Bab 4

Pagi berikutnya

Pagi-pagi Diana sudah terbangun, ia menyalakan komputer untuk melihat berita yang berhubungan dengan keluarga Tanoe, tidak ada kemajuan, bahkan berita-berita yang berkaitan dengan dirinya kemarin pun sudah hilang.

Pasti karena berita ini merusak nama baik keluarga Pratama, sehingga mereka baru bertindak untuk membersihkan berita yang ada di internet, memikirkan hal ini ia bernapas lega.

Ia pun beranjak dan pergi mandi lalu sarapan, setelah itu dia pergi ke perusahaan untuk menyerahkan dokumen pinjaman bank, lalu ia pun mengendarainya mobil menuju hotel tempat janjian dengan Mark Wijaya.

Sebelum pergi, asisten Santoso memberinya sebungkus obat kecil untuk digunakan saat situasi berbahaya.

Terjebak dalam kemacetan malam, setelah Diana terjebak dikemacetan dalam waktu tertentu, ketika ia berhasil keluar dari jalan utama, ban mobil nya bocor.

Jalan ini sedang dalam perbaikan, biasanya jarang ada orang lewat, Diana mengeluarkan hp nya untuk melihat jam, karena terburu-buru ia hanya bisa menahan amarahnya dan memanggil truk pengangkut mobil.

Telah saat dia kesal seberkas lampu dari belakang menyorot ke arah tubuhnya, jendela belakang mobil itu pelan pelan menurun, terlihat wajah dingin Fred

"Mobilmu rusak?"

"Fredd.....Kenapa kau bisa disini?

Jalan ini adalah jalan menuju sebuah hotel herston, namun jalan sedang diperbaiki, jadi jarang sekali ada orang bisa lewat.

Hotel heston adalah hotel ternama di Surabaya, banyak bos-bos terkenal akan membicarakan bisnis.

Fredd tidak menanggapi nya hanya mengeluarkan ekspresi datar dengan nada rendah ia berkata "ke hotel heston, apakah kau mauku antar?"

"Tak usah" Diana tanpa berpikir langsung menolak

Masalah malam itu sangat jelas, saat ini ia tidak ingin ada hubungan dengan keluarga Pratama lagi

"Sudah malam begini, apakah kau menunggu anjing liar kemari?" Suara dingin datang dari pria itu

Diana sedikit bergetar, dan tak bisa menahan diri dan berbisik "anjing liar tidak seseram kau"

"Diana kau boleh ngomong keras sedikit"

Diana mendongak untuk menatap nya "pak Fred, hubunganku denganmu hanya sebatas pertukaran, aku sungguh tidak ingin merepotkanmu, aku akan tunggu disini saja"

Fred mengangkat alisnya dengan ringan terpancar keceriaan Dimata nya "hanya sebatas pertukaran? Yang terjadi di ranjang juga hanya sebatas pertukaran?"

"Kata-kata mu ini----"

Diana agak sedikit kesal, baru ingin membantah kata-katanya Tapi ia merasa kesakitan atas luka dikaki nya, ia menarik napas dalam-dalam dan hal ini pun menarik perhatian Fred.

Dia memandang dengan mata dinginnya, dengan cepat mengalihkan pandangan, dengan suara keras ia berkata "Jangan habiskan waktuku cepat naik mobil!".

Diana mencoba melihat lampu jalan yang ada di sebrang sana, namun hanya ada kegelapan yang dapat ia lihat, dan hati nya agak bingung, setelah beberapa saat akhirnya dia naik mobil.

Begitu pintu mobil tertutup pandangan nya langsung tertuju pada mata Fred, terlihat lelucon Dimata nya.

Diana menunduk untuk menghindari, hari ini dia memang sedang tidak bersemangat

Sepanjang perjalanan mereka tidak berbicara, sebenarnya Diana ingin membereskan masalah selama namun ia tidak berani membahasnya karena takut malah dipermalukan lagi.

Ia mendorong pintu mobil untuk keluar dari belakang terdengar nada rendah Fred

"Diana"

Diana pun mengehentikan langkahnya dan kembali menatap nya

Sambil mendapat tatapan dingin dari diana, Fred berkata "barang yang sama jika diperjualbelikan berulang kali maka akan kehilangan nilainya, hal ini harus kau pertimbangkan secara matang"

"Apa maksud mu?" Diana mengerutkan keningnya

Melihat ekspresi yang berubah seketika menjadi muram, Fred mengigit bibirnya kemudian mengalihkan pandangannya dan berkata pada supir "ayo jalan"

"Fred jelaskan kata - kata mu!" Diana masih ingin bertanya namun mobil itu menghilang

Kata - katanya seperti tamparan keras diwajahnya, mukanya memerah.

