Diana Menoleh, melihat ke arah yang di tunjukkan oleh nya, maksudnya sangat jelas, mau wanita ini berdiri disampingnya
Kalau di tempat lain, seperti nya tidak masalah, tapi ini jam kerja, diana tidak ingin hari pertama kerja langsung kelihatan oleh orang lain bahwa mereka punya hubungan rahasia.
Diana mendongak, kemudian berbicara dengan nada tenang "pak Fred, anda bisa memberi tau saya apa saja, saya kedengaran kok"
Fred terdiam, alisnya sedikit berkerut, wanita ini, sungguh keras kepala sekali.
Fred tidak menyerah, dia mengangkat tangannya dan meletakkan di meja lalu berkata "kesini, bantu aku isi kopinya"
Diana menoleh ke arah meja, yang memang di sisi kanan meja Fred benar ada satu gelas,
Dia menarik nafas, menyemangati diri sendiri kemudian pelan-pelan berjalan ke arah meja.
Diana baru sampai di samping meja, tangannya belum sempat mengapai gelas, tiba-tiba Fred yang disamping meraih pinggulnya.
Diana hampir berteriak, dia dengan tergesa-gesa melihat ke arah jendela, dan pintu yang masih tertutup, tetapi hordeng jendela terbuka Setengah.
Jika ada yang melewati jendela itu, pasti langsung bisa melihat situasi di dalam ruangan.
Kedua tangan Diana menempel di dada Fred, suaranya terdengar agak lemas "pak Fred! Sekarang jam kerja!"
"Tentunya saya juga tau itu" Fred menjawab dengan santai, malah dengan mata yang dalam itu menatap tajam ke wanita itu "Tapi kamu yakin, kamu kayak begini bukan sengaja?"
Sambil berbicara, dia mengarahkan jarinya dengan lembut menyapu melewati dadanya.
Diana pun panik dan melihat ke bawah, dan dia tidak sadar kalau kancing bajunya telah terlepas satu di bagian atas, dada nya hampir terbuka
Lalu Diana dengan panik segera menutup dadanya dengan kedua tangannya, sambil berkata "saya.... Saya tidak tau"
Mungkin kancing nya terbuka ketika kejadian dia bertemu dengan Jeff barusan, sepertinya dia memang tidak sengaja!
Dihadapan pria yang bercanda dengan nya, Diana tidak tau bagaimana cara menjelaskan nya, tanpa di sadari ekspresi mukanya telah memerah.
Fred melepaskan tangannya, muka nya kembali Serius, dia mengalihkan pandangan ke sisi lain, dengan nada dingin dia berkata "lain kali jangan pakai baju itu ini lagi" bukan diskusi tapi perintah langsung, nada yang begitu tegas.
Diana mengigit ringan bibir nya dan langsung mengancingkan baju nya, sambil mengambil gelas kopi itu "saya mengerti, saya akan isikan kopinya dulu"
Diana selesai bicara, dan segera dia berjalan keluar, dan menutup pintu ruangan CEO, dan dia menghelakan nafas panjangnya.
Tidak bisa dipungkiri, dulu sepertinya dia merendahkan pekerjaan ini, bersama Fred selama 10 menit di satu ruangan saja sudah membuat nya sedikit sesak nafas.
Tadi kak Ross membawa dia keliling daerah kantor CEO, jadi dia sudah tau di samping ruangan CEO ada satu dapur khusus buat Fred.
Diana berjalan masuk, di dalam dapur ini semuanya terlihat sangat lengkap, mesin kopi, biji kopi impor, dan mesin kopi kapsul, dan terus ada mini bar, di dekat jendela terdapat satu meja bulat dan dua sofa, di dalam dapur ini terasa nyaman.
Saat Diana ingin membuang sisa kopi di dalam gelas, tiba-tiba dia berhenti ternyata dia lupa menanyakan kopi kesukaan Fred, kalau balik lagi dan bertanya, akan kelihatan kalau dia kurang profesional, Diana menatap gelasnya selama beberapa detik, dan akhirnya dia memutuskan untuk mencobanya, dan dia mengambil kopi nya.
Diana sudah mengerti sekarang, dia segera membuat kopinya.
"Kamu siapa?"
Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu, Diana terkejut dan segera menoleh ke arah pintu.
Terlihat seorang wanita berumur sekitar 20an, berpakaian formal, sepasang mata yang cukup cerah, dan memakai selendang di pundak yang terlihat begitu indah.
Diana belum sempat menjawab, wanita ini telah maju selangkah, dengan nada dingin berkata "siapa yang suruh kamu ke sini? Kamu tau nggak ini dapur khusus pak Fred?"
Wanita ini tidak terlihat tua, tapi nada bicaranya begitu buruk, "letakan gelas di tangan mu itu, dan keluar dari sini!, Staff kecil dari departemen mana? Mau mencoba menggoda pak Fred ketika tidak ada orang, benar-benar tidak tahu malu"
Diana di marahin terus menerus, dia bahkan tidak punya kesempatan menjawab, pandangannya terhenti dia name tag yang ada di dada wanita itu, sekarang Diana tau posisinya wanita ini.
"Sekretaris CEO, Bella"
Ternyata dia sekretaris nya Fred, tadi dia dengar dari Ross bahwa Fred mempunyai beberapa sekretaris, tidak di sangka bakalan ketemu secepat ini.
"Kamu lihat apa! Tidak dengar kalau aku menyuruhmu pergi?"
Bella tau Diana terus melihat name tagnya, segera dia bertanya lagi "kamu dari departemen mana, name tag saja tidak di pakai, kabur ke sini lagi!"
Diana memang tidak memakai name tag, karena hari ini dia baru datang, ketika mengurus di hrd, Ross bilang dalam dua hari ini baru bisa memberikan name tag dan kartu akses ke dia.
"Saya sekretaris baru, Diana, senang bertemu dengan anda" Diana tersenyum kepada Bella, dan mengulurkan tangannya ke depan.
Bella tiba-tiba terdiam, lalu dia melirik dari atas ke bawah dengan cepat, kemudian dia sadar kalau wanita di depan dia ini adalah Diana, putri dari perusahaan Tanoe indo sukses yang baru menyatakan bangkrut.
Tapi mengapa dia ke sini? Apa ingin rebutan kerjaan dengan dirinya!
Bella berusaha menekan rasa tidak senangnya, mengulurkan tangannya dan hanya sedikit menyentuh nya
"Kamu adalah putri dari keluarga Tanoe? Kenapa jadi nya kerja ke tempat Pratama jaya group kamu?"
Bella terlihat hanya tanya saja, tapi di matanya tersirat sedikit rasa jijik, Diana berusaha tenang dan tidak marah, dengan tenang dia menjelaskan "Apaan tuan putri? Saya hanya orang biasa, bisa bekerja di Pratama jaya group merupakan keberuntungan saya, dan saya sangat menghargai kesempatan hari ini, saya berharap Kak Bella tidak keberatan karena saya pendatang baru, bisa lebih bersabar dengan saya"
"Umur kita tidak berbeda jauh, jangan panggil saya kakak, tidak terbiasa, panggil saya nama saja"
"Baik"
Walaupun mereka berdua telah bertegur sapa, tapi Bella sepertinya tidak ada maksud untuk berteman baik dengannya, dia menatap ke arah bak air yang berisi gelas kopi, lalu bertanya "pertama kali buat kopi untuk pak Fred?"
Diana hanya mengangguk
"Tidak pakai gula dan tidak pakai susu"
Tatapan Bella sekilas melihat nya, kemudian berjalan keluar dari dapur.
Diana ragu sejenak, tatapannya berhenti beberapa detik ke Bella, dan tidak lama sadar
Tadi dia menggunakan jarinya untuk mencoba kopi, walaupun gak banyak, tapi di dalamnya pasti tercampur gula, tapi mengapa Bella ngomong tidak pakai gula dan susu?
Jangan-jangan dia sengaja?
Diana segera membersihkan gelasnya, kemudian dengan ragu dia mengambil kopi import dari samping, dan dimasukkan ke mesin kopi, lalu dihidupkan.
Setelah kopi nya selesai, Diana melihat gula batu disampingnya, dia pun berpikir sejenak, dan akhirnya dia tetap memasukkan dua buah gula batu ke dalam.
Setelah itu dia segera membawa kopinya berjalan ke ruangan CEO
Diana mengetuk pintu, kemudian mendorong nya dan masuk, dia meletakkan kopinya di samping tangan kanannya, kemudia mundur selangkah
Fred sedang melihat dokumen, ketika melihat kopi datang, dia langsung mengambil nya dan meminumnya, tidak terjadi apa-apa, raut mukanya seperti biasa dan melanjutkan melihat dokumennya.
Diana mengamati gerak-geriknya, melihat Fred tidak memunculkan gerak-gerik aneh, barulah rasa lega muncul dihatinya.
Sepertinya Bella mau menipunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments