Bab 20

Tunggu Fred selesai mengoles luka bakarnya, kemudian dia baru mengangkat kepalanya dan membuang kapas ke tong sampah, "Lihat apa?"

Diana kaget ketika di tanya begitu, tidak bisa menjawab nya, hanya bisa menggigit halus bibirnya, dan tidak bicara.

Fred melihat ke arah Diana dengan sedikit bercanda, "pria itu adalah Kusuma vice manager di perusahaan kita, dia bilang kamu bodoh, aku harus menggantimu, menurutmu bagaimana?"

Diana terkejut, melihat ekspresi Fred yang setengah tersenyum, dalam satu waktu juga gak bisa tebak apa maksudnya.

Tapi ngomong Soal Kusuma, dia pernah mendengar tentang nya, vice manager Pratama jaya group, selevel dengan Jeff, Kusuma adalah orang dulu yang berjuang dari nol bersama orang tua Pratama, di Pratama jaya group kekuasaan dan tanggung jawabnya tidak kecil, kemampuannya juga sangat hebat, bukan orang yang bisa di remehkan, dan juga Kusuma ini, ambisi bisnisnya tidak kecil..

Fred melihat diana yang tidak menjawab nya, malah melamun, dia mengulurkan tangannya, badan nya berbalik, langsung menindih Diana dia atas sofa.

Diana tiba-tiba meronta, menoleh ke tatapan pria ini, sambil menarik napas dalam dalam, "pecat saya atau tidak, saya tidak bisa putuskan, keputusan nya bukan di tangan saya, melainkan di tangan pak Fred bukan?"

Fred tersenyum, seperti nya karena candaan wanita itu membuat dia senang, tangan nya mencubit genit Diana, dagunya mendekat ke telinga nya, "Karena tadi kamu rela kopinya tertumpah di badan kamu sendiri dari pada mengenaiku, saya mana tega memecatmu"

Diana merasa telinga nya geli, rasa gelinya seperti aliran listrik membuat semua otot nya tegang, nafasnya menjadi terburu-buru sekarang.

Fred merasakan perubahan badannya, sengaja lebih mendekat lagi, dagunya dengan sengaja di gesek pelan ke mukanya.

Diana memerah, dia menarik nafas dalam-dalam, dengan pelan berkata, "pak Fred, ini masih di kantor"

Fred tersenyum, sengaja menggoda, "beberapa hal tidak harus dilakukan di rumah kok".

Badan Diana tersentak, tiba-tiba seluruh badannya menjadi panas, dia dengan pelan dan sedikit tenaga mencoba mendorong Fred, dan segera berdiri dari sofa, dengan malu dan mundur tiga langkah, "pak Fred, saya masih ada laporan, harusnya sore ini ada jadwal ketemu dengan kepala bank, pengembangan bisnis di kota H, tapi ada sedikit perubahan rencana, jadi mungkin harus tunggu besok, sore ini waktu luang bisa untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan sky land, atau sintesa makmur Group, mohon di putuskan dulu".

Saat berbicara masalah kerjaan, Fred jadi sedikit serius, dia ragu sejenak, lalu berkata, "Sky land dan sintesa makmur Group di undur dulu, sementara tidak mau bertemu, sore ini saya punya rencana sendiri, kamu lebih baik menyiapkan supir saja dulu".

"Baik pak",

Begitu Diana selesai berbicara, dia menoleh sebentar ke Fred, melihatnya tidak bilang apa-apa, langsung berkata, "Kalau tidak ada hal lain, saya pamit untuk sibuk dulu"

Pas ada yang mengetuk pintu, bawahannya Fred datang melapor, diana langsung mengambil kesempatan ini untuk kabur dari ruangannya.

Selepas Diana keluar, dia langsung melihat Bella yang berdiri tidak jauh dari pintu keluar, wanita ini melihatnya, langsung berjalan ke arahnya.

"Saya dengar kamu bawa kopi sampai tumpah? Itu wajah kok merah? Kena marah ya?" Bella sekali tanya langsung beberapa pertanyaan, mata nya tidak bisa menyembunyikan rasa senang dan penasaran.

Diana mendengar pertanyaannya, dia mengangkat tangannya dan mengelus pipinya, sambil berkata, "Iya"

Bella melihat ekspresi Diana, beneran mengira Fred memarahi nya, lebih senang lagi dia sekarang, "kaku dan bodoh begini! Tidak tau kenapa pak Fred mau menjadikan kamu sebagai sekretaris nya".

Diana menoleh ke arah Bella, dengan pelan menjawab, "Tadi di dalam ruangan ada pak Kusuma yang kelihatan sangat tegas, dia malah meminta pak Fred untuk langsung memecat saya.."

