Bab 10

"Jika kalian percaya aku, percaya keluarga Tanoe, kami akan mengumpulkan sebanyak banyaknya dana dan mengembalikannya kepada kalian, jika kalian masih keberatan boleh cari aku untuk berbicara secara langsung, selain itu aku tidak ingin kalian mengambil kesempatan itu untuk mengacau! Jika kalian keberatan boleh juga sampaikan kepada asisten Santoso!" Ucap Diana dengan suara penuh ketegasan.

Semua orang berbaris dengan teratur ke tempat sekretaris Santoso, tidak ada satu orang pun yang menunjukkan ketidakpuasan

Diana di atas panggung tadi yang mengenakan setelan berwarna tawar, nada nya terdengar sangat meyakinkan.

Saat itu Fred berdiri di luar ruang rapat, ia menyaksikan seluruh yang Diana lakukan dan hati nya bergetar, wanita ini terlihat begitu kuat entah melewati badai apapun.

Terdengar suara pelan sekretaris nya "Pak Fred, apakah kau ingin masuk ke dalam?"

"Tak usah" Fred berputar dan pergi

Ia merasa Diana mampu menyelesaikan masalah nya sendiri, ia tak perlu masuk, bisa melihat Diana seperti itu kedatangan nya juga tidak sia-sia

Saat turun dari altar,  ia bisa melihat sesosok punggung yang sedang berbalik

Hati nya bergetar, di otak nya terlintas bayangan Fred, apakah benar dia? Punggung lebar nya itu, selain Fred siapa lagi? Tak ada yang punya punggung seperti itu.

Saat ingin berjalan keluar, tiba-tiba ada seorang Wanita yang menahan nya "Boss Diana, saya ingin berbicara sebentar mengenai biaya persidangan"

Sesudah menunggu orang itu selesai bertanya, lorong-lorong terlihat kosong, punggung yang tadi dilihatnya sudah lama menghilang.

***

Setelah meninggalkan perusahaan, Diana langsung pergi menuju bank, mencoba untuk meminjam, harta yang tersisa di perusahaan sudah tidak banyak, namun hal yang sudah dijanjikan terhadap karyawan harus segera dikembalikan.

Ia sudah mencoba pergi ke beberapa bank, pegawai bank yang mendengar alasan yang tidak cukup meyakinkan, dan ujuan pinjaman nya ditolak.

Diana tau jelas dalam hati nya, jika Tanoe indo sukses bangkrut, sudah pasti semua orang di Surabaya mengetahui nya, apa lagi sekarang perusahaan sedang berhutang terhadap bank, jika hanya mengunakan nama pribadi nya akan bertambah sulit.

Diana berdiri di depan pintu bank, mendengar kata-kata pegawai bank tadi, Diana panik

Tiba-tiba terdengar bunyi ponselnya berdering, dan dia mengangkat telponnya

"Halo?"

"Kau kira ada bank di Surabaya yang ingin memberikan pinjaman kepadamu?, Di mana kau sekarang? Cepat ke villa sekarang" setelah menyampaikan perkataan nya yang dingin Fred menutup telepon nya.

Saat Diana pergi ke bank, kepala bank ternyata menelpon Fred

Fred berfikir dalam otak nya, wanita ini terkadang sangat bodoh namun terkadang juga sangat pintar.

Hanya sebuah telpon dari Fred dia langsung bisa mendapatkan uang, kenapa dia harus susah- susah mencari bank?

Seperti nya, Diana belum mengerti benar akan transaksi mereka, Fred menaruh salah satu tangan di meja dan tangan yang lain di bibir.

Diana sampai di villa, pembantu membawanya langsung ke pintu ruang kerja

Diana tidak tau Fred mengunakan cara apa sehingga mengetahui segala gerak-geriknya, tetapi perasaan ketika semua gerak-geriknya menjadi sorotan di mata seseorang sungguhlah tidak enak.

Diana mengetuk pintu kamar, kemudian membuka pintu dan masuk, saat itu raut mukanya tidak terlihat bagus.

Fred bersilah kaki, duduk di sofa sambil membuka tablet, ketika terdengar suara, dia mendongak dan tablet nya diletakkan di samping, lalu menatap Diana dengan tersenyum.

"Diana, Gimana perasaanmu setelah ditolak oleh 4 bank sekaligus?"

Diana diam mendengarkan dan raut wajahnya berubah "pak Fred, anda memanggil saya, hanya untuk menertawakan saya?"

