Jeff mendengar, langsung setuju dengan berkata "betul pak Fred, Pratama jaya group kita tidak memperkerjakan orang malas, juga tidak butuh vas bunga, kalau proyek fiesta kali ini, dia bisa bantu kamu mendapatkannya, tentu nya semua orang akan yakin dengannya, tapi jika kalian tidak bisa mendapatkan nya, berarti gagal untuk membuktikan kemampuan dia yang tidak cukup"
Negosiasi sebuah proyek bisa berhasil atau tidak, tidak hanya tergantung pada negosiator kedua belah pihak, asisten yang baik juga di perlukan, dan proyek pengembangan fiesta ini pada dasarnya sangat rumit, untuk kelas sekretaris pemula yang baru masuk sangatlah sulit baginya untuk membantu mendapatkan proyek ini.
Jeff bisa begitu, Karena ingin Diana mundur sendiri, memaksa dia keluar dari Pratama jaya group, Fred tentu nya sangat mengerti maksud dia.
Fred berbalik menoleh ke arah Diana dan tidak berbicara.
Diana menangkap tatapan dari Fred, segera berdiri dan menghadap ke semua orang "Jika pak Fred Setuju, saya bersedia membantunya untuk mendapatkan proyek fiesta, dan juga Terima kasih kepada semuanya telah memberikan aku kesempatan untuk membuktikan kemampuan diri ku sendiri"
Jeff tertawa dingin, sambil bertanya "bagaimana kalau karena kamu proyek ini gagal di dapatkan?"
Diana mengigit giginya "saya bersedia menanggung semua akibat nya".
Diana sangat mengerti, Jeff sengaja mempersulit dia, tapi yang dia katakan bukan sama sekali tidak masuk akal, sekarang banyak sekali direksi di sini, kalau dia tidak setuju akan membuat orang beranggapan bahwa dia hanya sebuah pajangan vas bunga yang tidak berguna, jadi dia harus menyetujui nya.
"Baik!" Jeff berdiri, "kalian semua dengarkan, ini omongan dia sendiri, jika karena alasan dia kita tidak mendapatkan proyek ini, maka dia harus menanggung semua akibatnya."
Semua orang terdiam, dan tentunya semuanya diam- diam memperhatikan eskpresi Fred, melihat dia tidak berbicara apa-apa, semuanya bisa santai sekarang.
Masalah ini hanya pembuka sebelum meeting utama, secepatnya Fred mulai mendengarkan penjelasan tentang proyek ini, meeting resmi berjalan.
Satu jam kemudian meeting berakhir, proyek ini resmi berpindah tangan, semua dokumen tentang proyek fiesta sangat tebal, Diana memeluk dokumennya dan mengikuti Fred keluar dari ruangan.
Belum jauh mereka berjalan, dari belakang terdengar suara langkah kaki, ternyata jeff berjalan ke samping Diana, dan melirik ke arah nya kemudian meletakkan satu dokumen di atas dokumen lainnya.
"Kirim ke ruangan arsip file" ucap Jeff lalu melangkah lagi ke depan.
Fred berbalik, dengan cepat matanya melintas ke dokumen di tumpukan tangan Diana, kemudian langsung mengalihkan tatapannya ke Jeff "Berhenti!" Teriaknya
Jeff menghentikan langkahnya, membalikan kepala memandang ke arahnya "Ada apa pak Fred?" Tanya Jeff
"Kamu tidak punya tangan atau tidak punya kaki?" Muka Fred terlihat begitu muram
Jeff mukanya jadi berubah serius, terlihat ada sedikit kemarahan, "dia kan sekretaris, biarkan dia mengantarkan dokumen nya emangnya salah?"
"Dia itu asisten saya, sejak kapan bisa di suru- suruh sama kamu" ucap Fred sambil melangkah ke depan, langsung berdiri di depan Jeff, dia kelihatan lebih tinggi, dan karismanya yang membawa sedikit aura mencekam.
"Saya tetap maksa mau menyuruhnya!"
Setelah Fred mendengar nya, dengan segera menggapai buku yang di tumpukan paling atas dokumennya Diana, kemudian dilemparkan ke arah Jeff. "Jeff kalau asisten kamu tidak terpakai, saya tidak masalah bantu kamu untuk memecatnya, dan juga jika dalam sepuluh menit dokumen ini tidak berada di ruangan arsip, maka aku akan mengurusnya sesuai peraturan dokumen rahasia perusahaan yang bocor".
Jeff menggoroti giginya, satu kata pun tidak terucap dari nya
Fred sama sekali tidak mempedulikan ekspresi nya, dia lebih memilih menoleh ke arah Diana yang berada di sampingnya, "Ayuk"
Setelah itu dia melangkah ke depan, dan Diana langsung mengikuti nya jalan.