Bella mendengar diana bilang begitu, senyum di bibirnya semakin lebar, "pak Kusuma adalah orang yang sangat tegas, berbuat salah di depannya, kamu pasti tidak ada kesempatan ke dua lagi!"

Diana tersenyum, sambil bertanya, "Kemarin menemani pak Fred meeting direksi, mengapa saya tidak bertemu pak Kusuma ya?"

"Pak Kusuma pergi ke Prancis, mencari proyek, karena 3 bulan yang lalu proyek fiesta dia gagal mendapatkan nya, sehingga hal itu membuat nya merasa malu, lalu dengan niat sendiri dia meminta diikut sertakan proyek pengembangan teknis di luar negeri, sekitar 1 bulan, hari ini dia baru balik ke kantor".

Bella tanpa sadar berbicara banyak, Dengan cepat dia tersadar, menoleh ke arah Diana, "Berbicara sebanyak ini sama kamu buat apa! Kamu juga tidak akan mengerti! Jangan kira dengan pak Fred memarahi kamu tadi, sudah Selesai masalah nya! Jangan lupa karpet yang kotor itu perlu di cuci kering, karpet di ruangan CEO itu import, kalau rusak kamu tidak bakal bisa ganti!"

Diana tersenyum dan juga tidak marah, "Siap, ada waktu luang nanti langsung aku bawa".

Bella pun Balik keruangan nya sendiri, Diana akhirnya punya waktu santai untuk memikirkan kata- kata yang tadi dia dengar pas di ruangan Fred.

Kusuma baru balik ke kantor, Fred malah bilang mau dinas Minggu ini ke kota Bandung.

Diana berfikir kalau masalah ini semakin merasa rumit, hubungan yang terlihat ini sebenarnya menyimpan beberapa banyak kepentingan pribadi, sementara ini dia juga tidak mengerti, tapi secara diam-diam dia merasa, Kusuma ini sepertinya bukan orang biasa.

**

Sore ini Fred tidak ada di kantor, ada beberapa dokumen langsung di antar ke tangan Diana, termasuk beberapa dokumen yang buru-buru harus disetujui hari itu juga, melalui telpon Diana menanyakannya ke Fred, kemudian mengirimkan dokumen nya lewat email, ketika sudah ada kepastian dari Fred, baru lah ia berani mengambil cap pribadinya untuk mengecap dokumen nya.

Dokumen selesai disetujui, karena buru-buru, Diana langsung membawa ke bagian ke uangan, baru saja keluar dari lif, langsung datang sebuah muka yang sepertinya dia kenal.

Ternyata adalah Cessie, walaupun dia memakai kacamata hitam, tapi wajah yang begitu berbeda, bahkan banyak papan iklan di jalan memuat wajahnya, mana mungkin tidak mengenalnya.

Diana sedikit mengerutkan dahinya, sebenarnya mau coba pura-pura tidak melihat nya, tapi Cassie malah terus menatapnya.

Awal-awalnya Cessie mengira salah liat, tapi ketika dilihat lebih dekat lag, ternyata benar Diana, dia ternyata bekerja di Pratama Jaya Group.

Dulu karena dia pernah mencampurkan sesuatu ke bir nya Diana, dan ketangkep basah oleh Jeff, pas pulang di caci maki habis- habisan olehnya, sekarang tentunya masih dendam, tidak kepikiran hari ini ke Pratama jaya group mencari Jeff, bisa bertemu wanita ini lagi.

Wanita ini memakai sebutan mantannya Jeff, masih saja sering muncul di kehidupan nya Jeff, dari dulu dia sudah tidak senang dengan Diana.

Cessie melihat Diana yang sudah mau melewati nya, tanpa berpikir panjang, langsung menghalangi di depannya.

"Nona Diana, sudah lama tidak bertemu"

Cessie berusaha tersenyum, di belakang kacamata itu, matanya tetap terasa dingin.

Diana merasa sudah tidak bisa kabur, sekalian saja mengangkat kepalanya dan melihat ke arahnya, sambil melambaikan dokumen yang ada di tangannya Diana berkata, "maaf, saya lagi bekerja"

"Status nya nona Diana kelihatan nya terlalu cepat berubah, Beberapa hari yang lalu masih putrinya keluarga Tanoe, dalam sekejap langsung menjadi staffnya pertama jaya group, hidupmu kelihatan lumayan berwarna!"

Diana melihat Cessie hanya mau basa-basi tidak jelas, dia menarik nafas dalam-dalam, Waja nya masih tersenyum, "Maaf, saya tidak bisa menemani!" Ucap Diana sambil memutar dan melewati nya.

"Nona Diana!" Cessie menaikan suaranya, "Kamu sekarang senang-senang disini, pasti karena kamu tidak tau kondisi papa kamu yang dipenjarakan!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!