa-gesa berkata, tapi di matanya tersirat rasa senang yang tidak bisa ditutupi.

Diana diam- diam menggigit bibirnya, dengan tenang, lalu tersenyum ke Bella dan berkata, "tidak apa apa".

Baru selesai berbicara, Bella tanpa sungkan langsung berkata "kalau begitu kamu ambil kain pel, terus bersihin ya!"

Diana tertegun menatap ke arah Bella "Kantor kan bukannya ada OB?"

"Lantai ini merupakan tempat penting kantor kita, pas jam kerja, OB tidak boleh masuk, pas jam pulang kantor, OB baru bisa datang bersih- bersih tapi sekarang lantai basah semua, takut nya ada di reaksi datang cari pak Fred, kalau terpleset bagaimana?, Pel ada di dapur" ucap Bella sambil memegang rambutnya.

Diana menggigit bibir bawahnya, diam seribu bahasa.

Dia seorang sekretaris CEO harus mengepel? Niat Bella untuk mempermalukan dia kelihatan sekali, tapi siapa suruh dia lebih telat masuk daripada Bella? Kalau misalnya dia tidak bisa menahan emosi sekarang nanti selanjutnya apa masih bisa kerja lagi?

Diana menghibur dirinya, setelah pikiran jernih dan sudah tidak marah, setelah itu dia menoleh ke arah Bella dan berkata "Sekretaris Bella, kalau kamu sibuk kerja, kerja saja dulu, disini biar saya yang ngurus"

Diana kemudian melangkah ke arah dapur staff kemudian membawa alat pel nya Keluar, lalu dia mengikat rambutnya dan menggulung lengan bajunya kemudian mulai mengepel lantai tersebut.

Bella merasa sedikit aneh, dia tidak pernah berfikir bahwa putri dari keluarga Tanoe bisa segampang itu di suruh- suruh, dan bahkan tidak marah sama sekali.

Tidak jauh Fred berdiri di depan pintu ruangannya, dia telah melihat semua kejadiannya, wanita itu menunduk kepalanya dan mengepel lantai, sedikit membungkuk, dan memperlihatkan leher yang cerah dan bersih, jantung nya menegang dan matanya sedikit lebih berbinar.

Sebenarnya, sejak awal Fred sudah melihat nya, Bella sengaja mempersulit Diana, tapi dia tidak tau bahwa kesabaran wanita ini bisa lebih hebat dari yang dia pikirkan.

Fred berdiri di depan pintu, sengaja bersuara, dan terdengar oleh Bella yang langsung berbalik badan, melihat Fred yang berada di depan pintu, matanya tersirat ketakutan

"Pak Fred, saya hanya...." Bella melihat diana yang sedang mengepel, dengan cepat berjalan ke arah Fred

Bella dengan cepat mencari alasan, lagi pula di Pratama Jaya Group tidak ada istilah kerja kasar untuk sekretaris, sekarang niatnya terpampang jelas, Fred pasti tau.

Fred tersenyum, sambil mencari alasan untuk Bella, "mengajari karyawan baru?"

Bella dengan cepat menyambungnya, "i-iyaa mengajari karyawan baru".

Diana yang berada tidak jauh mendengar suara Fred, hatinya sedikit tegang, Diana tidak mengangkat kepalanya, dan memilih untuk lanjut mengepel, tidak hanya daerah yang tumpah, lantai di sekeliling nya juga di pel sampai bersih.

Bella dan Fred melihat wanita itu dari awal tidak mengangkat kepalanya, Fred langsung mengambil dasi dari kantongnya, dikasih ke Bella "bantu aku memakai nya"

Bella menerima dasinya dengan hati yang sangat senang, bahagianya tidak bisa tertutupi, walaupun di Pratama jaya group dia berkerja di bawah Fred sudah beberapa tahun, tapi sama sekali belum ada kesempatan seperti ini dan jarak sedekat ini.