Mata Fred sedikit tertunduk ke bawah, dia bisa melihat emosi kecil wanita itu, dengan pelan menepuk sofa disampingnya, sambil berkata "Kemari lah"

Diana ragu sejenak, tapi akhirnya tetap tidak bisa menahan penghalang tidak berwujud dari pria itu, akhirnya dia melangkah maju dan duduk, tapi sengaja mengosongkan satu tempat di antara mereka berdua.

"Kamu pikir saya akan memakan kamu apa?" Fred mengangkat alis "kesini!"

Diana harus duduk mendekati nya, dia dengan serius menatap Fred, kemudian berkata "aku rasa kita berdua harus membicarakan beberapa hal dengan jelas, kita memang ada perjanjian tapi bukan berarti aku kehilangan kebebasan, aku tidak bisa menoleransi terhadap pengawasan seperti ini"

Fred tiba-tiba tertawa "Diana, kamu kira saya terlalu santai lah? Mengawasi kamu emangnya bisa dapat apa buat saya? Hah?"

"Terus kenapa kamu tau keberadaan ku.."

"Saya sebenarnya tidak mau tau, tapi direktur bank telah menelepon ke sini, dan saya tidak peduli juga kalau kau susah"

Setelah mendengarkan nya, Diana tidak berkata apa-apa lagi, alis berkerut masih belum meregang

Fred bersandar ke sofa dan berkata "tau gak saya suruh kamu ke sini buat apa?"

Diana diam seribu bahasa

"Perjanjian transaksi kita telah dimulai kalau butuh uang, kamu bisa mencariku"

Fred walaupun tidak berkata jelas tapi Diana mengerti arti dari perkataan nya, benar begini, jika dia bisa membuat Fred senang, uang pasti bukan masalah.

Tapi bagaimana pun juga, dia bukan wanita yang begitu, sehingga tidak bisa dengan alaminya mengubah sikapnya, bahkan lebih malu untuk inisiatif di awal.

Dihadapan tatapan pria ini, tenggorokan Diana menjadi kering, dia menarik nafas dalam-dalam dengan sedikit keberanian tubuh nya bersandar ke pria ini "Malam ini.. aku akan tinggal disini"

Setelah kata itu keluar dari mulut, raut mukanya seketika menjadi merah semua, pada akhirnya, dia bukan wanita yang telah berpengalaman dan dia bahkan tersipu malu sama perkataan sendiri.

Fred menatap nya, melihat ujung telinga nya yang sedikit memerah, sudut bibirnya tersenyum.

Tangannya melingkari pinggang wanita itu, memeluk nya lebih erat, mata pria ini berbinar penuh nafsu, sambil tersenyum "apakah yang harus ditunggu sampai malam ini?" Setelah kata itu, dia berbalik mendorong dan menimpa wanita ini ke bawah...

Setelah 1 jam lebih, Diana masuk ke kamar mandi, ketika keluar dari kamar mandi, dia melihat Fred sedang menatapi tasnya yang terbuka, didalam nya terdapat 1 buku bisnis, si wanita lupa menutup tasnya ketika mengambil barang tadi, ujung bukunya terlihat dari luar tas.

Fred terlihat sangat tertarik, dia mengambil buku itu dan membukanya, melihat ke arah wanita itu "Punya kamu?_

Diana tidak menjawab, hanya berdiri dalam diam.

Hari itu setelah dia mengetahui dari Mulut Fred bahwa papa nya pernah berkata dia tidak mempunyai otak bisnis, dia sangat terpukul, walaupun keluarga Tanoe memulai bisnis dari nol, akan tetapi sebagai putri satu satunya keluarga Tanoe, kehidupan sehari-hari nya lebih banyak belajar piano, catur, melukis dan tata Krama, di universitas Diana belajar tentang bahasa, tidak berkaitan sama sekali dengan bisnis dan keuangan, setelah papanya di tangkap, semua beban perusahaan Tanoe indo sukses jatuh ke pundaknya, dan diana baru menyadari betapa lemahnya dia di bidang bisnis.

Tidak rela tertinggal, dia ingin menambah ilmu bisnisnya secepat mungkin, jadi dia pergi ke ruang kerja papa nya, dan melihat beberapa buku, dia menemukan satu buku yang bagus, dan dia masukkan lah ke dalam tas nya.

Namun tidak disangka, buku itu terlihat oleh Fred.

Diana terlihat malu, dia berjalan ke depan dan segera merebut buku itu dari tangan Fred, dan langsung dimasukkan ke dalam tasnya "saya hanya liat- liat saja kok"

Fred tersenyum tipis "belajar dengan ku 1 tahun, lebih baik dari pada membaca seratus buku seperti ini"

Diana melihat ke atas, dengan sedikit terkejut menatap nya, dia sangat jelas tau posisi Fred di dunia bisnis, tapi ini merupakan pertama kalinya dia mendengar sendiri dari mulut Fred kata-kata begitu percaya diri sampai sedikit narsis

Fred melihat Diana salah tingkah pelan-pelan berkata "Yuk makan"

Diana Tersadarkan dari lamunan nya, dan segera mengikuti langkah Fred.

Makan malam terlihat sangat berlimpah, tapi Diana baru menyadari bahwa semua lauknya terasa hambar, dan rasanya cenderung manis, Diana memakan sesuap bubur, dan didalam bubur juga dicampur gula.

Mungkinkah Fred lebih menyukai rasa manis?

Diana tidak berani bertanya, tetapi dalam hati dia telah mengingatkan dalam-dalam.

Setelah makan malam, Diana melirik sekilas jam, menyadari bahwa telah larut malam, di handphone nya juga terlihat beberapa panggilan tidak terjawab dari ibu nya, mungkin ingin bertanya kapan dia akan pulang.

Diana ragu sejenak, sambil berfikir bahwa hal yang harus dilakukan telah dilakukan, dan harusnya dia tidak perlu menginap lagi.

"Kalau gitu.... Fred aku balik duluan yah" Diana berdiri, menatap ke arah Fred

Fred melihat ke arahnya "Pulang?"

"Emm saya....."

Diana belum sempat melanjutkan bicara nya, fred justru langsung menyela "kalau saya ingin kamu tinggal disini gimana?"

Diana kaget, melihat matanya yang dalam dan cerah, mulutnya terbuka, tetapi kata-kata itu tidak dapat keluar dari mulutnya.

Diana seperti nya tidak dapat menemukan alasan untuk menolaknya, dia ragu sejenak "kalau begitu, aku akan menginap"

Mendengar kata-katanya, ekspresi Fred tiba-tiba menjadi serius, dia meluruskan pinggulnya, tatapan nya ke Diana begitu tajam tanpa sepatah katapun.

Diana merasa sedikit gelisah "Kenapa?"

"Diana, kamu harus belajar menolak, terhadap permintaan saya, walaupun diantara kita ada perjanjian transaksi uang, tidak berarti kita harus mengiyakan segala hal tanpa pandang bulu, dikehidupan harus begitu dan di dunia bisnis lebih lagi"

Diana terkejut, perasaan yang tidak dapat dijelaskan tiba-tiba bergejolak di hati nya, dia menatap langsung mata Fred yang begitu dalam, sambil mengangguk "Saya mengerti".

Setelah keluar dari villa, pikiran Diana kembali ke tempat kejadian tadi, Fred yang menasehatinya begitu mempesona.

Diana tidak seharusnya menganggap perjanjian diantara mereka adalah perjanjian terlarang, dan dia tidak boleh kehilangan nilai harga dirinya, sejak hari itu di depan rumah keluarga Pratama bertemu dengan fred, Diana selalu menyampaikan sebuah nilai kepadanya, bahwa tidak peduli seberapa tinggi dia jatuh, dia tidak boleh kehilangan harga dirinya begitu saja.

Di detik itu, Diana tanpa di duga muncul rasa terima kasih karen telah bertemu dengan Fred, dalam beberapa hari yang singkat ini, dia belajar banyak hal, yang terpenting adalah melepaskan dan bertahan.

Ada hal yang ditakdirkan untuk dilepas, ada hal yang harus dipertahankan.

Ditengah-tengah lamunannya, terdengar suara bunyi telepon dari asisten Santoso

"Boss Diana, uangnya sudah masuk! Kamu dapat uang nya dari mana? Sekarang ditambah dengan sisa kas perusahaan akhirnya cukup untuk pembayaran pesangon"

Diana masih menggenggam telepon nya, dia terdiam dan menoleh, melihat ke arah villa yang tidak jauh itu, pikiran nya melayang, uang itu, dia sangat mengerti dari mana asalnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!