Setelah masuk ke hotel, kata - kata pria itu seperti menghantui Diana.

Mark Wijaya sudah lama menunggu diloby hotel, melihat ia kemari, wajahnya penuh sumringah "Nona Diana, sudah lama sekali kita tak berjumpa!"

Diana merasa jijik, namun ia tetap memaksa untuk tersenyum "Malam pak Mark"

"Ah tidak perlu begitu segan! Bisa mendapatkan kesempatan makan bersamamu ini sangat susah"

Sambil berbicara, sambil mengulurkan tangan ke pundak Diana, dengan penuh tenaga menekannya.

Diana tidak pernah menyangka bahwa nyalinya begitu besar, meski di depan umum pun ia berani bertindak, senyum terpaksa yang mula - mula nya pun seketika terhenti.

Sambil berjuang mendorong orang dihadapan nya, saat mendongak ia melihat Jeff.

Jeff Sedang bersama seorang wanita dengan pakaian terbuka, seperti nya dengan wanita yang sama saat itu ada diapartemennya waktu itu.

Malam itu dia tidak melihat dengan jelas raut wanita itu, namun hari ini dia menyadari bahwa wanita itu adalah artis terkenal, Cassie.

Jeff sebenarnya juga tidak menyangka akan bertemu dengan Diana, wajahnya tertegun kemudian matanya beralih ke tangan Mark yang berada dipundak Diana tersebut.

Dia segera sadar, mata nya seperti ingin mencibir, sambil tertawa halus ia berjalan menuju Diana "Diana, aku sungguh tak menyangka, kau baru putus denganku, lalu kau sudah punya pacar baru"

Dihadapan Mark, dia tidak ingin berbicara omong kosong dengan Jeff, seperti tidak melihat, ia tersenyum kepada Mark "Mark, kita belum makan malam, apakah kita ingin makan terlebih dahulu?"

Diana memang mempunyai parah yang sangat cantik, ditambah lagi suara lembutnya, banyak lelaki tidak bisa menolaknya apa lagi laki-laki brengsek seperti mark

Dia hanya memandang kecantikan, yang lain dia sama sekali tidak peduli, apa lagi orang yang berusaha menghalangi nya "sudah sudah! Nona Diana jika kau lapar harus nya dari tadi kau bilang padaku, aku sudah memesan mejan Disni, aku akan menyuruh pelayan untuk menghidangkan makanan".

Ketika pundak Meraka bersentuhan, Jeff memandang nya dan berusaha untuk menarik tangan Diana, kemudian Cassie wanita yang disampingnya segera menarik kembali tangan Jeff "Jeff, kau Kenapa? Nona Diana saat ini sedang sibuk, sebaiknya kita tidak usah mengganggu mereka"

Muka Jeff menjadi tambah suram pandangan dingin menyapu ke arah wanita itu.

Namun Cassie tidak menyadarinya, ia justru terus berkata "Jeff, kau tidak usah khawatir, kau lihat Diana sangat mempunyai bakat! Mereka tidak terlihat seperti baru ketemu, mungkin saja memang ia kekasihnya!"

Kata-katanya belum habis, Jeff berbalik dan menampar wajah wanita itu, hingga suara keras itu terdengar disuruh lobby

Muak Cassie terasa panas dan merah, kata-katanya belum selesai, leher nya dicekik orang didepan nya "apa maksud mu! Kau hanya artis yang bisa tidur dengan banyak pria, jika aku tidak membayarmu apakah kau bisa seperti sekarang?"

Muka Jeff terlihat sangat muram singgah berbeda dengan biasanya, Cassie pun kaget dengan suara gemetar ia menjelaskan "Tidak, Jeff, aku tidak bermaksud seperti itu!"

"Jika tidak bermaksud seperti itu, coba jelaskan jadi apa maksudmu?" Dia menunduk kearah Cessie "meskipun Diana adalah barang yang tak aku inginkan, kau juga tidak boleh berkata seperti itu tentang nya, apakah kau mengerti!?"

"Iya, aku... Aku mengerti".

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!