"Satu jam lagi ada negosiasi, sudah telepon pastiin dengan asisten manager nya Rudi?"

Bella sambil mengikat dasinya Fred, sambil berkata "sudah pasti, lokasinya di gedung starlight blok B 405"

"Hmmm" Fred menoleh, tatapan tertuju ke Diana, pas dia selesai mengepel dan berdiri terlihat lah dua orang yang berada tidak jauh darinya.

Dari sudut pandang dia, Bella sedikit mengangkat kepalanya, sangat dekat dengan pria itu, yang pasti ada sedikit bumbu cinta di sana, hatinya sedikit kacau, kemudian Diana melihat alat pel di tangannya, lalu berjalan ke arah dapur, saat keluar dari dapur, Bella sudah selesai mengikat dasinya.

"Sudah selesai pak Fred" muka Bella tersirat rasa bahagia, dia pertama kali bekerja di Pratama jaya group Fred langsung menyuruh dia belajar mengikat dasi, tapi 2 tahun yang lalu dia tidak pernah mengikat dasi untuknya, walaupun sekarang dia sedikit kaku tapi hasilnya tetap kelihatan memuaskan baginya.

Fred berjalan balik ke kantor, di depan pintunya pas ada sebuah cermin, pas untuk setengah bada nya, dia hanya melihat sekilas, dan langsung berbalik badan, mata dinginnya tertuju ke Bella, "Ikatannya tidak lurus, pulang nanti latihan lagi 100 kali"

Muka yang tersenyum tadi tiba- tiba kaku, dia melihat dasinya Fred, terus muka seram Fred terlihat, muka kecil nya langsung mengerut.

Hanya sedikit miring saja......

Fred menaikkan alisnya, "ada masalah?"

"Tidak pak Fred, pulang nanti saya akan langsung latihan lagi"

Tadinya yang begitu senang menyuruh- nyuruh orang, tiba tiba sekarang hanya bisa terdiam, dengan suram balik ke ruangannya.

Diana melihat semua nya, dan ragu sekarang dia mau balik ke ruangannya atau tidak, pas angkat kepala dia melihat tatapan Fred tertuju kepadanya.

Pria itu langsung melepaskan dasi yang di lehernya, "Kemari"

Diana langsung melangkah ke depan, pas masuk ruangan Fred langsung menutup pintunya.

Diana menarik nafas dalam-dalam melihat dasi di tangan pria itu, dia berjalan ke depan dan mengambilnya dari tangan nya.

"Sini saya saja"

Fred hanya diam saja, berdiri di sana melihat ke arah Diana terus.

Diana berjalan ke depan, setalah menjinjit lalu dia memutar dasi nya melihat leher pria ini, nafas panas pria ini pas terkena ke dahinya.

Diana dengan pelan menarik ke dua sisi dasinya, kemudian dengan terampil menarik dan menyimpulkan nya.

Sebelum nya nyonya Tanoe pernah mencari guru etika untuk nya, tidak hanya mengajarkan semua tentang etika, dia juga mempelajari banyak tentang pakaian, dasi pria dan wanita adalah yang paling dasar, Diana bukan hanya terampil, dia juga bisa membuat simpul lain yang berbeda.

Pas Diana mau menyelesaikan langkah terakhir, tiba-tiba pinggulnya di tarik, seluruh badannya sekarang menempel dengan tubuh pria ini.

Diana menoleh dengan sedikit terkejut, menatap ke dalam mata pria itu.

"Tadi di bully kenapa tidak cari aku?" Ucap Fred

Diana ragu sejenak, dia menoleh kemudian sambil menyelesaikan langkah terakhir nya dan berkata "Saya tidak ingin orang tau hubungan kita"

Fred mengerutkan alisnya, mukanya sedikit sedih

Wanita yang datang sendiri mencari dia itu sudah banyak, tapi yang tidak mau orang lain tau hubungan mereka, wanita ini yang pertama bagi Fred.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!