Jeff melihat bayangan dua orang ini yang semakin menghilang, kepalan tinjunya begitu kuat.
Diana membawa dokumen ke ruangan CEO, melihat Fred yang duduk melanjutkan kerja itu, sempat ragu- ragu, tapi kemudian berkata, "Pak Fred, terima kasih untuk yang tadi"
Fred mendengar suara wanita itu, kemudian mengangkat kepalanya dan melihat nya, tiba- tiba dia berkata sambil tersenyum, "Terimakasih kayak begini, sama sekali tidak ikhlas, harus pakai tindakan".
Diana dilihat terus olehnya, mulai ngerasa aneh, melihat senyuman di ujung bibirnya, dia tiba-tiba mengerti, ternyata itu maksudnya!
Muka Diana dengan cepat memerah, dan dia langsung mengalihkan topik, "sekarang aku beresin ringkasan meeting tadi, dan ku kirimkan ke kamu"
Setelah selesai berbicara Diana langsung dengan langkah cepat berjalan ke luar ruangan.
Gak bisa dipungkiri, fred ini terlalu cepat berubah, tadi mukanya suram sekali, namun detik berikutnya langsung bisa membicarakan hal yang begitu dalam artinya.
Setelah Diana masuk ke ruangan sendiri, tiba-tiba handphone nya berbunyi.
"Mama? Ada apa?"
Pas keluar tadi, dia sudah meninggalkan memo untuk nya, memberitahukan bahwa dia mau kerja tapi mengapa mama nya menelpon dirinya?
"Nak, kamu sekarang lagi bekerja di Pratama jaya group ya?"
"Iya, kemarin aku sudah memberitahu ke mama kan?"
Nyonya Tanoe sedikit ragu, "nak, saya sekarang berada di bawah Pratama jaya group, kamu bisa tidak turun untuk menemui mama, dan membawakan uang untukku?"
Diana tertegun "Mama, kamu kenapa? Mama perlu uang untuk apa?"
Tanoe indo sukses bangkrut, di rumah sudah tidak ada sisa uang, tapi diana menyisakan uang beberapa juta untuk mamanya, untuk mama nya makan dan belanja harusnya itu cukup, tapi mengapa beberapa hari langsung habis?
"Mama pergi ke tempat Tante Renita untuk bermain mahjong, mama pikir bisa untung sedikit, eh taunya malah sial, dan uang yang kamu berikan sudah habis semua"
Diana langsung mengerutkan alisnya setelah mendengar ucapan mama nya tersebut
Sebelum Tanoe indo sukses yang bangkrut, nyonya Tanoe kalau lagi bosan, biasa nya dia mengundang beberapa temannya untuk minum teh dan gosip bareng, kadang-kadang juga sambil main mahjong, waktu itu keluarga Tanoe masih mampu, dia main beberapa game dan kalah juga tidak masalah
Tapi sekarang kehidupan sehari-hari saja sudah susah, mana ada duit buat main mahjong lagi.
"Ma, kondisi keluarga kita mama juga tau, mengapa mama masih pergi main mahjong?" Diana sedikit pusing tapi juga susah untuk mengungkapkan nya.
"Iya mama juga tahu! Mama juga ngerasa kasihan dengan kamu, pagi-pagi sudah pergi kerja, terlalu capek dan mama tidak rela, makanya mama mau nyoba main mahjong, siapa tau menang dan kamu tidak perlu lagi secapek sekarang ini"
Diana yang mendengar mamanya berbicara begitu, hatinya tiba-tiba melunak "ma, niat baik mama aku sangat mengerti, tapi main mahjong mana bisa tau menang kalahnya"
"Mama tau itu, tapi ketika uang sudah habis pasti ada hal baik datang, kamu ambilin 2 juta lagi donk buat mama, mama mau main 2 ronde lagi abis itu tidak akan main lagi"
Diana sebenarnya ingin menolak, tapi karena kepikiran mamanya sendirian pasti merasa kesepian, apa lagi papanya di tangkap, jadi tidak ada yang menemani, pasti hatinya juga kosong.
Diana menghela nafas, sambil meninggikan suara nya dengan tegas berkata, "Ma, ini terakhir kali yah"
"Baik, terakhir kali!"
Diana mematikan telponnya, dia tak berdaya mengeluarkan uang dari dompetnya, lalu berjalan keluar ruangannya
Sebelum papa nya bangkrut dulu, diana menganggap beberapa juta itu tidak ada apa-apanya, tapi sekarang 2 juta bagi dia itu uang yang cukup buat setengah bulan lebih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments